1. Urtikaria Komplikasi:
• Urtikaria kronis dapat menyebabkan gangguan tidur dan kualitas hidup yang menurun.
• Dapat disertai dengan angioedema (pembengkakan di bawah kulit) yang berisiko mengganggu pernapasan.
• Beberapa penderita mengalami gejala psikologis seperti kecemasan dan depresi.
Prognosis:
• Sekitar 35% penderita urtikaria kronis sembuh dalam 1 tahun, namun sebagian lainnya mengalami gejala yang menetap lebih lama.
• Semakin lama durasi penyakit, biasanya semakin sulit sembuh total.
Referensi:
• Tat, T.S. (2019). Higher Levels of Depression and Anxiety in Patients with Chronic Urticaria.
Medical Science Monitor.
• Rayner, D.G. (2021). Prevalence of Mental Health Symptoms in Chronic Urticaria: A Systematic Review and Meta-Analysis. Allergy.
2. Dermatitis Atopik Komplikasi:
• Kulit yang rusak mudah terinfeksi bakteri (misalnya Staphylococcus aureus), virus (seperti herpes simplex), dan jamur.
• Dapat menyebabkan gangguan tidur, stres, kecemasan, dan depresi.
• Berisiko berkembang menjadi asma atau rinitis alergi.
Prognosis:
• Sekitar 40–60% kasus berlanjut hingga dewasa.
• Dengan perawatan yang tepat, gejala dapat dikendalikan meskipun tidak selalu sembuh total.
Referensi:
• Leung, D.Y.M., et al. (2024). Atopic Dermatitis Disease Complications. PubMed.
• Williams, H.C. (1999). Clinical aspects, epidemiology, and prognosis of atopic dermatitis.
PubMed.
3. Dermatitis Kontak Iritan Komplikasi:
• Kulit menjadi kering, pecah-pecah, dan rentan infeksi.
• Jika paparan iritan terus berlanjut, kondisi bisa menjadi kronis dan sulit sembuh.
Prognosis:
• Prognosis cenderung buruk jika paparan iritan tidak dihentikan.
• Perubahan pekerjaan atau lingkungan kerja dapat memperbaiki kondisi kulit.
Referensi:
• Elsner, P., & Lammintausta, K. (2020). Prognosis of Irritant Contact Dermatitis. In: Kanerva’s Occupational Dermatology. Springer.
• Hedemann, T., et al. (2021). Causes of irritant contact dermatitis after occupational skin exposure: a systematic review. PubMed.
4. Dermatitis Kontak Alergi Komplikasi:
• Jika alergen terus terpapar, dermatitis dapat menjadi kronis dan menyebabkan penebalan kulit.
• Infeksi sekunder dapat terjadi akibat garukan.
Prognosis:
• Menghindari alergen adalah kunci utama untuk pemulihan.
• Dengan penghindaran yang tepat, gejala biasanya membaik dalam beberapa minggu.
Referensi:
• Hogan, D.J., et al. (1990). An international survey on the prognosis of occupational contact dermatitis of the hands. Derm Beruf Umwelt.
5. Tinea Korporis Komplikasi:
• Jika tidak diobati, dapat menyebabkan infeksi bakteri sekunder dan perubahan warna kulit.
• Reaksi imun seperti ruam menyebar dapat terjadi setelah pengobatan.
Prognosis:
• Dengan pengobatan antijamur yang tepat, prognosis sangat baik.
• Kasus yang tidak diobati atau salah diagnosis dapat menjadi kronis dan sulit diobati.
Referensi:
• Leung, A.K.C., et al. (2020). Tinea corporis: an updated review. PubMed.
• Yee, G., & Al Aboud, A. (2019). Tinea Corporis. PubMed.