• Tidak ada hasil yang ditemukan

JASA KONSULTASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN LANJUTAN SENTRA KULINER IKAN DI KOTA BAUBAU SULAWESI TENGGARA

N/A
N/A
wirman ramadhan

Academic year: 2024

Membagikan "JASA KONSULTASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN LANJUTAN SENTRA KULINER IKAN DI KOTA BAUBAU SULAWESI TENGGARA "

Copied!
33
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tujuan dan Sasaran

Data Proyek

Manfaat

Lingkup Kegiatan

Lingkup Wilayah Perencanaan Teknik

Hasil Yang Diharapkan

TINJAUAN PUSTAKA

  • Sentra Kuliner
  • Bahan dan Fungsi Makanan
  • Klasifikasi Makanan
  • Potensi Perikanan

Kata kuliner berasal dari bahasa Inggris “culinary”, kuliner diartikan sebagai sesuatu yang berkaitan dengan dapur atau masakan. Sumber pangan penyusun ikan, ayam, telur, daging, susu, kacang-kacangan serta hasil olahannya seperti tempe, tahu dan oncom. Makanan sumber zat pengatur adalah semua jenis sayur-sayuran dan buah-buahan yang mengandung berbagai macam vitamin dan mineral.

Selain fungsinya bagi kesehatan, pangan juga dapat menjadi indikasi status politik, ekonomi, sosial, budaya, kepadatan penduduk, dan perubahan zaman. Misalnya pejabat atau instansi pemerintah yang menyelenggarakan acara makan tradisional dengan tujuan menggali kearifan tradisional, hal ini juga merupakan salah satu cara untuk mencari legitimasi. Status ekonomi mempengaruhi status gizi, hal ini mudah diketahui dari status kesehatan bayi dan balita di suatu daerah.

Selain itu, pilihan makanan dapat menunjukkan status ekonomi seseorang, meskipun status ekonomi juga dapat dinilai berdasarkan hal lain. Sedangkan peradaban Jawa sejak awal tidak mengenal alat makan tertentu (menggunakan tangan) dan tidak menunjukkan status sosial. Pangan yang dikonsumsi oleh negara-negara padat penduduk yang tergolong negara miskin jelas berbeda dengan negara maju yang tingkat perekonomiannya lebih baik.

Dengan demikian, status gizi di negara-negara miskin tergolong miskin, hal ini disebabkan oleh makanan yang dikonsumsi. Pangan inilah yang mempunyai perspektif pasar sehingga mendorong usaha kecil dan rumah tangga untuk mengolahnya menjadi kemasan yang lebih tahan lama. Makanan dinikmati dalam suasana santai sambil menikmati acara atau pertunjukan kesenian tradisional dan keindahan alam.

Salah satu nilai pentingnya adalah menumbuhkan dan mengembangkan potensi pangan asli daerah yang seolah tergeser oleh produk luar negeri atau orientasi pangan asing. Jenis ikan yang ditangkap masyarakat Kota Baubau adalah ikan pelagis besar (tuna, cakalang), ikan pelagis kecil (lele, tuna, julung-julung, kembung), demersal (sonu, kerapu, kakap, boronang, ekor kuning, lobster, ikan pari, dll), serta produk lainnya seperti cumi, teripang, kerang (biota laut), benur, Eucheuma, Spinosum, dll. Pada dasarnya pengolahan hasil perikanan di Kota Baubau terbagi menjadi dua jenis pengolahannya, menurut produknya yaitu pengolahan konsumsi seperti: ikan asin, ikan asap, teri, bakso ikan, nugget, abon ikan dan sejenisnya. serta pengolahan yang tidak habis pakai seperti: hiasan dari kerang – kerangan, ikan hias, rumput laut kering dan sejenisnya.

Kota Baubau sangat kaya akan potensi perikanan tangkap serta budidaya laut/rumput laut, budidaya mutiara dan pertanian, sehingga sangat mendukung untuk dikembangkan menjadi kawasan sentra kuliner. Potensi Kota Baubau dalam menunjang pengembangan tersebut adalah dari potensi perikanannya serta sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan pengembangan Sentra Kuliner.

PERATURAN BANGUNAN GEDUNG

Semua bangunan harus memenuhi persyaratan administratif dan teknis untuk menjamin keamanan dan ketertiban hukum. Pada prinsipnya izin menempati adalah suatu perjanjian yang dinyatakan dalam suatu perjanjian tertulis antara pemegang hak atas tanah atau pemilik tanah dengan pemilik bangunan. Yang dimaksud dengan “orang atau badan hukum” dalam Undang-Undang Republik Indonesia nomor 28 Tahun 2002 tentang bangunan gedung adalah orang perseorangan atau badan hukum (perseroan terbatas swasta, yayasan, badan usaha lain seperti CV, firma, instansi/lembaga pemerintah, perusahaan negara, perusahaan daerah, Perum, Perjan dan perusahaan swasta).

Perizinan adalah instrumen kebijakan lingkungan yang paling penting. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 36 Tahun 2005 tentang Bangunan Gedung Pasal 1 Angka 6 disebutkan bahwa Izin Mendirikan Bangunan adalah izin yang diberikan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota kepada pemilik bangunan gedung untuk mendirikan bangunan baru, mengubah, memperluas, mengurangi dan/atau memelihara bangunan gedung sesuai dengan persyaratan administratif dan. Persyaratan teknis merupakan persyaratan konstruksi yang mencakup persyaratan tata letak bangunan dan persyaratan keandalan bangunan. Untuk penggunaan ruang dan/atau fasilitas perairan di atas tanah dan/atau di bawah tanah harus mendapat izin penggunaan sesuai ketentuan yang berlaku.

Persyaratan administratif dan persyaratan teknis terhadap bangunan adat, bangunan semi permanen, bangunan darurat, dan bangunan yang dibangun di daerah bencana ditetapkan oleh Pemerintah Daerah sesuai dengan kondisi sosial dan budaya setempat. Seiring dengan berkembangnya Kota Baubau dalam berbagai bidang pembangunan, diantaranya dalam bidang Penelitian Kelautan dan Perikanan yang disertai dengan peningkatan sumber daya manusia, maka diperlukan sarana, prasarana dan sarana yang memadai untuk mendukung program pemerintah dan masyarakat Baubau. Produksi generasi yang handal di masa depan akan hadir dalam berbagai bidang. Setiap bangunan gedung harus diwujudkan dan dilengkapi dengan penyempurnaan secara kualitatif dan kualitatif, sehingga dapat memenuhi fungsi bangunan secara maksimal dan menjadi teladan bagi lingkungan serta memberikan kontribusi positif bagi perkembangan arsitektur di Indonesia.

Sesuai dengan maksud pekerjaan penyelesaian pembangunan Pusat Kuliner Kota Baubau maka kegiatan akan dimulai. Data yang diperlukan berupa peta dasar dan denah kota Baubau serta data lain yang diperlukan dengan mengunjungi instansi sumber data sekunder seperti Sejalan dengan maksud perencanaan Sentra Kuliner Ikan Kota Baubau akan diawali dengan pemahaman mengenai kawasan pengembangannya.

Pembentukan organisasi pelaksana jasa konsultasi perencanaan pengembangan lanjutan sentra kuliner ikan di Baubau Sulawesi Tenggara bertujuan untuk memperjelas kedudukan kelompok konsultan serta hubungan koordinasi dan konsultasi yang perlu dilakukan selama pengerjaan berlangsung. sedang dilaksanakan. Melaksanakan dan mengkoordinasikan kegiatan kajian dan kajian kebijakan terkait perencanaan pengembangan lanjutan sentra kuliner ikan di Baubau, Sulawesi Tenggara. Implementasi kajian arsitektur dan teknis tata kota untuk perencanaan sentra kuliner ikan di kota Baubau.

Rumusan masalah perencanaan teknis kelanjutan pengembangan sentra kuliner ikan di Kota Baubau Sulawesi Tenggara. Merumuskan materi konsep dan rumusan Rencana Pengembangan Lanjutan Sentra Kuliner Ikan di Kota Baubau Sulawesi Tenggara.

METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN

Peng-Identifikasian Potensi dan Masalah

Pengolahan Data untuk Penyusunan Perencanaan Teknis

Untuk menginventarisasi dan mengidentifikasi potensi dan permasalahan, dilakukan beberapa metode penelitian, yaitu sebagai berikut. Investigasi kelembagaan berupa pengumpulan data dari instansi terkait, mulai dari tingkat pemerintah kota hingga kantor kabupaten. Persiapan ini diawali dengan pengumpulan data melalui survei, baik survei lapangan langsung maupun survei institusi.

Survei ini bertujuan untuk mengumpulkan data dasar awal mengenai Perencanaan Teknis Wilayah yang kemudian dapat digunakan untuk menemukan dan mengidentifikasi potensi dan permasalahan di wilayah tersebut.

Perencanaan Teknis Program

Acuan Pelaksanaan

Pemahaman tersebut dilakukan dengan cara mendeskripsikan zona awal suatu wilayah sehingga dapat digunakan untuk mengetahui dan mengenali potensi dan permasalahan yang ada di wilayah tersebut. Setelah semua data yang diperlukan diperoleh dan disusun melalui tahap pengumpulan data, selanjutnya akan dilakukan pekerjaan analisis. Konsultan secara profesional menunjuk seorang pemimpin tim yang merupakan seorang arsitek atau ahli sipil dan memiliki pengalaman luas dalam Perencanaan Teknis dan desain kawasan.

RENCANA KERJA

Rincian Kegiatan Penanganan Kerja

Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan

Laporan ini berisi penyempurnaan dari laporan sebelumnya (Draf Laporan Akhir) setelah dilakukan pembahasan dan persetujuan oleh pihak-pihak terkait seperti (Rencana, RAB, RKS & RK3K).

Organisasi Pelaksanaan Pekerjaan

Menjalin hubungan/jaringan kerja dengan supplier/pabrik untuk memperoleh informasi update harga, spesifikasi material yang nantinya digunakan untuk estimasi usulan penawaran. Mengelola dokumen/surat/gambar yang berkaitan dengan hasil perkiraan proyek yang dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu sesuai ketentuan yang berlaku sebagai dokumen arsip apabila diperlukan suatu saat nanti.

Referensi

Dokumen terkait