• Tidak ada hasil yang ditemukan

kompetensi sosial guru ips terpadu - ADOC.PUB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "kompetensi sosial guru ips terpadu - ADOC.PUB"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERPADU DI SMP ADABIAH PADANG

Nicke Armaisya1 Liza Husnita 2 Ahmad Nurhuda 3

Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT

Background of the study was to reveal the social competence of integrated social studies teacher in Padang junior high school Adabiah. This is study aims to deterinine the social compefence of integrated in Padang junior high social studies teacher Adabiah qualitative research respondents in the study is the principal, vice-principal, teacher and student assemblies in Padang junior high school Adabiah fields of research data collection was conducted interviews and then the data is processed by an interactive analysis techniques the result showed that the social competence of teachers integrated social in Padang junior high school (1) integrated social studies teacher social competence in interacing degan students based on oral communication, writing and gusture, of the four theacher only two teachers who are less able to communicate with the students gesture. Using information and communication technology are furctionally integrated social sciences found that the teachers had difficulty in using information and communication technology as medium of learning activities communicate and interact effectively in general it can be concluded that the junior high school social studies teacher Adabiah able to communicate and get along with learners. (2) integrated social studies teacher social competence in integracing with cowokers fellow teachers can not communicate ewees using information and communication technology in general functionally integrated social studies teachers have difficulty in using communicate and interact effectively in general it can be concluded that the junior high school social studies teacher Adabiah can communicate with a fellow teacher colleagkes based on this study it can be concluded that the social competence of integrated social can be said to be less capable in social competence in oral written and cues using technology and communications funivctionality and communicate and interact effectively.

Key Words: Competence social, Teache.

1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat

2 Dosen Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat

3 Dosen Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat

(2)

1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah masa depan bangsa, menyikapinya maka kehadiran guru dalam dunia pendidikan sangat diperlukan ketika semua orang mempersoalkan masalah dunia pendidikan. Guru mempunyai fungsi, peran, dan kedudukan yang sangat strategis dalam membangun nasional bidang pendidikan. Pembangunan tersebut merupakan upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang beriman, bertaqwa, dan berakhlak mulia serta menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni dalam mewujudkan masyarakat yang maju, adil, makmur dan beradab berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Guru merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan keberhasilan pendidikan di sekolah, Guru secara langsung berhubungan dengan peserta didik. Pendidikan yang dimaksud adalah untuk mendidik calon guru yang kelak mampu melaksanakan tugas secara professional, sebab itulah peran dan fungsi guru amatlah penting dalam keberhasilan proses belajar mengajar, sehingga tujuan pendidikan tersebut bisa tercapai dengan baik.

Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan dan prilaku yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas profesi (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen). Kompetensi guru merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan prilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diaktualisasikan oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Berdasarkan peraturan pemerintah (PP) No.18 Tahun 2007 tentang guru dinyatakan bahwasanya kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi professional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.

.Kompetensi sosial merupakan kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk:

a. Berkomunikasi lisan dan tulisan

b. Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional

c. Berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik. (E. Mulyasa 2009:173).

SMP Adabiah Padang adalah merupakan salah satu SMP Swasta yang terdapat di Kota Padang.

Tenaga pengajar atau guru yang mengajar di SMP Adabiah Padang sudah memiliki pengalaman belajar dibidang pendidikan. SMP Adabiah merupakan SMP swasta terfaforit di kota Padang dan juga SMP Adabiah terkenal dengan ke elitannya, siswa-siswi yang sekolah disana kebanyakan ekonomi orang tuanya menengah keatas. Mata pelajaran IPS di SMP Adabiah Padang diajarkan oleh empat orang guru.

Seorang guru harus mempunyai kompetensi sosial karena guru adalah pembimbing dalam pembelajaran dan kompetensi sosial guru merupakan kemampuan guru untuk memahami dirinya sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat dan mampu mengembangkan tugas sebagai anggota masyarakat dan warga Negara.

Guru-guru di SMP Adabiah Padang terutama guru IPS dituntut untuk tidak hanya pandai menguasai bidang ilmu yang dimilikinya dan diajarkan kepada siswa-siswinya disekolah tetapi, guru merupakan panutan dan teladan bagi lingkungan di sekitarnya, oleh karenanya seorang guru diharuskan untuk dapat berkomunikasi dengan baik dengan lingkungannya karena guru adalah merupakan tenaga pendidik yang membentuk manusia menjadi manusia, dengan ilmu yang bermanfaat dan dengan adanya hubungan sosial yang baik dengan lingkungannya. Berdasarkan observasi pada praktek lapangan selama enam bulan di SMP Adabiah Padang, Guru IPS kurang berinteraksi dengan para siswa, sehingga pada saat proses belajar mengajar banyak para siswa yang meribut dan keluar pada jam pelajaran IPS. Guru seharusnya bisa mengatur siswa selama jam pelajaran IPS dan menjaga komunikasi yang baik dengan siswanya, sehingga siswa bisa lebih menghargai gurunya baik pada jam pelajaran maupun di luar jam pelajaran IPS.

selain menjaga interaksi antara siswa. Guru juga harus bisa menjalin hubungan yang harmonis dengan sesama guru namun setelah penulis temui selama praktek lapangan guru IPS sangat jarang berkomunikasi dengan sesama guru-guru yang ada di SMP Adabiah Padang, hal itu ditunjukan pada saat jam istirahat yang seharusnya para guru-guru meluangkan waktunya untuk berinteraksi secara baik dan juga berkomunikasi tentang perkembangan para siswa, namum yang penulis temui selama praktek

(3)

2 lapangan guru-guru di SMP Adabiah Padang hanya sibuk dengan dirinya sendiri dan kurang berinteraksi dengan sesama rekan kerjanya.

Berdasarkan kepada latar belakang di atas penulis ingin melihat, mengkaji dan meneliti lebih dalam tentang kompetensi sosial guru dan menuangkannya kedalam sebuah skripsi yang di beri judul :“KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERPADU DI SMP ADABIAH PADANG”.

B. Perumusan Masalah

Untuk lebih memudahkan dan terfokusnya pembahasan penelitian ini, maka permasalahan yang akan dibahas pada penelitian ini adalah :

1. Bagaimana kompetensi sosial guru IPS dalam berinteraksi dengan siswa ?

2. Bagaimana kompetensi sosial guru IPS dalam berinteraksi dengan rekan kerja sesama guru ? C. Tujuan dan manfaat penulisan

1. Penulisan ini bertujuan untuk:

a. Untuk mendeskripsikan kompetensi sosial guru IPS dalam berinteraksi dengan siswa.

b. Untuk mendeskripsikan kompetensi sosial guru IPS dalam berinteraksi dengan rekan kerja sesama guru.

2. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : a. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat

menjadi bahan masukan bagi guru IPS di SMP Adabiah Padang terutama dalam hal kompetensi sosial guru dalam berinteraksi dengan siswa dan rekan kerja sesama guru.

b. Bagi penulis, sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana.

c. Secara akademis, bagi penelitian selanjutnya diharapkan penelitian ini dapat membantu menuju kesempurnaan penelitian.

KAJIAN PUSTAKA A. Kerangka Konseptual

1. Kompetensi Guru

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dijelaskan bahwa: “kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan prilaku yang harus di miliki, dihayati dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan”.

Kompetensi Sosial

Kompetensi sosial di dalam peraturan pemerintah Nomor 19 tahun 2005, pada penjelasan pasal 28 ayat (3) butir d dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi sosial adalah kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, dan sesama pendidik. Hal tersebut diuraikan lebih lanjut dalam RPP tentang guru, bahwa kompetensi sosial merupakan kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat yang sekurang-kurangnya memiliki kompetensi melalui indikator:

a. Berkomunikasi secara lisan, tulisan dan isyarat b. Menggunakan teknologi komunikasi dan

informasi secara fungsional

c. Berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik (E.

Mulyasa 2009:173).

B. Studi Relevan

Penelitian yang dilakukan oleh Andri Gutina (64871/2005) Skripsi FIS Universitas Negeri Padang (UNP) dengan judul:Pengembangan Kompetensi Sosial Guru Dalam Pembelajaran Di SMP N 5 Padang.

Penelitian yang dilakukan oleh Mustika Putri Utami (79448/2006) Skripsi Jurusan Geografi FIS Universitas Negeri Padang (UNP) dengan judul :Pengetahuan Kompetensi Bagi Guru IPS Terpadu Di SMP Negeri Kota Bukittinggi.

Penelitian yang dilakukan oleh Rusdi Arianto (85738/2008) Skripsi Jurusan Ilmu Pendidikan FIP Universitas Negeri Padang (UNP) dengan judul: Kompetensi Sosial Guru Di SMA Negeri Solok Selatan.

C.Kerangka Berfikir

Kompetensi sosial guru adalah kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan lingkungannya baik itu dilingkungan tempat ia bekerja dan tujuan penelitian ini adalah untuk melihat dan mengetahui kemampuan kompetensi sosial guru IPS SMP Adabiah Padang dilihat dari peserta didik dan sesama rekan kerja, yang mana alat ukur atau indikator yang digunakan adalah menurut E.

Mulyasa(2009:173):

(4)

3 METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah kualitatif, penelitian ini berusaha untuk menggungkapkan dan memahami kenyataan yang ada di lapangan. Menurut Arikunto (2010:21) teori penelitian kualitatif, agar penelitian dapat betul-betul berkualitas, data yang dikumpulkan harus lengkap, yaitu data primer dan data sekunder.

B. Lokasi Penelitan

Penelitian ini diadakan di SMP Adabiah Padang yang beralamat di Jl. Jati Adabiah I Padang Sumatra Barat

C. Informan Penelitian

Informan dalam penelitian ini adalah guru- guru yang mengajar IPS yang berjumlah empat orang, siswa kelas tujuh (1-8), delapan (1-9) dan sembilan (1-9) masing-masingnya tiap kelas peneliti mengambil dua orang dan rekan kerja sesama guru SMP Adabiah Padang. Penelitian ini dari bulan Maret

2014 sampai Mei 2014.

D. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan cara yang di pakai dalam pengumpulan data-data yang di peroleh dalam rangka pengujian penelitian adapun metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah:

1. Observasi

Observasi adalah penelitian ini peneliti melakukan pengamatan tentang interaksi guru IPS dengan sesama rekan kerja dan siswa SMP Adabiah Padang.

2. Wawancara

Wawancara yaitu peneliti melakukan wawancara dengan guru-guru mata pelajaran IPS, sesama rekan kerja dan siswa.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah melalui arsip peneliti yakni Foto wawancara dengan Kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru IPS terpadu serta guru mata pelajaran lainnya dan siswa-siswi SMP Adabiah Padang.

E. Validitas Data

Untuk mendapatkan data yang valid, maka dilakukan teknik trianggulasi data.

F. Teknik Analisa Data

Teknik analisa data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisa interaktif yang

dikemukakan oleh Milles dan Huberman. Menurut Iskandar (2009:222) teknik analisis interaktif ini sangat umum digunakan dengan langkah-langkah yaitu:

1. Pengumpulan Data

Data dikumpulkan dari berbagai sumber bagaimana interaksi guru IPS di SMP Adabiah Padang melalui observasi, wawancara dengan guru IPS, rekan sesama kerja dan siswa SMP Adabiah Padang.

2. Reduksi Data

Menurut Iskandar (2009:223) reduksi data merupakan proses pengumpulan data penelitian, seorang peneliti dapat menentukan kapan saja waktu untuk mendapatkan data yang banyak apabila peneliti mampu menerapkan metode observasi, wawancara atau berbagai dokumen yang berhubungan dengan subjek yang diteliti.

3. Display Data (penyajian data)

Dalam penyajian data penulis menganalisis atau mengambil tindakan berdasarkan pemahaman yang di dapat dari reduksi data.

4. Penarikan Kesimpulan

Pengambilan kesimpulan merupakan analisis lanjutan dari reduksi data sehingga dapat di simpulkan tentang kebenaran mengenai kompetensi sosial guru IPS terpadu di SMP Adabiah Padang.

Penarikan kesimpulan dilakukan dengan cermat dan bertahap dari kesimpulan sementara sampai kesimpulan terakhir.

HASIL PENELITIAN A. Temuan Umum Sejarah Berdirinya Adabiah

Pada tahun 1909 perguruan Diniyah Adabiah yang dibawah naungan Yayasan Syarikat Oesaha adalah sekolah agama yang pertama di Sumatera Barat yang menggunakan sistim klasikal dengan menggunakan meja dan kursi. Dimana sekolah agama biasanya menggunakan system halaqah (duduk dilantai mengelilingi guru). Tanggal 23 Agustus 1915 Yayasan Syarikat Oesaha Adabiah diberi status berbadan hukum oleh pemerintah kolonial Belanda dan sebelumnya Diniyah Adabiah telah diubah menjadi HIS Adabiah dan pada tanggal ini ditetapkan sebagai hari jadi adabiah. Tahun 1949 perguruan Adabiah pindah ke Kayu Tanam dan kemudian ke Padang Panjang karena adanya agresi

(5)

4 militer Belanda. Pada tahun 1950 perguruan Adabiah kembali ke Padang menempati gedung bioskop raya theather (lokasi tugu adabiah) dan kemudian didirikan SMP Adabiah.

B. Temuan Lapangan

1. Kompetensi Sosial Guru IPS Dalam Berinteraksi Dengan Siswa

a. Berkomunikasi Secara Lisan, Tulisan Dan Isyarat.

Seorang guru dituntut untuk dapat berkomunikasi secara tulisan, lisan dan isyarat dengan peserta didik. berikut ini peneliti akan menguraikan hasil temuan lapangan berdasarkan wawancara dengan siswa dan siswi SMP Adabiah padang untuk mengetahui kemampuan berkomunikasi secara tulisan, lisan dan isyarat guru SMP Adabiah Padang

Berikut ini peneliti menggambarkan hasil wawancara dengan siswa kelas VII untuk mengetahui kompetensi sosial US dalam berkomunikasi secara Lisan “Menyatakan ibu US saat menerangkan materi pelajaran dengan suara keras dan jelas sehingga saya dapat mendengar pelajaran yang disampaikannya dan saya dapat memahami pelajaran yang disampaikan oleh US”. (MD siswa SMP Adabiah Padang 17 Maret 2014). Selanjutnya peneliti menggambarkan hasil wawancara dengan siswa kelas VII untuk mengetahui kompetensi sosial US dalam berkomunikasi secara Tulisan “Bahwa tulisan ibu US juga dapat dimengerti karena dalam menulis materi pelajaran dipapan ibu US kurang bisa menggunakan bahasa yang disingkat- singkat”. (MA siswa SMP Adabiah Padang 18 Maret 2014).

b. Menggunakan Teknologi Komunikasi Dan Informasi Secara Fungsional.

Berikut ini hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan siswa untuk mengetahui kompetensi sosial dengan EN dalam menggunakan teknologi dan informasi secara fungsional karena EN hanya mengajar IPS Terpadu di kelas VII dan VIII. Peneliti melakukan wawancara dengan siswa kelas VII “ Menyatakan bahwa ibu EN hanya pernah menggunakan leptop saat menjelaskan materi pembelajaran namun saat pakai leptop ibu EN kurang mampu menggunakan infocus”. (RA siswa SMP Adabiah Padang 22 April 2014). Berdasarkan pengamatan yang peneliti lakukan selama penelitian baik didalam proses pembelajaran maupun diluar proses pembelajaran EN tidak pernah menggunakan

leptop dan infokus saat menjelaskan materi pelajaran dan menggunakan leptop saat berada diruangan guru.

c. Berkomunikasi Dan Bergaul Secara Efektif Dengan Peserta Didik.

Peneliti juga melakukan wawancara dengan siswa kelas VIII SMP Adabiah Padang “Dalam bergaul secara efektif dengan ibu FE selama dilingkungan sekolah ibu orangnya baik dan ramah”.

(DY siswa SMP Adabiah Padang 25 April 2014) Peneliti melakukan wawancara dengan siswa untuk mengetahui kompetensi sosial dengan RA dalam bergaul secara efektif dengan peserta didik karena RA hanya mengajar IPS Terpadu di kelas VIII dan IX. Peneliti melakukan wawancara dengan siswa kelas VIII SMP Adabiah Padang “saya kurang dekat dengan ibu RA, karena saat diluar jam pelajaran ibu bersikap sombong saat disapa”.(JS siswa VIII SMP Adabiah Padang 2 Mei 2014). Berdasarkan pengamatan yang peneliti lakukan secara langsung dikelas VIII SMP Adabiah Padang ditemukan bahwa RA kurang mampu bergaul secara efektif dengan peserta didik hal tersebut dilihat dari kurang terjalin hubungan yang baik dengan peserta didiknya saat proses pembelajaran maupun diluar kelas.

2. Kompetensi Sosial Guru IPS Dalam Berinteraksi Dengan Rekan Kerja Sesama Guru

a. Berkomunikasi Secara Lisan, Tulisan Dan Isyarat

Peneliti menggambarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah SMP Adabiah Padang untuk mengetahui kompetensi sosial RA dalam berkomunikasi secara Lisan “RA bertutur kata dengan baik dan sopan, apa yang RA katakan dapat saya pahami dan mengerti dengan apa yang RA ucapkan, RA orangnya ramah dan baik serta pandai dalam bergaul serta sikap RA berinteraksi dengan baik” (DD kepala sekolah SMP Adabiah Padang 2 Mei 2014). Berikut ini peneliti menggambarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah SMP Adabiah Padang untuk mengetahui kompetensi sosial RA dalam berkomunikasi secara Tulisan “Tulisan RA dapat dibaca”. Selanjutnya peneliti menggambarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah SMP Adabiah Padang untuk mengetahui kompetensi sosial RA dalam berkomunikasi secara Isyarat “RA kurang mampu menggunakan bahasa isyarat, RA berbicara hanya dengan kata-kata.”

(6)

5 b. Menggunakan Teknologi Komunikasi Dan

Informasi Secara Fungsional

Peneliti melakukan penelitian secara langsung di SMP Adabiah untuk mengetahui kompetensi sosial US dalam menggunakan teknologi dan informasi secara fungsional. Peneliti melakukan wawancara dengan wakil kepala sekolah SMP Adabiah Padang dan rekan kerja sesama guru di SMP Adabiah Padang. Hasil wawancara “US dalam menggunakan teknologi komunikasi dan informasi berupa leptop dan infocus memang kurang pandai namun, saya ingin semua guru-guru di SMP Adabiah ini pandai dalam menggunakan teknologi komunikasi dan informasi berupa leptop dan infocus secara fungsional”. (PJ wakil kepala sekolah SMP Adabiah Padang 8 Mei 2014). Hal yang sama juga peneliti lakukan wawancara dengan rekan kerja sesama guru di SMP Adabiah Padang “US kurang pandai dalam menggunakan teknologi komunikasi dan informasi berupa leptop”. (DA rekan kerja sesama guru 8 Mei 2014).

c. Berkomunikasi Dan Bergaul Secara Efektif Dengan Rekan Kerja Sesama Guru

Peneliti juga melakukan penelitian secara langsung di SMP Adabiah untuk mengetahui kompetensi sosial EN dalam berkomunikasi secara efektif dengan rekan kerja sesama guru. Peneliti melakukan wawancara dengan rekan kerja sesama guru di SMP Adabiah Padang “Dalam berbaur EN dengan rekan kerja sesama guru lainya bersikap ramah dan sopan”. (SH rekan kerja sesama guru 12 Mei 2014).

C. Pembahasan

1. Kompetensi Sosial Guru IPS Terpadu Dalam Berinteraksi Dengan Siswa

Dari hasil penelitian yang penulis lakukan pada wawancara dengan siswa untuk mengetahui kompetensi sosial FE, dilihat dari berkomunikasi secara lisan, tulisan dan isyarat. FE dalam menerangkan pelajaran dengan suara yang jelas dan dapat dipahami apa yang FE ajarkan dan FE juga menggunakan bahasa isyarat dengan siswanya. Dan saat FE dipapan tulis dengan bagus dan bisa dibaca ketika di papan tulis. Dari wawancara ini dapat dikatakan FE sangat baik dalam berinteraksi dengan siswanya.

Dari hasil penelitian yang penulis lakukan dengan RA untuk mengetahui kompetensi sosial dalam berkomunikasi dengan lisan, tulisan dan isyarat. RA dalam menerangkan pelajaran dengan suara yang keras dan jelas dan dapat dipahami apa yang RA terangkan dan saat RA menulis dipapan tulis, tulisan RA bisa dibaca dan bagus, RA tidak pernah menggunakan bahasa isyarat. Untuk mengetahui kompetensi sosial yang dilihat dari teknologi informasi dan komunikasi dapat dikatakan cukup baik karena jarang menggunakan teknologi komunikasi dan informasi saat menjelaskan materi pelajaran kepada siswa dan RA juga berkomunikasi dengan jelas. Sikap RA di dalam kelas dan di luar kelas ramah dan tegas.

2. Kompetensi Sosial Guru IPS Terpadu Dalam Berinteraksi Dengan Rekan Kerja Sesama Guru

Berdasarkan pernyataan diatas secaradapat disimpulkan bahwa kompetensi sosial guru IPS terpadu di SMP Adabiah Padang dapat dikatakan baik karena guru IPS mampu dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan rekan kerja di lingkungan sekolah. Namun berdasarkan wawancara dengan rekan kerja dan pengamatan yang telah peneliti lakukan secara langsung di SMP Adabiah Padang bahwaguru IPS Adabiah Padang terkendala dalam penggunaan teknologi sehingga kurang mencapai indikator kompetensi sosial yang harus dimiliki oleh seorang pendidik.

PENUTUP A. Simpulan

Guru IPS Terpadu di SMP pada umumnya kurang berkompetensi dalam berkomunkasi secara isyarat didalam proses pembalajaran maupun diluar proses pembelajaran saat berinteraksi dengan siswa di SMP Adabiah Padang. Dalam menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional pada umumnya guru IPS Terpadu menggalami kesulitan. Sehingga guru IPS Terpadu sangat jarang menggunakan teknologi komunikasi dan informasi seperti leptop dan infocus yang telah disedikan sekolah untuk menunjang proses pembelajaran di SMP Adabiah Padang. Berdasarkan hasil penelitian yang telah peneliti lakukan secara langsung saat proses pembelajaran maupun diluar

(7)

6 proses pembelajaran guru IPS Terpadu dapat berkomunikasi secara efektif dengan peserta didik dengan baik.

Guru IPS Terpadu di SMP pada umumnya juga kurang berkompetensi dalam berkomunkasi secara isyarat didalam berkomunikasi dengan rekan kerja sesama guru di SMP Adabiah Padang. Dalam menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional pada umumnya guru IPS Terpadu menggalami kesulitan. Sehingga guru IPS Terpadu kurang pandai dalam menggunakan teknologi komunikasi dan informasi saat kegiatan seperti lokal karya yang memerlukan alat teknologi seperti leptop untuk membuat suatu perangkat pembelajaran selama satu tahun, sehingga guru IPS Terpadu mengalami kesulitan saat proses lokal karya berlangsung.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah peneliti lakukan secara langsung saat dilingkungan sekolah SMP Adabiah Padang guru IPS Terpadu dapat berkomunikasi secara efektif dengan rekan kerja sesama guru dengan baik.

B. Saran

1. Dalam hal kompetensi sosial guru IPS Terpadu dalam berinteraksi dengan siswa, guru IPS Terpadu di SMP Adabiah padang agar dapat menggunakan bahasa isyarat kepada para peserta didiknya baik pada saat proses pembelajaran maupun diluar proses pembelajaran .

2. Dalam hal kompetensi sosial guru IPS Terpadu dalam berinteraksi dengan rekan kerja sesama guru, agar mampu menggunakan teknologi komunikasi dan informasi berupa leptop dilingkungan sekolah sehingga pada saat ada kegiatan sekolah guru IPS Terpadu dapat menjalankannya dengan optimal.

DAFTAR PUSTAKA A. BUKU

Arief Farchan. 2004. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan.Yogjakarta: Pustaka Belajar.

Arni Muhammad. 2005. Komunikasi Organisasi.

Jakarta: Bumi Aksara

Badan Standar Nasional Pendidikan 2006.

Deddy Mulyana. 2008. Komunikasi Efektif. Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya.

E. Mulyasa. 2009. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

E. Mulyasa. 2009. Penelitian Tindakan Sekolah.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Hamid Darmadi. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Iskandar Agung. 2012. Menghasilkan Guru Kompeten dan Profesional.Jakarta: Bee Media Indonesia.

Jejen Musfah. 2011. Peningkatan Kompetensi Guru.Jakarta: Kencana.

Moh Nasir. 1983. Metode Penelitian. Jakarta Selatan:

Ghalia Indonesia.

Rusman. 2012. Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer. Bandung: Alfabeta.

Sudarwan Danim. 2011. Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Kencana.

Suharsimi Arikunto. 1997. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian.

Jakarta: Rineka Cipta.

Slameto. 2001. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Syaiful Bahri Djamarah, dan Aswan Zain. 2006.

Strategi Belajar Mengajar (Edisi Revisi).

Jakarta: Rineka Cipta.

Wina Sanjaya. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.

Jakarta: Kencana Prenada Media.

Zusmelia. 2013. Pedoman Penulisan Skripsi. Padang:

STKIP PGRI SUMBAR B. SKRIPSI

Andri Gutina. (64871/2005). Perkembangan Kompetensi Sosial Guru Dalam Di SMP Negeri 5 Padang. Skripsi. Padang: FIS UNP Mustika Putri utami. (79448/2006). Pengetahuan

Kompetensi Bagi Guru IPS Terpadu Di SMP Negeri Kota Bukittinggi. Skripsi. Padang: FIS UNP

Rusdi Arianto. (85738/2008). Kompetensi Sosial Guru Di SMP Negeri Solok Selatan. Skripsi.

Padang: FIP UNP

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu, seorang guru dituntut memiliki 4 kompetensi yaitu kopetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional yang dapat

Improving Learning Outcomes of Students in Class IIA SDK Ende 3 Multiplication Concepts Using the Traditional Game of Gomo Toma The results of the research that have been carried out