• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONSEP INFLAMASI (RADANG) slide

N/A
N/A
Artem Wing

Academic year: 2024

Membagikan "KONSEP INFLAMASI (RADANG) slide"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

KONSEP INFLAMASI (RADANG)

dr. ELOK M.Q, M.Kes

(2)

Simulus eksogen & endogen → jejas sel

→ rx kompleks pd jar ikat yg memiliki vaskularisasi : INFLAMASI / RADANG

INFLAMASI / RADANG

= respon protektif yg ditujukan utk menghilangkan penyebab awal jejas sel serta membuang sel & jar.

nekrotik yg disebabkan oleh kerusakan asal

Yang berperan dalam respon radang :

❒ sel & protein plasma dlm sirkulasi

❒ sel dinding pembuluh darah

(3)

Inflamasi proses perbaikan

Membersihkan infeksi Penyembuhan luka

Respon inflamasi :

stimulus awal radang penglepasan mediator kimiawi dari plasma/sel jar ikat bekerja bersama / scr berurutan

memperkuat respon awal radang & mempengaruhi perub. dg mengatur respon vaskuler & selular berikutnya stimulus menghilang & mediator radang hilang dikatabolisme / diinhibisi

memicu rintangan utk

mencegah penyebaran infeksi

proses perbaikan untuk jaringan y

g rusak

(4)

Mekanisme terjadinya Radang meliputi :

1. Perubahan vaskular 🡪respon vaskular di tempat terjadinya cedera pd reaksi inflamasi akut meliputi : a. Perubahan aliran darah 🡪 karena terjadi dilatasi

arteri lokal shg terjadi pertambahan aliran darah (hiperemia) 🡪 perlambatan aliran darah 🡪 merah dan panas

b. Permeabilitas pembuluh darah 🡪 Lekosit akan berkumpul di sepanjang dinding pembuluh darah dg cara menempel 🡪 Dinding pembuluh menjadi longgar susunannya 🡪 lekosit keluar melalui

dinding pembuluh 🡪 Lekosit bertindak sebagai sistem pertahanan untuk menghadapi serangan

(5)

PERUBAHAN VASKULAR

Perubahan pd kapiler & aliran pemb darah 🡪segera setelah jejas terjadi :

▪ vasokonstriksi sementara (bbrp detik) → vasodilatasi arteriol → hiperemia pd aliran darah kapiler

selanjutnya

▪ mikrovaskuler menjadi lebih permeabel

Jar. Ekstravask ← Cairan plasma Viskositas darah ↑ → stasis

leukosit (tu. Netrofil) → marginasi → melekat pd endotel → menyelip diantara sel endotel → bermigrasi ke jar interstitial

(6)

Lanjut……….Mekanisme terjadinya Radang

2. Pembentukan cairan inflamasi (eksudat)

Permeabilitas pembuluh darah 🡪 keluarnya lekosit (ekstravasasi) dan protein plasma ke dalam

jaringan disebut eksudasi. Cairan inilah yg menjadi dasar terjadinya pembengkakan 🡪 terjadi tegangan dan tekanan pd sel syaraf 🡪 rasa nyeri.

Terjadi setelah leukosit memakan bakteri yg ada di daerah cedera, kemudian eksudat dikeluarkan.

3. Regenerasi : fase pemulihan perbaikan jaringan / pembentukan jaringan baru.

(7)

Akut

Kronis

POLA DASAR INFLAMASI

Singkat, eksudat, sel netrofil >>

Lama, limfosit, makrofag, proliferasi pembuluh darah, jar. parut

Inflamasi → mengencerkan, menghancurkan / menetralkan agen berbahaya → menggerakkan kejadian → menyembuhkan → menyusun kembali tempat terjadinya jejas

(8)

INFLAMASI AKUT

Respon segera & dini, dari bbrp jam – bbrp hari

Dampak segera setelah masuknya agen jejas yaitu : - berhimpunnya antibodi (Ab) di sekitar agen jejas

- emigrasi leukosit dari pembuluh darah ke jaringan yang terkena agen jejas.

Leukosit (tu netrofil) → membersihkan mikroba → memulai proses penguraian jar nekrotik

Reaksi initial jaringan thd berbagai agen yg menyebabkan jejas

Respon inflamasi akut sama, apapun agen penyebabnya

(9)

PENYEBAB INFLAMASI AKUT

– Infeksi (bakteri, virus, parasit) dan toksin mikroba

– Trauma

– Agen fisik dan kimia – Nekrosis jaringan

– Benda asing

– Reaksi imun (reaksi hipersensitivitas)

(10)

Gambaran Makroskopik / Tanda – Tanda Inflamasi Akut (Celcus +Virchow)

RUBOR ok dilatasi pembuluh darah kecil pada area yg rusak

KALOR ok pe↑ aliran darah ke daerah yg terlibat 🡪 dilatasi vaskular & membawa darah yg hangat ke daerah yg sakit

TUMOR ok udema, akumulasi cairan di ruang ekstravaskuler sbg bagian dr eksudasi cairan

DOLOR ok regangan & distorsi jar krn udem inflamasi FUNCTIO LAESA ok nyeri & bengkak

(11)

Kalor Rubor Tumor

Perubahan vaskular

- Vasodilatasi → aliran drh ↑ - ↑ permeabilitas

Kejadian pada sel - Emigrasi leukosit →

akumulasi di fokus jejas (rekrutmen & aktivasi seluler)

Kaskade inlamasi akut → pelepasan mediator kimiawi Perluasan mediator &

kerusakan yg diperantarai leukosit →

Dolor

Functio laesa

(12)
(13)

Efek inflamasi dan mediator utamanya

(14)
(15)
(16)

Inflamasi Akut – Inflamasi Kronis

(17)

R E S O

L U

S I

(18)

EFEK INFLAMASI

1. Menguntungkan

• Dilusi toksin → dibawa ke sist limfatik

• Memasukkan Ab: ok ↑ permeabilitas kapiler maka Ab dpt masuk ke ekstravaskuler shg dpt melisis MO

• Transpor obat-obatan seperti antibiotik ke tempat bakteri yg sdg bermultiplikasi

• Pembentukan fibrin dr fibrinogen → menghalangi gerakan MO

→ terperangkap → mudah difagositosis. Fibrin jg dipakai sbg matriks u/ pembentukan jar granulasi

• Membawa nutrien & O2 yg penting bg sel spt netrofil yg memiliki aktivitas metabolik yg tinggi

• Rangsangan respon imun ok drainase eksudat cair ke dlm limfatik → Ag terlarut dapat mencapai KGB lokal →

rangsangan respon imun

(19)

EFEK INFLAMASI

2. Merugikan

• Digesti jar N: enzim-enzim spt kolagenase &

protease dpt mencerna jar N → kerusakan

• Pembengkakan : epiglotitis akut pd anak → obstruksi jalan nafas

• Respon inflamasi yg tidak sesuai. Cont pd rx hipersensitivitas tipe 1 pd kasus hay fever yg alergi thd Ag pd lingk. Respon inflamasi alergi dpt mengancam nyawa seperti asma ekstrinsik

(20)

INFLAMASI KRONIK

Dapat dianggap sebagai inflamasi memanjang (minggu – bulan – tahunan)

Terjadi inflamasi aktif, jejas jar & penyembuhan secara serentak

Penyebab Inflamasi Kronik :

– Infeksi yg persisten oleh MO tertentu (mikobakterium, Treponema pallidum, virus, jamur & parasit tertentu).

Respon inflamasi kadang membentuk suatu pola spesifik : reaksi granulomatosa.

– Pajanan yg lama thd agen yg berpotensi toksik (eksogen: mis silika → silikosis, endogen: mis komponen lipid → aterosklerosis)

(21)

Gambaran Morfologik Inflamasi Kronik

• Infiltrasi sel MN ( makrofag, limfosit, sel plasma)

• Destruksi jar, sebagian besar diatur oleh sel radang

• Repair, melibatkan angiogenesis dan

fibrosis

(22)

SEL YG BERPERAN PADA RADANG KRONIK

1. Makrofag

Sel yg dominan

Berasal dr monosit yg beremigrasi pd tahap awal terjadinya radang akut, & telah mendominasi daerah radang dlm 48 jam

Ketika monosit keluar & mencapai jar ekstravask, monosit

🡪makrofag

Diaktivasi oleh berbagai stimulus seperti sitokin, toksin bakteri & mediator kimiawi lainnya.

Bila proses fagositosis memanjang tu pd insoluble/

indigestible bakteri/partikel, makrofag → epitelioid

Kemampuan fagositosis epiteloid me↓ dibandingkan monosit, namun kemampuan merusak mikroba disekitarnya me↑, &

dapat menjadi barrier antara Ag perusak & host pd radang granulomatosa. Epitelioid seringkali membentuk sel datia melalui fusi bbrp sel, yg bisa terdiri dari 20 / > sel epitelioid

(23)

2. Limfosit T & B

🡪 Dimobilisasi oleh adanya rangsang imun spesifik

(infeksi) & pd inflamasi yg diperantarai nonimun (infark / trauma jar)

🡪 Limfosit T mempunyai hub timbal balik dg makrofag pd inflamasi kronik

🡪 Limfosit B 🡪 sel plasma 🡪 Ab utk melawan Ag 3. Eosinofil

Lebih banyak pd rx imunitas yg diperantarai IgE & pd infeksi parasit

4. Sel Mast

🡪 Terdistribusi pd jar penyambung, dapat berperan pd radang akut maupun kronik

🡪 Menghasilkan sitokin yg berperan dalam fibrosis

(24)

• Radang akut & kronik dapat saling berubah

• Radang akut → kronis & radang kronik → akut

• Radang kronis tidak selalu merupakan

kelanjutan dr radang akut yg gagal mengatasi penyebab radang. Namun pada radang

granulomatosa, sejak awal terjadi memang

akan berlangsung lama & membentuk ciri-ciri

radang khronik, seperti yg terjadi pd infeksi

tuberkulosa, siphilis dan lepra.

(25)

Inflamasi Granulomatosa

🡪 Merupakan suatu pola inflamasi kronik khusus, yg ditandai dg agregasi makrofag teraktivasi yg

gambarannya menyerupai sel epitel (epitelioid)

🡪 Granuloma dpt terbentuk pd keadaan respon sel T persisten thd mikroba tertentu (Micobacterium tb, T. pallidum)

🡪 Granuloma jg dpt berespon thd benda asing yg relatif inert (benang, serpihan, implan payudara), membentuk Granuloma benda asing

(26)

Saluran & Kelj Getah Bening/

kelj Limfe pada Inflamasi

• Berfungsi menyaring & mengatur cairan ekstravaskuler

• Bersama dg sistem fagosit mononuklear, merupakan lini pertahanan sekunder yg berperan saat rx radang lokal gagal

mengatasi & menetralkan jejas

• Selama peradangan, aliran sal limfe ↑ &

membantu mengalirkan cairan edema dr

ruang ektravaskuler (leukosit & debris sel jg

masuk ke sal limfe)

(27)

• Pd inflamasi luas, bs tjd limfangitis,

limfadenitis ok aliran limfe jg mengangkut agen penyerang

• Pembesaran KGB terjadi ok proliferasi limfosit & makrofag pd folikel & sinus limfoid serta hipertrofi sel fagositik

• Bila organisme infeksius mengalir secara progresif melalui sal limfe yg lebih besar &

sampai ke sirkulasi vask 🡪 bakteriemia

(28)

Efek Sistemik Inflamasi

1. Demam : netrofil & makrofag menghasilkan pirogen endogen yg bekerja pd hipotalamus

mengatur mekanisme

termoregulator pd temperatur yg lebih tinggi. IL-2 memiliki efek yg plg besar. Pelepasan pirogen endogen dirangsang oleh fagositosis, endotoksin, &

komplek imun

2. Gejala konstitusional : malaise, anoreksia, nausea

3. ↓ BB: ok keseimbangan negatif nitrogen , tu pd

inflamasi kronik yg ekstensif.

5. Perubahan hematologi :

- ↑ LED ok perub protein plasma - leukositosis → netrofilia pd

infeksi piogenik & destruksi jar, eosinofilia pd peny alergi &

infeksi parasit, limfositosis pd infeksi kronik, infeksi virus, monositosis pd infeksi

mononukleosiosa dan bbrp infeksi bakteri spt tbc, thypoid - Anemia : ok hilangnya darah

dlm eksudat inflamasi, hemolisis dll

- Amiloidosis : infeksi kronik yg lama dg pe↑ amiloid serum →

(29)

Daftar Pustaka

• Kumar, Abbas, Fausto (eds) in Robbin’s and Cotran Pathologic Basis Of Disease. Elsevier Saunder, Philadelpia, Pennsylvania. 7 th ed.

2005

• Constantinides,P. General Pathobiology.

Appleton & Lange, Norwalk, Connecticut.1993

• Underwood JCE. General and Systemic Pathology. Churchill Livingston, 2004

(30)

Referensi

Dokumen terkait