• Tidak ada hasil yang ditemukan

KKN-PPM UNUD 2017 Bantu Kelola Wisata Subak di Desa Jatiluwih

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "KKN-PPM UNUD 2017 Bantu Kelola Wisata Subak di Desa Jatiluwih "

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

KKN-PPM UNUD 2017 Bantu Kelola Wisata Subak di Desa Jatiluwih

Oleh : elinkbalinews | 19 November 2017 | Dibaca : 1320 Pengunjung

sumber foto :KKN-PPM UNUD Periode XV di Desa Jatiluwih Penebel Tabanan, Agustus 2017 MAHASISWA KKN-PPM UNUD MEMBANTU PENGELOLAAN WISATA SUBAK BERDASARKAN “TRI HITA KARANA” DI DESA JATILUWIH KAB. TABANAN

(2)

Kegiatan KKN-PPM Periode XV di Desa Jatiluwih, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan bertujuan untuk memperbaiki Pengelolaan Subak, meningkatkan partisipasi masyarakat dalam Pengembangan Produk-Produk Wisata Subak, meningkatkan partisipasi masyarakat untuk menjaga alam/lingkungan dan budaya yang diwariskan oleh Leluhur yang dilandasi Konsep Tri Hita Karana untuk dapat mengembangkan secara kualitas dan kuantitas pariwisata alam berkelanjutan di Kabupaten Tabanan, sehingga dapat memberikan dan membuka lapangan kerja baru tanpa mengalihfungsikan lahan-lahan pertanian di Desa Jatiluwih, dan meningkatkan pendapatan masyarakat, serta menumbuhkan perekonomian lokal, di mana Jatiluwih ditetapkan sebagai Warisan Budaya Dunia oleh UNESCO.

Mahasiswa KKN-PPM yang terlibat dalam kegiatan ini sebanyak 30 orang mahasiswa dari berbagai Fakultas di Universitas Udayana. Pendamping dari Mahasiswa KKN-PPM yang mengkoordinasikan dan mengarahkan kegiatan KKN-PPM sesuai dengan tujuannya atau yang lebih dikenal dengan sebutan DPL (Dosen Pendamping Lapangan) adalah Drs. I Nyoman Jamin Ariana, M. Par dari Fakultas Pariwisata Universitas Udayana. Melalui beberapa program yang dilaksanakan di Desa Jatiluwih yang sudah dikoordinasikan dengan Kepala Desa Jatiluwih, Pekaseh Subak Jatiluwih, dan beberapa Tokoh Masyarakat Jatiluwih, maka selama kurang lebih satu bulan, mahasiswa bekerjasama dengan masyarakat subak dan didampingi DPL melakukan kegiatan nyata untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat subak. Kegiatan KKN-PPM yang dilakukan untuk membantu Pengelolaan Wisata Subak Jatiluwih adalah:

1. Pembuatan Buku Profil Subak Jatiluwih

Yang dibahas dalam Buku Profil Subak Jatiluwih adalah: Gambaran Subak Jatiluwih;

Penamaan Tempek-Tempek di Subak Jatiluwih; Lokasi dan Luas Lahan Aktif Tempek- Tempek di Subak Jatiluwih; Nama Anggota; Karakteristik Subak, Sistem Tanam, Musim Tanam, dan Jenis Padi; Pura Dan Upacara Subak; Aturan, Musyawarah Subak, dan Balai Subak; Sumber Pengairan Subak Desa Jatiluwih; Sistem Pengolahan Sawah Desa Jatiluwih;

Unsur Mitos Subak Desa Jatiluwih; dan Pendanaan Subak.

2. Menu Lokal Subak Jatiluwih

Makanan lokal Jatiluwih banyak didominasi oleh makanan- makanan yang berbahan dasar beras merah dan keladi. Diantaranya nasi beras merah, teh beras merah, laklak beras merah, keripik keladi, sayur candung, dan sayur keladi.

1. Nasi Beras Merah

Nasi beras merah merupakan salah satu makanan pokok warga Desa Jatiluwih. Makanan lokal ini dibuat dengan cara mencampur beras putih dengan beras merah dengan perbandingan 4:1, lalu diolah dengan cara ditanak layaknya mengolah nasi seperti biasa.

2. Teh Beras Merah

Berbeda dengan teh pada umumnya, teh beras merah tidak berbahan dasar daun teh, melainkan beras merah. Teh ini diolah dengan cara menyeduh satu sendok makan beras

(3)

merah di dalam air mendidih dan ditambah dengan gula sesuai selera. Biasanya teh beras merah ini dijadikan sebagai hidangan penyuguh tamu dan oleh-oleh khas Desa Jatiluwih.

3. Laklak Beras Merah

Laklak beras merah memiliki bentuk hampir sama dengan laklak seperti biasanya. Namun, bahan dasar utama dari laklak beras merah ini adalah beras merah yang diolah menjadi tepung dan kemudian diseduh, sehingga menjadi adonan. Adonan laklak inilah yang menjadi bahan pokok pembuatan jajan laklak. Laklak beras merah ini disajikan dengan parutan kelapa yang ditabur di atasnya dan dituangkan gula aren cair. Laklak beras merah biasanya dikonsumsi pada saat bersantai.

4. Kripik Keladi

Di Desa Jtiluwih banyak terdapat keladi, sehingga masyarakat sekitar mengkreasikan keladi ini menjadi kripik keladi. Cara pembuatan kripik keladi pun sangat mudah. Pertama, keladi dipotong tipis-tipis lalu kemudian keladi digoreng dengan minyak yang panas. Kripik keladi ini dapat langsung dimakan tanpa tambahan bumbu apapun. Namun, masyarakat sekitar sering menambahkan beberapa bumbu pada kripik keladi ini, seperti: garam, kunyit yang dihaluskan ataupun gula aren.

5. Sayur Candung

Sayur candung merupakan panganan sehat yang berbahan dasar dari candung/talas ungu.

Sayur ini diolah dengan menggabungkan berbagai bahan, diantaranya bumbu bali (basa genep), bongkot, dan kacang tanah. Bahan-bahan dasar, seperti kacang tanah dan bongkot direbus menjadi satu dengan talas ungu. Setelah matang, bahan-bahan yang direbus tadi kemudian dicampur dengan basa genep. Sayur candung siap untuk dinikmati

6. Sayur Keladi + Paku/Pakis

Panganan ini terdiri atas 3 bahan utama, diantaranya paku/pakis, keladi, dan basa genep.

Panganan ini diolah dengan cara merebus paku dan keladi hingga matang. Kemudian dilanjutkan dengan menggoreng basa genep lalu dicampur dengan paku dan keladi yang telah direbus tadi.

3. Pengkemasan Kuliner Lokal

Melihat potensi alam Subak Jatiluwih yang sangat kaya dan dengan tanah yang subur, maka banyak sekali hasil-hasil pertanian dan hasil-hasil perkebunan yang dihasilkan oleh para petani, yang tentunya dapat memberikan pendapatan kepada para petani Jatiluwih, akan tetapi hasil pertanian dan perkebunan yang dihasilkan yang langsung dijual tentu harganya akan lebih rendah dibandingkan apabila hasil pertanian dan perkebunan tersebut diolah menjadi beberapa jenis makanan atau kuliner yang akan dapat dijadikan oleh-oleh atau cinderamata yang dapat dijual kepada wisatawan.

(4)

Berikut beberapa hasil olahan dari hasil pertanian dan perkebunan yang dibuat produk dan pengkemasan kuliner sebagai berikut: bakpao beras merah, sirup keladi, bolu pisang, selai nangka, bitterbolen keladi, kue kering kelapa renyah, kue dadar pisang (pancake), dan pengemasan kopi celepuk.

Photo : Camilan Lokal Khas Desa Jatiluwih 4. Pameran Subak

Desa Jatiluwih memiliki beberapa potensi yang masih belum dikembangkan secara maksimal. Potensi-potensi tersebut berasal dari produk-produk yang dihasilkan oleh masyarakat.

Namun, produk-produk tersebut belum dikenal secara lebih luas oleh wisatawan yang berkunjung. Maka dari itu, diselenggarakanlah pameran di Desa Jatiluwih. Pameran ini diselenggarakan Tanggal 16 Agustus 2017 sekaligus untuk merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia ke-72. Pameran ini menjadi ajang promosi produk-produk

(5)

lokal Jatiluwih yang telah dikemas sedemikian rupa, yang nantinya diharapkan menjadi cinderamata lokal Desa Jatiluwih.

Tujuan dari diadakan pameran ini adalah memperkenalkan produk-produk lokal khas Desa Jatiluwih yang telah dikemas sedemikian rupa. Adapun peserta dari program ini adalah masyarakat Desa Jatiluwih yang ikut serta dalam acara untuk memeriahkan Acara 17 Agustus di Desa Jatiluwih. Pelaksanaan program ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan bagi masyarakat Desa Jatiluwih agar produk subak dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk penunjang ekonomi masyarakat dengan cara pengkemasan yang baik dan menarik, sehingga dapat dipasarkan dan diminati oleh konsumen.

5. Inventarisasi Potensi Air Terjun

Selain terasering sawah yang menjadi Daya Tarik Wisata Jatiluwih banyak terdapat potensi wisata lainnya yang dapat mendukung dan menjadi alternatif pilihan wisata untuk wisatawan yang berkunjung ke Jatiluwih, salah satunya adalah keberadaan air terjun yang terdapat di Jatiluwih. Berikut akan dideskripsikan berkaitan dengan air terjun yang ada di Jatiluwih, sebagai berikut:

1. Air Terjun Belum Bernama

Air terjun ini belum memiliki nama. Terletak di Banjar Kesambahan Kelod. Jalan menuju air terjun ini belum ada, sehingga apabila ingin menuju air terjun harus membuka jalan sendiri. Air terjun ini memiliki tinggi sekitar 8 meter, namun debit dan lebar aliran airnya kecil, sehingga kurang menarik.

Belum banyak orang mengetahui keberadaan air terjun ini termasuk warga sekitar Desa Jatiluwih dikarenakan akses menujunya tidak ada dan juga air terjun belum memiliki nama. Selain itu, karena air terjun ini baru ditemukan, maka belum ada perawatan, sehingga sampah dan kotoran melimpah ruah di sepanjang aliran airnya.

2. Air Terjun Yeh Hoo

Air terjun Yeh Hoo terletak di Banjar Uma Kayu, Desa Jatiluwih. Air terjun ini adalah air terjun yang telah tertata dengan rapi dan telah menjadi daya tarik wisata air terjun unggulan Jatiluwih dibanding yang lain. Berdasarkan hasil survei, tinggi air terjun sekitar 5 meter, akses menuju air terjun sudah sangat bagus berupa tangga yang terbuat dari beton dan landai, sehingga tidak menguras banyak tenaga para pengunjung. Aliran air dan kondisi sekitarnya yang masih terjaga dan alami. Selain itu, terdapat sebuah pura di dekat air terjun sebagai tempat suci yang terawat dengan rapi. Sehingga, Air Terjun Yeh Hoo menarik untuk dikunjungi atau sebagai daya tarik wisata alternatif di Jatiluwih selain subak.

3. Air Terjun Kembar

Air terjun ini dikenal dengan nama Twin Waterfall. Twin Waterfall merupakan air terjun kedua yang berada di Banjar Uma Kayu. Tinggi air terjun sekitar 6-8 meter. Terdapat

(6)

2 titik jatuhnya air dengan ukuran dan debit yang berbeda. Dikarenakan ada dua titik jatuhnya air, maka disebutlah “Twin Waterfall”.

Akses jalan menujunya sudah tersedia, namun belum memadai. Jalannya terbuat dari tangga tanah yang ditahan oleh bambu dan beberapa masih jalan tanah. Selain itu, dikarenakan kondisi topografi daerah ini rawan longsor, sehingga ada beberapa titik jalan yang terputus akibat longsor.

6. Logo dan Branding Subak Jatiluwih

Branding merupakan alat pemasaran yang efektif, di mana branding dapat mendeskripsikan profil daya tarik wisata dalam bentuk simbol dan kalimat yang dapat mempengaruhi pilihan wisatawan untuk memilih daya tarik yang dibuatkan branding. Untuk Subak Jatiluwih yang mempunyai keunikan dan daya tarik tersendiri, juga dibuatkan branding agar wisatawan yang sudah dapat berkunjung akan datang lagi dan ingat lagi dengan Jatiluwih ketika melihat atau mengingat branding tersebut, di samping itu juga untuk dapat dijadikan rekomendasi oleh wisatawan kepada teman atau koleganya untuk datang ke Jatiluwih. Branding yang dibuat sekaligus bisa dijadikan cinderamata kepada wisatawan yang dapat dibuat dalam bentuk gantungan kunci, gambar di baju, stiker, dan lain-lain.

Berikut Logo dan Branding Subak Jatiluwih:

Arti dan makna dari Logo dan Branding Subak Jatiluwih dijelaskan sebagai berikut:

(7)

1. Segi Tiga:artinya bahwa Subak Jatiluwih berlandaskan Konsep Tri Hita Karana (Parhyangan, Pawongan, dan Palemahan).

2. Tiga Gunung : artinya bahwa sumber air Subak Jatiluwih berhulu pada Gunung Batukaru yang muncul di Danau Tamblingan dan dialirkan langsung menuju Subak Jatiluwih melalui 3 sungai, yaitu: Sungai Yeh Hoo, Sungai Yeh Bat, dan Sungai Yeh Pusut.

3. Meru artinya: bahwa secara spiritual Subak Jatiluwih sumbernya adalah Pura Luhur Batukaru dengan Catur Angga-nya, yaitu:Pura Luhur Petali, Pura Luhur Besikalung, Pura Luhur Pucaksari, dan Pura Luhur Tambawaras.

4. Sawah dengan air mengalir: artinya bahwa sawah yang selalu siap untuk ditanami danberkelanjutan.

5. Padi: artinya bahwa Sawah Jatiluwih dengan sistem subaknya yang unik menghasilkan hasil panen padi yang unik pula, yaitu padi beras merah dan tidak banyak daerah lain yang menghasilkan panen padi seperti itu.

6. Tiga burung terbang: artinya bahwa keunikan Subak Jatiluwih menjadikan Jatiluwih sebagai Warisan Budaya Dunia oleh UNESCO dan dikenal luas oleh dunia.

7. Huma Nyaran: artinya “Huma” artinya sawah, “Nyarang” artinya siap ditanami. Selain itu,

“Huma” artinya Dewi Uma sebagai Penguasa di sawah, “Nyarang” kalau diambil huruf depannya “Nya” sama dengan “Ya”, yaitu Aksara Suci Dewa Siwa, di mana Dewa Siwa Permaisurinya adalah Dewi Uma. Dalam kepercayaan Hindu Dewa Siwa adalah Dewa Utama, sehingga sering disebut Mahadewa dan secara penempatan arah Dewa Siwa berada di tengah dan Huma Nyarang juga merupakan proses pengolahan sawah yang prosesnya di tengah (mencangkul, membajak sawah, meratakan tanah sawah, Huma Nyarang, menanam padi, merawat padi, panen padi).

7. Brosur

Media cetak merupakan sebuah media penyampain informasi yang memiliki manfaat dan terkait dengan kepentingan masyarakat, yang disampaikan secara tertulis. Salah satu media cetak yang dapat dijadikan sebagai alat promosi adalah brosur. Brosur dapat menjadi alternatif informasi Potensi Subak Jatiluwih kepada wisatawan.

Brosur Subak Jatiluwih dibuat dengan dua bahasa, yaitu Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris dengan konten yang diambil meliputi: Panorama Sawah, Ekowisata, Wisata Spiritual, Upacara Subak, Air Terjun Yeh Hoo, Kuliner Lokal, dan Peta Subak Jatiluwih. Berikut adalah tampilan Brosur Subak Jatiluwih:

8. Video Subak Jatiluwih

Subak Jatiluwih merupakan salah satu subak di Bali yang memiliki ciri khas tersendiri.

Subak Jatiluwih telah menjadi pusat perhatian, baik bagi wisatawan asing maupun lokal.

(8)

Walaupun Subak Jatiluwih telah banyak dikenal oleh wisatawan, namun masih kurangnya media promosi terkait Subak Jatiluwih. Selain, media promosi yang digunakan adalah brosur, juga digunakan media promosi elektronik, yaitu Video Subak Jatiluwih. Pembuatan Video Subak Jatiluwih menjadi salah satu media promosi agar wiasatawan mengetahui secara lebih detail mengenai Subak Jatiluwih.Media video dipilih karena mampu menggambarkan suasana Subak Jatiluwih secara visual.

9. Persiapan Homestay

Desa Jatiluwih sebagai destinasi pariwisata perlu memberikan kenyamanan bagi wisatawan yang berkunjung. Fasilitas pendukung perlu ditingkatkan sebagai salah satu upaya dalam memberikan kenyamanan bagi wisatawan. Salah satu fasilitas yang dapat disiapkan oleh masyarakat lokal adalah homestay.Walaupun di Desa Jatiluwih sendiri sudah terdapat beberapa homestay,tetapi masih perlu adanya peningkatan standar homestay dan jumlahnya yang masih terbatas.Standar homestay tersebut mencakup beberapa hal, yaitu tuan rumah, kegiatan, keaslian, manajemen, lokasi, kebersihan, keselamatan, dan keamanan, serta prinsip berkelanjutan. Maka dari itu, perlu adanya tindakan lebih lanjut guna mempersiapkan ataupun memberikan sosialisasi terkait homestay bagi masyarakat Desa Jatiluwih.

10. Pengkemasan Pupuk Organik

Jatiluwih merupakan wilayah dataran tinggi yang memiliki keindahan alam dengan lahan padi yang terbentang luas. Desa Jatiluwih memiliki potensi yang besar untuk pengembangan budidaya pertanian dan peternakan. Kedua bidang tersebut dapat diinteraksikan dalam usaha budiaya pertanian dan peternakan dalam menghasilkan suatu produk. Salah satu produk yang dapat dihasilkan melalui kedua kegiatan ini adalah pupuk organik. Pupuk organik dapat dihasilkan dengan memanfaatkan sisa-sisa tanaman padi dan kotoran yang dihasilkan oleh hewan peternakan yang telah kering. Selanjutnya, dari kegiatan produksi pupuk organik akan dilakukan pengemasan. Pengemasan yang baik dan sesuai untuk pupuk organic, sehingga dapat menghasilkan dan memberikan pupuk yang baik bagi penggunanya.

11. Pemasangan Papan Petunjuk Subak dan Papan Struktur Pengelola Subak

Pembuatan dan pemasangan plang arah penunjuk subak terbuat dari besi dengan tinggi tiang 2,5 meter dan ukuran papan 50 x 20 cm. Plang dipasang pada 6 titik yang tersebar di area subak, yang melingkupi arah menuju ke-7 tempek subak yang ada di Desa Jatiluwih.

Pemasangan plang arah penunjuk subak diperlukan survei terlebih dahulu, karena letak tempek subak yang berjauhan dan memerlukan titik yang tepat untuk pemasangan plang, sehingga dapat menunjukkan arah dengan tepat dan baik dan juga terlihat indah dari segi estetika.

Survei titik pemasangan plang arah subak dibantu oleh Pekaseh. Kemudian dalam penentuan titik pemasangan plang berkoordinasi dengan Pekaseh serta Dosen Pembimbing Lapangan.

Pemasangan plang dilakukan di enam titik yang tersebar tiga di jalur treking dan tiga lainnya di setiap subak yang berada di luar jalur treking. Pemasangan plang dilakukan secara bersamaan.

(9)

Pembuatan Papan Struktur Organisasi Subak Jatiluwih dibutuhkan koordinasi untuk dapat membuatnya karena belum ada sama sekali bagan strukturnya. Papan Struktur Organisasi Subak Jatiluwih dicetak pada banner dengan ukuran 150 x 80 cm kemudian dibingkai dengan triplek dan kayu lis ukuran 3 cm. Papan sementara disimpan di kediaman Sekretaris Subak hingga Kantor Subak selesai didirikan. Tidak hanya bentuk cetak yang diberikan namun juga softcopy dari file-nya agar nanti ketika rusak bisa dicetak ulang.

Pembuatan papan struktur ini dimaksudkan untuk menunjukkan Struktur Organisasi Subak Jatiluwih yang memiliki bagian-bagian yang lengkap serta tugas dan tanggung jawab masing- masing dan jelas yang mengatur dan menata sistem-sistem Subak Jatiluwih, sehingga bekerja dan berperan sesuai dengan fungsinya masing-masing yang menjadikan pola pertanian Jatiluwih yang tertata, di mana secara nyata dapat dilihat dari sawah berterasering dengan pengairannya yang kontinyu serta tanaman padi yang subur yang menjadi daya tarik utama di Jatiluwih.

12. Blog Subak Jatiluwih

Sebagai sarana promosi untuk mempromosikan Daya Tarik Subak Jatiluiwh diperlukan Blog Subak Jatiluwih yang memuat tentang Profil Subak, Daya Tarik Subak, Produk dan Paket Wisata Subak, dan lain-lain, sehingga dengan media Blog ini dapat memperkenalkan Daya Tarik Subak Jatiluwih secara dinamis dan berkelanjutan sesuai dengan produk dan paket wisata yang dikemas oleh masyarakat subak.

Media Blog ini dapat diakses seluruh dunia, sehingga jangkauan pemasarannya luas dan juga bisa diberikan komentar oleh konsumen sesuai dengan kebutuhan dan yang berkaitan dengan daya tarik yang ditampilkan dalam Blog tersebut. Hal yang perlu diperhatikan dalam Blog ini adalah adaya Operator yang selalu meng-update produk dan paket wisata yang akan mempengaruhi konsumen untuk dapat tertarik dengan produk dan paket wisata yang ditampilkan, sehingga harapannya adalah konsumen dapat membeli produk dan paket wisata tersebut, sehingga konsumen langsung datang ke Jatiluwih.

Nama Kepala Desa Jatiluwih: I Nengah Kartika; Pekaseh Subak Jatiluwih: I Nyoman Sutama.

*SEKIAN*

Oleh : elinkbalinews | 19 November 2017 | Dibaca : 1320 Pengunjung

Referensi

Dokumen terkait

Hasil Uji Keunggulan Metode Pembelajaran Tidak terdapat perbedaan keefektifan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol ditinjau dari kemampuan literasi matematika, maka tidak