1 TERMINOLOGI LESI
Terminologi lesi mukosa mulut dikelompokkan berdasarkan letak lesi terhadap permukaan mukosa dan proses terjadinya lesi (primer dan sekunder).[3,4] Lesi primer adalah lesi yang terjadi pada permulaan penyakit tanpa didahului adanya lesi lain.[3,4] Lesi sekunder adalah lesi yang terjadi akibat dari perubahan lesi primer selama perjalanan penyakit.[3,4] Contoh kejadian lesi sekunder : vesikel yang pecah kemudian menjadi ulser.
LESI PRIMER LESI SEKUNDER
1. Makula 2. Bercak 3. Vesikel 4. Bulosa 5. Pustula 6. Purunkel 7. Karbunkel 8. Papula 9. Nodula 10. Striae 11. Plak 12. Luka 13. Atropi 14. Fissura
1. Krusta 2. Exfoliative 3. Ulser 4. Erosi 5. Fistula
2
Morfologi lesi berdasarkan letaknya terhadap permukaan mukosa dibagi menjadi : Lesi yang rata dengan permukaan mukosa;
Lesi yang lebih tinggi dari permukaan mukosa; serta Lesi yang lebih rendah dari permukaan mukosa.[3,4]
Rata Lebih Tinggi Lebih Rendah 1. Makula
2. Bercak
1. Berisi Cairan a. Vesikel b. Bulosa/Bula c. Pustula d. Purunkel e. Karbunkel f. Abses g. Edema 2. Berisi jaringan
a. Papula b. Nodula c. Plak d. Striae
e. Granulomatosa 3. Krusta
4. Exfoliative
1. Luka 2. Ulser 3. Erosi 4. Fissura 5. Fistula 6. Atropi
3 I. Lesi yang rata dengan permukaan mukosa
a. Makula : diameter ≤ 10 mm b. Bercak : diameter ≥ 10 mm
Makula ataupun bercak terjadi oleh karena perubahan warna mukosa. Perubahan warna mukosa disebabkan oleh adanya hiperpigmentasi melanosit, benda asing (misal : amalgam), dan ekstravasasi eritrosit.[3,4] Ekstravasasi eritrosit di bawah mukosa menimbulkan warna merah,[3–5] yang memiliki terminologi sebagai berikut :
i. Pteki : diameter 1 – 2 mm ii. Purpura : diameter 3 – 20 mm iii. Ekimosis : diameter > 20 mm
4 II. Lesi yang lebih tinggi dari permukaan mukosa
a. Berisi cairan[3,4]
Lesi berisi cairan berupa cairan serosa (bening), darah (merah), pus (kuning) serta cairan plasma vaskular yang keluar akibat permeabilitas yang meningkat dan vasodilatasi.
i. Vesikel : diameter ≤ 5 mm ii. Bulla : diameter ≥ 5 mm
Lesi berbentuk bulla berdasarkan kedalaman lesi mukosa,[6]
secara terminologi dibedakan menjadi : i. Bulla Pemphigous
Bulla pemphigous terjadi di intra epitelial, mudah pecah, dan menimbulkan ulser yang luas.
ii. Bulla Pemphigoid
Bulla pemphigous terjadi di sub epitelial, tidak mudah pecah, apabila pecah terdapat lapisan tebal yang menutupi ulser.
Bulla Hemorrhagic[7]
Bulla yang berisi darah
5
berisi leukosit, kadangkala mengandung bakteri ataupun steril, serta kadang dijumpai adanya debris sel.[3,4,8] Lesi yang berisi pus secara terminologi dibedakan menjadi : i. Pustula (diameter ≤ 5 mm)
ii. Furunkel (diameter ≥ 5 mm)
iii. Karbunkel (kumpulan Furunkel yang tidak menyatu) iv. Abses (Akumulasi pus di dalam jaringan yang tidak
terlihat dipermukaan mukosa, tetapi terlihat pembengkakan yang dikuti tanda keradangan)
Edema merupakan lesi yang berisi cairan plasma vaskular yang keluar akibat permeabilitas yang meningkat dan vasodilatasi disebut.[3,4] Edema lokal yang muncul tiba-tiba dan perlahan menghilang disebut sebagai Urtika.[3,4]
Edema yang meluas pada epitel dan subepitel disebut Angioedema.[3,4]
6 b. Berisi jaringan
Lesi kenyal akibat adanya keradangan atau massa padat.[3,4]
i. Papula : diameter ≤ 5 mm ii. Nodula : diameter ≥ 5 mm
Bertangkai : Pedunculated
Tidak bertangkai : Sessile
iii. Plak : lesi yang lebih tinggi dari permukaan mukosa, dengan ciri dasar lesi lebarnya sama dengan puncak lesi
Permukaan lesi yang berisi jaringan dapat berupa[3,4] :
• Halus
• Granular
• Verucous
• Papilomatous
• Papilomatosis (pebbly)
• Papilomatosis (cobblestone)
• Bosselated
• Lobulated
7 c. Krusta[3,4]
Krusta adalah cairan tubuh yang keluar kemudian mengering. Krusta berwarna merah kehitaman berasal dari darah yang teroksidasi kemudian mengering. Krusta berwarna kekuningan berasal cairan serosa yang mengering dari vesikel yang pecah atau berasal dari pus yang mengering.
d. Wickham striae[3,4]
Papula memanjang dan bersilangan menyerupai jaring- jaring.
e. Skuama[2]
Lapisan korneum yang menebal. Skuama kasar adalah skuama yang menebal dan dapat terkelupas. Ptiriasis adalah skuama halus yang menyerupai bedak. Skuama yang berbentuk melingkar dari atap bulla yang pecah disebut kolaret.
8 III. Lesi yang lebih rendah dari permukaan mukosa
a. Luka[9–11]
Luka adalah kerusakan mukosa akut hingga hilangnya lapisan mukosa, akibat trauma (mekanik, suhu yang terlalu panas/dingin, kimia). Luka Abrasi adalah luka karena gesekan dengan benda kasar.[10] Luka Laserasi adalah luka karena benda tumpul yang menembus mukosa atau kulit.[11]
b. Ulser[3,4]
Ulser/ulkus adalah luka kronis (>2-3 hari) yang kerusakannya melebihi membarana basalis. Ulkus berdasarkan ukurannya dibagi menjadi ulser minor (diameter ≤ 5mm), ulser mayor (diameter ≥ 5mm), ulser herpetiform (diameter 1-2mm, jumlah >20)
c. Erosi[3,4]
Erosi adalah kerusakan mukosa superfisial akibat trauma yang tidak melewati membrana basalis.
d. Fissura[3,4]
Lesi pada mukosa yang menyerupai sayatan memanjang, dengan dasar lesi menyempit (menyerupai huruf V).
e. Fistula[3,4]
Fistula adalah lubang kecil yang menyerupai tusukan jarum dan berupa saluran kecil memanjang menghubungkan
9
yang menghubungkan 2(dua) rongga fistula disebut sinus.
f. Atropi[3,4]
Atropi adalah penipisan lapisan epitel tanpa adanya riwayat trauma.
10 DESKRIPSI LESI
Deskripsi lesi terdiri dari :[3]
1. Lokasi lesi
2. Morfologi lesi (bentuk, jumlah, warna, ukuran, batas, konsistensi)
Contoh :
1. Lesi pada mukosa bukal dextra berbentuk ulser tunggal berwarna putih dengan tepi kemerahan berdiameter 5mm.
2. Lesi pada mukosa labial inferior berbetuk nodula tunggal sewarna dengan sekitar berbatas jelas berdiameter 11mm