• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konsep Jodoh Berdasarkan Q.S Al-Nûr/24: 3 & 26 (Perspektif Wahbah Al-Zuhailî dalam Tafsir Al-Munîr) - IDR UIN Antasari Banjarmasin

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Konsep Jodoh Berdasarkan Q.S Al-Nûr/24: 3 & 26 (Perspektif Wahbah Al-Zuhailî dalam Tafsir Al-Munîr) - IDR UIN Antasari Banjarmasin"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

82 BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan penelitian yang telah penulis lakukan mengenai konsep jodoh yang terdapat dalam Q.S al-Nûr/24: 3 & 26 menurut perspektif Wahbah al-Zuhailî dalam Tafsir al-Munîr dapat disimpulkan sebagaimana berikut:

1. Dalam menafsirkan Q.S al-Nûr/24: 3 & 26 Wahbah al-Zuhailî memaparkan beberapa unsur yang perlu di jabarkan dalam kitabnya yaitu al-Tafsîr al- Munîr fî al-‘Aqîdah wa al-Syarî’ah wa al-Manhaj. Dalam Q.S al-Nûr/24: 3

& 26 Wahbah al-Zuhailî menjabarkan unsur Balâghah, Mufradât Lughawiyah dan Asbâb al-Nuzûl terkait ayat tersebut. Ketika beliau menjelaskan makna Q.S al-Nûr/24: 3 & 26 dapat dipahami bahwa ketertarikan seseorang akan memberikan pengaruh pada pilihannya.

Maksudnya, dalam ayat tersebut beliau mengatakan bahwa ketika seorang laki-laki dan perempuan pezina atau Khabîts dihadapkan dengan orang yang saleh atau salehah maka dia tidak akan tertarik pada orang yang saleh atau salehah tersebut. Begitu pula sebaliknya ketika seorang yang saleh atau salehah dihadapkan dengan seorang laki-laki dan perempuan pezina atau Khabîts maka dia tidak ingin menjadikannya sebagai pasangan hidup.

Mereka hanya pantas disandingkan dengan yang memiliki karakter dan moral yang setara dengannya, dan hal itu yang terjadi di kalangan masyarakat saat ini. Serta pada akhir potongan ayat 3 Wahbah al-Zuhailî menerangkan kata

(2)

83

pengharaman yang disebutkan dalam ayat tersebut. Bahwa makna haram dalam ayat itu bukanlah larangan akan tetapi sebuah penekanan dan anjuran yang sebaiknya dihindari dan tidak melakukan perbuatan tersebut karena jika dilakukan akan mendatangkan banyak dampak negatif. Sebagaimana tujuan penulisan tafsirnya Wahbah al-Zuhailî memberikan rumusannya dalam aspek fiqh al-hayâh berdasarkan ayat tersebut terkait syarat yang diperbolehkan dan tidak diperbolehkannya seseorang untuk dijadikan sebagai istri atau suami ketika dia adalah seorang pelaku zina. Ketika laki-laki dan perempuan pezina atau Khabîts telah bertaubat dari perbuatan buruknya itu maka tidak ada larangan jika ingin menikah dengannya.

2. Konsep jodoh yang terdapat dalam Q.S al-Nûr/24: 3 & 26 yang dijelaskan oleh Wahbah al-Zuhailî dalam tafsirnya al-Munîr dapat diklasifikasikan menjadi tiga bagian yaitu: Pertama, jodoh merupakan kesetaraan dalam aspek agama dan moralnya, karena seorang yang memiliki akhlak yang keji tidak pantas untuk disandingakan dengan orang yang baik begitu pula sebaliknya, kecuali dia telah bertaubat dari perbuatannya dan ingin memperbaiki diri agar pantas disandingkan dengan orang yang baik tersebut. Kedua, pertimbangan dalam memilih pasangan yang dijelaskan pada ayat tersebut yaitu ketika hendak memilih pasangan hendaklah mengutamakan agama dan akhlaknya, karena dua hal tersebut merupakan kunci utama kebahagiaan dalam rumah tangga. Ketiga, ketika seseorang telah memilih pasangan yang cocok dan sesuai dengannya terutama dalam hal agama dan akhlaknya maka hal itu akan membawanya kepada kehidupan rumah tangga yang damai dan harmonis,

(3)

84

serta akan melahirkan generasi yang saleh dan salehah dalam rumah tangganya.

B. Saran

Setelah melakukan penelitian, maka terdapat beberapa saran dari penulis:

1. Untuk masyarakat secara umum hendaknya mempelajari dan mengamalkan pesan-pesan yang disampaikan dalam al-Qur’an. Karena al-Qur’an telah memberikan jalan yang terbaik bagi manusia jika mereka mengambil pelajaran didalamnya. Khususnya hal-hal yang berkaitan dengan masalah yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.

2. Untuk para akademisi muslim dengan segenap ilmu yang dimiliki, teruslah memperluas wawasan terkait ilmu-ilmu tafisr, memperbanyak pengetahuan tentang kitab-kitab tafsir, sehingga dapat memahami makna-makna yang terkandung dalam ayat al-Qur’an, agar dapat disampaikan kepada masyarakat luas bahwa dalam memahami ayat al-Qur’an tidak selalu dengan pemahaman yang tekstual.

3. Untuk para mahasiswa dan mahasiswi khususnya jurusan Ilmu al-Qur’an dan Tafsir yang ingin melakukan penelitian tematik terhadap ayat al-Qur’an yang bertema jodoh hendaknya melakukan penelitian dengan menggunakan semua ayat-ayat al-Qur’an yang berkaitan dengan jodoh. Karena dalam penelitian ini hanya dibatasi pada penelitian terhadap Q.S al-Nur/24: 3 & 26. Mengkaji lebih lanjut terkait kesetaraan pasangan yang dimaksud dalam al-Qur’an, dan lain sebagainya.

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan pendapat Imam Syafi ’i Basmalah adalah salah satu ayat dari surah al-Fatihah, oleh karena itu wajib membaca Basmalah dalam shalat ketika membaca surah

45 Buku ini hanya mengidentifikasi metode tafsir yang diterapkan, seperti metode mawdhû’’î yang diterapkan oleh penulis tertentu dalam karyanya, bukan membahas isu

24 Sebagaimana Menurut Ahmad Mushthafa al-Maraghi juga dalam kitab tafsirnya memberi pejelasan pada ayat ini, bahwa Orang yang paling merugi adalah orang yang ingkar

ii KOMPETENSI PENDIDIK PERSPEKTIF ABDULLAH NASHIH ULWAN 1928-1987 M DALAM KITAB TARBIYAH AL-AWLÂD FÎ AL- ISLÂM TESIS Diajukan kepada Pascasarjana UIN Antasari Sebagai salah

Pemikiran Abdullah Nashih Ulwan dalam Kitab Tarbiyah Al-Awlâd fî al-Islâm tentang Kompetensi Pendidik meliputi: a Kompetensi Paedagogik yakni pendidik harus memiliki kemampuan dalam

Analisis Kompetensi Pendidik Menurut Abdullah Nashih Ulwan Dalam Kitab Tarbiyah al-awlâd fî al-Islâm Sebelum peneliti memaparkan analisis sebuah kitab yang dikarang oleh Abdullah

Al- Isra/17:24 16 “Sebaggaimana kami telah menyempurnakan nikmat kami kepaadamu kami telah mengutus kepadamu Rasul diantara kamu yang membacakan ayat-ayat kami kepada kamu dan

al-Zukhruf/43: 13-14 yang dijadikan doa safar sebagai bacaan untuk khurûj terdapat adanya tiga macam motif dalam membaca kedua ayat tersebut, pertama berdasarkan hadis Nabi yang