Nama : Khawarizmi Rahman NIM : 19052063
MK : Konsep Dasar PKN
1. Hakikat dan makna pendidikan Kewarganegaraan menurut konsep keilmuan
Hakikat pendidikan kewarganegaraan adalah suatu metode pendidikan, yang diperoleh dari nilai nilai Pancasila sebagai kepribadian nasional, dalam rangka untuk meningkatkan dan melestarikan keleluhuran moral dan perilaku masyarakat, yang terkait dalam budaya bangsa jaman daulu.
Menurut Kep. Dirjen dikti No.267/Dikti/2000 materi Pendidikan Kewarganegaran adalah pendidikan tentang hubungan warga negara dengan negara, dan Pendidikan Pendahuluan Bela Negara (PPBN). Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional dinyatakan bahwa di setiap jenis, jalur dan jenjang pendidikan wajib memuat Pendidikan Bahasa, Pendidikan Agama, dan Pendidikan Kewarganegaraan
Diharapkan dalam hal ini bahwa kita dapat mencerminkan jatidiri yang terwujud pada perilaku yang berbeda dalam kehidupan sehari- hari pada masyarakat. Hakikat pendidikan kewarganegaraan sebagai mata pelajaran yang mempunyai tujuan penting dalam pembentukan jati diri setiap individu yang hidup dalam kediupan bermasyarakat yang majemuk.
Untuk kemajemukan suku, ras, budaya, dan agam serta bahasa dalam membangun sebuah karakter bangsa yang cerdas, cakap dan juga mempunyai sebuah karakter yang didasari oleh UUD 1945 dan pancasila sebagai filsafat bangsa.
Pendidikan kewarganegaraan adalah program pendidikan berdasarkan Nilai-nilai pancasila sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa yang diharapkan menjadi jati diri yang diwujudkan dalam bentuk prilaku dalam kehidupan sehari-hari para mahasiswa baik sebagai individu, sebagai calon guru/pendidik, anggota masyarakat dan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Hakikat Pendidikan Kewarganegaran adalah merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan
diri yang beragam dari segi agama,sosio-kultural, bahasa, usia, dan suku bangsa untuk menjadi warga negara yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang dilandasi oleh Pancasila dan UUD1945.
2. Peran pendidikan Kewarganegaraan dalam membentuk warga negarayang baik.
Tujuan mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan adalah untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan sebagai berikut:
Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan.
Berpatisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, serta bertindak cerdas dalam kegiatan kemasyarakatan, berbangsa dan bernegara.
Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan pada karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa lainnya.
Beriteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.
Tujuan PKn di Sekolah Dasar
Memberikan pengertian pengetahuan dan pemahaman tentang Pancasila yang benar dan sah.
Meletakkan dan membentuk pola pikir yang sesuai dengan pancasila dan ciri khas serta watak ke-Indonesia.
Menanamkan nilai-nilai moral Pancasila ke dalam diri anak didik.
Menggugahkesadaran anak didik sebagai warga negara dan warga masyarakat Indonesia untuk selalu mempertahankan dan melestarikan nilai-nilai moral Pancasila tanpa menutup kemungkinan bagi diakomodasikannya nilai-nilai laindari luar yang sesuai dan tidak bertentangan dengan nilai-nilai moral Pancasila terutama dalam menghadapi arus globalisasi dan dalam rangka kompetisi dalam pasar bebas dunia.
Memberikan motivasi agar dalam setiap langkah laku lampahnya bertindak dan berperilaku sesuai dengan nilai, moral dan norma Pancasila.
Mempersiapkan anak didik utuk menjadi warga negara dan warga masyarakat Indonesia yang baik dan bertanggung jawab serta mencintai bangsa dan negaranya.
Tujuan utama pendidikan kewarganegaraan adalah untuk menumbuhkan wawasan dan kesadaran bernegara, sikap serta perilaku yang cinta tanah air dan bersendikan kebudayaan bangsa, wawasan nusantara, serta ketahanan nasional dalam diri para calon-calon penerus bangsa yang sedang mengkaji dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, bahasa serta seni. Mewujudkan warga negara sadar belanegara berlandaskan pemahaman politik kebangsaan, dan kepekaan mengembangkan jati diri dan moral bangsa dalam perikehidupan bangsa. Selain itu juga bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang berbudi luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, professional, bertanggung jawab dan produktif serta sehat jasamani dan rohani.
3. Ciri ciri dan kekhasan PKN Ciri-ciri PKN adalah
Merupakan program pendidikan
Merupakan pengembangan dari IKN (Ilmu Kewarga Negaraan)
Materi pokoknya adalah materi IKN ditambah dengan kewiraan nasional, filsafat Pancasila, mental Pancasila dan filsafat pendidikan nasional,
Berisfat interdisipliner;
Tujuannya adalah membina warga negara yang lebih baik dan untuk masa depan sesuai dengan ketentuan Pancasila dan UUD 1945.
4. Ciri ciri PKN dari segi Tujuan, Materi dan Evaluasi TUJUAN
Secara sederhana tujuan PKN/PPKn adalah membentuk warga negara yang lebih baik (a goodcitizen) dan mempersiapkannya untuk masa depan. Rumusan itu, bersifat abstrak. Untuk menjabarkannya secara konkret, banyak cara yang dapat dilakukan, antara lain dengan cara mengidentifikasi kualitas individu yang diharapkan dapat berprestasi, atau pokoknya mengidentifikasi
tentang manusia yang baik. Tetapi yang jelas, ukuran warga negara yang baik untuk setiap bangsa/negara akan ditentukan oleh ukuran normatif yaitu ideologi dan konstitusi negara yang bersangkutan.
Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang mempunyai visi khas, yakni terbentuknya warga negara yang baik (goodcitizen) dalam rangka nationandcharacterbuilding. Dengan tujuan tersebut maka peserta didik (warga negara) akan memiliki sikap yang kritis dan tanggung jawab yang akhirnya akan menjadi warga negara yang baik (goodcitizen) dikaitkan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban dalam bernegara.
MATERI
Berdasarkan cakupan materi Pendidikan Kewarganegaraan diperoleh gambaran tentang keragaman luasnya cakupan materi dan penataan Pendidikan Kewarganegaraan dalam kurikulum. Hal ini bukanlah sesuatu yang harus dianggap aneh, sebab kurikulum pada dasarnya adalah suatu pilihan. Dilihat dari sudut keilmuan, standar materi mata pelajaran ini tidak sedemikian ketat, cukup fleksibel, bahkan mudah berubah. Indonesia sendiri mempunyai pengalaman mengenai berubah-ubahnya isi materi pelajaran ini. Meski demikian, Pendidikan Kewarganegaraan paradigma baru harus mendasar pada standar kelayakan materi yang bersifat universal, yang core atau intinya relevan dan tidak bertentangan dengan sistem demokrasi (Jurnal Civic, 2009: 24).
EVALUASI
Suatu saran yang praktis kiranya dapat dipertimbangkan oleh guru Civics untuk meningkatkan mutu mengajarnya yaitu:
a) Sikap sahabat, tidak agresif, kooperatif, demokratis, sopan dalam memperlakukan pelajar, tapi tetap dapat memelihara wibawa.
b) Menghargai pendapat, perhatian pelajar dengan jalan menunjukkan adanya relevansi antara pendapat tersebut dengan tujuan pelajaran civics.
c) Antusias terhadap bahan pelajaran yang sedang dibicarakan.
d) Dapat memperkaya bahan pelajaran yang terdapat dalam textbook dengan sumber-sumber majalah, surat kabar, ceritacerita film, maupn hubungannya dengan bahan pelajaran.
e) Dapat meragakan secara skematis bahan pelajaran di papan tulis, sehingga memungkinkan pelajar-pelajar untuk tertarik terhadap bahan pelajaran.
f) Dapat merumuskan teknik bertanya yang dapat menimbulkan pelajar untuk mengingat berfikir, menilai, dan berfikir kreatif.
g) Dapat memberi jalan kepada pelajar untuk mendorong kegiatan-kegiatan menyelidiki bahan pelajaran, hingga pelajar dapat memiliki keterampilan berfikir ilmiah maupun dapat menemukan sistem nilai yang positif bagi seseorang warga Negara (Numan Somantri, 2001:
42).
Setiap guru wajib memenuhi kualifikasi akademik maupun kompetensi guru yang berlaku secara nasional. Guru PKn juga harus memenuhi standar kompetensi yang sudah ditetapkan dan dijadikan sebagai acuan dalam mengajar. Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 10 menyebutkan bahwa kompetensi guru meliputi
kompetensi pedagogis, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, kompetensi profesional. Dalam peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi guru, bahwa standar kompetensi guru PKn meliputi:
a) Memahami materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.
b) Memahami substansi Pendidikan Kewarganegaraan yang meliputi pengetahuan kewarganegaraan (civicknowledge), nilai dan sikap kewarganegaraan (civicdisposition), dan ketrampilan kewarganegaraan (civicskill).
c) Menunjukkan manfaat mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.
Guru PKn harus dapat memahami materi, struktur, konsep, dan pola pikir kritis keilmuan yang mendukung mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, yaitu dalam bidang politik, hukum, dan moral. Ilmu pengetahuan memuat banyak informasi dan data tentang fakta- fakta dalam kehidupan sehari-hari.
Substansi Pendidikan Kewarganegaraan yang meliputi pengetahuan kewarganegaraan (civicknowledge), nilai dan sikap kewarganegaraan (civicdisposition), dan ketrampilan kewarganegaraan (civicskill). Menurut CCE (Center For CivicEducation) untuk dapat berpartisispasi maka perlu dibekali pengetahuan kewarganegaraan (civicknowlwdge), keterampilan kewarganegaraan (civicskills), dan karakter kewarganegaraan (civicdispotition) (Cholisin, 2004: 19).
5. Karakteristik PKN dari waktu ke waktu
Civics (PKN Dalam bahasa Inggris) muncul untuk menggambarkan pelajaran sekolah yang menggambarkan pelajaran tata negara. Pada saat itu isinya hanya cara cara mendapatkan dan kehilangan kewarganegaraan. Namun setelah adanya Dekrit Presiden 5 Juli 1959, dilihat perlu ada pembaharuan dan perbaikan sistem pelajaran dan pendidikan nasional. Salah satu hal untuk menyempurnakan pendidikan itu adalah dengan menimbulkan pengertian dan jiwa patriotisme dalam diri anak anak sedari kecil.
Pada tahun 1968, istilah Civic di sekolah diberi nama "Pendidikan Kewargaan Negara". Maksud dari adanya pelajaran ini disekolah tidak lain adalah untuk menumbuhkan dan mengembangkan warga menjadi warga negara yang baik. Isi bahan pelajaran mengandung elemen elemen nasionalisme, patriotisme, kenegaraan, etika etika, agama, kebudayaan, pokoknya segala sesuatu yang dianggap baik oleh Pancasila.
Pada tahun 1975,pemerintah mengganti istilah Pendidikan Kewargaan Negara menjadi Pendidikan Moral Pancasila (PMP) dimana pemerintah menganggap mata pelajaran Pendidikan Kewargaan Negara kurang mampu mengembangkan perilaku warga negara yang mendukung garis kebijakan orde baru, pertahanan keamanan nasional. Sejak kelahiran orde baru pemerintah memang bertekad untuk melaksanakan Undang Undang Dasar 1945.
Selanjutnya ditetapkanlah Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Nomor II Tahun 1978 tentang Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (EkaprasetiaPancakarsa) dimana ketentuan pasal 4 menyatakan bahwa Pedoman Penghayatan dan Pengalaman Pancasila (P-4) merupakan penuntun dan pegangan hidup dalam kehidupan bermasyarakat warga Indonesia.
Selanjutnya, berdasarkan kurikulum 2002, mata pelajarn PKN, berfungsi sebagai wahana untuk membangun warganegara yang cerdas dan terampil. Berdasarkan UU no 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dimana mata pelajaran PKN sebagai muatan wajib kurikulum pada dasar.
Pada masa kini, pelajaran PKN tidak bisa lepas dari kehidupan pelajar dan mahasiswa. PKN telah ditetapkan juga sebagai mata pelajaran yang harus tuntas Kriteria Ketuntasan Minimal saat kenaikan kelas. Penghidupan nilai nilai PKN sudah disosialisasikan dan telah menjadi gaya hidup siswa.