• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kontribusi Media Sosial dalam Memperkuat Integrasi Nasional

N/A
N/A
Rahmat Ismanto

Academic year: 2023

Membagikan "Kontribusi Media Sosial dalam Memperkuat Integrasi Nasional"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Nama : Rahmat Ismanto NIM: 050093967 Prodi: Manajemen

Mata Kuliah: Pendidikan Kewarganegaraan MKWU4109

(2)

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan suatu negara besar yang terdiri dari 17.508 pulau dengan luas wilayah sebesar 1.892.410,09 Km2. Indonesia dihuni oleh lebih dari 270 juta jiwa yang berlatar belakang berbagai macam suku bangsa. Setiap daerah dan suku bangsa memiliki karakter yang berbeda-beda. Suku jawa memiliki stereotipe yang lemah lembut, memiliki rasa “tidak enakan” terhadap orang lain, sementara suku lainnya, seperti suku batak mempunyai karakter yang keras, bicara apa adanya. Banyak sekali perbedaan-perbedaan yang terjadi di Masyarakat, yang jika tidak dikelola dengan tepat dapat menjadi pemicu retaknya Indonesia sebagai sebuah bangsa.

Perbedaan-perbedaan latar belakang suku, budaya, karakter, dan banyak perbedaan lainnya telah disadari oleh para tokoh pendiri bangsa terdahulu. Para tokoh bangsa sadar, bahwa untuk mencapai kemerdekaan diperlukan sebuah kekuatan besar dari seluruh elemen bangsa, dan diperlukan adanya sebuah persatuan, tenaga dan semangat. Kesadaran masyarakat untuk bersatu, terintegrasi menjadi sebuah bangsa ditandai dengan peristiwa sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Pada masa itu perwakilan pemuda dari seluruh penjuru negeri berkumpul dan bersumpah untuk bersatu menjadi sebuah bangsa yang merdeka, yaitu bangsa Indonesia. Para pemuda bersumpah bahwa mereka berasal dari tanah air yang satu, tanah air Indonesia, berbangsa satu yaitu bangsa Indonesia, dan berbahasa satu yaitu Bahasa Indonesia.

Pada masa ini, bangsa Indonesia sudah merdeka, tidak ada lagi penjajahan di atas bumi Indonesia. Namun demikian, bukan berarti persatuan sudah tidak penting lagi. Jika dahulu yang menjadi musuh bangsa adalah penjajah kolonial, yang memecah belah bangsa dengan politik devide et impera nya, maka saat ini yang menjadi musuh adalah diri kita sendiri. Saat ini kita sendiri yang berpotensi memecah persatuan bangsa.

Di era modern ini, perkembangan teknologi informasi khususnya media sosial sangat pesat. Mengutip data dari laman www.dataindonesia.id, menurut laporan We Are Social, jumlah pengguna aktif media sosial di Indonesia sebanyak 167 juta orang pada Januari 2023.

Sekitar 60 persen lebih penduduk Indonesia menggunakan media sosial. Hal ini tentu sangat berpengaruh dalam tatanan pergaulan sosial kita. Sangat aktifnya Masyarakat kita menggunakan media sosial dapat menjadi sebuah kekuatan, sekaligus dapat menjadi sebuah ancaman bagi persatuan bangsa. Sering kita temui adanya akun media sosial tokoh-tokoh

(3)

“peperangan” satu kubu dengan kubu lainnya di media sosial.

Jika dahulu sebelum masa kemerdekaan, pemuda-pemuda Indonesia berkumpul dalam satu kongres pemuda untuk menyatukan bangsa demi merebut kemerdekaan, maka yang harus dilakukan pada masa setelah kemerdekaan adalah berusaha mempertahankan persatuan bangsa yang telah dibangun oleh para tokoh pemuda terdahulu. Saat ini yang menjadi kekuatan kita adalah penggunaan media sosial. Seyogyanya media sosial dapat dijadikan alat yang dapat meningkatkan integrasi nasional. Media sosial merupakan sebuah alat yang bisa berdampak positif, bisa juga berdampak negatif, tergantung dari penggunanya.

Melalui tulisan ini, penulis ingin menunjukkan kontribusi dari media sosial terhadap integrasi nasional.

KAJIAN PUSTAKA

Istilah integrasi berasal dari bahas latin integrare yang memiliki arti memberi tempat dalam suatu keseluruhan. Dari kata kerja itu dibentuk kata benda integrasi artinya keutuhan atau kebulatan. Maka, istilah integrasi mengisyaratkan tentang berbagai macam elemen yang berbeda satu sama lain mengalamai proses pembauran sehingga menjadi satu kesatuan yang bulat dan utuh.

Menurut Ogburn dan Nimkoff, integrasi merupakan suatu ikatan berdasarkan norma, yaitu karena norma kelompoklah merupakan unsur yang mengatur tingkah laku, dengan mengadakan tuntutan tentang bagaimana integrasi berhasil apabila anggota Masyarakat merasa bahwa mereka berhasil mengisi kebutuhan satu sama lain, apabila tercapai semacam consensus mengenai norma sosial, apabila norma-norma cukup lama dan tidak berubah-ubah.

Myron Weiner dalam Juhardi (2014) memberikan lima definisi mengenai integrasi yaitu:

1. Integrasi menunjuk pada proses penyatuan berbagai kelompok budaya dan sosial dalam satu wilayah dan proses pembentukan identitas nasional, membangun rasa kebangsaan dengan cara menghapus kesetiaan pada ikatan-ikatan yang lebih sempit.

(4)

2. Integrasi menunjuk pada masalah pembentukan wewenang kekuasaan nasional pusat di atas unit-unit sosial yang lebih kecil yang beranggotakan kelompok-kelompok sosial budaya Masyarakat tertentu.

3. Integrasi menunjuk pada masalah menghubungkan antara pemerintah dengan yang diperintah. Mendekatkan perbedaan-perbedaan mengenai aspirasi dan nilai pada kelompok elit dan massa.

4. Integrasi menunjuk pada adanya konsensus terhadap nilai yang minimum yang diperlukan dalam memelihara tertib sosial.

5. Integrasi menunjuk pada penciptaan tingkah laku yang terintegrasi dan yang diterima demi mencapai tujuan bersama.

Lasiyo dkk (2021) mengungkapkan bahwa Integrasi Nasional memiliki dua pengertian mendasar. Pertama, integrasi nasional secara politis artinya Upaya dan proses untuk menyatukan berbagai elemen Masyarakat dari berbagai latar belakang sosial, politik, keagamaan masuk ke dalam satu wilayah territorial Bersama yang kemudian mewujudkan persatuan dan kesatuan. Kedua, integrasi nasional secara budaya artinya proses untuk menyesuaikan nilai-nilai kebudayaan yang bermacam-macam sehingga mencapai kehidupan yang serasi, selaras, dan seimbang dalam mewujudkan negara kesatuan,

Merujuk pada penjelasan di atas, disimpulkan bahwa Integrasi nasional adalah suatu penyatuan berbagai aspek, seperti budaya, politik, dalam satu wilayah kebangsaan untuk membentuk suatu konsensus baru yang diakui oleh seluruh elemen Masyarakat, oleh kekuasaan nasional pusat untuk mencapai tujuan nasional.

Menurut lasiyo dkk (2021), faktor-faktor yang dapat menjadi pendorong munculnya integrasi nasional adalah sebagai berikut:

1. Kesadaran Bersama untuk hidup bersama dalam suatu wadah yang satu, disebut negara Indonesia. Kesadaran bersama ini menjadi daya dorong untuk mewujudkan yang namanya integrasi nasional. Dengan adanya kesadaran bersama Masyarakat untuk hidup bersama tanpa rasa curiga, ketakutan, dan mendominasi satu dengan yang lainnya menjadi penting.

2. Perasaan senasib dan seperjuangan dalam aspek Sejarah. Perasaan senasib dan seperjuangan dalam konteks Sejarah bangsa, yaitu perjuangan melawan penjajah menjadi modal dasar bahwa bersatu adalah penting untuk melawan penjajah. Pengalaman sejarah

(5)

bercerai kita runtuh.

3. Semangat rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara. Semangat rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara melalui dedikasi dan pengabdian yang dilakukan Masyarakat, seperti gotong royong, kerja bakti, kerja sosial, dan kegiatan untuk memupuk persatuan dan kesatuan baik di Masyarakat maupun lembaga negara dapat menjadikan nilai-nilai rela berkorban sebagai modal dasar membangun Masyarakat.

4. Kesepakatan nasional untuk mewujudkan negara, wujud dari kesepakatan nasional ini adalah dasar falsafah negara, yaitu Pancasila menjadi ikatan nilai bersama membangun bangsa dan negara.

5. Adanya perasaan cinta tanah air yang diwujudkan dari warga negara. Perasaan cinta tanah air yang dilakukan oleh Masyarakat melalui cinta produk dalam negeri. Contoh konkrit yang dapat dilaukan adalah memakai dan melestarikan pakaian-pakaian adat nasional, menkonsumsi produk hasil pertanian dalam negeri, dan menggunakan Bahasa Indonesia dalam setiap kesempatan.

6. Adanya keinginan bersatu, kesadaran untuk bersatu menjadi menjadi hal yang penting untuk mewujudkan nilai-nilai bersama.

Media Sosial merupakan salah satu tren berbasis Tekhnologi Informasi (TI) pada era information age atau Era Digital. Media Sosial adalah sekelompok aplikasi berbasis internet yang dibangun di atas fondasi ideologis dan teknologi dari Web 2.0, dan yang memungkinkan pembuatan dan pertukaran konten buatan pengguna (Kaplan & Henlein dalam Abdillah, 2022).

Menurut Widada (2018), media sosial merupakan media di internet yang memungkinkan pengguna merepresentasikan dirinya, maupun berinteraksi , bekerjasama, berbagi, berkomunikasi dengan pengguna lain dan membentuk ikatan sosial secara virtual.

Para pengguna media sosial bersosialisasi melalui platform pertemanan. Mereka berkomunikasi dengan melakukan posting, saling memberi komentar, tanggapan, ataupun membagikan informasi. Mereka juga menawarkan produk, menyampaikan ide-ide perubahan dalam group-group media sosial serta mencari informasi baik untuk tujuan rekreasi, mengolah ulang informasi, dan mencari bahan-bahan untuk penelitian dan studi.

(6)

Beberapa hal yang dapat dimanfaatkan dari media sosial adalah sebagai berikut:

1. Media sosial digunakan sebagai sarana komunikasi.

Fungsi utama media sosiala adalah sarana komunikasi antar penggunanya. Komunikasi dilakukan di dunia maya dengan membagikan postingan dan memberikan komentar antar pengguna sosial media.

2. Media sosial digunakan sebagai digital marketing.

Kegiatan marketing melalui media sosial merupakan transformasi dari kegiatan marketing secara konvensional. Maraknya pengguna sosial media, menjadi pasar yang potensial bagi para pelaku bisnis. Hal ini dimanfaatkan oleh para pelaku bisnis karena dianggap lebih efektif mengeruk pasar.

3. Media sosial digunakan sebagai sarana kampanye.

Media sosial dianggap sangat efektif untuk melakukan kegiatan kampanye, baik kampanye untuk kepentingan politik, propaganda, maupun mengkampanyekan kebijakan-kebijakan pemerintah atau kampanye mengenai lingkungan hidup

4. Media sosial digunakan sebagai sarana branding.

Media sosial juga digunakan untuk melakukan pencitraan / branding, baik sebuah produk atau pencitraan diri. Hal ini biasanya banyak dilakukan oleh politisi-politisi ataupu selebritis yang dikategorikan sebagai public figure.

PEMBAHASAN

Integrasi nasional adalah suatu penyatuan berbagai aspek sepereti budaya, politik, dalam satu wilayah kebangsaan untuk membentuk suatu konsensus baru yang diakui oleh seluruh elemen Masyarakat, oleh kekuasaan nasional pusat untuk mencapai tujuan nasional.

Integrasi nasional merupakan kepentingan bangsa, untuk mempertahankan keutuhan sebagai sebuah bangsa.

Indonesia merupakan negara yang luas, yang terdiri dari berbagai suku bangsa, dan budaya. Kemajemukan bangsa Indonesia berpotensi besar terjadi gesekan-gesekan yang dapat

(7)

Indonesia pun memiliki pengguna media sosial yang sangat besar. Lebih dari 160 juta pengguna media sosial di Indonesia.

Keunggulan Indonesia sebagai pengguna media sosial, dapat dimanfaatkan untuk memperkuat integrasi nasional. Pemanfaatan media sosial yang semakin beragam menjadi peluang bagi bangsa Indonesia untuk dapat mengkampanyekan pentingnya mencintai tanah air. Media sosial dapat dimanfaatkan untuk menunjukkan kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Saling bertukar informasi positif, saling memberi dukungan positif dapat dilakukan di media sosial. Jangkauan media sosial yang luas sangat efektif untuk menyebarkan propaganda-propaganda baik tentang bangsa Indonesia.

Menurut Lasiyo dkk (2021) terdapat enam hal yang dapat menjadi pendorong terciptanya Integrasi Nasional, yaitu: kesadaran untuk hidup dalam wadah yang sama Negara Kesatuan Republik Indonesia, perasaan senasib seperjuangan, semangat rela berkorban untuk bangsa dan negara, falsafah negara Pancasila, adanya perasaan cinta tanah air, dan adanya keinginan untuk bersatu. Melalui media sosial hal-hal tersebut dapat digaungkan dengan efektif. Indonesia sebagai bangsa dapat dibranding melalui media sosial.

Selain berdampak positif bagi Integrasi Nasional, media sosial juga dapat berdampak negatif bagi kekuatan Integrasi nasional jika tidak dikelola dengan baik. Dengan memanfaatkan kecepatan penyebaran informasi melalui media sosial, oknum dapat menyebarkan kebencian yang menimbukan perpecahan. Banyaknya informasi yang masuk melalui media sosial, jika tidak disikapi dengan bijak dapat membuat lunturnya kecintaan terhadap tanah air, bahkan dapat menjadi sebab terjadinya perpecahan.

PENUTUP

Media sosial memiliki pengaruh yang besar terhadap Integrasi Nasional. Media sosial dapat menjadi sarana yang sangat efektif untuk mengkampanyekan kebaikan. Sarana yang cepat untuk menyebarkan informasi yang dapat menjadi faktor pendorong terciptanya Integrasi Nasional. Namun demikian, ibarat dua bilah mata pedang, media sosial juga memiliki dampak negatif bagi Integrasi Nasional. Media sosial dapat menjadi pemicu pecahnya sebuah bangsa. Oleh karena itu, kita harus bijak dalam memanfaatkan media sosial.

(8)

DAFTAR PUSTAKA

Lasiyo. Reno Wikandaru. Hastangka. (2021). Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta:

Universitas Terbuka

D. Hendropuspito OC, Sosiologi Sistematika (Yogyakarta: Kanisius, 1989), 256

Astrid S. Susanto, Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial (Bandung: Bina Cipta, 1979), 124.

Nasrullah, R. (2015). Mediasosial: perspektif komunikasi, budaya, dan sosioteknologi.

Bandung: Simbiosa Rekatama Media

Abdillah. Leon A (2022). Peran Media Sosial Modern. Palembang: Bening

Widada, C. K. (2018). Mengambil Manfaat Media Sosial dalam Pengembangan Layanan.

Journal of Documentation and Information Science, 2(1), 23–30.

https://doi.org/10.33505/jodis.v2i1.130

Referensi

Dokumen terkait