• Tidak ada hasil yang ditemukan

konflik keluarga luas dalam pengelolaan tambang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "konflik keluarga luas dalam pengelolaan tambang"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

KONFLIK KELUARGA LUAS DALAM PENGELOLAAN TAMBANG EMAS DI NAGARI KOTO BARU KECAMATAN IV NAGARI

KABUPATEN SIJUNJUNG

JURNAL

SRI SURIYA NPM:10070155

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG 2014

(2)

EXTENDED FAMILY CONFLICT IN MANAGING GOLD MINING NAGARI KOTO BARU KECAMATAN IV NAGARI

KABUPATEN SIJUNJUNG

Sri Suriya 1 Drs. Ardi Abbas, MT 2 Dian Kurnia Anggreta, M.Si 3

Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRACT

This thesis describes about extended family conflict in managing gold mining Nagari Koto Baru Kecamatan IV Nagari Kabupaten Sijunjung, where this conflict was become by struggle the land or location that will be mined. Related the problem, the question of this research is who and how the extended family conflict in managing gold mining. The purpose of this research is to describe the form of extended family conflict conflict in managing gold mining.

On this research, the writer uses Lewis Coser theory, it is because of according to Coser to avoid the conflict to more sharply required valve rescuers.

The Approach used on this research is qualitative research method with descriptive types for giving the details overview from the reality researched.

Collecting the data is done by non participant observation and deep interview.

Research informant by purposive sampling (interview is done based on the certain criteria). Unit data analysis is family and data analysis that be used by step data collection, data reduction, data presentation and conclusion.

Based on the final result of the research that have been done, extended family conflict have become between uncle and nephew, also it is become among sibling relationship who have tied the maternal lineage on the same tribes. These conflicts occur because of the presence of each other for the right on land ownership on mines. Whereas, the form of extended family conflict is dispute, so that war arguments, shouting hardly, and also there are threat that is done to the people who mine the gold. In solving the extended family conflicts at Nagari Koto Baru is done by discussion and conference among two sides. The conflict that could not be solved by formal institution,like Niniak Mamak will be solved by police institution. This extended family conflict will be solved by Niniak Mamak by meeting two sides for getting the decission. The final decission is to devide the mining to be two parts, likewise the conflict that happened between uncle and nephew as well as conflict that happened on the sibling relationship.

Keywords: Extended Family , Conflict , In Managing Gold Mining

(3)

PEDAHULUAN

Manusia adalah makhluk konfliktis (Homo Conflictus), yaitu makhluk yang selalu terlibat dalam perbedaan, pertentangan, dan persaingan baik sukarela maupun terpaksa. Dalam buku Susan konflik menurut Poerwadarminta yaitu pertentangan atau percekcokan.

Pertentangan sendiri bisa muncul ke dalam bentuk pertentangan ide maupun fisik antara dua belah pihak berseberangan. Francis dalam buku Susan menambahkan unsur persinggungan dan pergerakan sebagai aspek tindakan sosialnya. Sehingga secara sederhana konflik adalah pertentangan yang ditandai oleh pergerakan dari beberapa pihak sehingga terjadi persinggungan (Susan, 2010 : 8).

Konflik yang terkait dengan perebutan wilayah yang memiliki kandungan sumber daya alam juga terjadi di Nagari Koto Baru.

Berdasarkan observasi diketahui bahwa pernah ada konflik keluarga luas dalam pengelolaan tambang emas di Nagari Koto Baru Kecamatan IV Nagari Kabupaten Sijunjung. Konflik ini muncul awalnya diduga karena

perebutan lahan. Pada awalnya lahan digunakan untuk kegiatan pertanian namun sekarang beralih (berpindah) untuk pertambangan emas yang dilakukan masyarakat di Nagari Koto Baru. Kecendrungan masyarakat untuk melakukan penambangan emas pada sejumlah lahan tidak jarang menghadapi pro dan kontra antar sesama karena sejumlah lahan yang dimiliki masyarakat di Nagari Koto Baru adalah lahan milik keluarga.

Tanah yang dimiliki keluarga tersebut merupakan harta pusaka yang disebut tanah ulayat, hal tersebutlah pemicu terjadinya konflik dalam keluarga itu sendiri.

Tujuan penelitian adalah untuk mendeskripsikan bentuk konflik keluarga luas dalam pengelolaan tambang emas di Nagari Koto Baru Kecamatan IV Nagari Kabupaten Sijunjung.

BAHAN DAN METODE

Penelitian ini dimulai pada tanggal 26 Juni sampai 26 juli 2014.

Tempat penelitian ini yaitu di Nagari Koto Baru Kecamatan IV Nagari Kabupaten Sijunjung. Pendekatan

(4)

dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kualitatif yang berusaha mengungkapkan dan memahami realitas yang ada dilapangan sesuai dengan kondisi real dilapangan. Adapun jenis dan tipe penelitian ini yaitu bertipe deskriptif (Noor, 2011 : 43).

Jenis data dalam penelitian yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder. (Sugiyono, 2012 : 193).

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi dan wawancara. Model analisis data dalam penelitian ini menggunakan model analisis data Miles dan Huberman.

HASIL PENELITIAN

1. Deskripsi Konflik Keluarga Luas Konflik yang terjadi dalam keluarga luas ini terjadi antara satu kelompok yang sama yaitu terjadi antara mamak dengan kemanakan dalam satu suku yaitu suku Patopang yang ada di Nagari Koto Baru. Konflik juga terjadi antar saudara yang merupakan satu keluarga luas yang memiliki hubungan dekat yang terdapat dalam suku yaitu suku Caniago.

2. Proses Munculnya Konflik

2.1 Konflik Antara Mamak Dengan Kemanakan

Konflik yang terjadi antara mamak dengan kemanakan di Nagari Koto Baru ini berawal adanya perebutan tanah atau lokasi yang akan ditambang yang mana tanah itu terletak di Binjai Jorong Koto Panjang Nagari Koto Baru yang merupakan tanah ulayat dengan luas ± 2 hektar yang dikelolah oleh mamak yang berasal dari suku Patopang yang akan dijadikan tempat tambang emas.

Namun dari pihak kemanakan tidak menyetujui jika tanah itu ditambang dengan alasan karena mamak tidak mau membagi 2 hasil tambang yang mana kemanakan juga ingin mendapatkan hasil tambang emas tersebut.

Tindakan ketidaksetujunya kemanakan jika mamak melakukan penambangan emas di tanah tersebut menjadi awal dari penyebab terjadinya permasalahan konflik keluarga luas antara mamak dengan kemanakan dalam suku Patopang. Di mana mamak dan kemanakan saling memperebutkan hak untuk mendapatkan pengelolaan

(5)

dari tanah ulayat yang terdapat di Binjai Jorong Koto Panjang Nagari Koto Baru.

2.2. Konflik Antar Saudara

Tidak jauh berbeda dengan masalah konflik mamak dengan kemanakan di atas konflik antar saudara juga terjadi di Nagari Koto Baru dalam memperebutkan tanah atau lokasi tambang. Konflik antar saudara ini berawal dari terdapatnya tanah ulayat di Katapiang Nagari Koto Baru seluas ± 1 hektar yang merupakan kepunyaan dari orang tua mereka berdua, namun mereka memiliki bedah ayah, yang memiliki tanah itu ayah dan ibu dari EB (saudara perempuan) yang merupakan harta pencarian kedua orang tuanya. Namun saudara laki-laki yang bernama FR ingin mengelolah tanah tersebut untuk dijadikan tempat tambang emas dengan alasan karena tanah ini juga merupakan tanah pencarian ibunya walaupun dia beda ayah karena itu dia ingin mengelolah tanah tersebut.

Tindakan FR yang ingin mengelolah tanah tersebut untuk dijadikan tempat tambang emas namun

EB tidak menyetujui kalau kakak laki- laki dia FR yang menambang tanah di Katapiang Nagari Koto Baru tersebut.

Alasan EB memprotes karena tanah itu tanah yang diserahkan kapada dia dari orang tuanya sewaktu hidup, dan sekarang FR yang ingin menambang di tanah tersebut walaupun mereka bersaudara tetapi yang memiliki hak adalah EB.

3. Bentuk-bentuk Konflik Keluarga Luas

3.1 Terjadi Percekcokan

Terjadinya konflik keluarga luas di Nagari Koto Baru ini menimbulkan terjadinya percekcokan antara kedua belah pihak karena tidak ada yang mau mengalah dalam masalah memperebutkan hak kepemilikan tanah sehingga terjadi percekcokan yang menimbulkan aksi adu mulut. Seperti konflik yang terjadi antara mamak dengan kemanakan yang mana percekcokan ini terjadi karena pihak kemanakan tidak menerima pihak mamak untuk menambang dan kemanakan berani memaki-maki yaitu mengeluarkan kata-kata kotor (mempercarutkan/ berkata P****k) kepada mamak dan kemanakan tidak

(6)

lagi menghargai mamak, yang mana hal ini dilakukan kemanakan di tempat lokasi tambang yang diperebutkan tersebut karena kemanakan sakit hati mamak menambang tanah tersebut.

3.2 Adanya Ancaman

Keributan yang belum terselesaikan ini salah satu pihak tetap melakukan penambangan sehingga pihak yang memprotes tidak menerima tindakan itu. Keributan dan saling adu mulut telah terjadi pada kedua belah pihak yang berkonflik dalam keluarga luas di Nagari Koto Baru ini tidak dihiraukan oleh pihak yang ingin melakukan penambangan maka pihak yang memprotes atau yang tidak menyetujui penambangan ini melakukan ancaman kepada pekerja tambang agar penambangan ini tidak dilakukan lagi sampai permasalahan ini dapat diselesaikan dengan jelas.

4. Penyelesaian Konflik

Penyelesaian konflik di Nagari Koto Baru selama ini masih mengedepankan nilai-nilai demokrasi, musyawarah dan mufakat. Di mana musyawarah ditunjukan untuk mendapatkan sebuah keputusan

kesepakatan yang benar dan adil.

Konflik keluarga luas dalam pengelolaan tambang emas di Nagari Koto Baru termasuk dalam situasi konflik yang telah muncul kepermukaan diperlukan metode resolusi konflik melalui pihak ketiga untuk mengatasi akar penyebebnya dari konflik.

Dalam musyawarah yang dilakukan kesepakatan yang didapat yaitu membagi dua hasil tambang tersebut. Akhirnya penambangan pun dibuka kembali dengan membagi 2 hasil tambang tersebut baik konflik yang terjadi antara mamak dengan kemanakan maupun konflik yang terjadi antara saudara. Sehingga hubungan kedua belah pihak yang berkonflik pun damai dan penambangan pun dilakukan dengan damai hingga sampai sekarang.

KESIMPULAN

1. Antara mamak dengan kemanakan Konflik ini terjadi berawal karena tidak setujuhnya Kemanakan kalau tanah itu ditambang oleh Mamak dengan alasan karena Mamak tidak mau membagi 2 hasil tambang emas

(7)

tersebut. Karena ketidak setujuhnya Kemanakan menjadi awal dari penyebab terjadinya konflik keluarga luas antara mamak dengan kemanakan dalam Suku Patopang.

2. Antar saudara

Konflik ini berawal karena tidak setujunya EB terhadap FR melakukan penambang di tanah Katapiang Nagari Koto Baru dengan alasan karena FR tidak mau membagi 2 hasil tambang tersebut dan EB.

Tindakan FR yang masih tetap melakukan penambangan emas sehingga konflik pun terjadi diantara kedua belah pihak.

Bentuk konflik yang terjadi yaitu terjadinya percekcokan antara kedua belah pihak yang menimbulkan aksi adu mulut serta mengeluarkan kata-kata kotor dan juga adanya ancaman kepada anggota tambang dengan maksud agar penambangan dapat dihentikan dan mencari titik penyelesainya.

Penyelesian konflik yang terjadi pada keluarga luas di Nagari Koto Baru Kecamatan IV Nagari Kabupaten Sijunjung ini yang diselesaikan oleh

niniak mamak. Dalam musyawarah yang dilakukan kesepakatan yaitu membagi dua hasil tambang tersebut.

Akhirnya penambangan pun dibuka kembali dengan membagi dua hasil tambang tersebut baik konflik yang terjadi antara mamak dengan kemanakan maupun konflik yang terjadi antara saudara. Penambangan pun dilakukan dengan damai hingga sampai sekarang.

DAFTAR PUSTAKA

Miles, Matthew B dan Huberman, A.

Michael. 1992. Analisis Data Kualitatif : Buku Sumber Tentang Metode-Metode Baru.

Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press).

Noor, Juliansyah. 2011. Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis &

Disertasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R &

D). Bandung : Alfabeta CV.

Susan, Novri. 2010. Pengantar Sosiologi dan Isu-isu Konflik Kontemporer. Jakarta: Kencana.

Referensi

Dokumen terkait

„2.0 OBJEKTIF KAJIAN Objektif dalam kajian ini adalah: 1 Mengenalpasti tahap konflik kerja-keluarga yang terlibat dalam kalangan guru-guru 2 Menentukan hubungan antara konflik