PENDAHULUAN
Identifikasi Masalah
Pembatasan dan Perumusan Masalah
Setelah membatasi permasalahan diatas maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut: Apakah ada hubungan antara hafalan Al-Quran dengan hasil belajar siswa kelas IV SDIT Al Hanif Cilegon.
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Sebagai kontribusi konstruktif untuk meningkatkan mutu lembaga pendidikan yang ada, termasuk para pendidik di dalamnya dan pengambil kebijakan di lembaga pendidikan, serta pemerintah pada umumnya. Hal ini dapat menjadi pertimbangan untuk diterapkan dalam dunia pendidikan pada lembaga pendidikan di Indonesia sebagai solusi permasalahan pendidikan yang ada. Sebagai kontribusi kepada lembaga pendidikan terkait pada umumnya dan SDIT Al Hanif pada khususnya dalam upaya meningkatkan kegiatan program hafalan Al-Qur'an guna mencapai peningkatan prestasi belajar siswa.
Tinjauan Pustaka
Tesis ini menyimpulkan bahwa pendapatan siswa dari tahfidz Al-Quran mempengaruhi indeks kinerja kumulatif siswa. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah lebih menekankan pada proses menghafal Al-Qur’an itu sendiri. Tesis yang disusun oleh Ummi Thohiroh, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah, Institut Ilmu Al-Quran Jakarta pada tahun 2010 dengan judul “Hubungan Kegiatan Ekstrakurikuler dengan Prestasi Belajar Siswa di Madrasah Al-Hamidiyah Depok”.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu terdapat pada variabel X yaitu antara kegiatan ekstrakurikuler dan menghafal Al-Qur’an. Tesis tahun 2014 yang disusun oleh Romiza, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah, Institut Ilmu Al-Qur'an, Jakarta, dengan judul "Dampak Disiplin Pengajar Tahfidz Terhadap Prestasi Hafalan Al-Qur'an". Tesis yang disusun pada tahun 2014 oleh Khoifah, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah, Institut Ilmu Al-Qur'an, Jakarta, dengan judul "Pengaruh Program Hafalan Al-Qur'an dengan Surat-Surat Pilihan Terhadap Prestasi Akademik Siswa".
Tesis ini menyimpulkan bahwa dampak program hafalan Al-Qur’an dengan surat-surat pilihan terhadap prestasi belajar siswa menunjukkan pengaruh yang signifikan. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu terletak pada variabel X yaitu penggunaan perangkat pembelajaran dengan cara menghafal Al-Qur’an.
Metodologi Penelitian
Hipotesis Penelitian
- Sistematika Penulisan
Tinjauan Tentang Menghafal Al-Qur`an
- Pengertian Menghafal Al-Qur`an
- Syarat-syarat Menghafal Al-Qur`an
- Manfaat Menghafal Al-Qur`an
- Metode Menghafal Al-Qur`an
- Faktor Pendukung dalam Menghafal Al-
- Problematika dalam Menghafal Al-Qur`an
Menghafal Al-Quran bukanlah suatu keharusan hukum yang harus dilakukan oleh orang yang memeluk Islam. Oleh karena itu, menghafal Al-Quran tidak mempunyai syarat yang mengikat sebagai ketentuan hukum. Madzmumah merupakan sifat tercela yang patut dihindari oleh setiap muslim, terutama ketika menghafal Al-Qur’an.
Kerana kunci menghafal Al-Quran yang paling utama ialah ketekunan dalam menghafal dan mengulang-ulang ayat-ayat yang dihafal. Penghafal al-Quran ialah orang yang akan untung dalam perniagaannya dan tidak rugi. Penghafal al-Quran adalah orang yang paling banyak mendapat pahala daripada al-Quran. 14.
Penggunaan metode yang tepat akan membantu seseorang dalam menghafal Al-Quran dengan baik. Ada banyak metode yang mungkin bisa dikembangkan untuk mencari alternatif terbaik dalam menghafal Al-Quran. Madzmumah merupakan sifat tercela yang patut dihindari oleh setiap muslim, terutama ketika menghafal Al-Qur’an.
Itulah beberapa faktor, baik internal maupun eksternal, yang biasa dihadapi para penghafal Al-Qur'an.
Prestasi Belajar
- Pengertian Prestasi Belajar
- Indikator Prestasi Belajar
- Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis dan Pendekatan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan korelasional yang bertujuan untuk mengetahui korelasi antar variabel yang diteliti yaitu korelasi hafalan Al-Quran dengan prestasi belajar siswa kelas IV SD Islam Terpadu Al Hanif Cilegon. Karena penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kuantitatif yaitu analisis yang dilakukan terhadap data yang berupa angka-angka dengan kemudian mengklasifikasikannya.
Variabel Penelitian
Populasi dan Sampel Penelitian
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan proporsional random sampling, yaitu pengambilan sampel dilakukan dengan cara mengambil subjek dari setiap strata atau wilayah yang ditentukan secara berimbang dengan jumlah subjek pada setiap strata atau wilayah.3. Menurut Suharsimi Arikunto “jika subjeknya kurang dari 100 maka sebaiknya diambil semuanya, jadi penelitiannya adalah penelitian populasi, jadi jika populasinya besar maka dapat diambil antara 10-20% atau 20-25%. diambil.”4 Berdasarkan hal tersebut penulis mengambil sampel sebanyak 50 siswa yaitu 50% dari total populasi 100 siswa kelas IV SDIT Al Hanif yang dijadikan sebagai responden (sampel) dalam penelitian ini.
Teknik Pengumpulan Data
Cara ini digunakan untuk melengkapi data-data yang dianggap perlu, sehingga data yang diperoleh dari sumber lain lebih meyakinkan. Penulis melakukan wawancara langsung dengan guru tahfizh SDIT Al Hanif Cilegon mengenai gambaran hafalan Al-Quran siswa dan juga siswa kelas IV SDIT Al Hanif. Angket atau angket merupakan teknik pengumpulan data secara tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya dan menjawab kepada responden).
Instrumen atau alat pengumpul data disebut juga kuesioner, berisi sejumlah pertanyaan yang diminta untuk dijawab atau ditanggapi oleh responden. 6 Kuesioner ini akan dibagikan kepada siswa IV. kelas di SDIT Al Hanif Cilegon untuk memenuhinya sesuai persepsinya. Untuk mengetahui profil SDIT Al Hanif Cilegon digunakan dokumentasi terutama data-data yang dapat menunjang penelitian seperti dokumen sekolah, jumlah tenaga pendidik, sarana prasarana sekolah serta daftar jumlah siswa dan siswa kelas IV. semester kelas 2.
Instrument Penelitian
Teknik Pengolahan Data
Teknik Analisis Data
Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara hafalan Al-Qur’an (Variabel X) terhadap prestasi belajar siswa (Variabel Y), digunakan suatu rumus. Pada diagram di atas terlihat 4% responden sangat setuju, 4% setuju, 16% tidak setuju, dan 76% tidak setuju dengan pernyataan bahwa menghafal Al-Qur'an dapat mengganggu pelajaran lainnya. Pada diagram di atas terlihat 54% responden menjawab sangat setuju, 38% menjawab setuju, 6% menjawab tidak setuju, dan 2% tidak setuju dengan pernyataan tidak pernah ketinggalan mengikuti kegiatan hafalan Al-Qur'an. sebuah.
Pada grafik di atas terlihat 58% responden sangat setuju, 28% setuju, 12% tidak setuju, dan 2% tidak setuju dengan pernyataan tidak pernah bosan menghafal Al-Quran. Pada grafik di atas terlihat 62% responden sangat setuju, 24% setuju, 14% tidak setuju, dan 0% tidak setuju terhadap pernyataan selalu meluangkan waktu untuk menghafal Al-Qur’an setelah shalat lima waktu. waktu. Pada grafik di atas terlihat 68% responden sangat setuju, 30% setuju, 2% tidak setuju, dan 0% tidak setuju terhadap pernyataan selalu membawa Al-Qur’an untuk dihafal.
Pada diagram di atas terlihat 70% responden menjawab sangat setuju, 26% menjawab setuju, 2% menjawab kurang setuju, dan 2% menjawab tidak setuju dengan pernyataan sering menghafal Al-Quran tidak mengulang. Pada diagram di atas terlihat 54% responden menjawab sangat setuju, 38% menjawab setuju, 6% kurang setuju dan 2% tidak setuju dengan pernyataan bahwa menghafal Al-Qur’an jauh dari madzmummah atau bisa hina. Pada diagram di atas terlihat 66% responden menjawab sangat setuju, 34% menjawab setuju, 0% menjawab kurang setuju dan 0% menjawab tidak setuju dengan pernyataan bahwa ketika mereka Hafal Alquran selalu mengucapkannya. dan menghafalnya dari ingatan. .
Pada diagram di atas terlihat 66% responden menjawab sangat setuju, 30% menjawab setuju, 2% menjawab kurang setuju dan 2% menjawab tidak setuju dengan pernyataan guru tahfidz selalu memperhatikan dan mengapresiasi hafalan. Al. - Alquran di sekolah. Pada diagram di atas terlihat 66% responden sangat setuju, 26% setuju, 6% tidak setuju, dan 2% tidak setuju terhadap pernyataan bahwa program hafalan Alquran memberikan dampak positif. Pada diagram di atas terlihat 2% responden menjawab sangat setuju, 6% menjawab setuju, 14% menjawab tidak setuju, dan 78% menjawab tidak setuju dengan pernyataan bahwa menghafal Al-Qur’an menjadikan suasana dalam suasana hati menjadi lebih baik. kelas membosankan.
Pada diagram di atas terlihat 0% responden menjawab sangat setuju, 2% menjawab setuju, 24% menjawab kurang setuju dan 74% menjawab tidak setuju dengan pernyataan tidak pernah menggunakan hafalan tidak membaca ulang Al-Quran. Pada diagram di atas terlihat 0% responden menjawab sangat setuju, 8% menjawab setuju, 30% menjawab kurang setuju, dan 62% menjawab tidak setuju dengan pernyataan selalu mengantuk bahkan tertidur saat menghafal Al-Quran. 'sebuah. Pada diagram di atas terlihat 0% responden yang menjawab setuju, 0% menjawab setuju, 24% menjawab kurang setuju, dan 76% menjawab tidak setuju dengan pernyataan tersebut jarang meningkatkan hafalan Al-Quran.
Pada diagram di atas terlihat 72% responden sangat setuju, 24% setuju, 4% tidak setuju, dan 0% tidak setuju terhadap pernyataan bahwa menghafal Al-Qur’an membantu dalam proses pembelajaran di kelas. Jadi hipotesis alternatif (Ha) yang menyatakan ada hubungan antara hafalan Alquran dengan prestasi belajar siswa diterima, sedangkan hipotesis nol (Ho) yang menyatakan tidak ada hubungan antara hafalan Alquran dengan prestasi belajar siswa diterima. akses ditolak.