• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAGASAN tentang MANAJEMEN PENDIDIKAN - sipeg unj

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "GAGASAN tentang MANAJEMEN PENDIDIKAN - sipeg unj"

Copied!
231
0
0

Teks penuh

Oleh karena itu, manajemen pendidikan berbasis kompetensi dan karakter sangat penting untuk mengasah kemampuan peserta didik agar selalu berkomunikasi secara efektif dan berakhlak baik. Salah satu langkah penting dalam pengembangan sistem manajemen pendidikan yang diuraikan dalam buku ini adalah pemberdayaan akademik.

PENDIDIKAN DAN AMANAH KONSTITUSI

Pengantar

Hak warga negara atas pendidikan yang layak sama dengan hak masyarakat yang lebih mampu, sebagaimana diamanatkan oleh Konstitusi. Namun dalam praktiknya, pemenuhan hak warga negara atas pendidikan yang layak, khususnya di Indonesia, masih jauh dari harapan.

Aktualisasi Nilai Pendidikan Normatif

4) Ketentuan mengenai akreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat 4) Ketentuan pendirian satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 buah. 2 dan par. 3 diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.

Mewujudkan Pendidikan Kompetitif Sesuai Amanat Konstitusi

Sebab pengelolaan pendidikan yang tidak memperhatikan aspek kompetitif akan mengalami kerugian di kemudian hari bahkan akan tertinggal dibandingkan negara lain. Konsep manajemen pendidikan kompetitif dapat dirumuskan dalam kurikulum dan dapat diakses oleh masyarakat luas.

Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah a. Kebijakan Strategis

Manajemen peningkatan mutu sekolah merupakan suatu metode peningkatan mutu yang bertumpu pada sekolah itu sendiri, menerapkan berbagai teknik, didasarkan pada ketersediaan data kuantitatif dan kualitatif, serta memberdayakan seluruh komponen sekolah untuk terus meningkatkan kapasitas dan kapabilitas organisasi. .sekolah untuk memenuhi kebutuhan siswa dan masyarakat. Peningkatan mutu bertujuan agar sekolah dapat memberikan kepuasan kepada siswa, orang tua dan masyarakat.

PENDIDIKAN KARAKTER SEBAGAI LANDASAN PERADABAN BANGSA

Fungsi dan Tujuan Pendidikan

Tujuan pendidikan tidak lepas dari standar nilai-nilai etika normatif, deskriptif dan substantif berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Dalam arti yang lebih substantif, tujuan pendidikan nasional adalah mengolah anak-anak bangsa menjadi pribadi-pribadi yang berlandaskan pendidikan nasional. nilai-nilai Tuhan Yang Maha Esa; Kemanusiaan yang adil dan beradab;

Konsep Pendidikan Karakter

Dari pengertian pendidikan menurut berbagai pendapat para ahli, dapat ditarik pengertian baru bahwa pendidikan adalah suatu proses yang dalam proses tersebut memerlukan transformasi nilai-nilai pendidikan bagi siswa dan guru. Oleh karena itu, karakter merupakan nilai-nilai yang unik, baik yang tertanam dalam diri sendiri maupun yang diwujudkan dalam perilaku (Depdiknas, 2010). Winton (2010) menyatakan bahwa pendidikan karakter adalah upaya sadar dan sungguh-sungguh yang dilakukan seorang guru untuk mengajarkan nilai-nilai kepada siswanya.

Pendidikan karakter juga dapat diartikan sebagai pendidikan yang mengembangkan karakter dan peserta didik yang baik dengan mengamalkan dan mengajarkan nilai-nilai moral serta pengambilan keputusan yang beradab dalam hubungan dengan Tuhan. Pendidikan karakter juga dapat diartikan sebagai upaya terencana untuk menjadikan peserta didik mempelajari, menghayati dan menginternalisasikan nilai-nilai agar peserta didik berperilaku sebagai manusia.

Pendidikan Karakter sebagai Pilar Peradaban Bangsa Fungsi tujuan pendidikan yaitu memberikan arah kepada

Dari contoh-contoh tersebut terlihat bahwa penanaman pendidikan karakter belum optimal sejalan dengan apa yang dicita-citakan Negara Kesatuan Republik Indonesia yaitu menjadikan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang beradab. Dengan demikian, di tengah keterpurukan tersebut, pemikiran Sukarno tentang nasionalisme Indonesia dapat berkontribusi dalam penguatan pendidikan karakter. Secara khusus nilai-nilai Pancasila yang pada hakikatnya merupakan karakter bangsa Indonesia harus dipahami, diinternalisasikan, dan diimplementasikan kembali melalui proses pendidikan karakter bangsa.

“Untuk menumbuhkan rasa nasionalisme Indonesia yang pada akhirnya bertujuan untuk memantapkan pendidikan karakter bangsa, maka nasionalisme khususnya ajaran Sukarno hendaknya diajarkan pada semua jenjang pendidikan.” 26. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dan strategis, oleh karena itu berdasarkan hal tersebut pendidikan dalam menciptakan generasi harapan bangsa hendaknya mendapat dukungan penuh dari pemerintah sebagai pengambil kebijakan dalam pengembangan pendidikan nasional.

PENDIDIKAN SEBAGAI INVESTASI SUMBER DAYA MANUSIA KOMPETITIF

Letak Geografis

Daerah yang minim perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi akan menerapkan pendidikan dalam konteks lama.

Budaya

Karakteristik Siswa

Belajar hanya sekedar mencari nilai (skor/perhitungan) tanpa memahami makna nilai yang ada di dalamnya. 5) Kemampuan sumber daya (baik alam maupun manusia).

Kemampuan Sumber Daya (Baik Alam Maupun Manusia)

Respon/Tanggapan Masyarakat Terhadap Pendidikan Masyarakat sangat berpengaruh dalam maju

Elemen Pendidikan

Kondisi dan Iklim Sekolah

Menuju Generasi Emas

Sementara itu, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi telah menyiapkan program beasiswa unggulan di bidang pendidikan tinggi untuk mempersiapkan generasi emas tahun 2045. Beasiswa Unggulan ini merupakan program yang disiapkan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi bagi mahasiswa dan calon mahasiswa yang memiliki keunggulan di bidang akademik. Ada tiga persyaratan utama31 yang harus dipenuhi oleh penerima beasiswa terbaik ini; Pertama, penerima Beasiswa Unggulan disarankan untuk memiliki nilai rata-rata minimal 3,00 dan tidak ada waktu istirahat.

Kedua, penerima Beasiswa Unggulan harus melakukan ISR (Intellectual Social Responsibility) yaitu artikel tentang Beasiswa Unggulan yang akan diterbitkan kemudian, dan ketiga, tidak mengkonsumsi narkoba dan tidak melanggar peraturan perundang-undangan Republik. Indonesia. Program beasiswa unggul ini merupakan wujud penyiapan generasi yang berkompeten secara intelektual dan memiliki kemampuan belajar yang tinggi.

GAGASAN PENINGKATAN DAYA SAING DAN PENGUATAN SISTEM INOVASI PENDIDIKAN

Disruptif Pendidikan

Kami punya prinsip, jika kami protes, maka kami harus menciptakan solusi dengan sumber daya yang kami miliki. Yang dapat dilakukan adalah dengan menciptakan kegiatan pembelajaran yang “membangun pengetahuan” secara mandiri dari pengetahuan yang telah diterimanya. Prinsip ketiga diawali dengan menanyakan kepada siswa tentang dampak kegiatan pembelajaran yang kita (baca: Guru) berikan kepada mereka.

Prinsip keempat dimulai dengan mewajibkan refleksi diri dari siswa dan memberikan masukan/saran kepada kita (baca: guru) untuk mengembangkan teknik pengajaran yang lebih baik di masa depan. Jika kita memutuskan untuk melakukan desain ulang, kita harus mampu melakukan inovasi terhadap produk atau jasa yang sudah kita miliki.

Gagasan Manajemen Pendidikan Berorientasi Penguatan Sistem Inovasi

Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohammad Nasir menyatakan, pengembangan sumber daya manusia di bidang iptek dan pendidikan tinggi menjadi prioritas program kerja Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi pada tahun 2019. Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi pada tahun 2019. Perguruan Tinggi juga akan menambah jumlah penerima Beasiswa Pengesahan Perguruan Tinggi (ADik) bagi generasi muda Papua Barat, Papua dan Daerah Terpencil, Terdepan dan Terluar (3T), yang sebelumnya dianggarkan sebesar 99,68 miliar rupiah untuk 5.743 mahasiswa pada tahun 2018 menjadi 118,28 miliar Rupee untuk 7.148 siswa pada tahun 2018. Sejauh ini, jumlah generasi muda yang mengenyam pendidikan belum mencapai lebih dari separuh jumlah generasi muda yang memasuki usia pendidikan tinggi.

Pada tahun 2018, APK pendidikan Indonesia sebesar 34,58 persen, yang berarti 34,58 persen generasi muda berusia 19 hingga 23 tahun mengenyam pendidikan tinggi. APK pendidikan tinggi mendapat dukungan pemerintah, salah satunya berupa beasiswa bagi calon mahasiswa yang belum mampu.

MANAJEMEN PENDIDIKAN

MENYONGSONG 100 TAHUN INDONESIA MERDEKA

Pengantar

Selain itu, dukungan terhadap pendidikan yang berkualitas dan berkarakter juga akan menjadi kunci keberhasilan dalam membesarkan generasi emas bangsa dan agama. Pertama, masalah kesehatan anak usia sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP) menjadi salah satu kendalanya. Riskesdas juga melaporkan perilaku berisiko yang dilakukan oleh kelompok usia sekolah, seperti merokok sebesar 18,3 persen anak usia 15-19 tahun, kurang aktivitas fisik sebesar 35,4 persen anak usia 15-19 tahun, kurang mengonsumsi buah/sayuran sebesar 95 persen. anak usia 13-15 tahun tidak menyikat gigi dengan benar, 92,3 persen anak usia 13-15 tahun, dan 80 persen anak usia 13-15 tahun.

Ancaman dari aspek kesehatan Indikator % 1 Anak usia SD hingga SMP menderita anemia gizi 26,4 2 Anak usia 15-19 tahun mengalaminya. Selain aspek kesehatan, ada beberapa aspek lain yang tidak kalah pentingnya dengan aspek kesehatan. Peringatan Thomas Lickona mengenai perilaku menyimpang pada kelompok masyarakat perlu lebih kita perhatikan, termasuk pada anak usia sekolah.

Grafik  :  praktik  penerapan  sistem  kurikulum  pendidikan  nasional  yang  berdasarkan  sistem  pendidikan  nasional  terus  mengalami  perubahan  seiring  perkembangan  dan  kemajuan  ilmu  dan  teknologi  modern
Grafik : praktik penerapan sistem kurikulum pendidikan nasional yang berdasarkan sistem pendidikan nasional terus mengalami perubahan seiring perkembangan dan kemajuan ilmu dan teknologi modern

Konsep Manajemen Pendidikan

Pedoman pengelolaannya berpedoman pada lembaga pendidikan, yaitu organisasi yang mempunyai sistem kerja, yaitu apa yang disebut Max Weber sebagai mesin birokrasi. Dalam menyelenggarakan pengelolaan sistem pendidikan yang baik agar dapat dilaksanakan secara efektif sesuai harapan, tugas penting pemimpin adalah mengelola seluruh sumber daya manusia yang ada sebagai instrumen integral untuk mewujudkan cita-cita penyelenggaraan lembaga sekolah. Jadi, pemimpin mempunyai peran sentral dalam mengelola seluruh potensi sumber daya manusia pada lembaga yang dipimpinnya agar menjadi lembaga pendidikan yang tidak hanya mampu bersaing secara kompetitif namun mampu unggul dalam menghasilkan lulusan yang dibutuhkan lapangan kerja.

Dalam kajian buku ini tentu tersirat peran penting kepala sekolah atau pimpinan lembaga pendidikan yang diberi kepercayaan untuk mengarahkan penyelenggaraan pendidikan. Tanpa adanya peran penting pimpinan dalam mengelola dan mengatur tugas dan tanggung jawab seluruh departemen, maka sulit tercapainya hasil penyelenggaraan pendidikan yang baik.

Pengelolaan Pendidikan Kompetitif

Bangsa Indonesia dalam rangka penyelenggaraan lembaga pendidikan yang berbasis kompetensi agar berdaya saing, patut menjadi perhatian serius pemerintah. Meski kecewa dengan kualitas pendidikan di tanah air, kita tetap membutuhkan sistem pendidikan di sekolah. Institusi pendidikan yang tidak bisa menghasilkan lulusan yang berkualitas dan berdaya saing di pasar kerja akan kehilangan minat.

Mau tidak mau institusi pendidikan akan menghadapi fakta perdagangan bebas di tingkat ASEAN. Kebijakan MEA memberikan peluang sekaligus tantangan bagi lembaga pendidikan untuk terus berkembang dan mampu bersaing dengan lembaga pendidikan lainnya.

Membekali Generasi dengan Pendidikan

Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yang kurang memadai bagi guru dan siswa. Faktor guru yang kurang profesional juga dapat menunda terciptanya generasi emas yang cemerlang. Metode ini cocok dengan tujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan yang mengajarkan keterampilan kepada peserta didik. Artinya, institusi sekolah tidak mendapatkan peserta didik yang dapat dikatakan sebagai generasi penerus emas yang tepat, baik dari segi kualitas maupun kuantitas pendidikannya.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa mempersiapkan sabuk emas 100 tahun kemerdekaan Indonesia tidaklah mudah. Oleh karena itu, generasi yang memiliki karakter jati diri bangsa merupakan generasi emas bangsa yang bisa.

Peran Masyarakat Dalam Pengembangan Sekolah Bermutu

Salah satu perubahan mendasar yang dilakukan saat ini adalah penyelenggaraan negara, yaitu dari penyelenggaraan pemerintahan yang terpusat menjadi penyelenggaraan yang berbasis daerah. Oleh karena itu, manajemen pendidikan berbasis pusat yang selama ini dilakukan harus diubah menjadi manajemen berbasis sekolah. Jika dalam makalah kelompok hanya sedikit mengulas tentang Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) menurut para ahli, maka pada kajian buku ini kita akan sedikit membahas lebih jauh mengenai pendapat para ahli mengenai konsep Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). .

Dede Rosyada mengutip pendapat Joseph Murphy bahwa “Manajemen Berbasis Sekolah masih belum jelas secara konsep”. Fasli Jalal dan Dedi Supriadi (2001) memandang manajemen sekolah (MBS) sebagai berikut: “Manajemen sekolah adalah suatu bentuk.

Definisi Peran Serta Masyarakat

Menurut Agung, partisipasi masyarakat di sekolah merupakan suatu proses penumbuhan kesadaran akan pentingnya keterhubungan antara sekolah, masyarakat dan orang tua sebagai pemangku kepentingan dalam pendidikan. Menurut Agung, partisipasi masyarakat di sekolah merupakan suatu proses penumbuhan kesadaran akan pentingnya keterhubungan antara sekolah, masyarakat dan orang tua sebagai pemangku kepentingan dalam pendidikan. Saat ini tentunya kita semua sepakat bahwa perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pendidikan melibatkan partisipasi masyarakat.

Dengan latar belakang fakta di atas, tentunya perbaikan harus dilakukan, salah satunya dengan melakukan reorientasi penyelenggaraan pendidikan dengan melibatkan partisipasi masyarakat melalui manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah. Berdasarkan pengertian partisipasi/partisipasi masyarakat yang dijelaskan oleh gambar-gambar tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa partisipasi masyarakat adalah sumbangan, sumbangsih, dan partisipasi masyarakat dalam mendukung upaya peningkatan mutu pendidikan.

Keterkaitan Peran Serta Masyarakat dengan Manajemen Berbasis Sekolah

Kenyataannya, sekolah tidak hanya membutuhkan bantuan finansial, tetapi juga pemikiran, tenaga, dukungan dan lain sebagainya untuk membantu mengembangkan pendidikan di Indonesia. Padahal kita juga tahu bahwa sekolah tidak hanya membutuhkan bantuan finansial, tetapi juga pikiran, tenaga, dukungan, dan lain-lain.

Pentingnya Pemberdayaan Masyarakat

Masyarakat dapat berkontribusi terhadap sekolah dengan memberikan masukan khususnya dalam penyusunan program sekolah. Peningkatan partisipasi masyarakat dapat dilakukan dalam bentuk perbaikan kondisi lingkungan sekolah yang mendukung pembelajaran anak. Jika hubungan antara sekolah dan masyarakat terjalin dengan baik, maka dukungan dan bantuan masyarakat dalam mempertahankan dan meningkatkan program sekolah akan semakin terbuka.

Melibatkan orang tua dalam mengarahkan komite sekolah dan tokoh masyarakat untuk mendiskusikan kegiatan perencanaan program sekolah; Keterbukaan ini dapat meningkatkan kepercayaan, motivasi, dan dukungan orang tua dan masyarakat terhadap sekolah. Banyak sekolah melaporkan peningkatan sumbangan dari orang tua untuk mendukung sekolah.

Bentuk-bentuk Partisipasi Masyarakat

Melibatkan perwakilan instansi dan organisasi dewan sekolah dalam kegiatan sekolah, seperti kegiatan ekstrakurikuler atau acara sekolah tahunan. Pemberdayaan komite sekolah sebagaimana tujuan MBS harus menciptakan rasa tanggung jawab melalui administrasi sekolah yang lebih terbuka.

Gambar

Grafik  :  praktik  penerapan  sistem  kurikulum  pendidikan  nasional  yang  berdasarkan  sistem  pendidikan  nasional  terus  mengalami  perubahan  seiring  perkembangan  dan  kemajuan  ilmu  dan  teknologi  modern

Referensi

Dokumen terkait

Pasal 3 menyebutkan, “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan

Pada Pasal 3 ayat 2 tentang fungsi dan tujuan negara dikemukan bahwa: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang martabat dalam rangka