• Tidak ada hasil yang ditemukan

konsep etika peserta didik terhadap guru dalam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "konsep etika peserta didik terhadap guru dalam"

Copied!
110
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Penegasan Istilah

Klausmier berpendapat bahwa konsep merupakan suatu bentukan mental dalam pengelompokan kata-kata dengan penjelasan tertentu yang diterima secara umum. Menurut Ahmad Amin, etika adalah ilmu yang menjelaskan tentang arti baik dan buruk, menjelaskan apa yang harus dilakukan seseorang, menetapkan tujuan yang harus dituju oleh seseorang dalam bertindak. Menurutnya etika adalah ilmu yang mempelajari tentang baik (dan buruk) pada diri setiap orang, terutama yang menyangkut gerak pikiran dan perasaan yang dapat menjadi pertimbangan dan perasaan hingga tujuannya dapat berupa perubahan.

Ametembun, Guru adalah semua orang yang berdaya dan bertanggung jawab atas terlaksananya pendidikan yang baik bagi peserta didik.

Identifikasi Masalah

Hasyim Asy'ari dapat dijadikan ilmu bagi siswa untuk bersikap baik dan hormat terhadap guru.

Batasan Masalah

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Deskripsi Konseptual

  • Etika Peserta Didik Terhadap Guru
  • Pendidikan Karakter

Hasyim Asy'ari Tentang Konsep Etika Pendidik dan Siswa (Kajian Kitab Adab Al-'Alim Wa Al-Muta'allim h. Ayat diatas menjelaskan bahwa ketika kita berbicara atau berkata kepada orang lain hendaknya dengan perkataan yang baik Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan peserta didik adalah setiap individu atau sekelompok orang yang mempunyai kemauan untuk mengembangkan potensi dirinya dengan menjadi sasaran dalam pendidikan dengan tujuan mencapai tujuan yang diharapkan. bahwa seorang pelajar sebelum mencari ilmu harus mensucikan hatinya terlebih dahulu agar ilmu yang didapat bermanfaat bagi orang lain sehingga ilmu yang dimiliki akan mendekatkan dirinya kepada Allah swt.. sifat dan kode etik pelajar merupakan suatu kewajiban yang harus dijalankan dalam proses belajar mengajar, baik langsung maupun tidak langsung.

Sehingga dalam kehidupan sehari-hari hendaknya siswa senantiasa menyucikan jiwa dari akhlak rendah dan akhlak tercela. Menurut Al-Ghazali, tugas seorang pendidik adalah seseorang dapat disebut sebagai orang yang bertanggung jawab apabila ia mampu menentukan pilihan dan mengambil keputusan berdasarkan nilai-nilai dan norma-norma tertentu, yang berasal dari dirinya dan juga dirinya sendiri. dari lingkungan sosialnya. Paters mengemukakan ada tiga tugas dan tanggung jawab guru, yaitu: (1) sebagai guru, (2) sebagai pembimbing, (3) sebagai pengelola kelas.

Tugas utama seorang guru adalah mengajar dan mendidik.38 Sebagai guru, guru mempunyai peran aktif (tengah) antara peserta didik dan ilmu pengetahuan. Secara umum dapat dikatakan bahwa tugas dan tanggung jawab yang harus dilaksanakan oleh seorang guru adalah mengajak orang lain untuk berbuat baik. Dalam jurnal internasional The Journal of Moral Education, nilai-nilai dalam ajaran Islam diangkat sebagai isu hangat yang secara khusus dibahas pada Volume 36 tahun 2007.

Dalam wacana pendidikan karakter ini beliau memberikan pesan yang tidak dapat dipisahkan dari nilai spiritual dan agama. Menurut Tarmansyah dkk, dalam pendidikan karakter yang diintegrasikan ke dalam mata pelajaran, ada hal-hal yang perlu mendapat perhatian, seperti: 45. Penilaian prestasi merupakan suatu sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat, serta mengakui dan menghargai keberhasilan orang lain.

Kepedulian sosial merupakan suatu sikap dan tindakan yang selalu ingin memberikan bantuan kepada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.

Telaah Pustaka

Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa akhlak santri menurut Muhammad Salih al-‗Usaimin dalam Kitab al-Ilm adalah: niat ikhlas, memberantas kebodohan pada diri sendiri dan masyarakat, membela agama Islam, toleran terhadap perbedaan pendapat, mengamalkan ilmu, menyampaikan ilmu, menjadi teladan, sabar dalam belajar, menghormati ulama, berpegang teguh pada Al-Qur'an dan Hadits, teliti dan konsisten.

Kerangka Teoritik

Jika seorang siswa mempunyai akhlak yang baik maka ia juga akan mempunyai akhlak yang baik dan sebaliknya jika seorang siswa mempunyai akhlak yang buruk maka tidak lain hanyalah akhlak yang buruk, sehingga diharapkan dengan adanya kitab Adabul 'Alim Wal Muta'allim ia dapat menjadi seorang yang akhlaknya. sains. adab bagi siswa, khususnya etika siswa terhadap guru. Melalui proses analisis yaitu metode grounded theory yang digunakan sebagai landasan konsep Etika siswa terhadap guru, terjemahan kitab Adabul ‗Alim Wal Muta'allim KH.Hasyim Asy'Ari dan pendidikan karakter diharapkan dapat rekomendasi krisis adab siswa terhadap guru saat ini.

METODE PENELITIAN

  • Data dan Sumber Data
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik Keabsahan Data
  • Teknik Analisis Data

Hasyim Asy’ari berkaitan etika pelajar terhadap guru merupakan antara pemikiran yang terdapat dalam kitab Adabul “Alim wal Muta’allim”. Kitab Adabul “Alim wal Muta‟allim” boleh dijadikan rujukan guru dan murid dalam proses pembelajaran. Berdasarkan lapan bab daripada kitab Adabul 'Alim wal Muta‟allim', yang akan menjadi fokus kajian ini ialah etika pelajar terhadap guru.

Berdasarkan etika siswa terhadap guru di atas, hal ini mempunyai relevansi dengan nilai pendidikan karakter yaitu toleransi. Siswa hendaknya berbicara kepada guru sebaik mungkin, dengan menggunakan bahasa yang baik dan sopan. Siswa hendaknya berbicara kepada guru sebaik mungkin, dengan menggunakan bahasa yang baik dan sopan.

Hasyim Asy'ari, yaitu (1) Religius: siswa harus memohon doa kepada Allah SWT ketika memilih guru, (2) Toleransi: siswa harus menghormati pelajaran yang disampaikan guru, meskipun sudah hafal, dan tidak boleh berada di depan orang lain. guru menjelaskan. Hasyim Asy'ari menjadi rujukan utama dalam pembelajaran tentang etika peserta didik dan guru dalam belajar dan mengajar. Hasyim Asy'ari tentang Konsep Etika Pendidik dan Siswa (Kajian Kitab Adab Al-'Alim Wa Al-Muta'allim)'.

HASIL PENELITIAN

Biografi K.H. Hasyim Asy‘ari

Hasyim Asy'ari adalah Muhammad Hasyim Asy'ari bin 'Abd al-Wahid bin 'Abd al-Halim yang bergelar Pangeran Benowo bin Abdur ar-Rohman yang dikenal dengan Jaka Tingkir, Sultan Hadiwijaya bin Abdullah bin Abdul Aziz bin Abd al-Fatih bin Maulana Ishaq dari Raden Ainul Yaqin disebut Sunan Giri. Hasyim Asy'ari dididik oleh ayahnya sendiri, Abd al-Wahid, khususnya pendidikan di bidang Alquran dan penguasaan berbagai literatur keagamaan. Menimba ilmu di kota Makkah sangat diminati di kalangan santri pada masa itu, terutama dikalangan santri yang berasal dari Pulau Jawa, Madura, Sumatera, dan Kalimantan.

Dari segi struktur sosial, seseorang yang mengenyam pendidikan di Makkah biasanya mendapat tempat yang lebih terhormat dibandingkan dengan seseorang yang belum pernah tinggal di Makkah, meskipun pengalaman mengajarnya masih dipertanyakan. Hasyim Asy'ari di bidang sosial lain mendirikan organisasi Nahdhaul Ulama bersama ulama besar lainnya, seperti Syekh Abdul Wahab Hasbullah dan Syekh Bisri Syamsuri, pada tanggal 31 Januari 1926 atau 16 Rajab 1344 H.

Karya-karya K.H. Hasyim Asy‘ari

Al-Tibyan fi al-Nahy an Muqaata'at al-Arhaam wa al-Aqaarib wa al-Ikhwaan (Penjelasan Mengenai Larangan Melanggar Sanak Saudara, Sahabat dan Saudara).

Kiprah Pendidikan K.H. Hasyim Asy‘ari

Sebagai wujud kecemerlangannya sebagai ulama, beliau merupakan salah satu pendiri organisasi massa yaitu Nahdlatul Ulama'.

Adabul ‗Alim wal Muta‘allim

Ada dua belas etika ketika siswa bersama guru, yaitu:64 1) Meminta petunjuk kepada Allah SWT (Istkharah) dalam pilihannya. Ada tiga belas macam etika siswa dalam kaitannya dengan pelajaran dan hal penting yang patut dijadikan pedoman ketika siswa bersama guru dan teman saat belajar, yaitu: 65. Ada empat belas etika guru terhadap siswa, yaitu:70 1) Seorang guru harus mengajar dan mendidik siswa. dengan tujuan mendapatkan ridho Allah dan menghidupkan kembali syariat Islam.

Pelajar hendaklah menjauhi perbuatan mungkar untuk memperbaiki niat bagi tujuan mencari keredhaan Allah, dan menjauhi pergaulan bebas. Di samping itu, pelajar harus dapat membahagikan masa belajar mereka dan mengurangkan jumlah tidur dan makanan yang boleh menyebabkan kemudaratan. Pelajar hendaklah mengetahui hak dan kewajipan mereka terhadap guru dengan sentiasa menjaga akhlak yang baik dan sentiasa menghormati, sabar, bertanggungjawab dan patuh kepada guru yang melatih mereka.

Peserta didik harus mengutamakan pelajaran wajib terlebih dahulu, memahami dan mengamalkan ilmu Al-Qur’an dan ilmu-ilmu bermanfaat lainnya serta menjaga etika dihadapan orang lain baik orang tua, guru, teman sejawat maupun buku sebagai sumber ilmu belajar. Guru hendaknya mengetahui hak dan kewajibannya ketika mengajar, sebelum mengajar dan memulai pembelajaran, hendaknya berdoa terlebih dahulu dan menunjukkan akhlak yang dapat dijadikan teladan khususnya bagi siswa. Guru harus mengetahui hak dan kewajibannya terhadap siswa, jika ia menyayangi siswanya dan semangat mengajar, rendah hati dan tidak menyulitkan siswa, maka tujuan pendidikan akan tercapai dan siswa dapat menerapkan ilmu yang dimilikinya.

Etika Buku Siswa hendaknya memperhatikan etika buku sebagai sumber belajar dengan cara menjaga, mempelajari, merawat dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari agar dapat mengambil manfaat darinya.

Analisis Data

  • Etika Peserta Didik terhadap Guru menurut K.H. Hasyim Asy‘ari
  • Etika Peserta Didik terhadap Guru menurut K.H. Hasyim Asy‘ari

Dari penafsiran tersebut maka nilai pendidikan karakter dari etika siswa di atas relevan dengan nilai tanggung jawab. Siswa harus bersabar menghadapi sifat kasar guru dan perilaku buruk yang datang dari gurunya. Dalam kaitannya dengan pendidikan karakter, etika siswa di atas dikaitkan dengan sifat kerja keras.

Siswa harus mematuhi guru dalam berbagai hal dan tidak menentang pendapat dan aturannya. Siswa harus menerima hadiah dari guru dengan tangan kanannya dan juga memegangnya dengan kedua tangan. Menurut al-Jurjani, kesabaran adalah meninggalkan keluh kesah kepada selain Allah atas sakitnya sebuah cobaan.100 Nilai kesabaran dalam nilai pendidikan karakter menurut K.H Hasyim Asy’ari dalam kitab Adabul ‘Alim wal Muta’allim adalah terkandung dalam etika keenam, yaitu: “Peserta didik harus mempunyai kesabaran dalam menghadapi segala tingkah laku guru.

Siswa harus mengetahui hak dan kewajibannya terhadap guru dan tidak melupakan jasanya serta selalu mendoakannya.

Tabel  4.2  Relevansi  Pemikiran  K.H.  Hasyim  Asy’ari  dengan  Pendidikan  Karakter
Tabel 4.2 Relevansi Pemikiran K.H. Hasyim Asy’ari dengan Pendidikan Karakter

PENUTUP

Saran

Bagi siswa perlu berkonsultasi buku-buku yang berkaitan dengan etika siswa terhadap guru agar mengetahui etika yang dimiliki siswa terhadap guru. Hasyim Asy'ari tidak hanya dipahami oleh masyarakat petani saja tetapi juga oleh aliran formal lainnya, yaitu dengan dibuatnya kitab Adabul Alim Wa Al-Muta'alim karya K.H. Hasyim Asy'ari (Kajian Kitab Adab Al-'Alim Wa Al-Muta'Allim)', Wacana: Jurnal Pendidikan dan Kajian Islam, 1.1.

Konsep Adab Siswa dalam Pembelajaran Menurut Az-Zarnuji dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Karakter di Indonesia', Al-Hikmah: Jurnal Agama dan Sains, 14.2.

Gambar

Tabel  4.2  Relevansi  Pemikiran  K.H.  Hasyim  Asy’ari  dengan  Pendidikan  Karakter
Tabel  4.3.  Nilai  Pendidikan  Karakter  dalam  Pemikiran  K.H.

Referensi

Dokumen terkait

memberi nilai tertulis pada raport siswa namun guru yang baik adalah guru yang mendidik peserta didiknya dengan hati agar nilai-nilai religius atau nilai-nilai keislaman tidak mengalami

Student learning outcomes in the end is shown by the change of behavior so that it can be said that the learners' learning outcomes have been reached optimally.Based on the above