• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kisah Nabi Sulaiman a.s dalam Al Qur’an (Analisis Stilistika)

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Kisah Nabi Sulaiman a.s dalam Al Qur’an (Analisis Stilistika)"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

The story always told and known in the life of Prophet Solomon is about his wealth and ability to communicate with animals and jinn and control them by the permission of Allah SWT. In this case, the analysis of the story is a linguistic study, including the stylistic study. In this study, the author uses a descriptive-qualitative method of analysis that reveals what is going on with the literary elements in the story of the prophet Solomon.

The results of phonology are the sound that appears in the verses that tell the story of Prophet Solomon a.s is the plosive consonant, they are ba 'and qof, the nasal they are mim and non, and vibrating consonant, ro. In the Morphological aspect there is Ikhtiyār al-Ṣighah or the choice of word forms. In addition, in this discussion there is also the transfer of one word to another in the same context, it is called Al-Udūl bi al-Ṣīgah 'an al-Aṣl al-Siyāqi.

From the syntactic point of view, it is about repetitions, both in the area of ​​words, sentences or repeating stories, as well as the secret of using certain sentence structures. Tarȃduf (synonym), ṭaḍāddu (antonym) and musytarak lafdzi are discussed from a semantic point of view. The flow seen in the presentation of the story of the prophet Solomon is a progressive flow that sequentially explains the important events of the story.

The method that we find in the description of the story of the Prophet Solomon (pbuh) is the dramatic method.

PENDAHULUAN

TINJAUAN UMUM STILISTIKA

BAB III: UNSUR-UNSUR PEMBENTUK KISAH NABI SULAIMAN A.S

PENUTUP

Latar Belakang

Sedangkan pada masa dahulu seorang raja yang soleh iaitu nabi Sulaiman telah menjadi contoh bagaimana bertingkah laku dan berlagak seperti raja yang pandai bersyukur, berkemampuan dan Kisah bagaimana kepimpinan nabi Sulaiman sebagai raja terserlah dalam Al-Quran diterangkan. Kisah Nabi Sulaiman merupakan salah satu kisah penuh hikmah yang terkandung dalam al-Quran.

Kisah-kisah dalam bahasa Arab disebut Qiṣȃṣ al-Qur‟ȃn (kisah-kisah dalam al-Qur‟an). Dalam penelitian ini, penulis menyingkap gaya penyampaian kisah nabi Sulaiman dalam al-Qur’an, pemilihan kata dan kalimat yang digunakan dalam ayat-ayat tersebut, dan bagaimana pengaruh penyampaian cerita tersebut terhadap pemikiran pendengar. . Ayat tersebut menceritakan tentang ketaatan seorang hamba Allah dan pemberian yang Allah berikan kepadanya.

Kisah Nabi Sulaiman dapat dicontohkan oleh para pemimpin negara atau raja yang memiliki kekuasaan atau hirarki yang kuat untuk secara bijak menggunakan kekayaan dan kekuasaan tersebut untuk kepentingan rakyatnya, bagaimana menyelesaikan masalah yang timbul di negaranya dan bagaimana memperluas wilayahnya tanpa menimbulkan kerugian. perang berbahaya di kedua sisi. Yang dikhawatirkan penulis adalah kisah Nabi Sulaiman hanya muncul di beberapa surat saja, namun terdapat hampir separuh surat seperti di surat An Naml yang disebutkan di ayat 15-44, padahal jumlah ayat di surat tersebut adalah 93 ayat. . Berbeda dengan kisah Nabi Adam atau Nabi Nuh yang disebutkan dalam banyak surat, namun hanya beberapa ayat dengan redaksional cerita yang berbeda.

Kisah yang paling luas dan dikenal dalam kehidupan Nabi Sulaiman adalah tentang kekayaan dan kemampuannya berkomunikasi dengan binatang dan jin serta mengendalikannya dengan izin Allah SWT. Dalam meneliti bahasa Al-Qur'an, peneliti tidak boleh mengabaikan i'jȃzul qur'ȃn atau keajaiban-keajaiban Al-Qur'an. Menurut Setiawan, mengutip dari perkataan Al Syarqawi, i'jȃz dijelaskan dalam Al-Qur'an dalam beberapa aspek, yaitu: 1) tantangan untuk menciptakan kata atau kalimat yang sama dan sejalan dengan Al-Qur'an (al -tahaddi), 2) keselarasan mukjizat dengan kemampuan lawan bicara (mula'amat al mu'jizah li tabi'at al-mukhatabin) dan 3) tujuan mukjizat.

Gaya penceritaan dalam al-qur an sangat cocok digunakan dalam analisis stilistika, karena stilistika secara khusus mengkaji dan mengkaji bahasa dan unsur kebahasaan, dengan efek khusus yang ditimbulkannya terhadap perasaan pendengarnya. Hal ini sesuai dengan tujuan i'jȃzu al-qur'ȃn yang nilai sastranya tidak dapat ditandingi oleh siapapun. Oleh karena itu, stilistika al-Qur'an berarti merujuk pada gaya bahasa yang terkandung dalam al-Qur'an, dilihat dari berbagai unsur bahasa kiasan.

ةيبولسلأا تقتشا دقو

ةينيتلالا ةملكلا نم ةيبرغلا ةفاقثلا في

ةيقيرغلإا ةملكلا نمو

ةيزيلنجلإا وأ ةيسنرفلا ةملكلا نمو ،)

نيعتو .)

بولسلأا فرعيو .ةباتكلا ةادأ ،ةيلصلأا اهتللاد في تاقتشلما هنأب احلاطصا

رايتخايوغل

نمينب

ةددعتمذإ

رايتخلاا نإناعرس

املميح

هتيصخشب

يرشيولىإ

  • Rumusan Masalah
  • Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian
  • Tinjauan Pustaka
  • Kerangka Teoretis
  • Metodologi Penelitian
  • Sistematika Pembahasan

Dalam perkembangannya, ilmu balaga semakin matang dengan adanya Al-Qur'an dan menjadi abadi seiring dengan abadinya Al-Qur'an. Menurut pemahamannya, stilistika Al-Qur'an adalah ilmu yang mempelajari bahasa yang digunakan dalam Al-Qur'an, misalnya pemilihan huruf dan kombinasi konsonan dan vokal yang cocok untuk memudahkan pengucapan.9 Misalnya, pada tataran fonologis, keindahan bunyi merupakan hasil permainan vokal dan konsonan pada surah al-Ȃdiyȃt: 1-5, pada akhir ayat terdapat bunyi “a” yang disertai konsonan berbeda yang menyebabkan terdengar ḥȃ dan "ȃ. Dengan penelitian ini, penulis berharap dapat memberikan kontribusi teoretis dan praktis yang signifikan bagi pengembangan studi bahasa Arab dan Al-Qur'an.

Penelitian ini bermanfaat untuk memberikan gambaran tentang aspek-aspek yang dikaji dalam stilistika khususnya stilistika Al-Qur'an dan memberikan pengetahuan tentang sejarah yang diuraikan dalam Al-Qur'an. Penelitian stilistika al-Qur’an telah banyak diteliti oleh beberapa peneliti, namun ditulis dengan objek kajian yang berbeda. Kajian keempat ditulis Syafaat dalam artikelnya berjudul "Struktur Al-Qur'an Surah Al-Baqarah dalam Perspektif Stilistis Sintaks", yang dimuat dalam jurnal Language and Art 38th Year, Number 2 pada Agustus 2010.

Dalam tulisannya ia menjelaskan bahwa sebagian ahli menerima adanya sinonim dalam ayat-ayat Al-Qur'an, dan sebagian lagi tidak menerimanya karena berpendapat bahwa Allah SWT tidak mungkin menciptakan kata-kata dengan makna yang sama. Mereka berpendapat bahwa perbedaan kata-kata tersebut adalah sisi sastra Al-Qur'an dan luasnya hikmahnya. 11 Mia Fitriah el Karimah, "Kajian Asinonimitas Al Kitab Wal Qur'an: Qira'ah Muashirah" dalam Jurnal Bahasa Lingua Scintia Vol 9 No.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penelitian tentang kisah Nabi Sulaiman a.s. dalam Al-Qur'an (Analisis Stilistika) yang memasukkan kelima unsur tersebut belum pernah dilakukan. 13 Syihabuddin Qalyubi, “Stilistik Al-Qur’an: Pengantar Orientasi Kajian Al-Qur’an”, (Yogyakarta: Titian Divine Press, 1997), 27. 15 Syihabudin Qalyubi, Stilistika Al-Qur’an: Pengantar Kajian Al-Qur'an (Yogyakarta: Titian Divine Press in an Oration) diucapkan oleh seseorang.

30 Akhmad Muzakki, Stilistika Al-Qur'an, Gaya Bahasa Al-Qur'an dalam Konteks Komunikasi (Malang: UIN Malang Press, 2009), 11. Kemudian dalam alur pembahasan, gaya bahasa dalam Al-Qur'an an pasti menyinggung masalah makna kata, yang dikenal sebagai semantik. Selain bersifat deskriptif, penelitian ini juga bersifat kualitatif dimana datanya diperoleh dari literatur, yang dimaksud di sini adalah ayat-ayat Al-Qur'an yang didedikasikan untuk kisah Nabi Sulaiman yang bertujuan untuk gaya bahasa dan menyajikan alur dalam cerita.

Pertama-tama, penulis mengumpulkan data berupa ayat-ayat Al-Qur'an yang meliputi riwayat Nabi Sulaiman dan peristiwa-peristiwa yang menyertainya. Bab II memuat uraian tentang Tinjauan Stilistika, yang berisi tentang Tujuan dan Pengembangan Kajian Stilistika, Hubungan Stilistika dan Linguistik, Hubungan Stilistik dan Balaghah, Ranah Kajian Stilistika, dan Ciri-ciri Stilistik Al-Qur'an.

PENUTUP

Kesimpulan

Selain itu, dalam perbincangan ini juga terdapat pemindahan satu bentuk kata kepada bentuk kata yang lain dalam konteks yang sama, atau disebut juga sebagai Al-'Udūl bi al-Ṣīgah 'an al-Aṣl al-Siyāqi. Dalam aspek sintaksis pula, terdapat pengulangan (repetition) sama ada dari segi perkataan, ayat mahupun pengulangan cerita dan rahsia melalui penggunaan struktur ayat tertentu. Setakat aspek semantik, tarȃduf (sinonim), ṭaḍāddu (antonim), musytarak lafdzi (polisemi) dan jinās (homofon) diperkatakan.

Makna yang dapat diperoleh dari aspek ini adalah adanya sifat manusia yang kontradiktif dalam menyikapi dakwah Islam. Dari aspek ini, nuansa yang muncul adalah tidak ada yang lebih berhak disembah selain Allah dan manusia harus tunduk pada perintah-Nya. Alur yang terlihat dalam penyajian kisah Nabi Sulaiman merupakan alur maju yang secara berurutan menjelaskan peristiwa-peristiwa penting dalam kisah tersebut.

Metode yang terkandung dalam penggambaran kisah Nabi Sulaiman a.s. adalah metode dramatik, yang menggambarkan lima hal yaitu keadaan tempat atau lingkungan pelaku, cara berpikir pelaku, tindakan dan reaksi pelaku utama terhadap lingkungannya, penggambaran pelaku lain kepada pelaku utama, dan percakapan pelaku lain kepada pelaku. Nabi Sulaiman a.s., sebagai tokoh utama digambarkan sebagai sosok yang memiliki watak tegas, lugas dan bijaksana. Karakter Ratu Balqis adalah orang yang suka berkonsultasi tentang berbagai hal, dia tidak akan mengambil keputusan kecuali dia telah mendapat masukan dari penasehatnya.

Selain itu, dia adalah orang yang adil, karena secara alami ada banyak pendapat dalam konsultasi, sehingga Ratu Balqis memberikan kesempatan yang adil kepada para pejabat kerajaan untuk mengungkapkan pendapat mereka. Rangkaian peristiwa yang terjadi dalam kisah Nabi Sulaiman as diawali dengan hud-hud gosip tentang adanya negeri Saba' yang dipimpin oleh seorang wanita pemuja matahari dan para pengikutnya, kemudian peristiwa tersebut berakhir ketika Ratu Saba' menyerah. mengikuti ajakan Nabi Sulaiman untuk beribadah kepada Allah swt. Nilai kehidupan yang dapat dipahami dari kisah Nabi Sulaiman a.s. bahwa pemimpin yang ideal adalah seseorang yang adil dalam pergaulan, cerdas dan bijaksana dalam memutuskan penyelesaian suatu masalah, tegas dalam menghadapi kejahatan, menghargai kebaikan. , terbuka dalam berbicara, melindungi dan merawat rakyatnya. , dan memelihara perintah Tuhannya.

Kritik dan Saran 1. Kritik

  • Saran

Al-„Ālam dalam Al-Quran: Analisis terhadap Ayat-ayat Penciptaan.” Hunafa: Jurnal Pengajian Islam 9 Bil. At-Tanȃwub, At-Taqdīm wa At-Ta'khīr dan Iltifȃt (Stilistik Kajian Al-Qur'an dan Puisi Arab)." Pendahuluan: Jurnal Pengajian Islam 2 Bil. Kajian Al Kitab Wal Qur'an Tanpa Nama: Qira. 'ah Muashirah ." Jurnal Bahasa Lingua Scintia Jld 9 Bil.

Referensi

Dokumen terkait

Tokoh yang juga sering disebut dengan role model adalah focus utama media ini, Role model adalah seseorang atau suatu tokoh yang bisa dan dapat ditiru tentang