• Tidak ada hasil yang ditemukan

PDF KINERJA PENGELOLAAN SAMPAH PERKOTAAN (Studi Kasus Kota Nabire ... - UNIBOS

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "PDF KINERJA PENGELOLAAN SAMPAH PERKOTAAN (Studi Kasus Kota Nabire ... - UNIBOS"

Copied!
145
0
0

Teks penuh

Kodi Rina Mariani Gobai, 2020 “Kinerja Pengelolaan Sampah Perkotaan (Studi Kasus Kota Nabire Kabupaten Nabire Provinsi Papua)”. Peningkatan jumlah sampah tidak dibarengi dengan kinerja pengelolaan sampah yang baik, namun disisi lain menimbulkan gejala penurunan kualitas lingkungan. Tujuan kedua adalah untuk mengetahui pengaruh kinerja pengelolaan sampah terhadap penurunan kualitas lingkungan yang dianalisis dengan menggunakan regresi linier sederhana.

Variabel bebas yang digunakan adalah kinerja pengelolaan sampah (X) dan variabel terikatnya adalah penurunan kualitas lingkungan (Y). Selain itu, buruknya kinerja pengelolaan sampah memiliki hubungan yang signifikan namun lemah dengan penurunan kualitas lingkungan yang terjadi di Kota Nabire. Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kinerja pengelolaan sampah dan pengaruhnya terhadap penurunan kualitas lingkungan di Kota Nabire.

20 ditambah dengan kurangnya metode pengangkutan sampah menjadi masalah dalam kinerja pengelolaan sampah di Kota Nabire. Harapannya agar kinerja pengelolaan sampah di Kota Nabire semakin baik dan dapat memberikan dampak positif bagi kualitas lingkungan di Kota Nabire.

PENDAHULUAN

Pengelolaan Sampah Perkotaan

KAJIAN PENGELOLAAN SAMPAH

Pengertian Sampah

Klasifikasi Sampah

Sistem Pengelolaan Sampah

  • Aspek Teknik Operasional
  • Aspek Kelembagaan

Kinerja

  • Pengertian Kinerja
  • Kinerja Pengelolaan Sampah

Penurunan Kualitas Lingkungan

Penelitian Terdahulu

Rekonstruksi Teori dan Perumusan Variabel

Aspek Fisik Dasar Wilayah

Kabupaten Nabire terletak di wilayah Teluk Cenderawasih Provinsi Papua dan Samudera Pasifik yang berada di atas 3 lempeng tektonik sehingga rawan gempa. Kabupaten Nabire memiliki topografi yang bervariasi yaitu daerah datar ± 47% dari luas wilayah yang tersebar di sepanjang wilayah pesisir dan daerah perbukitan ± 53% yang tersebar di daerah pegunungan. Kabupaten Nabire memiliki beberapa puncak gunung yang terbentang dari barat ke timur seperti terlihat pada tabel berikut.

daun kaimana; Struktur geologi di daerah ini dipenuhi oleh sinklin dan sesar balik. Secara umum daerah ini terbagi atas struktur geologi yaitu Garis Lipatan Lengguru, Punggungan Wandamen, Tinggian Dasar Maransabadi dan Cekungan Bintuni. Lembar upah; Kawasan ini terdiri dari tiga struktur, yaitu Anjungan Arafura, jalur lipatan Tanah Muka, dan sistem sesar Tarera Aiduna.

Garis lipatan Tanah Muka adalah bagian terbesar dari singkapan pada lembaran ini dengan lebar 40 km dan termasuk antiklin Pirau Trench yang terjun ganda dan antiklin kotak dan sinklin yang kurang berkembang. Kabupaten Nabire termasuk dalam dua DAS yaitu DAS Omba dan DAS Wapoga – Mimika. Selain memiliki wilayah sungai, wilayah Kabupaten Nabire memiliki satu danau yaitu Danau Mamae yang terletak di Kecamatan Teluk Kimi.

Letak wilayah sungai dan DAS di wilayah Kabupaten Nabire dapat dilihat pada Gambar 4.6 dan Gambar 4.7. Sumber daya air di Kabupaten Nabire digunakan dalam upaya pemenuhan kebutuhan air pada sektor kegiatan ekonomi, khususnya sektor pertanian. Kabupaten Nabire memiliki kelembapan udara yang relatif tinggi dimana pada tahun 2018 rata-rata kelembapan udara berkisar antara 77 persen hingga 82 persen dan tekanan udara antara mb.

Berdasarkan tabel 4.6 diatas dapat diketahui bahwa tutupan lahan di Kabupaten Nabire didominasi oleh hutan kering seluas 10.950,25 km2.

Tabel 4.1. Luas Wilayah Menurut Distrik di Kabupaten Nabire
Tabel 4.1. Luas Wilayah Menurut Distrik di Kabupaten Nabire

Aspek Demografi

Persebaran dan Kepadatan Penduduk Kepadatan penduduk di Kabupaten Nabire mencapai 12 jiwa/km² pada tahun 2018 dengan. Kepadatan penduduk di setiap kecamatan cukup beragam, tertinggi di kabupaten Nabire dengan kepadatan 667 jiwa/km² dan terendah di kecamatan Wapoga dengan kepadatan 1 jiwa/km². Penduduk terbanyak di Kabupaten Nabire terdapat di Kecamatan Nabire yaitu sebanyak 84.745 jiwa sedangkan yang terendah terdapat di Kecamatan Teluk Umar dengan jumlah sebanyak 1.036 jiwa.

Jumlah Penduduk Menurut Kegiatan Utama Jumlah penduduk menurut angkatan kerja di Kabupaten Nabire adalah 78.424 orang. Jumlah penduduk berumur 15 tahun ke atas menurut jenis kegiatan selama seminggu terakhir dan jenis kelamin di Kabupaten Nabire tahun 2018.

Tabel 4.6. Kepadatan Penduduk Menurut Distrik di Kabupaten Nabire Tahun  2018
Tabel 4.6. Kepadatan Penduduk Menurut Distrik di Kabupaten Nabire Tahun 2018

Aspek Sosial dan Ekonomi

Berdasarkan tabel di atas, IPM tertinggi tahun 2018 diduduki Kota Jayapura sebesar 79,58, sedangkan IPM terendah diduduki Kabupaten Yalima sebesar 29,42.

Tabel 4.8. Persentase Penduduk Miskin di Kabupaten Nabire Tahun  2014‒2018
Tabel 4.8. Persentase Penduduk Miskin di Kabupaten Nabire Tahun 2014‒2018

Aspek Rencana Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)

Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) akan dikembangkan di Kecamatan Wanggar Makmur, Wanggar dan Samabusa Kabupaten Teluk Kimi dengan menggunakan metode Controlled Landfill; Pengelolaan sampah lingkungan berbasis masyarakat dengan menggunakan konsep reduce, reuse dan recycle secara terpadu dan mandiri. Misalnya penggunaan tisu diganti dengan sapu tangan, bungkus plastik diganti dengan daun, sehingga produksi sampah dapat dikurangi.

Gambar 4.10. Peta Rencana Struktur Ruang Kabupaten Nabire Tahun 2015-2035
Gambar 4.10. Peta Rencana Struktur Ruang Kabupaten Nabire Tahun 2015-2035

Aspek Kebijakan Pengembangan Pengelolaan Sampah

Teknisi Operasi Penambahan dan pengadaan sarana dan prasarana baru mulai dari pemukiman hingga TPA.

Gambaran Lokasi Penelitian (Kawasan Perkotaan Nabire)

  • Orientasi Lokasi Penelitian
  • Pola Penggunaan Lahan
  • Kependudukan
  • Kondisi Eksisting Sistem Pengelolaan Sampah
  • Permasalahan Pengelolaan Sampah Distrik Nabire
  • Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Wanggar Makmur
  • Gambaran Kinerja Pengelolaan Persampahan dan Dampaknya terhadap

Dengan mempertanyakan pandangan responden terhadap layanan pengelolaan sampah yang dimaksud, maka jawaban responden terhadap pertanyaan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut. Pengaruh kinerja pengelolaan sampah terhadap kualitas lingkungan dapat diukur dengan menggunakan beberapa variabel yang dipertimbangkan keakuratannya. Artinya, sebanyak 65% responden berpendapat bahwa pengelolaan sampah saat ini berdampak negatif terhadap kualitas lingkungan terutama dari segi pencemaran tanah (bakteri dan cacing) akibat penumpukan sampah.

Artinya, sebanyak 91% responden berpendapat bahwa kinerja pengelolaan sampah saat ini berdampak negatif terhadap kualitas lingkungan, terutama dalam hal pencemaran, kerusakan lahan (estetika lingkungan) akibat penumpukan sampah. Analisis dampak kinerja pengelolaan sampah terhadap penurunan kualitas lingkungan di Kota Nabire menggunakan metode regresi linier sederhana. Uji t dilakukan untuk mengetahui apakah variabel bebas kinerja pengelolaan sampah (X) berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat (Y).

Artinya, dalam perhitungan ini dapat disimpulkan bahwa kinerja pengelolaan sampah berpengaruh signifikan terhadap penurunan kualitas lingkungan di Kota Nabire. Nilai tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang lemah antara kinerja pengelolaan sampah dengan penurunan kualitas lingkungan di Kota Nabire. Angka positif (satu arah) berarti jika nilai kinerja pengelolaan sampah meningkat maka kualitas lingkungan juga akan meningkat.

Maka untuk mengukur pengaruh kinerja pengelolaan sampah terhadap penurunan kualitas lingkungan di Kota Nabire perlu dilakukan pengkajian yang cermat dan komprehensif. Pengolahan dengan menggunakan analisis regresi linier sederhana seperti yang telah dilakukan pada pembahasan sebelumnya, diketahui bahwa kinerja pengelolaan sampah di Kota Nabire berpengaruh terhadap penurunan kualitas lingkungan yang ada. Kinerja pengelolaan sampah yang tergolong buruk sangat berpengaruh terhadap penurunan kualitas lingkungan yang ada.

Aspek regulasi (proliferasi regulasi) masih lemah sehingga berdampak pada kinerja pengelolaan persampahan di Kota Nabire yang masih kurang. Kinerja pengelolaan sampah memiliki hubungan yang signifikan namun lemah dengan penurunan kualitas lingkungan di perkotaan. Keunggulan dari penelitian ini adalah merupakan penelitian yang lebih menekankan pada kinerja pengelolaan sampah dan dampaknya terhadap kualitas lingkungan.

Tabel 4.14. Penggunaan Lahan Lokasi Penelitian Tahun 2019
Tabel 4.14. Penggunaan Lahan Lokasi Penelitian Tahun 2019

Gambar

Gambar 2.3. Pola pengangkutan sistim transfer depo (SK SNI-T-13-1990-F)   2) Pengumpulan sampah sistem kontainer dilakukan untuk pembuangan
Tabel 4.1. Luas Wilayah Menurut Distrik di Kabupaten Nabire
Gambar 4.1. Peta Administrasi Kabupaten Nabire
Gambar 4.2. Peta Topografi Kabupaten Nabire
+7

Referensi

Dokumen terkait

WALDRON USDA-ARS, Forage and Range Research Laboratory, Logan, Utah, USA blair.waldron@usu.edu Abstract Little research has evaluated possible endophyte benefits to adaptation and