• Tidak ada hasil yang ditemukan

ALASAN DIPERLUKANNYA PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI INDONESIA

N/A
N/A
Dede Nurohmah

Academic year: 2023

Membagikan "ALASAN DIPERLUKANNYA PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI INDONESIA"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

ALASAN DIPERLUKANNYA PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI INDONESIA

Makalah

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Terstruktur Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan

Disusun oleh kelompok 2 : Marisatul Khoiriyah (2281050067)

Meilani Undiasih (2281050072) Desi Listiyani (2281050081) Siti Alifiya Nurhalijah (2281050085)

Uswatun Hasanah (2281050090) Shintya Sukma Febriyani (2281050094)

KELAS 2C

JURUSAN TADRIS MATEMATIKA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN IAIN SYEKH NURJATI CIREBON

2023

(2)

KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum.Wr.Wb.

Puji dan syukur kehadirat Allah, karena atas berkat rahmat dan karunia- Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah

“Pendidikan Kewarganegaraan” ini. Makalah ini dibuat sebagai media untuk menambahkan wawasan pengetahuan demi tercapainya tujuan pembelajaran.

Penyusunan makalah ini dimaksudkan agar kedepannya kita tidak mengalami kesulitan dalam melakukan perkuliahan mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan ini. Oleh karena itu,kami berharap dengan pembahasan materi

“Alasan Diperlukannya Pendidikan Kewarganegaraan di Indonesia” dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan ini memudahkan para peserta didik menguasai materi tersebut dalam proses pembelajaran.

Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, demi penyempurnaan makalah ini, kami mengharapkan saran dan kritik dari berbagai pihak.

Akhir kata, kami ucapkan terimakasih kepada Bapak Dosen yang telah membimbing dan mengarahkan penulis, serta rekan-rekan yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.

Wassalamu’alaikum.Wr.Wb.

Cirebon,14 Mei 2023

Penulis

(3)

DAFTAR ISI

Contents

ALASAN DIPERLUKANNYA PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI INDONESIAi

KATA PENGANTAR...i

DAFTAR ISI...2

BAB I PENDAHULUAN...3

A. Latar Belakang...3

B. Rumusan Masalah...4

C. Tujuan...4

BAB II PEMBAHASAN...5

1. Dasar dan Tujuan Diterapkannya Pendidikan Kewarganegaraan...5

2. Manfaat dan Sasaran Diterapkannya Pendidikan Kewarganegaraan...7

3. Keterkaitan Pendidikan Kewarganegaraan Dengan Pendidikan Pancasila...9

4. Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Memperkokoh Sistem Demokrasi Pancasila....10

BAB III...13

A. Kesimpulan...13

B. Saran...13

Daftar Pustaka...…14

(4)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pendidikan Kewarganegaraan merupakan usaha untuk membekali peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan warganegara serta pendidikan pendahuluan bela negara agar menjadi warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsa negara.

Untuk membentuk warga negara Indonesia yang demokratis dan bertanggung jawab, pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) memiliki peran yang strategis dan penting, yaitu dalam membentuk siswa maupun sikap dalam berperilaku sehari-hari, sehingga diharapkan mampu menjadi pribadi yang lebih baik. Minat belajar siswa pada bidang PKn ini perlu mendapat perhatian khusus karena minat merupakan salah satu faktor penunjang keberhasilan proses belajar. Di samping itu minat yang timbul dari kebutuhan siswa merupakan faktor penting bagi siswa dalam melaksanakan kegiatankegiatan-kegiatan atau usaha-usahanya.

Membicarakan persoalan demokrasi dalam perspektif manapun maka hal yang utama dan esensial dalam prinsip demokrasi adalah keterlibatan publik dan mempunyai nilai keterbukaan. Keterlibatan rakyat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang tujuan utamanya adalah untuk kepentingan rakyat itu sendiri. Ketika mencermati problema bangsa sebagaimana gambaran di atas maka yang perlu ditegaskan kembali adalah bahwa sistem demokrasi yang harus dibangun adalah sistem demokrasi yang santun mengacu kepada Sistem Demokrasi Pancasila yang ditopang oleh sendiri-sendi dan nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa, nilai-nilai Kemanusiaan yang adil dan beradab, nilai-nilai Persatuan, nilai-nilai Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyaratan/perwakilan, dan nilai-nilai Keadilan sosial.

Beberapa tujuan pendidikan kewarganegaraan bukan sekedar mengajarkan atau menciptakan warga negara yang bisa tunduk dan patuh terhadap negara saja akan tetapi,juga mengajarkan bagaimana seorang warga negara harus memiliki sikap toleran dan mandiri.

Beberapa manfaat dan sasaran penerapannya ditujukan untuk kemajuan bangsa dan negara agar dapat tertata dengan baik antara kebutuhan rakyat dan pemerintah.

(5)

B. Rumusan Masalah

1. Apa dasar dan tujuan diterapkannya pendidikan kewarganegaraan?

2. Apa manfaat dan sasaran diterapkannya pendidikan kewarganegaraan?

3. Bagaimana keterkaitan pendidikan kewarganegaraan dengan pendidikan pancasila?

4. Bagaiama pendidikan kewarganegaraan dalam memperkokoh sistem demokrasi pancasila?

C. Tujuan

1. Mengetahui dasar dan tujuan diterapkannya pendidikan kewarganegaraan 2. Mengetahui manfaat dan sasaran diterapkannya pendidikan kewarganegaraan 3. Mengetahui keterkaitan pendidikan kewarganegaraan dengan pendidikan

pancasila

4. Mengetahui pendidikan kewarganegaraan dalam memperkokoh sistem demokrasi pancasila

(6)

BAB II PEMBAHASAN

1. Dasar dan Tujuan Diterapkannya Pendidikan Kewarganegaraan

Pada dasarnya Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupaka salah satu mata pelajaran wajib dalam kurikulum di semua jenjang pendidikan, mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD) sampai tingkat perguruan tinggi. Hal ini, ditegaskan dalam Undang-Undang No.

20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 37, sebagai berikut:

Kurikulum pendidikan dasar maupun menengah wajib memuat (a) pendidikan agama, (b) pendidikan kewarganegaran, (c) bahasa, (d) matematika, (e) ilmu pengetahuan alam, (f) ilmu pengetahuan sosial, (g) seni dan budaya, (h) pendidikan jasmani dan olah raga, (i) keterampilan kejuruan, (j) muatan lokal. Kurikulum pendidikan tinggi wajib memuat (a) pendidikan agama, (b) pendidikan kewarganegaraa, (c) bahasa.

Berdasarkan pasal tersebut, Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu mata pelajaran yang sangat penting untuk diajarkan kepada warga negara, hal ini dikarenakan Pendidikan Kewarganegaraan merupakan program pendidikan yang membekali siswa dengan seperangkat pengetahuan guna mendukung peran aktif mereka dalam masyarakat dan negara di masa yang akan datang. Berkenaan dengan hal itu, Cogan (Nurmalina dan Syaifullah, 2008: 3) mengatakan: Pendidikan Kewarganegaraan atau civic education adalah mata pelajaaran dasar yang dirancang untuk mempersiapkan para warga negara muda untuk mendorong peran aktif mereka di masyarakat setelah mereka dewasa. Pernyataan di atas, sejalan dengan penjelasan pasal 39 ayat 2 UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyatakan bahwa:

Pendidikan Kewarganegaraan merupakan usaha untuk membekali peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan warganegara serta pendidikan pendahuluan bela negara agar menjadi warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsa negara. Program pendidikan yang berintikan demokrasi politik yang diperluas dengan sumber-sumber pengetahuan lainnya, pengaruh-pengaruh positif dari pendidikan sekolah, masyarakat, dan orang tua, yang kesemuanya itu diproses guna melatih para siswa untuk berpikir kritis, analitis, bersikap dan bertindak demokratis dalam mempersiapkan hidup demokratis yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

(7)

Berkenaan dengan pernyataan di atas, dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No 22 tahun 2006 tentang Standar Isi ditegaskan bahwa :Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) adalah mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.

Berdasarkan Pasal 2 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Kemudian dalam Pasal 3 dijelaskan lebih lanjut bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Selanjutnya dalam Pasal 37 disebutkan bahwa pendidikan

kewarganegaraan merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah di Indonesia, dan untuk itu dikembangkan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang diharapkan dapat menjadi wahana edukatif dalam mengembangkan peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air yang dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Semangat Bhinneka Tunggal Ika dan komitmen Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan termuat dalam ketentuan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 20 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan, Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses, dan Permendikbud Nomor 24 Tahun 2016 yang dilengkapi oleh Permendikbud Nomor 37 Tahun 2018 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran pada Kurikulum 2013 pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Secara imperatif kedudukan dan fungsi mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dalam konteks sistem pendidikan dan kurikulum secara nasional sudah didukung dengan regulasi yang sangat lengkap.

Tujuan pendidikan kewarganegaraan bukan sekedar mengajarkan atau menciptakan warga negara yang bisa tunduk dan patuh terhadap negara saja akan tetapi,juga mengajarkan bagaimana seorang warga negara harus memiliki sikap toleran dan mandiri. Salah satu tokoh

(8)

yang membahas mengenai tujuan pendidika kewarganegaraan yaitu Djahiri dalam [ CITATION Mag20 \l 1057 ], ia menyebutkan tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah sebagai berikut:

a. Secara umum pendidikan kewarganegaraan bertujuan mendukung keberhasilan pencapain pendidikan nasional yaitu “Mencerdaskan kehidupan bangsa yang mengembangkan masyarakat Indonesia seutuhnya. Yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti yang luhur, memiliki kemampuan pengetahuan dan keteramilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

b. Secara khusus pendidikan kewarganegaraan bertujuan membina moral yang diharapkan diwujudkan dalam kehidupan shari-hari yaitu perilaku yang memancarkan iman dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam masyarakat yang terdiri dari berbagai golongan agama, perilaku yang bersifat kemanusiaan yang adil dan beradap, perilaku yang mendukung kerakyatan yang mengutamakan kepentingan bersama diatas kepentingan pribadi dan golongan sehingga perbedaan pemikiran pendapat dapat diatasi melalui musyawarah mufakat, serta perilaku yang mendukung upaya dalam mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Berdasarkan keputusan DIRJEN DIKTI No. 43/DIKTI/Kep/2006, tujuan pendidikan kewarganegaraan dirumuskan sebagai visi, misi dan kompetensi sebagai berikut. Visi pendidikan kewarganegaraan di perguruan tinggi adalah merupakan sumber nilai dan pedoman dalam pengembangan dan penyelenggaraan program studi, guna mengantarkan mahasiswa memantapkan kepribadiannya sebagai manusia seutuhnya.

Misi pendidikan kewarganegaraan di perguruan tinggi adalah untuk membantu mahasiswa memantapkan kepribadiannya, agar secara konsisten mampu mewujudkan nilai-nilai dasar pancasila, rasa kebangsaan dan cinta tanah air dalam menguasai, menerapkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dengan rasa tanggung jawab dan bermoral.

(9)

2. Manfaat dan Sasaran Diterapkannya Pendidikan Kewarganegaraan

Secara programatik materi ajar pendidikan kewarganegaraan secara utuh memberi bekal pengetahuan politik, hukum yang berlaku dalam masyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Mater ajar secara faktual teoritik konseptual dan normatif berisi pesan nilainilai moral serta aturan main dan cara pelaksanaannya. Program PKn menitikberatkan pada pembentukan insan yang religius, demokratis, cerdas, terampil, dan sejahtera serta cinta bangsa dan bernegara serta mampu menjaga nama baik martabat bangsa dan negara dalam pergaulan antar bangsa-bangsa di dunia. Secara prosedural pembelajaran PKn menyiapkan bahan ajar pilihan yang secara fungsional kearah pembinaan, pengembangan, dan pembentukan potensi diri anak didik baik dalam lingkugan fisik maupun nonfisik secara demokratis, humanis, dan fungsional.

Secara filosofis Pendidikan Kewarganegaraan memilki visi holistikeklektis yang memadukan secara serasi pandangan perenialisme, esensialisme, progresifisme, dan sosiorekonstruksionisme dalam konteks keindonesiaan. Secara sosiopolitik dan kultural pendidikan kewarganegaraan memiliki visi pendidikan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa yakni menumbuhkembangkan kecerdasan kewarganegaraan (civic intelligence) merupakan prasyaratan untuk pembangunan demokrasi dalam arti luas, yang mempersyaratkan terwujudnya kebudayaan kewarganegaraan atau civic culture sebagai salah satu determinan tumbuh-kembangnya negara demokrasi.

Secara holistik pendidikan kewarganegaraan bertujuan agar setiap warga negara muda (young citizens) memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air dalam konteks nilai dan moral Pancasila, nilai dan norma Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, nilai dan komitmen Bhineka Tunggal Ika, dan komitmen bernegara kesatuan Republik Indonesia. Oleh karen itu secara sadar dan terencana peserta didik sesuai dengan perkembangan dan psikologis dan konteks kehidupannya secara sistemik difasilitasi untuk belajar berkehidupan demokrasi secara utuh, yakni belajar tentang demokarsi (learning about democracy), belajar dalam iklim dan melalui proses demokrasi (learning through democracy) dan belajar untuk membangun demokarsi (learning for democracy).

UUD 1945 sebagai landasan Konstitusional pada bagian Pembukaan alinea keempat memberikan dasar pemikiran tentang tujuan negara. Salah satu tujuan negara tersebut dapat dikemukakan dari pernyataan ‘mencerdaskan kehidupan bangsa’. Apabila dikaji maka tiga kata ini mengandung makna yang cukup dalam. Mencerdaskan kehidupan bangsa mengandung pesan pentingnya pendidikan pendidikan bagi seluruh anak bangsa. Dalam kehidupan berkewarganegaraan, pernyataan ini memberikan pesan kepada penyelenggara

(10)

negara dan segenap rakyat agar memilki kemampuan dalam berpikir, bersikap, dan berperilaku serta cerdas baik dalam proses pemecahan masalah maupun dalam pengambilan keputuan kenegaraan kebangsaan, dan kemasyarakatan. UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas sebagai landasan operasional dan pesan yang terkait dengan pendidikan kewarganegaraan. Pada Pasal 3 ayat (2) tentang fungsi dan tujuan negara dikemukan bahwa:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang martabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, yang menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.Adanya keutuhan tentang pendidikan kewarganegaraan dalam UU Sisdiknas sebagai mata pelajaran wajib dijenjang pendidikan dasar, menengah, dan tinggi menunjukkan bahwa mata pelajaran ini menempati kedudukan yang strategis dalam mencapai tujuan pendidikan nasioanal di negara ini. Adapun arah pengembangannya hendaknya difokuskan pada pembentukan peserta didik menjadi manusia Indonesia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air.

3. Keterkaitan Pendidikan Kewarganegaraan Dengan Pendidikan Pancasila

Bagi bangsa Indonesia, Pancasila telah diterima sebagai dasar negara.Pancasila berisikan lima asas, prinsip, atau nilai yakni ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan. Ketentuan mengenai lima nilai ini dimuat dalam konstitusi negara Indonesia yakni pada bagian Pembukaan UUD 1945 alinea IV. Sebagai nilai kebajikan dan nilai sosial bersama, maka Pancasila perlu diaktualisasikan, diimplementasikan dan disosialisasikan kepada warganya demi eksistensi dan kelangsungan kehidupan berbangsa di Indonesia.

Sastrapetedja (2007) menyatakan bahwa “mediasi” untuk kontekstualisasi dan implementasi Pancasila adalah melalui interpretasi, internalisasi atau sosialisasi, misalnya melalui pendidikan.

Berdasarkan pendapat diatas menunjukkan bahwa implementasi Pancasila melalui jalur pendidikan dilakukan dengan memuatkannya sebagai bagian dari materi pembelajaran (instructional material) Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education) di Indonesia. Upaya menjadikan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) sebagai sarana bagi sosialisasi Pancasila ini pernah dilakukan pada masa Orde Lama yakni dengan pelajaran Civics (1960), Orde Baru, dengan menerapkan mata pelajaran Pendidikan Moral Pancasila (PMP) kurikulum 1975, 1984 dan pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) berdasar kurikulum 1994. Orde reformasi dengan pelajaran Kewarganegaraan (2004), Pendidikan

(11)

Kewarganegaraan (2006) dan PPKn (2013). Berdasar pendapat di atas, Pancasila selalu menjadi bagian dari materi pendidikan kewarganegaraan Indonesia. Artinya Pancasila menjadi muatan materi dari PKn. Pancasila sebagai konsep sendiri memiliki makna dan penjelasan yang beragam sejalan dengan pendekatan pemikiran yang dilakukan.

Para informan pakar pada umumnya sependapat bahwa pendidikan kewarganegaraan berkaitan dengan Pancasila yakni pendidikan kewarganegaraan di Indonesia bertugas membelajarkan Pancasila kepada para siswa[ CITATION Nar \l 1057 ]. Namun kaitan antara pendidikan, pendidikan kewarganegaraan dan Pancasila lebih dari sekedar hal tersebut.

Bahwa Pancasila itu menjadi dasar, asas bagi pendidikan nasional dan Pancasila itu ada dalam PKn. PKn secara umum bertugas mendidik warga negara agar paham dan menjadi warga negara yang baik.

Dengan menyampaikan Pancasila melalui pendidikan kewarganegaraan mendidik agar warga negara tahu local wisdom, pengalaman sejarah, sistem kenegaraan, sadar apa yang ada dalam negara, tahu hak dan kewajibannya sehingga nanti kita tidak kehilangan jatidiri bangsa, bukan melulu demokrasi. Sebenarnya Pancasila itu core dari pendidikan kewarganegaraan di Indonesia. Ia menjadi jatidiri pendidikan kewarganegaraan bukan melulu pendidikan demokrasi Selanjutnya, pakar tidak mempersoalkan cara mengimplementasikan, tetapi muatan Pancasila seperti kaidah local wisdom, sistem hukum, moral negara Indonesia perlu diberikan.

Dengan Pancasila ini, PKn bicara dari sisi filosofi. Jadi isi Pancasila dimasukkan dalam PKn guna mendidik warga negara yang baik perlu tahu filosofi negaranya. Indonesian filosofinya perlu menjadi isi PKn di Indonesia. Terdapat kesepakatan pandangan bahwa PKn memiliki kaitan dengan Pancasila. Kaitan itu adalah Pancasila menjadi isi atau muatan PKn.

Dengan muatan Pancasila itu akan menjadikan PKn di Indonesia.

4. Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Memperkokoh Sistem Demokrasi Pancasila

Sikap demokrasi perlu dimiliki oleh setiap warga negara didalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, sehingga segala kepentingan, keinginan, dan pendapat yang berbeda dapat diselesaikan atau dipersatukan. Demokrasi yang baik dan benar harus ditanamkan sejak dini, hal tersebut dilakukan agar tidak terjadi kesalahpahaman masyarakat mengenai demokrasi. Cara yang paling efektif dan efisien untuk menanamkan nilai-nilai demokrasi pada masyarakat dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara adalah melalui pendidikan.

(12)

Pendidikan kewarganegaraan merupakan salah satu upaya membentuk manusia Indonesia seutuhnya sebagai perwujudan kepribadian bangsa Indonesia sebagai negara demokrasi, yang mampu mewujudkan dan melaksanakan pembangunan masyarakat demokrasi. Pendidikan Kewarganegaraan menduduki tempat yang sangat sentral dan strategis dalam pendidikan nasional. Mata pelajaran Pendidikan kewarganegaraan (PKn), merupakan konsekuensi dari pengakuan atas kedudukan pancasila sebagai dasar negara.

Penanaman nilai demokrasi pada peserta didik tidak hanya dengan mengalihkan nilai demokrasi saja, tetapi juga mengembangkannya pada diri peserta didik, sehingga terbentuk pribadi dengan sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai demokrasi. Pengembangan nilai yang dimaksudkan agar peserta didik dapat mencerna melalui akalnya, dan menumbuhkan rasionalitas sesuai dengan kemampuannya mengembangkan rasionalitas tentang nilai demokrasi, sehingga peserta didik mencapai perkembangan penalaran moral seoptimal mungkin.

Dengan demikian, penanaman nilai demokrasi pada peserta didik perlu diterapkan di dalam kehidupan sehari-hari, sehingga sebagai penerus bangsa mampu melaksanakan pembangunan masyarakat yang demokratis. Pengembangan demokrasi adalah materi yang menginformasikan, menanamkan, mengembangkan serta mempertahankan nilai-nilai yang terkandung dalam demokrasi agar dapat dipahami dan diterapkan dalam kehidupan nyata.

Membicarakan persoalan demokrasi dalam perspektif manapun maka hal yang utama dan esensial dalam prinsip demokrasi adalah keterlibatan publik dan mempunyai nilai keterbukaan. Keterlibatan rakyat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang tujuan utamanya adalah untuk kepentingan rakyat itu sendiri.

Ketika mencermati problema bangsa sebagaimana gambaran di atas maka yang perlu ditegaskan kembali adalah bahwa sistem demokrasi yang harus dibangun adalah sistem demokrasi yang santun mengacu kepada Sistem Demokrasi Pancasila yang ditopang oleh sendiri-sendi dan nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa, nilai-nilai Kemanusiaan yang adil dan beradab, nilai-nilai Persatuan, nilai-nilai Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyaratan/perwakilan, dan nilai-nilai Keadilan sosial.

Substansi Demokrasi Pancasila tercermin dalam Sila-sila Pancasila yang saling berhubungan satu sama lain. Esensi Pancasila adalah isi pokok dari Pancasila yang dirumuskan dalam sila-sila seperti yang diposisikan dalam Pembukaan UUD 1945.

Bagaimanakah pergulatan bangsa dan masyarakat Indonesia menuju dan mencari format dan substansi berdemokrasinya.

(13)

Banyak faktor dan kendala dalam hal ini.Kita perlu dan masih harus berpegang pada nilai Pancasila, yakni keterlibatan rakyat yang utama di dalam ruang-ruang publik. Nilai-nilai keterbukaan, nilai-nilai kebersamaan dan kegotong- royongan. Nilainilai itu hari ini menjadi pudar dan bahkan hilang. Pudarnya nilai-nilai itu menggerogoti keindonesiaan dan kebangsaan kita. Saatnya juga kita harus membuka ruang-ruang publik untuk sebuah dialog dan keterbukaan yang bermartabat.

Pendidikan Kewarganegaraan sebagai kajian yang interdisipliner, mengakibatkan keilmuan tersebut cocok dibelajarkan melalui berbagai model pembelajaran, yang penting sesuai dengan materi dan tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran demokrasi di lembaga pendidikan tinggi adalah membentuk mahasiswa agar melek demokrasi baik secara kognitif, afektif maupun psikomotorik.

Sebagai pendidikan dan pembelajaran demokrasi, Pendidikan Kewarganegaraan memuat beragam materi mengenai demokrasi, serta berupaya untuk membentuk perilaku mahasiswa yang demokratis, sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Tetapi pelaksanaan pembelajarannya sangat tergantung pada kurikulum perguruan tinggi masing-masing.

Pendidikan Kewarganegaraan sebagai pembelajaran demokrasi, memiliki fokus dalam mengkaji, menganalisis, serta merefleksikan bagaimana dimanika pelaksanaan demokrasi di ingkungan sekitarnya, atau berskala nasional. Sehingga metode pembelajaran kontekstual serta menghubungkan materi atau teori dengan permasalahan bangsa saat ini, sebagai bentuk pembelajaran kontemporer sangatlah cocok dalam melaksanakan pembelajaran demokrasi, karena status akademiknya sebagai mahasiswa, tentu pemikirannya lebih tajam serta mampu menyimpulkan sebuah makna.

(14)

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Sikap demokrasi perlu dimiliki oleh setiap warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Demokrasi yang baik dan benar harus ditanamkan sejak dini, hal tersebut dilakukan agar tidak terjadi kesalahpahaman masyarakat mengenai demokrasi. Cara yang paling efektif dan efisien untuk menanamkan nilai-nilai demokrasi pada masyarakat dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara adalah melalui pendidikan. Melalui pendidikan, nilai demokrasi dapat ditanamkan kepada peserta didik. Di sekolah, Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang bertujuan mengembangkan dan menanamkan nilai luhur budaya bangsa Indonesia yang diharapkan dapat diwujudkan dan dilaksanakan oleh peserta didik dalam kehidupan sehari-hari.

B. Saran

Sebagai generasi bangsa kita harus mempelajari dan mampu mendalami pendidikan kewarganegaraan guna untuk pembangunan bangsa. Memberikan pendapat demokratis yang ditujukan untuk pembangunan bangsa yang dibarengi dengan norma-norma hukum pancasila.

(15)

Daftar Pustaka

Anatasya, E., & Dewi, D. A. (2021). Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Pendidikan Karakter Peserta Didik Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, 291-304.

Magdalena, I., Haq, A. S., & Ramdhan, F. (2020). PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SEKOLAH DASAR NEGRI BOJONG 3 PINANG. Bintang:Jurnal Pendidikan dan Sains, 418-430.

Narmoatmojo, W. (2015). Implementasi Pancasila Melalui Pendidikan Kewarganegaraan di Indonesia. Pancasila,Pendidikan Kewarganegaraan, 1- 18.

Sari, L. Z. (2016). Penanaman Nilai Demokrasi Dalam Mata Pelajaran Pkn Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Ungaran. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Utami, P. N., & Miranti, A. S. (2022). Manfaat Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Pembangunan KArakter Bangsa. Pendidikan Kewarganegaraan, 386-397.

AbdulKarim, A. (2016). Pendidikan Kewarganegaraan Membangun Warga Negara yang Demokratis. Yogyakarta: Grafindo Media Pratama.

Nasiti, D. (2023). Peran Organisasi Mahasiswa Dalam Pembentukan Sikap Demokratis.

Jurnal Ilmiah Kependidikan, 64-76.

Nugraha, A. R., & Dewi, D. A. (2021). Hubungan Pendidikan Kewarganegaraan Dengan Pancasila Wujud Implementasi Nilai Pancasila. Journal Of Education, Humaniora and Social Sciences, 247-256.

Referensi

Dokumen terkait

Sebagaimana telah dijelaskan pada latar belakang, ada beberapa prosedur yang harus dilalui untuk mengidentifikasi lapisan tanah yang ada pada wilayah tertentu, apakah akan

FUNGSI DAN TUJUAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN SNP Standar Nasional Pendidikan berfungsi sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dalam rangka