Karena model pembelajaran kooperatif tipe TPS mempunyai kelebihan diantaranya; (1) memberikan waktu lebih banyak kepada siswa untuk berpikir, menjawab dan saling membantu, (2) lebih mudah dan cepat dalam membentuk kelompok, (3) siswa lebih aktif dalam belajar karena satu kelompok hanya terdiri dari dua siswa (Fadholi, 2009) . Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematis siswa meningkat setelah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TPS.
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Kajian Pustaka 1. Pembelajaran
Pengertian Persamaan Nilai Mutlak Satu Variabel
Dalam geometri, nilai mutlak x ditulis | x |, adalah jarak x ke 0 pada garis bilangan real. Karena jarak ini selalu positif atau nol, maka nilai absolut x juga selalu positif atau nol untuk setiap bilangan real x. Pemimpin tim pramuka PBB memerintahkan maju 4 langkah, maka jarak gerak kelompok maju 4 langkah, jika pemimpin kelompok memerintahkan mundur 3 langkah.
Berdasarkan gambar garis bilangan di atas, posisi x = 0 merupakan titik awal barisan, kemudian panah merah merupakan gerak maju 3 langkah ke depan (menuju sumbu x positif atau +3) dan untuk yang biru panah itu adalah gerakan mundur 2 langkah maju.mundur (menuju sumbu x atau -2 negatif).
Persamaan Nilai Mutlak Linear Satu Variabel
Pada tanda panah di atas terlihat bergerak dari angka 0 ke kanan menuju angka 3. Berdasarkan penjelasan di atas, nilai mutlak ini bisa disebut juga dengan jarak yang ditempuh dari titik awal.
Persamaan Dan Pertidaksamaan Nilai Mutlak
Hasil penelitian menjelaskan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe TPS efektif diterapkan pada pembelajaran matematika ditinjau dari hasil belajar matematika siswa kelas VII semester genap SMP Negeri 21 Bandar Lampung. Hasil penelitian menjelaskan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe TPS mempunyai pengaruh yang besar terhadap hasil belajar matematika. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar matematika siswa setelah pembelajaran melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TPS termasuk dalam kategori tinggi dengan skor rata-rata 81,75 dan standar deviasi 9,183.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa prestasi belajar matematika siswa kelas VIIB SMP Negeri 3 Baraka yang diajar dengan pembelajaran kooperatif tipe TPS berada pada kategori tinggi dengan rerata skor 80,40 dengan standar deviasi 12,31 dari skor ideal sebesar 100.
Kerangka Pikir
Menurut Departemen Pendidikan Nasional, salah satu faktor tersebut adalah input instrumental seperti pemilihan model pengajaran. Beberapa hasil penelitian penting di atas menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe TPS lebih baik dibandingkan dengan model pembelajaran langsung. Untuk melihat apakah model pembelajaran TPS lebih baik dibandingkan dengan model pembelajaran langsung maka penulis melakukan eksperimen pada kelas X SMA Negeri 14 Makassar dimana X MIPA 2 sebagai kelas eksperimen dan.
Berdasarkan uraian di atas maka hipotesis penelitian ini adalah terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar siswa khususnya pada soal sejarah yang diajarkan pada model pembelajaran kooperatif tipe Thing Pair Share (TPS) lebih besar dibandingkan dengan yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Thing Pair Share (TPS). model pembelajaran langsung.
Jenis Penelitian
Variabel dan Desain Penelitian
Kelompok yang diberi perlakuan disebut kelompok eksperimen dan kelompok yang tidak diberi perlakuan disebut kelompok kontrol.
Populasi dan Sampel 1. Populasi
Sampel
Dengan demikian, sampel penelitian ini ditentukan dengan menggunakan teknik pengambilan sampel secara acak (simple random sampling), yaitu teknik pengambilan sampel yang memberikan kesempatan yang sama untuk menjadi sampel dalam penelitian. Sampel penelitian ini terdiri dari kelas eksperimen yaitu kelas X MIPA 2 dan kelas kontrol yaitu kelas X MIPA 5 SMA Negeri 14 Makassar.
Defenisi Operasional Variabel
TPS merupakan salah satu jenis model pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola berpikir dan interaksi siswa.
Prosedur Penelitian
Hasil belajar adalah hasil yang dicapai siswa dalam proses belajar sehingga terjadi proses perubahan pemikiran dan kemampuan. Pelaksanaan proses belajar mengajar dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TPS pada kelas eksperimen dan pembelajaran langsung pada kelas kontrol. Memberikan post-test untuk mengetahui perbedaan hasil kemampuan pemecahan masalah siswa antara kelas yang diberi perlakuan dengan kelas yang tidak diberi perlakuan.
Instrumen Penelitian
Teknik Pengumpulan Data
Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui observasi langsung dan pencatatan langsung terhadap objek yang ingin diteliti. Dalam penelitian ini instrumen observasi yang digunakan bertujuan untuk mengukur tingkat keberhasilan atau pencapaian tujuan pembelajaran dalam proses belajar mengajar di kelas.
Teknik Analisis data
Analisis Deskriptif
Mengenai kategorisasi hasil belajar matematika berdasarkan ketentuan Kementerian Pendidikan Nasional dapat dilihat pada tabel berikut. Ketuntasan klasikal tercapai apabila sekurang-kurangnya 85% siswa dalam kelas tersebut telah mencapai kriteria kesempurnaan minimal (KKM). Analisis aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika dengan model pembelajaran TPS dan model pembelajaran langsung dihitung berdasarkan hasil observasi setiap pertemuan dengan mengekstraksi rata-rata persentase analisis dari seluruh pertemuan.
Kriteria aktivitas siswa disebut aktif apabila konversi nilai rata-rata tiap aspek pengamatan berada pada kategori aktif atau sangat aktif.
Analisis Inferensial
Kriteria aktivitas siswa disebut aktif apabila konversi nilai rata-rata tiap aspek pengamatan berada pada kategori aktif atau sangat aktif. A. Uji persamaan dua mean digunakan untuk menguji apakah mean skor keterampilan pemecahan masalah kelompok eksperimen dan kontrol berbeda. Ho = terdapat perbedaan rerata hasil belajar siswa setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dengan pembelajaran langsung.
H1= tidak terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar siswa setelah menggunakan model pembelajaran kolaboratif tipe TPS dengan pembelajaran langsung.
Hasil Anlisis Deskriptif
Untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa pada materi persamaan linear dan pertidaksamaan dengan variabel nilai mutlak pada kelas dengan teknik analisis deskriptif dan inferensial.
Kelas Eksperimen
Artinya siswa dapat memahami permasalahan secara utuh, yaitu dapat menuliskan dengan benar dan lengkap apa yang diketahui dan ditanyakan, kemudian siswa juga dapat dengan benar dan lengkap membuat rencana penyelesaian berdasarkan masalah yang diberikan. siswa mampu melaksanakan rencana pemecahan masalah sesuai rencana yang telah dibuat sebelumnya, serta mampu menuliskan penyelidikan yang benar dan lengkap terhadap permasalahan yang diberikan. Pada kategori tinggi terdapat 19 siswa atau 52,77% artinya siswa dapat memahami permasalahan yaitu menuliskan apa yang diketahuinya dan bertanya, kemudian siswa juga dapat membuat rencana penyelesaian tergantung permasalahannya. Selain itu, jumlah siswa dengan nilai kategori rendah sebanyak 4 orang atau 11,11% artinya siswa tidak dapat memahami soal yang diberikan, siswa juga membuat rencana penyelesaian yang tidak sesuai dengan soal yang diberikan, jika siswa masih melakukan kesalahan dibuat dalam perencanaan, siswa tidak dapat melaksanakan rencana penyelesaian, apalagi memeriksa kembali jawaban yang ditemukan.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan pemecahan masalah matematis kelas bertanya, maka siswa mampu merencanakan masalah dan melaksanakan rencana penyelesaian masalah sesuai dengan rencana yang telah dibuat sebelumnya, namun ada beberapa siswa tidak mencetak jawaban yang benar dan mengalami kesalahan dalam memahami pertanyaan.
Kelas Kontrol
Ditinjau dari kesiapan perlengkapan belajar siswa pada saat proses pembelajaran pertemuan pertama sampai pertemuan ketiga memperoleh skor 4, 4 dan 4 dengan rata-rata skor masing-masing 4 dan 100%. Dari segi antusiasme siswa saat bersyukur dari pertemuan pertama sampai pertemuan ketiga diperoleh skor masing-masing sebesar 3,5, 4, dan 4 dengan rata-rata skor masing-masing sebesar 3,8 dan 95%. Aspek keaktifan siswa dalam bertanya pada saat pembelajaran pertemuan pertama sampai ketiga mendapat nilai 3,5, 4 dan 4 dengan rata-rata penilaian masing-masing sebesar 3,8 dan 95%.
Pada aspek kekompakan siswa dalam berdiskusi selama pembelajaran dari pertemuan pertama sampai pertemuan ketiga masing-masing memperoleh skor sebesar 3,5, 4 dan 4 dengan rata-rata skor sebesar 3,8 atau 95%.
Kelas Kontrol
Dari Tabel 4.7 dan uraian diatas terlihat bahwa rata-rata aktivitas kelas siswa yang menghadiri setiap pertemuan berada diatas nilai mereka yaitu dan rata-rata persentase siswa yang hadir pada saat pembelajaran berlangsung sebesar 92,5%. 75% dari jumlah siswa menjawab dan bertanya mengenai materi yang disampaikan guru/siswa.
Tabel 4.8 dan uraian di atas menunjukkan rata-rata aktivitas kelas
Hasil Analisis Inferensial
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah hasil kemampuan pemecahan masalah siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol (posttest) berdistribusi normal atau tidak, dalam penelitian ini digunakan taraf signifikansi 5%. Menggunakan bantuan program komputer bernama Statistical Product and Service Solutions (SPSS) versi 22 dengan Levene’s Test For Equality of Variances. Dari hasil uji persyaratan analisis data terlihat bahwa kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai populasi yang berdistribusi normal dan mempunyai varian yang sama.
Karena hasil uji Levene menunjukkan variansnya homogen, maka nilai t yang digunakan berdasarkan uji t pada garis asumsi variansi sama yaitu 7,039 dengan nilai P sebesar 7,039.
Pembahasan Hasil Penelitian
Pembahasan Hasil Analisis Deskriptif
Pembahasan hasil analisis deskriptif mengenai hasil kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dan aktivitas siswa mengenai pembelajaran matematika melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TPS. Nilai rata-rata kemampuan pemecahan masalah matematis siswa pada kelas eksperimen sebesar 85,05 dengan standar deviasi 7,70 termasuk dalam kategori tinggi. Sedangkan nilai rata-rata kemampuan pemecahan masalah matematis siswa pada kelas kontrol sebesar 72,26 dengan standar deviasi 7,48 termasuk dalam kategori rendah.
Jadi dapat disimpulkan bahwa kelas tersebut
Pembahasan Hasil Analisis Inferensial
Kesimpulan
Saran
Efektivitas pembelajaran matematika melalui pengenalan model kerjasama Think Pair Share (TPS) pada siswa kelas X Mas Guppi Batuara Kabupaten Bulukumba. Penggunaan Model Pembelajaran Kolaboratif Think Pair Share (TPS) Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Kelas 1 SMK Nasional AK Makassar." Efektifitas Pembelajaran Matematika Dengan Penerapan Model Kolaboratif Think Pair Share (TPS) Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 8 Gowa.
Efektivitas Pembelajaran Matematika Melalui Penerapan Model Kooperatif Tipe Thinking Pair Share (TPS) pada Siswa Kelas VII 4 SMP Negeri 2 Sungguminasa”.