1. Ruangan sebaiknya dipertahankan bebas dari jasad renik (mikroorganisme) dengan cara menggunakan atau melakukan
 Sterilisasi
2. Cara pembuatan produk steril yang benar mencakup:
 Proses Pembuatan Produk Steril
Secara garis besar Proses Pembuatan Produk Steril, dibagi menjadi 2 kategori:
1. Produk di-sterilkan dalam wadah akhir (Sterilisasi Akhir - post sterilization)
2. Produk di-proses secara Aseptis, pada sebagian atau semua tahap (Aseptic Processing)
• Jaminan terbesar → Sterilisasi Akhir
• Jaminan Aseptic Processing → MEDIA FILL
3 Yang harus diperhatikan pada waktu pengadukan dan pemanasan adalah :
 suhu
4 Penambahan Norit (Karbon aktif) sebelum penyaringan dalam proses pembuatan sediaan bertujuan untuk
 sifat adsorpsi (menyerap) = menyerap zat negative atau racun
5 Kegiatan penyaringan larutan parenteral bisa dilakukan dengan menggunakan
 Metode sterilisasi dan melakukan uji pirogen 6 Evaluasi sediaan parenteral yang dilakukan mencakup
 Uji pH, uji kejernihan, uji keseragaman volume, uji kebocoran, uji sterilisasi, penetapan kadar dan uji pirogenitas
7 bahan dibawah ini yang termasuk golongan stabilisator LVP
 Dapar, antioksidan, komplekson (jarang ditambahkan pada sediaan LVP) 8 penggunaan sediaan LVP
 Penambah nutrisi, detoksifikasi dan pengobatan selama operasi.
 Digunakan juga sebagai pembawa untuk obat lain, dan merupakan cara untuk menyediakan nutrisi parenteral.
9 sediaan yang sering digunakan sebagai LVP
 Injeksi dosis tunggal untuk intravena dan dikemas dalam wadah bertanda volume lebih dari 100 ml (FI IV)
10 Dibawah ini yang termasuk sediaan LVP:
 Infus intravena, larutan penguras, dialisat peritonial atau darah dengan penambahan antikoagulan
11 Persyaratan LVP adalah :
 Steril, bebas pyrogen, bebas pertikel pertikulat, dikemas dalam kemasan dosis tunggal dan bebas pengawet
12 Keuntungan sediaan parenteral LVP adalah:
 Bilo tubuh kekurangan air elektrolit dan karbohidrat maka kebutuhan tab harus cepot
 diganti Pemberian infus memiliki keuntungan karena nd harus menyuntik pasien beridiangko
 Mudah mengatur keseimbangan kesan dan kebosan cbat dalam darah
 Sbg penambah nutrisi bagi pasien yg td depet maken sorral Berfungsi sbg dialisa pd pasien gagal ginjal
13 Dibawah ini termasuk parameter evaluasi sediaan parenteral
 Potensi/ kadar. 2. pH 3. Warna 4. Kekeruhan 5. Bau 6. Benda asing 7. Toksisitas 8. Wadah 9.
Pengawet
14 Pemeriksaan pH perlu dilakukan karena perubahan pH pada sediaan bisa mengindikasikan
 Penguraian obat atau telah terjadi interaksi obat dengan wadah (gelas, plastic atau tutup karet)
15 Perubahan warna pada sediaan steril terjadi biasanya karena :
 Suhu tinggi mempercepat penguraian
16 Penyebab terjadinya kekeruhan pada sediaan adalah 3 penyebab
 Benda asing, terjadinya endapan dan pertumbuhan mikroorganisme
17 Timbulnya bau pada sediaan parenteral biasanya terjadi pada sediaan yang mengandung
 Sulfur atau antioksidan
18 Uji kebocoran sediaan parenteral dilakukan pada sediaan dengan kemasan:
 Vial dan botol
19 Evaluasi efektifitas pengawet diperlukan pada sediaan yang disimpan pada suhu :
 50C dan 250 C
20 Uji kebocoran ampul dilakukan dengan:
 Zat berwarna biru (metilen 0,5 – 1%) dalam ruangan vakum
21 Untuk meningkatkan kelarutan (kosolven) sediaan ophthalmic bahan yang dibatasi efek osmoaritas atau osmotik yang kuat dan daya larut terbatas adalah
 Yang kuat dari Gliserin disamping daya larut terbatas, membatasi penggunaan gliserin dan isopropyl alkohol
22 Syarat sediaan ophthalmic adalah
 steril
 Isotonis dengan air mata
 Tetes mata berupa larutan jernih
 Bebas partikel asing
 Basis salep mata tidak boleh iritan 23 Supaya steril sediaan ophthalmic dilakukan :
 Sterilisasi akhir (sterilisasi Uap) atau menyaring larutan dengan filter pembebas bakteri.