• Tidak ada hasil yang ditemukan

komposisi nimfa odonata di batang air tambangan

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "komposisi nimfa odonata di batang air tambangan"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

KOMPOSISI NIMFA ODONATA DI BATANG AIR TAMBANGAN KENAGARIAN TAMBANGAN KECAMATAN X KOTO

KABUPATEN TANAH DATAR

ARTIKEL

INDAH AULIA GUMIATI NIM : 11010070

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG

2015

(2)
(3)

KOMPOSISI NIMFA ODONATA DI BATANG TAMBANGAN KENAGARIAN TAMBANGAN KECAMATAN X KOTO

KABUPATEN TANAH DATAR

Indah Aulia Gumiati, Jasmi1, Dan Ismed Wahidi1

Program Studi Pendidikan Biologi Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Sumatera Barat

ABSTRACT

Odonata including a group of insects that are relatively large, nice and interesting color. Odonata is an insect that experience incomplete metamorphosis (Hemimetabola). Mined stem adjacent to settlements. Waste from the activity of the population will affect the lives of Odonata nymphs. In connection with it has done research that aims to determine the composition of Odonata nymphs in Batang Tambangan Kenagarian X Koto District of Tanah Datar.

The study was conducted in August 2015 with a descriptive survey method, that is by direct collection of Odonata nymphs were found at the sites. Sampling was carried out based on criteria different mining Trunk conditions are based on the surrounding environment. Odonata nymphs found in Batang mining comprises 6 genera Aeschna, Ophiogomphus, libellula, Calopteryx, Enallagma, Oxyagrion, 5 families, and 2 sub ordo. The highest relative density and relatively high frequency in the genus Enallagma. The Lowest relative density and relatively low frequency Oxyagrion genus of three stations. 3,274 total diversity index and similarity index is 90.1% -100%. The result of Factors chemical physics obtained water temperatures ranging from 22-25 0C, current speed 0,16- 0,24 m / sec, the pH range 6.5-7.5, and 5.41 to 6.80 ppm dissolved oxygen. From the results found that the physical properties of water chemistry still within optimum limits for life Odonata nymphs.

Keywords: Composition, Odonata, Genus, bioindikator.

Pendahuluan

Odonata adalah serangga yang relatif besar, berwarna bagus dan Serangga ini menggunakan sebagian hidupnya dalam penerbangan.Tahapan pradewasa Odonata bersifat akuatik, dan dewasa banyak ditemukan dekat perairan. Semua tahapan kehidupan sebagai pemangsa dan memakan berbagai serangga-serangga dan organisme akuatik. Odonata merupakan berkarakteristik yaitu panjangnya kira- kira 20 sampai lebih dari 135 mm, memiliki tubuh yang langsing dengan dua pasang sayap, selain itu capung juga memiliki antena pendek yang berbentuk rambut, kaki yang berkembang baik, alat mulut tipe penguyah, mata mejemuk yang besar, abdomen yang panjang (Borror, Triplephorn dan Johnson, 1992).

Nimfa Odonata juga mempunyai peranan penting bagi manusia yaitu sebagai indikator untuk memantau kualitas air disekitar lingkungan hidup. Nimfa Odonata tidak dapat hidup pada air yang tercemar atau disungai yang tidak ada tumbuhannya, jadi secara tidak langsung kehadiran capung dapat menandakan bahwa perairan sekitar kita masih bersih (Susanti, 1998).

Berdasarkan survei di Lapangan sekitar Kenagarian Tambangan Kecamatan X Koto

pertanian, areal persawahan, dan pemukiman penduduk. Batang Tambangan sudah tercemar akibat aktivitas penduduk sekitar.Berdampak memburuk kondisi Batang Tambangan. Kegiatan tersebut apabila tidak dikelola dengan baik akan berdampak negatif terhadap penurunan kulitas air, menyebabkan Batang Tambangan menjadi keruh, berbau dan berdampak keberadaan organisme didalamnya, salah satunya nimfa Odonata sebagai bioindikator yang ada diperairan tersebut. Sekitar batang air dari areal persawahan, terlihat bahwa berkurang nimfa capung (Odonata), diduga akibat berubahnya kulitas Batang Tambangan.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang komposisi nimfa Odonata dan faktor kimia dan fisika perairan di Batang Tambangan Kenagarian Tambangan Kecamatan X Koto Kabupaten Tanah Datar.

Bahan dan Metode

Penelitian ini dilakukan di Batang Tambangan Kenagarian Tambangan Kecamatan X Koto Kabupaten Tanah Datar.

Penelitian ini menggunakan metode survei deskriptif yaitu dengan cara pengambilan sampel

(4)

berdasarkan kriteria kondisi Batang Tambangan yang berbeda yaitu berdasarkan lingkungan sekitar dan pada setiap stasiun dilakukan pengukuran faktor fisika dan kimia air.

1. Cara Kerja a. Di lapangan

Penelitian dilakukan pada pagi hari dari pukul 08.00-10.00 WIB dan sore hari 15.00-17.00 WIB. Pengambilan sampel nimfa Odonata dengan menggunakan alat tangkap berupa jaring yang telah dimodifikasi dilihat pada (gambar 2) berbentuk bingkai kaudrat, dengan bingkai panjang 50 cm dan lebar 30 cm, panjang jaring 50 cm, dan ukuran mata jaring 0,2 mm. Pengambilan sampel dilakukan pada 3 stasiun, setiap stasiun terdiri dari 5 titik, dengan jarak masing-masing 10 meter. Dengan cara memasukkan jaring modifikasi secara tegak lurus kedalam kedasar air, lalu dorong jaring hingga 5 meter secara vertikal kearah berlawanan dengan arus air, lalu sampel dikoleksi.

Sampel nimfa Odonata yang diperoleh di lokasi penelitian dikelompokkan berdasarkan ciri-ciri morfologi yang sama dan dihitung jumlah masing- masing jenis. Semua sampel dikoleksi dalam botol koleksi yang berisi alkohol 70 % sebagai pengawet kemudian diberi label. Sampel yang telah dikoleksi dari lapangan langsung dibawa ke laboratorium untuk diidentifikasi.Indetifikasi nimfa Odonata sampai tingkat genus.

Pengukuran faktor fisika dan kimia yaitu suhu air, kecepatan arus air, pH air, DO air.

b. Di laboratorium

Sampel yang telah dikoleksi di Lapangan selanjutnya diidentifikasi di Laboratorium Zoologi Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat.

3. Analisis Data

Komposisi Nimfa Odonata di Batang Tambangan Kenagarian Tambangan Kecamatan X Koto Kabupaten Tanah datar sampai tingkat genus dan analisis dengan menghitung kepadatan (K),

kepadatan relatif (KR) dan frekuensi relatif (FR) indeks diversitas dan indeks similaritas (IS) Rumus yang digunakan.

A. Kepadatan(K) K =

B. Kepadatan relative (KR)

KR= X 100%

C. Frekuensi (F) F =

D. Frekuensi (FR)

FR= X100%

(Suin, 2002) E. Indeks Diversitas Shannon-Wiener (Michael,

1994)

H´= (

Dengan:

H´ = Indeks diversitas Shannon-Wiener Ln = Logaritma nature

ni= Jumlah individu setiap jenis N = Jumlah individu keseluruhan jenis

F. Indeks Similaritas (IS) IS= x 100%

Dengan:

a = jumlah genus pada stasiun A b = jumlah genus pada stasiun B

c = jumlah genus yang sama pada stasiun A dan B

IS= 75-100% = sangat mirip 50-75% = mirip 25-50% = tidak mirip

< 25% = sangat tidak mirip

(Michael, 1994)

Hasil dan Pembahasan

Nimfa Odonata yang ditemukan di Batang Air Tambangan Kenagarian Tambangan Kecamatan X Koto Kabupaten Tanah Datar terdiri dari 2 subordo, 5 famili, 6 genus, dengan jumlah individu sebanyak

161. Genus yang memiliki individu terbanyak yaitu Enallagma dan genus terendah Oxyarion (Tabel 1 Lampiran 3)

(5)

Tabel 1.Nimfa Odonata yang ditemukan di Batang Tambangan Kenangarian Tambangan Kecamatan X Koto Kabupaten Tanah Darat.

Ordo Sub Ordo Famili Genus Stasiun Total

Julah individu

I II III

Odonata

1. Anisoptera

2. Zygoptera

1. Aesnhidae 2. Gomphidae 3. Libellulidae

1.Aeschna 4 3 5 12

2.Ophiogomphus 6 4 5 15

3.Libellula 4 3 1 8

4.Calopterygida 5. Coenagrionidae

4.Calopteryx 4 3 8 15

5.Enallagma 6.Oxyagrion

28 34 47 109

0 1 1 2

Jumlah 46 48 67 161

Jumlah kepadatan nimfa Odonata yang ditemukan pada masing-masing stasiun penelitian dapat dilihat pada Tabel 1 Lampiran 3. Jumlah nimfa Odonata tertinggi pada stasiun III (67 individu) dan yang terendah pada stasiun I (46 individu)

Komposisi nimfa Odonata yang ditemukan di Batang Tambangan dapat dilihat pada Tabel 2 dan Lampiran 4. Kepadatan relatif tinggi genus Enallagma 70,83 % pada stasiun II, frekuensi relatif tertinggi genus Enallagma 33,33 % pada stasiun II dan indeks diversitas tertinggi yaitu 1,203 stasiun I.

Tabel 2. Komposisi nimfa Odonata di Batang Tambangan Kenagarian Tambangan Kecamatan X Koto Kabupaten Tanah Datar.

Sub ordo dan genus

Stasiun I Stasiun II Stasiun III

KR FR Pi ln Pi KR FR Pi ln Pi KR FR Pi ln Pi

Anisoptera

Ophiogomphus 8,70 17,65 0,2124 6,25 13,33 0,174 7,46 17,64 0,194 Aescnha 13,04 17,65 0,2652 8,33 20,00 0,207 7,46 23,53 0,194 Libellula 8,70 11,76 0,2124 6,25 13,33 0,174 1,49 5,88 0,063 Zygoptera

Calopteryx 8,70 23,53 0,2124 6,25 13,33 0,174 11,94 17,64 0,253 Enallagma 60,86 29,41 0,3020 70,83 33,33 0,244 70,15 29,41 0,249

Oxyagrion 0 0 0 2,08 6,67 0,081 1,49 5,88 0,063

Jumlah 99,97 100 1,203 99,99 99,99 1,054 99,99 99,98 1,016 Indeks

diversitas

1,203 1,054 1,016

T. total indeks diversitas

3,274

Keterangan: KR= Kepadatan Relatif (%) FR= Frekuensi Relatif (%) Pi LN Pi= indeks Diversitas Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan

Nimfa Odonata yang ditemukan di Batang Tambangan Kenagarian Tambangan Kecamatan X Koto Kabupaten Tanah Datar dilihat pada (Tabel 1 Lampiran 3) kepadatan tertinggi ditemukan pada statsiun III sebanyak 6 genus, dengan total 26,8 ind/m2. Tingginya kepadatan nimfa Odonata pada stasiun III diduga karena kondisi lingkungan disekitar batang air yang berada dekat dengan hutan masih tergolong bersih, sehingga tingkat pencemaran air lebih rendah dibandingkan dengan stasiun lainnya yang berada dekat pemukiman penduduk.Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh (Ansori, 2008) yang menyatakan keanekaragaman tertinggi pada persawahan Dago Pojok memiliki kondisi lingkungan yang berupa hutan yang masih terjaga dan

dapat mempengaruhi keanekaragaman nimfa Odonata tersebut.

Kepadatan nimfa Odonata yang terendah ditemukan pada stasiun I sebanyak 5 genus dengan total 18,4 ind/m2. Rendahnya kepadatan nimfa Odonata pada stasiun I diduga bahwa lokasi berada dekat dengan pemukiman penduduk dan limbah rumah tangga tersebut mengalir langsung ke batang air sehingga menyebabkan terjadi pencemar. Hal ini mengacu pada (Rawkes, 1997 dalam Sastrawijaya 2009) menyatakan bahwa dampak pencemaran air dapat mempengaruhi perubahan struktur fungsi ekologi sungai, baik hewan maupun tumbuhan.

Banyaknya bahan pencemaran dalam perairan akan mengurangi spesies yang ada, termasuk nimfa Odonata. Menurut Corbet et al. (1960) dalam

(6)

kestabilan keadaan ekosistem akuatik kerana jenis bahan pencemar tertentu dihabitat akuatik dapat menurunkan keragaman nimfa Odonata.Tingkah laku atau morfologi nimfa Odonata dapat digunakan sebagai penentu kualitas habitat fisiknyameskipun tidak dapat menentukan jumlah pencemaran disesuatu tempat.

Tabel 2 Lampiran 4 dapat lihat genus yang memilki nilai kepadatan relatif tertinggi lokasi penelitian adalah genus Enallagma dari famili Coenagrionidae, genus ini ditemukan hamper pada titik pengambilan. Hal ini diduga bahwa kondisi faktor fisika dan kimia perairan yang sesuai untuk proses perkembangbiakan suatu organisme dengan habitat yang berada didasar perairan berpasir dan berbatuan serta berada diantara tumbuhan air.

Menurut (Borror et,al., 1992) bahwa genus Enallagma, imago betina meletakkan telur-telur dibawah permukaan air dan telur diselipkan kedalam tumbuhan-tumbuhan yang ada pada air dan berkembangbiak (Corbet, 1980 dalam Ansori 2009) tingginya kepadatan nimfa Odonata dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya siklus hidup.

Kepadatan relatif yang terendah didapatkan pada genus Oxyagrion dari famili Coenagrionidae dapat dilihat pada (Tabel 2 lampiran 4). Pada stasiun I terdapat 0 % kepadatan relatifnya, pada stasiun II terdapat 2,08 % dan III terdapat 1,49 %. Genus yang memiliki kepadatan individu terendah adalah genus Oxyagrion dengan jumlah 2 individu. Diduga genus ini penyebarannya tidak merata, karena genus Oxyagrion banyak ditemui pada arus yang cepat, lokasi penelitian kuat arus dikategorikan lambat yaitu kisaran 0,16 - 0,24, itu salah satu penyebab genus ini sedikit didapatkan, mengacu (Wardhani, 2007) menyatakan genus Oxyagrion banyak temukan pada arus air yang deras. Menurut (Suin, 2002) kecepatan arus air dari suatu badan air ikut menentukan penyebaran organisme yang hidup dibadan air tersebut.

Dari semua stasiun didapatkan Frekuensi relatif tertinggi adalah genus Enallagma dari famili Coenagrionidae, dengan persentase pada stasiun I 31,25%, stasiun II 33,3%, dan stasiun III 29,41%. Hal ini diduga bahwa kemampuan genus Enallagma mampu bertahan hidup pada perubahan kondisi lingkungan. Menurut Odum (1996) bahwa kehadiran dan keberhasilan hidup suatu organisme tergantung kepada kondisi lingkungan perairan. Frekuensi kehadiran dapat dipengaruhi oleh nilai keasaman pH merupakan salah satu parameter kimia perairan yang dapat mempengaruhi penyebaran nimfa Odonata pada habitatnya, diantaranya, dari pengamatan kondisi perairan yang cenderung netral yaitu 7 hal ini cocok untuk kehidupan nimfa Odonata. Menurut Corbet

(1999) dalam Wardhani (2007) pH air sungai untuk kehidupan nimfa Odonata pH berkiras 4-9.

Dari semua stasiun didapatkan Frekuensi relatif terendah adalah genus Oxyagiondari famili Coenagrionidae dengan persentase pada stasiun I 31,25%, stasiun II 33,3%, dan stasiun III 29,41%.

Diduga faktor penyebab rendahnya frekuensi relatif pada genus Oxyagion karena disebabkan oleh faktor kondisi lingkungan masing-masing stasiun berbeda satu dengan yang lainya, dan kemampuan beradaptasi organisme terhadap lingkungan juga berbeda.Menurut (Suin, 2002) Kehidupan suatu organisme air sangat tergantung faktor fisika kimia air, yang menyebabkan perubahan kondisi perairan.

Nilai indeks similaritas (IS) Pada Tabel 3 menyatakan bahwa tertinggi terdapat pada stasiun II dan III sebesar 100 %. Berdasarkan Indek Similaritas dari nimfa Odonata pada masing-masing lokasi penelitian yang diamati, dapat dibuat klasifikasi berdasarkan kriteria Michael (1994) Kriteria indeks similaritas yaitu IS 75-100 % (sangat mirip), 50-75 % (mirip), 25-50 % (tidak mirip), <25 (sangat tidak mirip). Berdasarkan kriteria tersebut, dapat dinyatakan bahwa nimfa Odonata indeks kesamaan antara stasiun I dan stasiun II, dan stasiun I dan stasiun III yaitu 72,7 % memiliki indek similaritas (mirip) dan sedangkan stasiun II dan stasiun III yaitu 100 % memiliki indeks similaritas yang relatif sama (sangat mirip). Indeks kesamaan dengan tingkat kesamaan (Mirip dan Sangat mirip).

Berdasarkan dari analisis indeks keanekaragaman spesies nimfa Odonata di Batang Tambangan terdapat indeks keragaman berkisar antara 1,016-1,204. Indeks keragaman (H’), indeks keragaman tertinggi terdapat pada stasiun I yaitu 1,204 dan terendah terdapat pada stasiun III yaitu 1,016. Berdasarkan hasil penelitian menujukkan bahwa di Batang Tambangan termasuk kedalam derajat pencemar sedang. Mengacu Fachrul (2007) indek diversitas komunitas >2,0 termasuk termasuk derajat pencemaan tidak tercemar, 1,6–2,0 termasuk derajat pencemaran ringan, indeks diversitas 1,0–1,5 termasuk pencemaran sedang dan indeks diversitas < 1,0 termasuk derajat pencemaran tercemar berat.

Tabel 4. Nilai rata-rata pengukuran faktor fisika kimia perairan

No Parameter Lokasi

Stasiun I

Stasiun II

Stasiun III 1. Suhu Air (0C) 25 24,5 22 2. Kecepatan Arus

Air (m/detik)

0,16 0,22 0.24 3. Derajat Keasaman

(pH)

6,5 7,4 7,5

4. Oksigen terlarut (DO) (ppm)

5,41 5,83 6,80

(7)

Kehadiran nimfa Odonata sangat dipengaruhi oleh faktor fisika kimia perairan. Menurut (Suin, 2002) menjelaskan kehidupan suatu organisme air sangat tergantung pada faktor fisika dan kimia air yang menyebabkan perubahan kondisi perairan. Suhu pada lokasi penelitian berkisar 22-25 0C, Berdasarkan hal tersebut diduga suhu perairann pada masing- masing stasiun berkisaran pada suhu optimum yaitu 25 0C khususnya untuk kehidupan nimfa Odonata.

Menurut Jumar (2000) bahwa pada umumnya suhu yang efektif suatu serangga yaitu suhu minimum 150C optimum 25 0C dan maksimun 45 0C.

Kecepatan arus air dari suatu badan air ikut menentukan penyebaran organisme yang hidup di badan air tersebut. Hasil penelitian menunjukan kecepatan arus air di Batang Tambangan berkisar 0,16 - 0,24 m/detik. Berdasarkan hasil pengukuran yang didapatkan dapat disimpulkan bahwa kecepatan arus pada Batang Tambangan tergolong lambat.

Menurut (Suin, 2002) bahwa kisaran kecepatan arus yaitu > 0,50 m/dt termasuk dalam kategori cepat, sedangkan berarus kisaran antara 0,25-0,49 m/dt termasuk kategori sedang dan kecepatan arus kisaran 0,1-0,24 termasuk arus yang lambat.

Nilai pH merupakan faktor penting untuk menentukan aktivitas kehidupan perairan. Hasil pengukuran pH air di Batang Air Tambangan berkisar antara 6,5-7,5. Menurut Barus (1996) nilai pH dalam perairan dapat dijadikan indikator dari adanya keseimbangan unsur-unsur kimia dan unsur hara yang sangat bermanfaat bagi kelangsungan hidup vegetasi akuatik, dan pH merupakan faktor lingkungan yang dijadikan faktor pembatas pada ekosisitem perairan.Hasil pengukuran pH disimpulkan bahwa dari semua stasiun penelitian, pH masih mendukung kehidupan organisme perairan. Pada umumnya setiap organisme akuatik memiliki tolerasi terhadap pH nimfa Odonata berkisaran 4–8.

Hasil pengukuran kadar oksigen terlarut (DO) di Batang Air Tambangan berkisar antara 5,41-6,80 mg/l. Pada lokasi penelitian diduga bahwa perairan tersebut masih tergolong ideal untuk kehidupan nimfa Odonata, karena masih berkisaran 5-7 ppm. Menurut Kordi (1996) Kisaran oksigen ideal untuk kehidupan organisme perairan adalah 5-7 ppm.

Simpulan

Nimfa Odonata ditemukan pada Batang Tambangan terdiri dari 6 genus yaitu (Aeschna, Ophiogomphus, Libellula, Calopteryx, Enallagma, Oxyagrion) 5 famili dan 2 sub ordo. Pada ketiga stasiun pengamatan diperoleh hasil kepadatan relatif tertinggi dan Frekuensi relatif tertinggi pada genus Enallagma. Kepadatan relatif yang tertendah dan

Frekuensi relatif terendah pada genus Oxyagrion.

Total Indeks Diversitas 3,274, dan Indeks Similaritas yaitu 90,1 -100%. Faktor fisika dan kimia perairan, suhu berkisar 22-25 0C, kecepatan arus 0,16- 0,24 m/detik, pH berkisar 6,4-7,5 , dan oksigen terlarut 5,41-6,80 ppm.

Ucapan Terima Kasih

Ucapan terima kasih disampaikan kepada Drs. Nurnadi, M. Si., Rina Widiana, M.Si., Rizki, S.Si, M.P. yang telah banyak memberikan saran untuk penyelesaian artikel ini .

DAFTAR PUSTAKA

Ansori. 2008. Kelimpahan dan Dinamika Populasi Odonata berdasarkan Hubunganya Dengan Fenologi Padi di Beberapa Persawahan Sekitar Bandung Jawab Barat. Jurnal.

PMIPA FKIP UNIP.Exacta Vol. VII.No. 2 desember 2009.

Barus, T. A. 1996. Metode Ekologis Untuk Menilai Kualitas Perairan Lotik. Jurusan Biologi.

Universitas Sumatera Utara. Medan

Borror, D. J. Triplehorn, C. A. dan Johnson, N. F.

1992. Pengenalan Pelajaran Serangga, edisi ke enam. Terjemahan Eotiyono.Ghajah Mada University Press.Yogyakarta.

Fachrul, M. F. 2007. Metode Sampling Biologi. Bumi Aksara. Jakarta

Jumar, 2000. Entomologi Pertanian. Rineka Cipta:

Jakarta.

Krebs, C.J. 1978. Ecology The Experimental Analysis of Distribution and Abudance. Second Edition.Harper and Row Publisher. New York

Michael, P. 1994. Metode ekologi untuk penyelidikan lading dan laboratoriun (diterjemahan oleh koestor, Y.R) UI Press Jakarta.

Odum, E. P. 1996. Dasar-dasar Ekologi.Gajah Mada University. Yogyakarta

Sastrwijaya, T. 2009. Pencemaran Lingkungan.

Rineka Cipta. Jakarta

Suin. 2002. Metode Ekologi. Universitas Andalas.

Padang

Suin.N .M dan R. Syafinah 2006. Ekologi Bahan Ajar Laboratorium. Andalas University Press:

Padang

Susanti, S. 1998. Mengenal Capung. Bogor:

Puslitbang Biologi-LIPI.

Wardhani, Tribuana Surya. 2007. Perbandingan Populasi Larva Odonata Di Beberapa Sungai Di Pulau Pinang dan Hubungannya dengan Pengaruh Habitat dan Kualiti Air.

Skripsi.University Sains. Malaysia.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis komposisi jenis ikan, kelimpahan relatif, indeks keanekaragaman, indeks keseragaman, dan indeks dominansi ikan yang tertangkap