KOMITE ETIK DAN HUKUM RUMAH SAKIT
KOMITE ETIK DAN HUKUM
RUMAH SAKIT
MENGAPA PERLU KOMITE ETIK & HUKUM ?
• Perkembangan teknologi kedokteran baru atau pemanfaatan baru
teknologi lama
• Ancaman tuntutan malpraktek
• Nilai dan Perlindungan pasien
• Perubahan hubungan dokter - pasien
• Materialisme vs Professionalisme
• Pluralisme etik
• Peran media massa
KEH RS
• Secara umum, nomenklatur “Komite”
menunjukkan bahwa KEH bukan satuan eksekutif, melainkan bersifat pemberi nasihat, konsultatif, pemikiran dan rekomendasi kebijakan-regulasi di bidang etik dan hukum RS
• Isu etik dan hukum dapat di lingkungan
manajemen, profesi, maupun di lingkungan klinis.
TUGAS DAN FUNGSI KOMITE ETIK RS
• Memberikan konsultasi dan saran di bidang etik terhadap pasien, keluarga dan tenaga kesehatan
• Evaluasi kasus dari sudut pandang etik
• Mengembangkan kebijakan dan pedoman praktik institusi, (berkaitan dengan end of life dan transplantasi)
• Mengembangkan pemecahan masalah distribusi sumber daya
KASUS HUKUM
• Sengketa antara Pasien dengan Dokter /
Nakes / RS tentang pelaksanaan pelayanan kesehatan di RS
– Ketidakpuasan pelayanan
– Dugaan pelanggaran hak pasien – Dugaan kesalahan / kelalaian
TUNTUTAN MEDIKOLEGAL
KETIDAKPUASAN
• Meliputi lingkup yang luas
– Pelayanan “hotel” : kesulitan mendapatkan kamar yg tepat, kualitas kamar beserta isinya, kebersihan, perjanjian waktu praktik, waktu dan kualitas
konsumsi, keamanan, kualitas linen, “pelayanan perawatan yg non medis”, dll
– Pelayanan administrasi : waktu pendaftaran, antrian, informasi, billing, besar dan cara
pembayaran, dll – Pelayanan medis
PELANGGARAN HAK PASIEN
• Terdapat beberapa Hak Pasien yg bila dilanggar sering berakibat tuntutan medikolegal:
– HAK ATAS INFORMASI, termasuk second opinion dan isi rekam medis
– HAK ATAS PRIVASI DAN KERAHASIAAN, dengan pengecualian tertentu
– HAK UNTUK MENENTUKAN DIRI SENDIRI (consent maupun refusal)
– HAK MATI BERMARTABAT (DNR, minimal treatment, withdraw-withhold)
KELALAIAN MEDIK
• Memiliki KEWAJIBAN untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu
• Melakukan PELANGGARAN ATAS KEWAJIBAN tersebut
• Hasilnya adalah CEDERA atau KERUGIAN pada orang lain
• HUBUNGAN KAUSAL antara Pelanggaran yg dilakukan dengan Cedera yg terjadi
Venn Diagram
All Errors
“Near Misses”
All Adverse Events
Preventable
Adverse Events Non-
Preventable Adverse Events
Negligent
adverse events
Malpraktik ?
• Perbuatan yg disengketakan mungkin memang merupakan tindak-malpraktik (kelalaian atau
perbuatan melanggar hukum atau melawan hak),
• Ketidaktepatan interaksi antara kebutuhan
dengan pelayanan.
Perlindungan Hukum
Dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran mempunyai hak :
– memperoleh perlindungan hukum sepanjang
melaksanakan tugas sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional;
– memberikan pelayanan medis menurut standar profesi dan standar prosedur operasional;
Tanggungjawab Institusi / Korporasi
Rumah Sakit bertanggung jawab secara hukum terhadap semua kerugian yang
ditimbulkan atas kelalaian yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di Rumah Sakit.
REVIEW KASUS HUKUM
• Dalam rangka PATIENT SAFETY
– Analisis mencari kesalahan, mengapa terjadi, dan jalan keluar untuk pencegahan kasus serupa di masa mendatang
• Dalam rangka penyelesaian MEDIKOLEGAL
– Analisis mencari kesalahan dan siapa yg bersalah, menilai kasus-posisi, mencari dan memilih cara penyelesaian yg efektif dan efisien
Proses Pembahasan Kasus
• Pembahasan bersama dalam Komite Medik dan Komite Etik & Hukum
• Semua data dikumpulkan untuk dibahas, buat kronologi komprehensif
• Semua orang yang terlibat diikutsertakan, ditambah “dokter lain”
pengkaji kasus
– Pelayanan pra-pelayanan medis
– Pemeriksaan medis - kebutuhan medis – Indikasi - kontra-indikasi - alternatif
– Risiko, insiden dan Errors
– Prosedur : informed consent, Standar Profesi, SOP – Pencegahan dan penanganan KTD
PIDANA KASUS DIANALISIS SECARA MEDIKOLEGAL DAN DINILAI
POSISI HUKUMNYA
POLISI
KONSULTASI
BP2A IDI / PDGI KONSULTASI
HUKUM
ADVOKAT SAKSI AHLI
KASUS DIANALISIS SECARA MEDIKOLEGAL DAN DINILAI
POSISI HUKUMNYA
KASUS HITAM KASUS KELABU KASUS PUTIH PERDATA:
NON LITIGASI LITIGASI
?
BENAR-SALAH
• Keputusan benar atau salahnya suatu perbuatan medis tetap didasarkan kepada “upayanya” dan bukan kepada “hasil-
akhirnya”
• Pembandingan perbuatan (rekam medis) dengan standar atau pendapat peer-group (ahli) masih merupakan cara utama.
• Dokumen rekam medis yg tidak lengkap merupakan kendala
• Defense menggunakan kerangka yang sama
Solusi Win-Win
• Penyelesaian win-win tidak mendasarkan kepada benar- salah (right-based), melainkan kepada kepentingan para pihak (interest-based)
• Mediasi dijadikan salah satu cara terpopuler
• Perlu penyiapan dana sebagai solusi atas risiko indemnity.
KESIMPULAN
• Sengketa pasien dengan RS tidak seluruhnya termasuk ranah hukum kedokteran, atau ranah malpraktik.
• Peran KEH dalam perkara hukum adalah mereview kasus untuk membuat terang kasus, menemukan adakah
“kesalahan”, apakah dapat dituntut hukum, apakah defensibel.
• Penyelesaian sengketa dicari yang paling efektif dan efisien.