• Tidak ada hasil yang ditemukan

komposisi nimfa capung (odonata) di sungai jalamu

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "komposisi nimfa capung (odonata) di sungai jalamu"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

KOMPOSISI NIMFA CAPUNG (ODONATA) DI SUNGAI JALAMU KENAGARIAN IV KOTO HILIE KECAMATAN BATANG KAPAS

KABUPATEN PESISIR SELATAN

Yolanda, Jasmi, Ismed Wahidi

Pendidikan Biologi Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Sumatera Barat

email : Yolandary9@gmail.com.

ABSTRACT

Insect’s group which interaction with water quality. Many dragonfly’s life cycle was really depended on water which was at nimfa phase that as bioindicator of water environment.

This research aimed to know the composition of dragonfly’s nimfa (Odonata) in Jalamu river’s Kenagarian IV Koto Hilie Kecamatan Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan. This research had been done on September 2016 with descriptive survey method. Taking of sample was done by purposive sampling method based on the criterion of Jalamu river’s which was different, based on the condition of evironment. The findings of research, found that 6 genus of dragonfly’s nimfa with rate of campactness relatively higher was possessed by Ischura genus that was 78,24%, mean while for lower rate was Hagenius genus that was 0,63% from the total of all genus that had collected. Ischura was dragonfly’s nimfa which had higher frequency rate that was 49,04%, while for lower frequency rate was possessed by Hagenius that was 2,27% from the total of all genus that inhabit in all stations of research. Diversity indecs of dragonfly’s nimfa at Jalamu river’s was 0,814 that was low categoryzed. Physics and chemistry factors of Jalamu river’s found approximately in water temperature of 23-25 ° C, speed of current was about 0,21-0,26 m / second, pH was about 7-7,25 and dissolved oxygen was 6-7. Physics and chemistry factors of water were still support the life of Odonata’s nimfa.

Keyword : Dragonfly nymphs, Composition, Jalamu River, Population Diversity.

PENDAHULUAN

Nimfa Odonata adalah hewan akuatik.

Biasanya dapat ditemukan di persawahan, kolam, danau atau hulu sungai dan rawa.

Nimfa ini tidak berenang, tetapi berjalan disepanjang dasar atau diantara serasah dan vegetasi. Nimfa serangga ini merupakan predator, selain memakan organisme akuatik yang kecil dan larva nyamuk. Nimfa capung juga memakan nimfa wereng, thrips dari larva agromizidae, bahkan nimfa capung memakan sesamanya atau bersifat kanibalisme (Borror, Triplehorn dan Johnson, 1992).

Capung merupakan bagian penting dari rantai makanan terutama pada habitat perairan, karena pada gilirannya baik capung dewasa ataupun nimfanya menjadi makanan bagi binatang lain separti ikan, katak, dan burung. Capung dapat juga disebut sebagai

indikator air bersih, artinya capung dapat dimanfaatkan untuk memantau untuk kualitas air di sekitar lingkungan hidup, karena nimfa capung tidak dapat hidup di air yang sudah tercemar atau perairan yang tidak ada tumbuhannya, sehingga nimfa capung dapat dijadikan sebagai bioindikator alami akuatik (Susanti, 1998).

Informasi mengenai nimfa capung (Odonata) telah dilaporkan oleh Gumiati (2015) di Batang Tambangan Kenagarian Tambangan Kecamatan X Koto Kabupaten Tanah Datar, Ansori (2008) dibeberapa persawahan sekitar Bandung Jawa Barat, Wardhani (2007) dibeberapa sungai di Pulau Pinang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Komposisi Nimfa Capung (Odonata) di Sungai Jalamu Kenagarian IV Koto Hilie Kecamatan Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan, serta kondisi

(2)

Faktor Fisika-Kimia Perairan di Sungai Jalamu.

BAHAN DAN METODE

Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan September 2016 di Sungai Jalamu dengan menggunakan metode survey deskriptif yaitu pengamatan secara langsung ke lapangan. Teknik pengambilan sampel nimfa Capung menggunakan metoda porposive sampling, di mana pengambilan sampel dilakukan berdasarkan kondisi sungai yang berbeda, di bagi dalam 2 stasiun. Pengambilan sampel nimfa capung dilakukan pada 2 stasiun penelitian, menggunakan alat tangkap berupa tangguk yang telah di modifikasi berbentuk persegi panjang. Pada stasiun I berada di kawasan dekat hutan, stasiun II berada di kawasan dekat lahan pertanian dan terdapat pemukiman penduduk, pada masing-masing stasiun terdiri dari dua titik pengambilan sampel, pada tiap-tiap titik pengambilan sampel dilakukan 10 kali penggulangan.

Sampel nimfa Capung yang didapat dimasukkan ke dalam kantong plastik, sampel disimpan dibawa ke laboratorium.

Pada setiap stasiun dilakukan pengukuran fisika – kimia air yaitu suhu dengan termometer Hg, kecepatan arus dengan bola pimpong dan tali rafia, oksigen terlarut dengan metode Rideal Stewart serta derajat Keasaman dengan pH meter.

Proses identifikasi dan penghitungan sampel nimfa capung dilaksanakan di laboratorium Zoologi Program Studi Pendidikan Biologi Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Sumatera Barat. Identifikasi dengan mengacu pada buku Pennak (1978), Theischinger dan John (2006), serta jurnal- jurnal menurut Wright dan alvah (1944).

Analisis data nimfa Capung (Odonata) dilakukan terhadap kepadatan (ind/luas), kepadatan relatife (%), frekunsi dan frekuensi relatife (%). Untuk mengetahui perbandingan indeks keanekaragaman meggunakan indeks Shanon-Wiener (Fachrul, 2007).

HASIL PENELITIAN

Kepadatan relatif terbanyak terdapat pada genus Ischura (78,24%) sedangkan yang sedikit genus Hagenius (0,63%).

Frekuensi relatif tertinggi terdapat pada genus Ischura (49,04%) sedangkan terendah genus Hagenius (2,27 %) (Tabel 2 dan Lampiran 5). Indeks diversitas pada kedua stasiun tergolong rendah yaitu 0,814.

(3)

Tabel 2. Komposisi nimfa capung (Odonata) yang ditemukan di Sungai Jalamu Kenagarian IV Koto Hilie Kecamatan Batang Kapas Pesisir Selatan

Subordo dan genus

Stasiun I Stasiun II Rata- rata KR

Rata- rata FR

Rata- rata Pi ln Pi

KR FR Pi ln

Pi

KR FR Pi ln Pi Anisoptera

Octogomphus Hagenius Rhyothemis Zygoptera

Ischura Neurobasis Rhinocypha

3,79 1,26 5,06 78,48

8,86 2,53

13,63 4,54 13,63 45,45 13,63 9,09

0,124 0,056 0,152 0,189 0,215 0,092

2,0 0 10,0 78,0 4,0 6,0

5,26 0 15,79 52,63 10,53 15,79

0,078 0 0,230 0,193 0,129 0,169

2,895 0,63 7,53 78,24 6,43 4,265

9,445 2,27 14,71 49,04 12,08 12,44

0,101 0,028 0,191 0,191 0,172 0,131

Jumlah 99,98 99,97 0,828 100 100 0,799 99,99 99,98 0,814 Indeks

diversitas rata- rata

0,814

KR= Kepadatan Relatif, FR= Frekuensi Relatif, H= -∑Pi ln Pi Hasil pengukuran masing-masing

stasiun penelitian yaitu stasiun I dan stasiun

II relatif tidak berbeda (Tabel 3 dan

Lampiran 6).

Tabel 3. Faktor fisika-kimia perairan di Sungai Jalamu Kenagarian IV Koto Hilie Kecamatan Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan

No Parameter Staiun I Stasiun II

Fisika

1 Suhu (oC) 25 23,5

2 Kecepatan arus air (m/dtk) 0,26 0,21

Kimia

1 pH 7,25 7

2 Oksigen terlarut (mg/l) 7 6

PEMBAHASAN

Jumlah genus nimfa capung (Odonata) yang ditemukan di Sungai Jalamu sebanyak 6 genus dapat dilihat pada (Tabel 1 dan Lampiran 3). Sedikitnya jumlah genus nimfa capung yang ditemukan diduga nimfa- nimfa lebih menyukai perairan yang tenang atau lentik. Mengacu pada Theischinger dan John (2006) dari 104 genus yang telah diidentifikasi, 25 diantaranya lebih menyukai habitat perairan lotik atau air yang mengalir, sementara yang lainnya banyak terdapat hidup pada perairan lentik atau perairan yang tenang seperti danau, rawa- rawa ataupun kolam.

Kepadatan relatif tertinggi yaitu genus Ischura dari familia Coenagrionidae yaitu 78,24%. Tinggi kepadatan ralatif dari genus Ischura diduga karena nimfa ini ditemukan pada dasar perairan sungai dengan kondisi habitatnya berpasir dan berbatuan serta banyaknya terdapat tumbuhan air yang dimanfaatkan sebagai sumber makanan. Menurut Suwarno (2015) bahwa keragaman serangga akuatik paling banyak terdapat didanau laut kembar adalah genus Ischura. Hal ini diduga karena kondisi dari perairan ini erat kaitannya dengan tumbuhan air seperti eceng gondok (Eichornia crassipes) dan Hydrilla yang berada di lokasi pengambilan sampel.

Nimfa-nimfa ini biasanya menempel pada tumbuhan air untuk mencari makan dan

(4)

berlindung. Nimfa serangga ini berukuran kecil dan berwarna hijau atau coklat.

Kepadatan relatif terendah dapat ditemukan pada genus Hagenius dari familia Gomphidae yaitu 0,63% dapat dilihat pada (Tabel 2 dan Lampira 5). Genus Hagenius ini ditemukan hanya 1 individu dari kedua stasiun, hal ini diduga kondisi substrat lokasi penelitian berpasir dan berbatuan sehingga kurang mendukung untuk kehidupan genus ini. Mengacu pada Hynes (1970) dalam Siregar (2010) mengatakan bahwa genus Hagenius lebih menyukai habitat yang bersubstrat berpasir-berlumpur.

Frekuensi relatif tertinggi yang terdapat pada kedua stasiun adalah genus Ischura dari familia Coenagrionidae yaitu 49,04%. Tingginya frekuensi kehadiran genus ini menempati seluruh titik pengambilan pada stasiun penelitian. Hal ini menunjukkan bahwa genus yang diperoleh mempunyai kisaran toleransi yang cukup tinggi terhadap faktor lingkungan. Mengacu pada Odum (1996) bahwa kehadiran dan keberhasilan hidup suatu organisme tergantung kepada kondisi lingkungan perairan. Frekuensi kehadiran dapat dipengaruhi oleh nilai keasaman pH yang merupakan salah satu parameter kimia perairan yang dapat memengaruhi penyebaran nimfa odonata pada habitatnya, dari pengamatan kondisi perairan yang cendrung netral yaitu berkisar 7-7,25 hal ini cocok untuk kelangsungan hidup nimfa odonata. Corbet (1999) dalam Wardhani (2007) bahwa pH air sungai untuk kehidupan nimfa odonata adalah berkisar 4- 9.

Frekuensi relatif terendah terdapat pada kedua stasiun adalah genus Hagenius dari familia Gomphidae, dengan persentase 2,27%. Rendahnya frekuensi relatif pada genus Hagenius karena pola penyebaran

Hagenius tidak merata, hanya ditemukan pada stasiun I dengan menempati satu titik pengambilan. Genus yang memiliki frekuensi kehadiran terendah, disebabkan pula kondisi arus pada lokasi pengambilan sampel tergolong lambat sampai sedang. Hal ini menyebabkan sedikitnya ditemukan genus tersebut. Menurut Silsby (2001) dalam Wardhani (2007) Hampir seluruh genus nimfa Odonata hidup dalam habitat lotik (air mengalir) dan menduduki habitat vegetasi setengah tenggelam dan dipermukaan batu-batuan dalam ekosistem akuatik, termasuk salah satunya nimfa dari famili Gomphidae.

Indeks keanekaragaman genus nimfa odonata di Sungai Jalamu yaitu 0,814.

Indeks keanekaragaman yang terdapat di Sungai Jalamu tergolong rendah. Mengacu pada Suin (2002) indeks keanekaragaman rendah atau sedikit apabila H’ < 1, keanekaragaman sedang 1≤ H’≤ 3 dan keanekaragaman tinggi H’ > 3.

SIMPULAN

Nimfa Odonata yang ditemukan di Sungai Jalamu terdiri 6 genus yaitu Octogomphus, Hagenius, Rhyiothemis, Ischura, Neurobasis dan Rhinocypha. 5 familia dan 2 sub ordo. Kepadatan relatif terbanyak terdapat pada genus Ischura (78,24%) sedangkan yang sedikit genus Hagenius (0,63%). Frekuensi relatif tertinggi terdapat pada genus Ischura (49,05%) sedangkan terendah genus Hagenius (2,27%). Indeks diversitas pada stasiun penelitian tergolong rendah yaitu 0,814.

Faktor fisika kimia di sungai Jalamu masih dalam kisaran toleransi kehidupan dari

nimfa capung.

DAFTAR PUSTAKA

Ansori, I. 2008. Keanekaragaman Nimfa Odonata (Dragonflies) Di Beberapa Persawahan Sekitar Bandung Jawa Barat. Exacta 7 (2) : 42-50

Borror, D.J., C.A. Triplehorn dan N.F.

Johnson. 1992. Pengenalan pelajaran serangga (Terjemahan Soetiyono).

Gadjah Mada University Press:

Yogyakarta.

Fachrul, M. F. 2007. Metode Sampling Bioekologi. Bumi Aksara: Jakarta.

Gumiati, I. A. 2015. Komposisi Nimfa Odonata di Batang Tambangan Kenagarian Tambangan Kecamatan X Koto Kabupaten Tanah Datar.

Pendidikan Biologi. Skripsi. Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat.

(5)

Pennak, R. W. 1978. Fresh-Water Invertebrates Of The United States.

University Of Colorado, America.

Siregar, T. 2010. Studi Keanekaragaman Makrozoobenthos Di Aliran Sungai Belawan Kecamatan Pancur Batu Dan Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang. Skripsi. Fakultas Matematikan Dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sumatera Utara.

Medan.

Suin, N. M. 2002. Metoda Ekologi.

Universitas Andalas: Padang.

Suin, N. M dan R. Syafinah. 2006. Ekologi Bahan Ajar Laboratorium. Andalas University Press: Padang.

Susanti, S. 1998. Mengenal Capung. Bogor:

Puslitbang Biologi-LIPI.

Suwarno. 2015. Keragaman Serangga Akuatik Sebagai Bioindikator Kualitas Air di Danau Laut Tawar, Takengon. Prosiding Semirata Jurusan Biologi FMIPA Universitas Syiah Kuala, Darussalam Banda Aceh. Universitas Tanjungpura Pontianak.

Theischinger, G. and J. Hawking. 2006. The Complete Field Guide To Dragonflies Of Australia. Csiro Publishing, Australia.

Wardhani , T. S. 2007. Perbandingan Populasi Larva Odonata Di Beberapa Sungai Di Pulau Pinang dan Hubungan dengan Pengaruh Habitat dan Kualiti Air. Tesis. University Sains. Malaysia.

Wright, M and A. Peterson. 1944. A Key To The Genara Of Anisopterous Dragonfly Nymphs Of The United States And Canada (Odonata), Suborder Anisoptera). Ohio Of Science 44 (4) : 151-166.

Referensi

Dokumen terkait

Alokasi Dana Desa Peraturan Pemerintah PP Nomor 60 Tahun 2014 Setyadi 2019:25 tentang dana desa yang bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja negara adalah dana yang bersumber

SIMPULAN Spesies yang menyusun hutan mangrove di Teluk Betung Kecamatan Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan didapatkan 6 spesies yaitu, Rhizophora apiculata, Sonneratia casiolaris,