• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kinerja Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Balance Scorecard Pada PT. Bumi Jasa Utama Cabang Sulawesi 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Kinerja Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Balance Scorecard Pada PT. Bumi Jasa Utama Cabang Sulawesi 1 "

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

216 Fitrah Deang, Arsyad Paweroi, Daryanti

Kinerja Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Balance Scorecard Pada PT. Bumi Jasa Utama Cabang Sulawesi 1

Rahmania.S, Mariati M., Tamsil

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YPUP Makassar

[email protected], [email protected], [email protected].

ABSTRACT

This research aims at finding out the performance of PT. Bumi Jasa Utama Branch Sulawesi 1 from the financial perspective. The method used was descriptive quantitative method. Data were collected by observation and documentation. It was known that Scorecad Balance has four perspectives namely financial perspective, customer perspective, internal business perspective, and growth and learning perspective. However, this research only focuses on the financial perspective. The researcher conducted this research by using financial data in 2017 and 2018 to measure the financial perspective. The researcher used five methods to measure the financial perspective, namely Return On Investment, Cash Ratio, Current Ratio, Collection Period, and Total Asset Turn Over. The result of this research indicated that two of the five methods showed good results while the other three showed poor results. It can be concluded that the company performance specifically in the financial perspective is not good.

Keywords: Performance Measurement, Balance Scorecard, financial perspective.

PENDAHULUAN

Perkembangan teknologi informasi yang sangat cepat telah merubah pola persaingan perusahaan. Untuk menghadapi persaingan bisnis yang kompetitif, salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam suatu organisasi adalah memperhatikan pengukuran kinerja.

Dewasa ini, disadari bahwa pengukuran kinerja yang hanya berfokus pada aspek keuangan saja untuk mengukur kinerja eksekutif tidak lagi memadai. Pengukuran kinerja dengan system ini menyebabkan orientasi perusahaan hanya pada keuntungan jangka pendek dan cenderung mengabaikan kelangsungan hidup perusahaan dalam jangka panjang.(Putri, 2008).

Penilaian kinerja menjadi salah satu faktor terpenting disebuah perusahaan.

Keberhasilan suatu perusahaan dapat diliat dari kinerja perusahaan itu sendiri. Selain dari itu, kinerja perusahaan dapat difungsikan sebagai bahan evaluasi disetiap tahunnya.

Menurut Moeheriono (2016:158) Konsep balanced scorecard ini terus berkembang sejalan dengan perkembangan dan pengimplementasian dari konsep tersebut.

Balanced scorecard telah mengalami beberapa evolusi perkembangan atau perubahan yaitu mempunyai fungsi: (1) sebagai perbaikan atas sistem pengukuran kinerja para eksekutif, (2) sebagai kerangka perencanaan strategic, dan (3) sebagai basis sistem terpadu pengelolaan kinerja personel.

PT. Bumi Jasa Utama adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa penyewaan dan penjualan mobil yang setiap periode menyediakan laporan keuangan untuk para manager, pihak internal perusahaan, investor dan yang lainnya sebagai alat ukur untuk mengetahui kinerja perusahaan. Tapi kinerja yang diukur dari aspek keuangan tidak mengungkapkan sebab-sebab dari keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan financial return dan hanya melaporkan kejadian di masa lalu tanpa menunjukkan bagaimana manajer memperbaiki kinerja perusahaan pada periode selanjutnya. Oleh sebab itu perlu diterapkan Balanced Scorecard yang memakai ukuran keuangan untuk mengetahui hasil tindakan di masa lalu dan ukuran non keuangan seperti kepuasan pelanggan, efisiensi dan efektivitas perusahaan serta kepuasaan dan produktifitas

(2)

Kinerja Perusahaan Dengan Metode Balance Scorecard

ACCOUNTING. Vol. 01, No.01, Maret 2020, pp 216-223 217 karyawan yang menentukan kinerja keuangan di masa yang akan datang.

Batasan masalah, peneliti membatasi bahwa penelitian ini hanya meneliti pada perspektif keuangan dikarenakan menurut penulis ketiga perspektif lainnya yaitu perspektif pelanggan, prerspektif proses bisnis internal dan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran lebih mengarah ke Manajemen.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu: “Apakah kinerja PT. Bumi Jasa Utama Cabang Sulawesi 1 dilihat dari perspektif keuangan menunjukkan kinerja yang baik?

Adapun tujuan penelitian ini, yaitu

“untuk mengetahui bagaimana kinerja PT.

Bumi Jasa Utama Cabang Sulawesi 1 dilihat dari perspektif keuangan”.

TINJAUAN PUSTAKA

Menurut Moeheriono (2014:95) Pengertian kinerja atau performance merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu progmam kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi organisasi yang dituangkan melalui perencanaan strategis suatu organisasi. Kinerja dapat diketahui dan diukur jika individu atau sekelompok karyawan telah mempunyai kriteria atau standar keberhasilan tolak ukur yang ditetapkan oleh organisasi. Oleh karena itu, jika tanpa tujuan dan target yang telah ditetapkan dalam pengukuran, maka kinerja pada seseorang atau organisasi tidak mungkin dapat diketahuai bila tidak ada tolak ukur keberhasilannya.

Menurut Hasibuan (2007) dalam Frinka et al. (2016:204), kinerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu.

Sedangkan pengukuran kinerja menurut Mulyadi (2007) dalam Frinka et al, (2016:204), adalah sebagai pemacu secara periodik efektivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi, dan karyawan berdasarkan sasaran standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.

Menurut Mulyadi (2001) dalam Kurniasari dan Memarista (2017) Perusahaan adalah suatu institusi yang bertujuan untuk

menciptakan kekayaan melalui bisnis yang dijalankannya.

Menurut UU No.3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan Pasal 1 huruf b, Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan setiap jenis usaha yang bersifat tetap dan terus menerus dan yang didirikan, bekerja serta berdudukan dalam wilayah Negara Republik Indonesia, untuk tujuan memperolah keuntungan dan atau laba.

Menurut Amirullah (2015:215)kinerja (performance) perusahaan merupakan cerminan, apakah perusahaan telah berhasil atau belum dalam menjalankan usaha bisnisnya. Menurut Zeller, Stanko, dan Cleverley (1997) dalam Amirullah (2015:215) terdapat dua jenis ukuran, yaitu ukuran subjektif dan ukuran objektif. Ukuran objektif biasanya berkaitan dengan profitabilitas dan hasil penjualan produknya dan ukuran subjektif ditentukan oleh persepsimanajer terhadap profitabilitas kegiatan perusahaan.

Menurut Devani dan Setiawaranan (2015:83) “balanced scorecard suatu kerangka manajamen yang digunakan untuk mengukur kinerja organisasi. Balanced Scorecard mengukur kinerja perusahaan berdasarkan empat perpektif yaitu perspektif keuangan, perpektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal serta perspektif pertumbuhan dan pembelajaran.

Menurut Kaplan & Norton (2007) dalam Dewi (2015:90) bahwa Balanced Scorecard (kartu stok berimbang) adalah suatu kerangka kerja untuk mengintegrasikan berbagai ukuran yang diturunkan dari strategi perusahaan, yaitu: (1) ukuran kinerja finansial masa lalu dan (2) memperkenalkan pendorong kinerja finalsial masa depan.

Keunggulan pendekatan Balance scorecard dalam perencanaan strategik adalah mampu menghasilkan rencana strategik yang memiliki karakteristik sebagai berikut : Kompherenshif, Koheren, Seimbang dan Terukur(Mulyadi (2007) dalam Arifin (2013:5).

Perspektif Balance Scorecard

Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, kita mengetahui bahwa balance scorecard memiliki empat perspektif yang berbeda, yaitu :

1. Persfektif Keuangan

(3)

218 Fitrah Deang, Arsyad Paweroi, Daryanti keuangan akan menunjukkan apakah perencanaan dan pelaksanaan strategi memberikan perbaikan yang mendasar bagi keuntungan perusahaan. Pengukuran kinerja keuangan mempertimbangkan adanya tahapan dari siklus kehidupan bisnis, yaitu: bertumbuh (growth), bertahan (sustain), dan menuai (harvest). Tiap tahapa memiliki saran yang berbeda, sehingga penekanan pengukurannya berbeda pula.

a. Bertumbuh (Growth) adalah tahapan awal dari siklus kehidupan perusahaan dimana perusahaan memiliki potensi pertumbuhan terbaik. Manajemen terikat dengan komitmen untuk mengembangkan suatu produk/jasa dan fasilitas produksi, menambah kemampuan operasi, mengembangkan sistem, infrastruktur, dan jaringan distribusi yang akan mendukung hubungan global, serta membina dan mengembangkan hubungan dengan pelanggan Dalam tahap pertumbuhan, perusahaan biasanya beroperasi dengan arus kas yang negative dengan tingkat pengembalian modal yang rendah.

Tolak ukur kinerja yang cocok dalam tahap ini adalah, tingkat pertumbuhan pendapatan atau penjualan dalam segmen pasar yang telah ditargetkan.

b. Bertahan (Sustain) adalah tahapan kedua dimana perusahaan masih melakukan investasi dalam reinvestasi dengan mengisyaratkan tingkat pengembalian terbaik. Dalam hal ini, perusahaan mencoba mempertahankan pangsa pasar yang ada, bahkan mengembangkannya. Investasi yang dilakukan pada umumnya diarahkan untuk menghilangkan kemacetan, mengembangkan kapsitas, dan meningkatkan perbaikan operasional secara konsisten. Sasaran keuangan pada tahap ini diarahkan pada besarnya tingkat pengembalian atas investasi yang dilakukan.

c. Menuai (Harvest) adalah tahapan ketiga dimana perusahaan benar-benar memanen/menuai hasil investasi ditahap-tahap sebelumnya. Tidak ada Lagi investasi besar, baik ekspansi maupun pembangunan kemampuan

Sasaran keuangan utama dalam tahap ini, sehingga diambil tolak ukur, adalah memaksimumkan arus kas masuk dan pengurangan modal kerja.

2. Perspektif Pelanggan

Menurut Kaplan dan Norton (1996) dalam Nugroho (2013) pada perspektif ini, perusahaan mengidentifikasikan dan mendefinisikan pelanggan dan segmen pasarnya. Perspektif ini memiliki beberapa pengukuran utama dari outcome yang sukses dengan formulasi dan penerapan strategi yang baik. Segmen pasar merupakan sumber yang akan menjadi komponen penghasilan tujuan finansial perusahaan. Perspektif pelanggan memungkinkan perusahaan menyelaraskan berbagai ukuran pelanggan. Sasaran strategik dari perspektif customer ini adalah Firm equity. Diantaranya adalah meningkatnya kepercayaan customer atas produk dan jasa yang ditawarkan perusahaan, kecepatan layanan yang diberikan dan kualitas hubungan perusahaan dengan kustomernya.

Perusahaan perlu terlebih dahulu menentukan segmen pasar dan pelanggan yang menjadi target bagi organisasi atau badan usaha. Selanjutnya, manajer harus menentukan alat ukur yang terbaik untuk mengukur kinerja dari tiap unit opetasi dalam upaya mencapai target finansialnya.

Apabila suatu unit bisnis ingin mencapai kinerja keuangan yang superior dalam jangka panjang, mereka harus menciptakan dan menyajikan suatu produk baru/jasa yang bernilai lebih baik kepada pelanggan mereka.

Oleh Kaplan dan Norton (2001) dalam Hanuma (2010) perspektif pelanggan dibagi menjadi dua kelompok pengukuran, yaitu: customer core measurement dan customer value prepositions. Customer core measurement memiliki beberapa kompenen pengukuran, yaitu:

1. Market Share (pangsa pasar);

Pengukuran ini mencerminkan bagian yang dikuasai perusahaan atas keseluruhan pasar yang ada, yang meliputi: jumlah pelanggan, jumlah penjualan, dan volume unit penjualan

(4)

Kinerja Perusahaan Dengan Metode Balance Scorecard

ACCOUNTING. Vol. 01, No.01, Maret 2020, pp 216-223 219 2. Customer Retention (retensi pelanggan);

Mengukur tingkat dimana perusahaan dapat mempertahankan hubungan dengan konsumen.

3. Customer Acquisition (akuisisi pelanggan); Mengukur tingkat dimana suatu unit bisnis mampu menarik pelanggan baru atau memenangkan bisnis baru.

4. Customer Satisfaction (kepuasan pelanggan); Menaksir tingkat kepuasan pelanggan terkait dengan kriteria kinerja spesifik dalam value proposition.

5. Customer Profitability (profitabilitas pelanggan); Mengukur keuntungan yang diperoleh perusahaan dari penjualan produk/jasa kepada konsumen

3. Perspektif Proses Bisnis Internal

Menurut Kaplan dan Norton (2000) dalam Sanida (2017:29) pendekatan balance scorecard membagi pengukuran dalam perspektif proses bisnis internal menjadi tiga bagian:

a. Inovasi (Innovation)

Proses inovasi dibagi menjadi dua bagian yaitu mengidentifikasi kebutuhan pasar dan menciptakan produk atau jasa untuk memenuhi kebutuhan pasar tersebut.

b. Operasi (Operations)

Tahapan ini merupakan tahapan aksi dimana perusahaan secara nyata berupaya untuk memberikan solusi kepada para pelanggan dalam memenuhi keinginan dan kebutuhan mereka.

c. Pelayanan Purna Jual (Postsale Service) Tahapan ini perusahaan berupaya untuk memberikan manfaat tambahan kepada para pelanggan yang telah memberi produk-produknya dalam berbagai layanan purna transaksi jual-beli, seperti garansi, aktivitas perbaikan dan pemrosesan pembayaran.

4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan Menurut Kaplan dan Norton (2001) dalam Adi (2016:25) perspektif pembelajaran dan pertumbuhan pada BSC mengembangkan tujuan yang mendorong pembelajaran dan pertumbuhan perusahaan. Tujuan yang ditetapkan dalam perspektif keuangan, pelanggan dan proses

internal mengidentifikasikan apa yang harus dikuasai oleh perusahaan untuk menghasilkan kinerja terbaik. Tujuan didalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan adalah menyediakan infrastruktur yang memungkinka tujuan ambisius dalam tiga perspektif lainnya dapat dicapai. Tujuan dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan merupakan faktor pendorong dihasilkannya kinerja yang terbaik dalam perspektif lainnya.

Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan mencakup prinsip kapabilitas atau kemampuan yang terkait dengan kondisi internal perusahaan.

Menurut Kaplan dan Norton (2001) dalam Adi (2016:26) dalam kaitan dengan sumber daya manusia ada tiga hal yang perlu ditinjau dalam menerapkan BSC yaitu: (a) Kapabilitas Karyawan, (b) Kapabilitas Sistem Informasi, dan (c)Motivasi, Pemberdayaan, dan Keselarasan.

METODE PENELITIAN

Dalam menyelesaikan penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan deskriftif kualitatif yaitu mendeskripsikan data-data yang didapatkan dari perusahaan dan diolah dengan menggunakan rasio Return On Investment, Cash Ratio, Current Ratio, Collection Period, dan Total Asset Turn Over, sehingga penulis dapat memaparkan hasil dari kinerja keuangan perusahaan.

Adapun yang menjadi lokasi penelitian ini adalah PT.Bumi Jasa Utama Cabang Sulawesi 1 yang beralamat di Jl. Ir. Sutami No. 9 Pate’ne Makassar. jenis data yang digunakan yaitu Data kualitatif, data yang berupa non angka yang bersifat deskriptif dalam hal ini seperti gambaran umum perusahaan dan susunan struktur organisasi.

Data Kuantitatif, yaitu data yang berupa angka-angka dalam hal penelitian ini mengambil data berupa laporan keuangan perusahaan selama 2 tahun yaitu 2017-2018.

Sedangkan sumber data yang digunakan yaitu Data primer, data yang diperoleh dari hasil pengamatan dan wawancara langsung dengan pihak-pihak perusahaan. Dalam hal penelitian ini data primer berupa kebijakan-kebijakan perusahaan, gambaran umum perusahaan, metode pengukuran kinerja perusahaan dan kepuasan karyawan terhadap perusahaan. Data

(5)

220 Fitrah Deang, Arsyad Paweroi, Daryanti bersumber dari literatur dan referensi lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini.

Adapun metode pengumpuan data yang digunakan penulis observasi dan dokumentasi.

Observasi atau pengamatan langsung ke PT.

Bumi Jasa Utama mengenai hal-hal yang berkaitan dengan tujuan penelitian.

Dokumentasi, Pengumpulan data melalui dokumen-dokumen yang menyangkut data PT.

Bumi Jasa Utama yang berhubungan dengan penelitian ini, misalnya struktur organisasi, gambaran umum perusahaan, dan laporan keuangan yaitu berhubungan dengan kepuasan karyawan terhadap perusahaan.

HASIL DAN PEMBAHASAN Perspektif keuangan merupakan hasil akhir dari seluruh kegiatan perusahaan selama periode tertentu yang dituangkan dalam laporan keuangan.

Ukuran-ukuran yang digunakan dalam mengukur kinerja perusahaan pada perspektif keuangan yaitu Return On Investment (ROI), Cash ratio, Current Ratio, Collection period, dan Total Asset Turn Over (TATO).

a. Return On Investment (ROI)

Ukuran ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan dalam operasi perusahaan untuk menghasilkan keuntungan. Pada pengukuran ini digunakan rumus:

𝑹𝑶𝑰 = 𝑬𝑩𝑻

𝑻𝑶𝑻𝑨𝑳 𝑨𝑺𝑺𝑬𝑻𝑺 𝒙 𝟏𝟎𝟎% … (𝟏) 𝑹𝑶𝑰 𝟐𝟎𝟏𝟕 = 𝐑𝐩 𝟒. 𝟎𝟏𝟖. 𝟎𝟎𝟐. 𝟏𝟏𝟓

𝐑𝐩 𝟗𝟎𝟕. 𝟕𝟓𝟐. 𝟏𝟏𝟕. 𝟐𝟖𝟔 𝒙 𝟏𝟎𝟎%

𝑹𝑶𝑰 𝟐𝟎𝟏𝟖 = 𝐑𝐩 𝟑. 𝟔𝟓𝟐. 𝟕𝟑𝟔. 𝟓𝟖𝟎

𝐑𝐩 𝟗𝟎𝟑. 𝟑𝟔𝟓. 𝟓𝟐𝟖. 𝟎𝟎𝟔 𝒙 𝟏𝟎𝟎%

Tabel 1

Return On Investment

Thn EBT Total Assets ROI

2017 Rp 4.018.002.115 Rp 907.752.117.286 0.04%

2018 Rp 3.652.736.580 Rp 903.365.528.006 0,04%

Sumber : Hasil Olah Data

digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban yang harus segera dipenuhi dengan aktiva lancar yang lebih liquid (liquid assets).

Data yang digunakan dalam pengukuran ini adalah kas dan setara kas, surat berharga jangka pendek, dan jumlah kewajiban lancar dari setiap periode pengukuran yaitu periode 2011 dan 2012. Pada pengukuran ini digunakan rumus sebagai berikut :

𝑪𝑹 =𝑪𝑨𝑺𝑯 𝒂𝒏𝒅 𝑬𝒒𝒖𝒊𝒗𝒂𝒍𝒆𝒏

𝑪𝒖𝒓𝒓𝒆𝒏𝒕 𝑳𝒊𝒂𝒃𝒊𝒍𝒊𝒕𝒊𝒆𝒔 𝒙𝟏𝟎𝟎% … (𝟐) 𝑪𝑹 𝟐𝟎𝟏𝟕 = 𝐑𝐩 𝟐𝟑. 𝟐𝟎𝟗. 𝟐𝟎𝟗. 𝟔𝟐𝟕

𝐑𝐩 𝟐𝟒𝟔. 𝟐𝟐𝟎. 𝟕𝟕𝟖. 𝟗𝟓𝟕 𝒙 𝟏𝟎𝟎%

𝑪𝑹 𝟐𝟎𝟏𝟖 = 𝐑𝐩 𝟐𝟒. 𝟔𝟒𝟖. 𝟐𝟑𝟖. 𝟔𝟖𝟐

𝐑𝐩 𝟏𝟗𝟕. 𝟏𝟏𝟑. 𝟗𝟕𝟐. 𝟑𝟐𝟒 𝒙 𝟏𝟎𝟎%

Tabel 2 Cash Ratio

Thn Cash and

Equivalen Current Liabilities CR 2017 Rp 23.209.209.627 Rp 246.220.778.957 0,09%

2018 Rp 24.648.238.682 Rp 197.113.972.324 0,12%

Sumber : Hasil Olah Data c. Current Ratio

Metode ini digunakan untuk menunjukkan nilai aktiva lancar terhadap hutang lancar. Rasio ini memperlihatkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi tagihan jangka pendeknya. Semakin besar rasio ini berarti semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Data yang digunakan dalam pengukuran ini adalah total aktiva lancar dan total hutang lancar. Pada pengukuran ini digunakan rumus sebagai berikut:

𝐶𝑟 = 𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡

𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠𝑥100% … (3) 𝐶𝑟 2017 = Rp 98.242.322.423

Rp 246.220.778.957 𝑥 100%

𝐶𝑟 2018 = Rp 110.461.498.903

Rp 197.113.972.324 𝑥 100%

(6)

Kinerja Perusahaan Dengan Metode Balance Scorecard

ACCOUNTING. Vol. 01, No.01, Maret 2020, pp 216-223 221 Tabel 3

Current Ratio

Tahun Current Assets Current Liabilities CR

2017 Rp 98.242.322.423 Rp 246.220.778.957 0,39%

2018 Rp 110.461.498.903 Rp 197.113.972.324 0,56%

Sumber : Hasil Olah Data d. Collection Period

Rasio ini menunjukkan berapa lama penjualan terikat pada piutang atau berapa lama waktu yang diperlukan sejak perusahaan melakukan penjualan sampai dengan penerimaan pembayaran tunai.

Semakin kecil nilai collection period ini ini maka semakin baik kinerja perusahaan.

Data yang digunakan dalam pengukuran ini adalah total piutang usaha dan total pendapatan usaha. Pada pengukuran ini digunakan rumus sebagai berikut :

𝐂𝐏 =𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑹𝒆𝒄𝒆𝒊𝒗𝒂𝒃𝒍𝒆

𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑹𝒆𝒗𝒆𝒏𝒖𝒆 𝐱 𝟑𝟔𝟓 … (𝟒) 𝐶𝑃 2017 = Rp 42.349.747.811

Rp 46.730.175.003 𝑥 365

𝐶𝑃 2018 = Rp55.117.924.554 Rp 43.738.403.383 𝑥 365

Tabel 4 Collection Period

Tahun Total Receivable Total Revenue CP

2017 Rp 42.349.747.811 Rp 46.730.175.003 331 Hari 2018 Rp 55.117.924.554 Rp 43.738.403.383 456 Hari

Sumber : Hasil Olah Data

e. Total Asset Turn Over (TATO)

Rasio ini merupakan ukuran sampai seberapa jauh aktiva telah dipergunakan dalam kegiatan perusahaan atau menunjukan berapa kali aktiva berputar dalam periode tertentu. Data yang digunakan dalam pengukuran ini adalah total pendapatan dan capital employed.

Pada pengukuran ini digunakan rumus sebagai berikut :

𝑇𝐴𝑇𝑂 =𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑅𝑒𝑣𝑒𝑛𝑢𝑒

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 𝑥100% … (5) 𝑇𝐴𝑇𝑂 2017 = Rp 46.730.175.003

Rp 907.752.117.286 𝑥 100%

𝑇𝐴𝑇𝑂 2018 = Rp 43.738.403.383

Rp 903.365.528.006 𝑥 100%

Tabel 5 Total Asset Turn Over

Thn Total Revenue Total Assets TATO

2017 Rp 46.730.175.003 Rp 907.752.117.286 0,05%

2018 Rp 43.738.403.383 Rp 903.365.528.006 0,05%

Sumber : Hasil Olah Data

Penilaian kinerja disuatu organisasi merupakan bentuk dari jawaban maksimal atau tidaknya tujuan organisasi yang sudah ditetapkan. Petinggi-petinngi perusahaan kerap tak memperhatikan terkecuali kondisi mulai memburuk. Sehingga petinggi-petinggi perusahaan tersebut kerap tak mengetahui bahwa sedang terjadi penurunan kinerja pada perusahaannya

.

Solusi yang dapat dilakukan yaitu hanya dengan melakukan pengukuran kinerja.

Dengan begitu manajemen perusahaan dapat memantau dan mengatur tiap-tiap aktifitas dan target yang ingin dicapai dalam setiap tahunnya.

Balance scorecard menjadi salah satu alternatif untuk melakukan pengukuran kinerja. Berikut adalah hasil pengukuran kinerja perusahaan terfokus pada perspektif keuangan yang telah dilakukan pada PT.Bumi Jasa Utama Cabang Sulawesi 1

.

Lima indikator yang digunakan penulis untuk melakukan pengukuran kinerja terhadap PT. Bumi Jasa Utama Cabang Sulawesi 1 yaitu :

1. Return on Invesment (ROI), 2. Cash Ratio (CR),

3. Current Ratio (CR),

4. Collection Periods (CP), dan 5. Total Asset Turn Over (TATO).

a. Dari hasil perhitungan dengan rasio Return On Investment (ROI), ROI dari PT. Bumi Jasa Utama Cabang Sulawesi 1 pada tahun 2017 yaitu sebesar 0,04% dan di tahun 2018 sebesar 0,04% atau mengalami stabilitas di periode tersebut. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa di tahun 2017 dan 2018 rasio profitabilitas PT.

Bumi Jasa Utama Cabang Sulawesi 1 tidak mengalami kenaikan atau penurunan. Nilai ROI yang baik yaitu nilai yang semakin mendekati 1.

(7)

222 Fitrah Deang, Arsyad Paweroi, Daryanti didapat pada periode 2017 yaitu sebesar 0,09% dan diperiode 2018 sebesar 0,12%

atau mengalami kenaikan 0,03%. Hal ini menunjukkan bahwa pada periode 2017 hanya mampu menutupi hutang lancar sebesar 0,09% dan pada periode 2018 sebesar 0,12%. Rasio ini menunjukkan hasil yang baik jika nilainya semakin besar.

c. Hasil hitung dari rasio keuangan dengan metode Current Ratio pada PT. Bumi jasa Utama Cabang Sulawesi 1 yaitu pada periode 2017 sebesar 0,39% dan di periode 2018 sebesar 0,56% atau terjadi kenaikan sebanyak 0,17%. Hal ini menunjukkan bahwa aktiva lancar dapat menutupi kewajiban lancar sebanyak 0,39% di periode 2017 dan 0,56% di periode 2018.

Perusahaan dikatakan semakin likuid jika rasio tersebut semakin besar..

d. Metode Collection Periods sebagai pengukuran rasio keuangan yang dapat digunakan untuk melihat seberapa cepat pembayaran tunai diterima sejak perusahaan melakukan penjualan menunjukkan kenaikan. Di tahun 2017 tingkat perputaran piutang perusahaan yakni selama 331 hari dan di tahun 2018 selama 456 hari atau lebih lambat 125 hari di banding pada tahun 2017.

e. Pengukuran rasio keuangan dengan metode TATO pada PT. Bumi Jasa Utama Cabang Sulawesi 1 pada tahun 2017 dan 2018 tidak mengalami kenaikan ataupun penurunan yaitu masih tetap di angka 0,05%. Hal ini berarti di periode tersebut perusahaan belum mampu untuk memanfaatkan investasi terhadap aktiva agar lebih baik

PENUTUP

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diatas, peneliti menarik beberapa kesimpulan, terkhusus hanya pada perspektif keuangan Balance Scorecard yang diteliti pada PT. Bumi Jasa Utama Cabang Sulawesi 1, yaitu sebagai berikut :

Dari kelima indikator pengukuran, Cash Ratio dan Current Ratio menunjukkan hasil yang baik. Sedang tiga indikator lainnya yaitu Return On Investment, Collection Periods, dan Total Assets Turn Over menunjukkan hasil yang kurang baik. Sehingga secara keseluruhan indikator dapat dikatakan bahwa

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis memberikan saran, sebagai berikut:

a. Sebaiknya PT. Bumi Jasa Utama Cabang Sulawesi 1 lebih berkordinasi lagi dengan pelanggan sehingga waktu pembayaran yang dibutuhkan selama perputaran piutang semakin cepat.

b. Sebaiknya perusahaan lebih memaksimalkan lagi pemanfaatan investasi yang masuk dari seorang investor terhadap aktiva agar pengelolaannya lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Adi, F.M. (2016). Analisis Pengukuran Kinerja Perusahaan Dengan Pendekatan Balance Scorecard Pada Perusahaan Penerbit Buku Deepublish CV. Budi Utama Yogyakarta. Universitas Negri Yogyakarta. Yokyakarta

Alimuddin, F.H. (2016). Evaluasi Kinerja Perusahaan dengan Menggunakan Balanced Scorecard (studi kasus PT.

Berlian Jasa Terminal Indonesia).

Sekolah Tinggi Ekonomi Islam TAZKIA Bogor. Bogor

Arifin, A. (2013). Penerapan Metode Balance Scorecard Sebagai Alat Pengukuran Kinerja Pada PT. Bumi Jasa Utama Makassar. Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi Vol 7. No. 2 Hal. 1-10.

Devani, V. dan Setiawarnan, A. (2015).

Pengukuran Kinerja Perusahaan Dengan Metoda Balanced Scorecard. UIN Sultan Syarif Kasim Riau. Jurnal Sains, Teknologi dan Industri. Vol 13, No. 1 Hal. 83-90

Dewi, E.P. (2015). Balanced Scorecard (Kartu Stok Berimbang) Sebagai Alat Ukur Kinerja Perusahaanyang Representatif.

STIE Taman Siswa Jakarta. Jurnal Ilmiah WIDYA Vol. 3 No. 2 Hal 88-96 Frinka, D.P. dkk. (2016). Analisis Kinerja

Perusahaan Dengan Pendekatan Balanced Scorecard Pada Pdam Kota Malang (Studi Kasus pada Perusahaan Daerah Air Minum Kota Malang Periode 2012 - 2014). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) Vol: 36 No.1 Hal:203-210.

(8)

Kinerja Perusahaan Dengan Metode Balance Scorecard

ACCOUNTING. Vol. 01, No.01, Maret 2020, pp 216-223 223 Hanuma, S. (2010). Analisis Balance

Scorecard Sebagai Alat Pengukur Kinerja Perusahaan (studi kasus pada PT. Astra Honda Motor). Universitas Diponegoro Semarang. Semarang Kurniasari, V. dan Memarista, G. (2017).

Analisis kinerja perusahaan menggunakan metode balance Scorecard studi kasus pada PT. Aditya Sentana Agro). Universitas Kristen Petra. Agora Vol. 5 No. 1

Sari, M.K. (2016). Analisis Kinerja Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Balance Scorecard (studi kasus di PT. BPR Chandra Muktiartha).

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Yogyakarta

Nugroho, W.A. (2013). Analisis Pengukuran Kinerja Perusahaan Dengan Konsep Balance Scorecard (studi kasus PT.

Wijaya Karya). Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta

Moeheriono, (2014). Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi. Edisi Revisi.

Cetakan 2. Jakarta.

Sanida, N. (2017). Analisis Pengukuran Kinerja Perusahaan Dengan Konsep Balance Scorecard (studi pada PT.

Kimia Farma Apotek Bandar Lampung). Universitas Lampung.

Bandarlampung

Staf PT. Bumi Jasa Utama (Kalla Transport) Cab. Sulawesi 1 2019. Kegiatan Umum Instansi/Perusahaa PT. BUMI JASA UTAMA (KALLA TRANSPORT) Cab.

SUL. 1.

Staf PT. Bumi Jasa Utama (Kalla Transport) Cab. Sulawesi 1 2019. Struktur Organisasi PT. BUMI JASA UTAMA (KALLA TRANSPORT) Cab. SUL. 1.

UU No. 3 Tahun 1982, Wajib Daftar Perusahaan.

Referensi

Dokumen terkait

Pengukuran kinerja dengan menentukan persentase pencapaian masing- masing indikator perspektif serta bobotnya juga dengan melihat tingkat kesesuaian pada harapan dan kinerja

PENUTUP Berdasarkan penelitian dan hasil analisis yang telah dilaksanakan maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1 Kinerja keuangan pada PT Elia Mercure ditinjau dari rasio likuditas