• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konteks Sosio Kultural di daerah yang sejalan dengan pemikiran Konteks Sosio Kultural di daerah yang sejalan dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara

N/A
N/A
RISMA FEMBRIYANTI

Academic year: 2023

Membagikan " Konteks Sosio Kultural di daerah yang sejalan dengan pemikiran Konteks Sosio Kultural di daerah yang sejalan dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Konteks Sosio Kultural di daerah Konteks Sosio Kultural di daerah

yang sejalan dengan pemikiran yang sejalan dengan pemikiran

Ki Hajar Dewantara Ki Hajar Dewantara

Calon Guru Penggerak Angkatan 9 Kelas 09.06

Dipresentasikan oleh Kelompok 1

(2)

Kelompok 1 Kelompok 1

Risma Fembriyanti

Christina Dwi Astuti

Yuli Arifah Vepti Wulaningrum

Imam Nurimbawan

(3)

Bersih Dusun

Sosio-Kultural Sosio-Kultural

Yang Sejalan dengan Pemikiran Yang Sejalan dengan Pemikiran

Ki Hajar Dewantara Ki Hajar Dewantara

Sadranan Nyinom

Budaya mendoakan leluhur yang sudah

meninggal

Kegiatan kaum muda membantu tuan rumah yang sedang punya hajat

Mengungkapkan syukur kepada Tuhan atas hasil

panen yang di dapat

(4)

Nilai Budaya Sebagai Nilai Budaya Sebagai

Penguatan Karakter Individu Penguatan Karakter Individu

Nilai Religius

Nilai Gotong Royong

Nilai Toleransi

Nilai

Berkebhinekaan Globali

Berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa agar para leluhur diampuni segala dosa dan kesalahan, diterima amal perbuatan dan

diterima disisiNya

Masyarakat secara bergotong royong dalam mempersiapkan pelaksanaan yang sebaik-baiknya agar acara tersebut bisa

berjalan dengan lancar

Saling Menghormati,

menghargai dalam bersosialisasi sesama masyarakat

Merawat dan melestarikan nilai- nilai budaya

(5)

Pemikiran KHD dapat dikontekstualkan sesuai dengan nilai-nilai luhur seperti gotong royong dan semangat peduli terhadap sesama

dan lingkungan. Budaya yang ada di Bantul menunjang

pengembangan nilai-nilai luhur yang menjadi penguatan karakter murid sebagai individu dan sebagai anggota masyarakat.

Masyarakat Bantul telah menunjukkan wujud nyata penerapan nilai religius, toleransi, gotong royong, nasionalisme dan kejujuran.

Nilai Religius: Tadarus di sekolah, berdoa sebelum dan sesudah belajar, shalat berjamaah tepat waktu

Nilai Gotong Royong: piket kelas, diskusi kelompok, iuran kelas/kas, kerja bakti membersihkan sekolah

Nilai Toleransi: Tidak menganggu teman beribadah, Peringatan hari besar agama

Nilai Nasionalisme: Menyanyikan lagu Indonesia Raya setiap pagi, Upacara bendera, lomba agustusan

Nilai Kejujuran: Tidak mencontek, kantin kejujuran

(6)

Satu kekuatan pemikiran KHD yang menebalkan laku murid di kelas atau

sekolah kami sesuai dengan konteks lokal sosial budaya di daerah kami

yang dapat diterapkan yaitu

Gotong Royong

Gotong Royong

(7)

Terima Kasih Terima Kasih

Calon Guru Penggerak Angkatan 9 Calon Guru Penggerak Angkatan 9

Kelompok 1 Kelas 09.06 Kabupaten Bantul

Fasilitator:

Ibu Erika Ambarita

(8)

Question Question

&

&

Answer

Answer

Q: Bagaimana cara kita menyikapi pesta dengan konsep standing party (makan sambil berdiri) yang mana budaya tersebut bertentangan dengan ajaran agama dan budaya kita yaitu budaya timur?

A: Menyikapi situasi seperti itu ya mencari tempat duduk kalau tidak ada kursi bisa tempat yang lain (Pak Imam)

Bu Tatik

Q: Bagaimana menyikapi anak yang tidak mau mengikuti kegiatan ekstra di sekolah?

misalnya BTQ atau tidak aktif saat kerja bakti?

A: diadakan kegiatan BTQ dalam bentuk kelompok (Pak Imam)

BTQ diadakan di akhir jam pelajaran, sehingga untuk motivasinya apabila anak sudah selesai belajar iqro atau AL-Qur'an baru boleh pulang (Bu Vepti)

Untuk kegiatan Jumat bersih anak-anak dibagi menjadi beberapa kelompok, direkam video dan dikirim ke wali, kelompok yang cepat selesai akan mendapat hadiah (Bu Dwi)

(9)

Question Question

&

&

Answer

Answer

Q: Berikan contoh nilai-nilai kebhinekaan?

A: Bahasa percakapan sehari-hari adalah Bahasa Jawa, tetapi ada siswa pindahan dari jakarta yang tentunya tidak bisa berbicara Bahasa Jawa sehingga anak-anak diminta saat berbicara dengan anak tersebut menggunakan Bahasa Indonesia. Contoh lain dalam nilai keagamaan yaitu di sekolah diadakan kegiatan ibadah agama nasrani untuk siswa non muslim (Pak Imam)

Bu Hutri

Q: Bagaimana cara mengamalkan kebudayaan tradisi Jawa seperti kegiatan sadranan atau kegiatan sinoman kepada anak-anak sekarang?

A: Kita harus melibatkan anak-anak dalam kegiatan tersebut. Artinya mereka diberi tugasyang menyenangkan sesuai dengan kemampuan anak-anak (Bu Dwi)

Bu Sri Sumarsih

(10)

Bu Titik

Q: Bagaimana cara menerapkan budaya sinoman di sekolah?

A: Kegiatan sinoman diterapkan di sekolah saat kegiatan pengajian di sekolah maka yang mengantarkan makanan dan minuman

kepada tamu undangan adalah anak-anak (Bu Vepti)

Dalam budaya sinoman harus diperhatikan sopan santun ke anak- anak tentang bagaimana cara memberikan makanan dan minuman tersebut kepada tamu undangan, dan bagaimana cara bersikap atau gestur tubuh (Bu Risma)

Question Question

&

&

Answer

Answer

Referensi

Dokumen terkait