Penyusunan tesis ini merupakan kajian pendidikan karakter ala surau dalam pendidikan agama Islam di Minangkabau. Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang memberikan bimbingan dan persetujuan atas skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mencoba menganalisis sistem pendidikan karakter yang terdapat dalam pendidikan agama Islam di Surau.
Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan referensi dan alternatif dalam sistem pendidikan agama Islam di Indonesia. Kedua, konsep dan sistem pendidikan agama Islam ala surau masih sangat relevan dengan kemajuan pendidikan saat ini.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Pendidikan karakter di Indonesia dirasa sangat perlu dikembangkan mengingat semakin banyaknya tawuran antar siswa, serta bentuk-bentuk kenakalan remaja lainnya terutama di kota-kota besar, pungutan liar/kekerasan (bullying), kecenderungan orang tua mendominasi anak muda, fenomena pendukung kelompok, penggunaan narkoba, dll. Pendidikan surau di Minangkabau dapat dijadikan salah satu alternatif yang efektif untuk mengatasi kerusakan moral di Indonesia. Oleh karena itu, pendidikan di Indonesia dapat mengadopsi sistem dan kurikulum pendidikan surau di Minangkabau pada masa lalu untuk diterapkan pada pendidikan di Indonesia saat ini.
Rumusan Masalah
Tak berlebihan jika penulis dalam penelitian ini ingin menyumbangkan pemikirannya mengenai masa depan bangsa yang dilanda berbagai krisis ini, agar bisa menemukan jalannya kembali melalui kearifan budayanya.
Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
- Manfaat Penelitian
Penulis membatasi penelitian ini dan fokus pada kajian “Konsep Pendidikan Karakter dalam Pendidikan Agama Islam Gaya Surau di Minangkabau”, sebuah kekayaan warisan budaya bangsa yang telah lama tenggelam dan hampir punah. Menggali relevansi sistem pendidikan karakter ala Surau masa lalu dengan pendidikan Islam kontemporer khususnya di Indonesia. Manfaat Secara Teoritis: Penelitian ini diharapkan dapat menyumbangkan khazanah pemikiran intelektual Islam di lingkungan Universitas Islam Sunan Kalijaga Yogyakarta khususnya Fakultas Tarbiyah dan Pendidikan Guru.
Penerapan praktis: Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi masa depan bangsa Indonesia sebagai solusi menghadapi permasalahan bangsa akibat situasi multikrisis akut yang muncul.
Kajian Pustaka
Sofyan al-Nashr Jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN Walisongo Semarang tahun 2010 dengan judul “Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal; Kajian Pemikiran KH. Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah konsep Abdurrahman Wahid tentang Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal dan Penerapannya dalam Nasional pendidikan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pandangan Gus Dur mengenai karakter manusia Indonesia, peran pendidikan dalam membentuk karakter manusia Indonesia dan urgensi pendidikan karakter dalam upaya meningkatkan moral bangsa dalam menghadapi era globalisasi.
Tesis Roh Agung Dwi Wicaksono pada Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang, 2011 dengan judul Implementasi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Akidah Akhlak di Madrasah Aliyah Negeri 1 Semarang. Tesis ini membahas tentang implementasi nilai-nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam materi pengajaran tentang keyakinan moral di suatu lembaga pendidikan. Kajian tersebut didasarkan pada konsep utama pendidikan karakter yang pada dasarnya merupakan pembentukan akhlak peserta didik.
Skripsi Nur Azizah, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang 2010 yang berjudul “Pendidikan Karakter dalam Perspektif Al-Qur’an dan Hadits”. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa konsep pendidikan karakter dalam Al-Qur'an meliputi: (1) Manusia adalah makhluk yang mempunyai sifat, potensi dan kecenderungan ganda yaitu positif dan negatif, (2) Waktu yang tepat untuk pembentukan karakter dimulai pada tahun dalam kandungan karena anak belajar dari apa yang didengar, dilihat, dan dirasakannya, (3) Subjek dan objek pendidikan karakter adalah setiap manusia yang berkewajiban mentransformasikan dan menginternalisasikan nilai-nilai positif bagi orang lain, dan ia juga berhak untuk mentransformasikan dan menginternalisasikan nilai-nilai positif bagi orang lain. menerima pengaruh positif dari lingkungannya. 14 Roh Agung Dwi Wicaksono, Implementasi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Keyakinan Moral di Madrasah Aliyah Negeri 1 Semarang.
15Nur Azizah, Pendidikan Karakter Dalam Perspektif Al-Qur'an dan Hadits, Skripsi, (Malang: UIN Maulana Malik Ibrahim, 2010).
Landasan Teori
Pendidikan Islam Marimba adalah bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan syariat agama Islam, menuju terciptanya kepribadian yang hakiki menurut standar Islam.20. Dari pengertian pendidikan karakter dan pendidikan agama Islam, pada dasarnya tujuan keduanya adalah terbentuknya kepribadian moral peserta didik yang sesuai dengan norma agama khususnya Islam. Etnografi yang berakar pada antropologi pada hakikatnya merupakan kegiatan penelitian untuk memahami bagaimana masyarakat berinteraksi dan bekerja sama melalui fenomena yang diamati dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan demikian, etnografi biasanya bertujuan untuk mereduksi suatu kebudayaan secara keseluruhan, yaitu seluruh aspek kebudayaan, baik yang bersifat material seperti artefak budaya (perkakas, pakaian, bangunan, dan lain-lain) maupun yang bersifat abstrak seperti pengalaman, kepercayaan, norma, dan nilai. sistem kelompok. siapa yang lengkap. Informan ini diwawancarai berulang kali, dengan menggunakan informasi dari informan sebelumnya untuk mendapatkan klarifikasi dan tanggapan yang lebih mendalam terhadap wawancara berulang. Jadi di sisi lain menghasilkan tiga jenis data yaitu kutipan, deskripsi dan kutipan dokumen yang digabungkan menjadi satu produk yaitu deskripsi naratif.22.
Mengacu pada teori tersebut, kita dapat melihat pendidikan surau di Minangkabau dimana konsep dan sistem pendidikan dapat dipahami sebagai konsep penyelenggaraan sistem pendidikan dan rekonstruksi sistem pendidikan yang ada saat ini. Sepanjang sejarah di wilayah Minang, Surau menjadi instrumen terpenting dalam pengembangan karakter masyarakat Minang di masa lalu. Pendidikan Islam di surau merupakan salah satu media pendidikan karakter masyarakat Minangkabau pada masa lalu.
Metode Penelitian
Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif, yaitu data disajikan dalam bentuk kata-kata verbal, bukan dalam bentuk angka 28 Mengutip Bogdan dan Taylor, Lexy J. Metode kualitatif secara garis besar dibagi menjadi dua jenis, yaitu kualitatif interaktif dan non-kualitatif. interaktif. 30 Penelitian ini merupakan penelitian non-interaktif. Penelitian interaktif (non-interaktif) disebut juga penelitian analitik, yaitu melakukan penelitian berdasarkan analisis dokumen. Peneliti mengumpulkan, mengidentifikasi, menganalisis dan mensintesis data untuk kemudian memberikan interpretasi terhadap konsep, kebijakan, peristiwa yang dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung. Pendekatan kualitatif non-interaktif terbagi menjadi tiga, yaitu analisis konsep, analisis kebijakan, dan analisis sejarah.31 Penelitian ini termasuk penelitian analisis sejarah, peneliti mengumpulkan, mengidentifikasi, menganalisis dan mensintesis data untuk kemudian memberikan interpretasi terhadap konsep pendidikan karakter di Surau di Minangkabau pada zaman dahulu.
Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian ini adalah subjek dari mana data itu diperoleh. 33 Dalam penelitian ini sumber data dibedakan menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian dengan menggunakan alat ukur atau alat pengumpul data langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang diperlukan. Sumber data utama dalam penelitian ini adalah: para pelaku sejarah pendidikan Islam di Surau, baik Urang Siak maupun para syekh yang mengajar di Surau.
Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari sumber pendukung untuk memperjelas sumber data primer berupa data kepustakaan yang berkaitan erat dengan pokok pembahasan. Yang dimaksud dengan metode pengumpulan data adalah cara yang digunakan untuk mengumpulkan data yang diperlukan untuk penelitian melalui prosedur yang sistematis dan baku. Yang dimaksud dengan data penelitian adalah segala informasi material atau informasi yang berkaitan dengan suatu gejala atau fenomena yang ada hubungannya dengan penelitian. 35 Metode pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode wawancara dan dokumentasi.
Metode dokumentasi adalah suatu cara pengumpulan data yang melibatkan penggalian atau pencarian sumber data dari berbagai dokumen baik berupa buku terbuka, catatan, jurnal, arsip, surat kabar, transkrip dan segala sesuatu yang berhubungan dengan penelitian ini.36.
Sistematika Pembahasan
Kemudian dalam menganalisis data yang terkumpul digunakan teknik deskriptif analitis yaitu teknik analisis data yang memanfaatkan, menafsirkan dan mengklasifikasikan dengan cara membandingkan fenomena-fenomena pada permasalahan yang diteliti melalui langkah-langkah pengumpulan data, menganalisis data dan menafsirkan data dengan menggunakan metode berpikir. Deduktif : merupakan teknik berpikir yang dimulai dari pengetahuan umum, dan berdasarkan pengetahuan umum itu kita ingin menilai suatu peristiwa tertentu.37. Induktif: berpikir dengan memulai dari fakta atau peristiwa konkrit tertentu, setelah itu diambil generalisasi yang bersifat umum dari fakta atau peristiwa konkrit tertentu.38.
Bab kedua berisi tentang konsep pendidikan ala surau di Minangkabau. Bab ketiga memaparkan pendidikan karakter dan pendidikan ala Surau di Minangkabau.
PENUTUP
Kesimpulan
Surau tidak hanya diperuntukkan bagi remaja laki-laki, perempuan juga berhak mendapatkan pendidikan surau. Yang sebaiknya diadopsi adalah sistem dan konsep pendidikan Surau yang lama untuk diterapkan pada pendidikan agama Islam saat ini, asalkan disesuaikan dengan situasi dan pendidikan Islam di Indonesia saat ini.
Saran-Saran
Dengan menggali konsep pendidikan karakter di surau, kita berharap mampu mengembalikan eksistensi surau yang semakin terancam punah. Sistem dan metode pengajaran di surau dapat diadopsi kembali apabila sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, situasi dan kondisi pendidikan di Indonesia saat ini. Kami berharap penelitian tentang pendidikan karakter dalam disertasi ini dapat menjadi inspirasi bagi para pemangku kepentingan pendidikan di Indonesia untuk menyadari perlunya konsep surau pendidikan di masa lalu, yang menghasilkan kepribadian berkarakter tinggi yang mampu mengharumkan nama bangsa Indonesia. agar dapat dibanggakan di kancah nasional maupun internasional dan menjadi teladan dalam kehidupan.
Kata Penutup
Azra, Azyumardi, Surau Pendidikan Islam Tradisional dalam Transisi dan Modernisasi, Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu, 2003, cet. Nizar, Samsul, Sejarah Sosial & Dinamika Intelektual Pendidikan Islam di Nusantara, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013. Setelah mengalami Islamisasi, surau akhirnya menjadi pusat kegiatan pemeluk agama Islam dan sejak itu surau tersebut tidak ada lagi. dipandang sebagai sesuatu yang mistis atau sakral.
Karena yang lebih penting adalah adanya sarana yang efektif untuk menyebarkan agama Islam. Nilai-nilai semangat tersebut dianut oleh umat Islam, sehingga surau dikenal khalayak luas sepanjang sejarah. Setelah peranannya diakui begitu sentral dan krusial, maka pendidikan surau seringkali didirikan di tengah-tengah kehidupan masyarakat dan tidak lagi berlangsung di tempat terpencil seperti pada zaman Hindu-Buddha.
Informan Selain berakar pada fungsi ritual Hindu-Buddha, surah bagi umat Islam mempunyai fungsi yang lebih luas sekaligus menjadi salah satu puncak ajaran Islam. Selain sebagai tempat beribadah (sholat, dzikir, i'tikaf) dan pengajaran Al-Qur'an, surah juga berperan sebagai lembaga sosial seperti arisan atau musyawarah desa/desa, upacara keagamaan dan sebagai pusat kegiatan. Informasi lainnya. Informan Dalam surah, seluruh siswa diberikan pengalaman belajar tentang Al-Qur'an, alam dan kehidupan; tidak membeda-bedakan.
Semua anak tersebut dibekali dengan kemampuan dasar membaca Al-Quran dan pemahaman dasar sebagai bekal hidup. Informan Sistem pembelajaran yang dikembangkan dalam surah pada saat itu masih bersifat SD (dasar), dikenalkan dengan huruf arab (hijayeh) atau sekadar mengikuti apa yang dibacakan guru dari kitab suci Al-Qur'an. julukan pengelola pendidikan surah adalah `amil, modin atau lebai (istilah dari Sumatera Barat). Informan Hubungan masyarakat dengan Urang Siak di Surat sangat erat terjalin satu sama lain, antara guru, siswa (Urang Siak) dan masyarakat, masyarakat sangat memberikan apresiasi dan dukungan moril yang kuat terhadap kelanjutan pendidikannya, dalam berbagai aspek. . Juga.