• Tidak ada hasil yang ditemukan

KP

N/A
N/A
Jeniko Komi

Academic year: 2025

Membagikan "KP"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek dengan Judul “Pengujian Kuat Tekan

Beton pada Pembangunan Gedung Laboratorium SMK Negeri 1 Luwuk Menggunakan Hammertest” yang merupakan salah satu syarat dalam

menyelesaikan studi pada fakultas teknik jurusan teknik sipil program studi strata satu (S1) Universitas Tompotika Luwuk. Tujuan Pelaksanaan Program Kerja Praktek ini untuk memperoleh pemahaman lebih lanjut mengenai segi-segi dari pengetahuan dibidang teknik sipil , yang telah dipelajari selama masa perkuliahan, Dalam pembuatan laporan ini penulis mengucapkan terima kasih sebesar- besar dan penghargaan setinggi-tingginya kepada :

1) Bapak Ir. Syaiful Bahri Syam, ST., MT selaku dekan fakultas teknik universitas tojpotika luwuk

2) Bapak Ir. Ridwan R. Amin, ST., MT selaku wakil dekan I

3) Bapak I Putu Suartana, ST.,MT Selaku Dosen Fakultas Teknik Prodi Teknik Sipil Universitas Tompotika Luwuk.

4) Bapak Dwianto, ST.,MT Selaku Sekretariat Prodi

5) Ibu Ir.Diah Indradewi, ST.,MT Selaku Dosen Pembimbing Utama.

6) Dosen-Dosen dan Staf Tata Usaha Fakultas Teknik Universitas Tompotika Luwuk atas bimbingan dan ilmu yang diberikan selama ini.

Dalam penyusunan Laporan Kerja Praktek ini, tentu saja penulis menyadari bahwa

masih terdapat banyak kekurangan serta kekeliruan. Semua ini penulis sadari

sebagai salah satu keterbatasan kemampuan penulis, olehnya penulis harapkan

saran dan kritik. Akhir kata semoga Laporan Kerja Praktek ini bermanfaat bagi

penulis dan kemajuan ilmu pengetahuan.

(2)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mata kuliah kerja praktek adalah salah satu syarat yang harus dipenuhi oleh mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Tompotika Luwuk jenjang Strata Satu (S1) sebelum membuat Skripsi. Kerja Praktek ini bertujuan untuk melatih mahasiswa agar dapat menerapkan ilmu yang didapat dari perkuliahan kedalam pekerjaan proyek yang nyata di lapangan. Hal ini sangat penting karena sering kali pada kenyataan pekerjaan dan pelaksanaan suatu proyek dilapangan berbeda dengan teori-teori yang diberikan didalam perkuliahan.Mahasiswa juga diharapkan mendapatkan wawasan dari orang- orang yang telah berpengalaman dibidangnya dan mampu berkomunikasi baik dengan sesama masyarakat konstruksi. Di Kota Luwuk, Kabupaten Banggai Provinsi Sulawesi Tengah, untuk meningkatkan mutu dan pembangunan fasilitas Pendidikan, salah satunya yaitu Perawatan pembangunan Gedung Sekolah SMK N 1 Luwuk yang baik dan menjadi sekolah pilihan bagi calon siswa-siswi se-kota luwuk.

Salah satu faktor terpenting tentang pembangunan yang menjadi riset bagi penulis adalah tentang Beton. Beton telah digunakan sejak berabad - abad silam dan masih menjadi favorit untuk digunakan sebagai bahan atau elemen konstruksi. Beton memiliki kekuatan dan daya tahan yang baik , namun harganya masih cukup terjangkau sehingga menjadi salah satu elemen penting dalam pembangunan Selain itu, beton dapat digunakan pada berbagai kebutuhan konstruksi seperti struktur bangunan , pembuatan jalan , jembatan dan lain sebagainya . Proses pembuatan beton pun semakin berkembang seiring dengan berjalannya waktudan teknologi pada bidang konstruksi yang awainya beton hanya dapat dibuat dan dicor langsung di tempat atau beton konvensional , hingga kemudian muncul beton pracetak.

Dalam dunia konstruksi, mengetahui kekuatan beton adalah hal yang sangat krusial. Beton adalah bahan utama dalam banyak bangunan, mulai dari rumah hingga gedung pencakar langit. Jika kualitas atau kekuatannya tidak sesuai standar, risiko keruntuhan bangunan bisa meningkat. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengujian untuk memastikan bahwa beton yang digunakan memenuhi syarat.

Namun, metode tradisional dalam pengujian beton sering kali memerlukan sampel yang diambil dari struktur bangunan itu sendiri, sehingga menimbulkan

(3)

kerusakan. Hammer test hadir sebagai solusi praktis yang lebih baik karena tidak merusak beton, namun tetap memberikan gambaran tentang kekuatannya. Hammer test bisa digunakan dan diuji saat minggu pertama pengecoran konstruksi struktur beton selesai berlalu untuk mengetahui nilai kuat tekan beton, minggu kedua, hingga hari ke 28 dan seterusnya jika ingin mendalami riset data kekuatan beton.

Kuat tekan adalah kemampuan beton untuk menerima gaya tekan persatuan luas. Kuat tekan beton mengidentifikasikan mutu dari sebuah struktur. Semakin tinggi tingkat kekuatan struktur yang dikehendaki, semakin tinggipula mutu beton yang dihasilkan (Mulyono, 2004). Nilai kuat tekan beton pada lapangan didapat melalui pengujian standar menggunakan hammertest dengan cara menempelkan ujung alat lancip ke struktur yang ingin ditinjau.

Adanya pengujian kuat tekan beton akan diketahui hasil mutu beton pada struktur untuk dinilai kelayakan beton itu sesuai standar pengujian, dalam pelaksanaan pekerjaan didasarkan atas rencana kerja, pemahaman dan sesuai prosedur pengguanan alat.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka membuat penulis tertarik untuk melaksanakan kerja praktek pengujian kuat tekan beton pada pembangunan Gedung SMK Negeri 1 luwuk menggunakan hammer test guna mengetahui nilai yang dihasilkan dan belajar bagaimana cara menghitung mutu beton pada proyek pembangunan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan pedahuluan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut. :

1. Bagaimana cara penggunaan dan pembacaan alat Hammertest?

2. Bagaimana cara mengolah data perhitungan yang ditunjukkan Hammertest mulai dari hari ke 7,14 dan hari ke 28?

(4)

1.3 Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan dari Kerja Praktek ini.

Agar mahasiswa dapat mendapatkan pengalaman secara langsung mengenai pelaksanaan, pengawasan serta pengendalian suatu proyek yang berkaitan dengan proyek-proyek konstruksi Teknik sipil. Dan untuk mempelajari secara langsung penggunaan hammer test di lapangan.

1.4 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penulisan laporan kerja praktek ini adalah meliputi:

1. Metode kepustakaan/studi literatur, yaitu dengan cara mengumpulkan data yang berhubungan dengan penulisan, baik di perpustakaan maupun di tempat lain dengan Teknik kutipan langsung maupun tidak langsung.

2. Metode pengumpulan data, yaitu dengan cara mengumpulkan data primer yaitu melakukan tinjauan langsung di lokasi kegiatan dan data sekunder yaotu di ambil dari instansi serta pihak terkait.

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan laporan kerja praktek ini terdiri dari 5 (lima) bab, dengan rincian sebagai berikut. :

BAB I : PENDAHULUAN

Merupakan bab yang memberikan gambaran umum yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, maksud dan tujuan kerja praktek, metode penulisan dan sistematika penulisan.

BAB II : GAMBARAN UMUM PROYEK/KEGIATAN

Yang meliputi gambaran umum lokasi kerja praktek, tentang lokasi dan aksesbilitas, organisasi dan administrasi proyek, pembagian waktu proyek serta pekerjaan yang sedang dikerjakan.

(5)

BAB III : TINJAUAN PUSTAKA

Kajian permasalahan yang dilakukan pada saat melakukan Kerja Praktek dan sesuai dengan judul berisi tentang teori-teori dasar yang berhubungan dengan pembahasan.

BAB IV : TINJAUAN PELAKSANAAN

Yang berisikan metode pengujian serta pelaksanaan pekerjaan yang di tinjau.

BAB V : PENUTUP

Bab ini berisikan kesimpulan hasil kerja praktek dan memberikan saran-saran sehubungan dengan kerja praktek yang dilaksanakan.

(6)

BAB II

GAMBARAN UMUM KEGIATAN

2.1Lokasi dan Aksesbilitas

Lokasi kerja praktek yang ditinjau berada terletak di SMK Negeri 1 luwuk Jl.

Ki Hajar Dewantara No. 17 Karaton, Kecamatan Luwuk, Kabupaten Banggai Provinsi Sulawesi Tengah.

Gambar 1. Gambar peta SMK Negeri 1 Luwuk yang sedang tahap pembangunan

Adapun batas-batas wilayahnya adalah sebagai berikut :

1. Sebelah Utara berbatasan dengan wilayah Kecamatan Bualemo dan Kecamatan Pagimana

2. Sebelah Timur berbatasan dengan wilayah Kecamatan Balantak Utara dan kecamatan balantak

3. Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Lamala dan teluk Lamala 4. Sebelah barat berbatasan dengan wilayah Kecamatan Luwuk Timur

LOKASI KERJ PARAKTEK

(7)

2.2Organisasi dan Administrasi Proyek/Kegiatan

Pengertian organisasi yang paling sederhana adalah bersatunya bawah satu koordinasi,dan berfungsi mempertemukan menjadi satu tujuan. Semakin melibatkan banyak individu atau kelompok yang berbeda-beda macam kegiatan atau jenjang kewenangannya, bentuk organisasi akan semakin kompleks (Ervianto, 2009: 23).

Proyek kegiatan dapat diartikan sebagai suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksan akan dan umumnya berlangsung dalam jangka waktu yang pendek (Ervianto, 2009: 13).

Melihat pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa organisasi proyek/kegiatan adalah organisasi yang menggambarkan hubungan antara orang- orang/badan usaha yang terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan dalam jangka waktu tertentu untuk mencapai satu tujuan yang diinginkan.

1. Pihak-pihak yang terlibat dalam suatu proyek/kegiatan

Pihak-pihak yang terlibat dalam suatu proyek/kegiatan biasanya disebut sebagai proses manajemen/atau siklus manajemen yang saling terkait, tidak berdiri sendiri. Pihak atau badan usaha yang terlibat dalam suatu proyek/kegiatan adalah sebagai berikut:

a. Pemilik proyek/kegiatan;

b. Perencana (konsultan);

c. Pelaksana (kontraktor);

Ketiga pihak tersebut mempunyai tugas dan kewajiban yang berbeda-beda dan dituntut untuk bekerja sama dalam mencapai suatu tujuan yang diinginkan.

Penjelasan dari ketiga pihak tersebut adalah sebagai berikut:

a) Pemilik proyek/kegiatan

Pemilik proyek atau pemberi tugas atau pengguna jasa adalah orang/badan yang memiliki proyek dan memberikan pekerjaan atau menyuruh memberikan pekerjaan kepada pihak penyedia jasa dan yang membayar biaya pekerjaan tersebut. Penggunan jasa dapat berupa perseorangan, badan/lembagalinstansi pemerintah maupun swasta (Ervianto, 2009: 44).

Hak dan kewajiban pengguna jasa dapat diterangkan sebagai berikut (Ervianto, 2009: 44):

(8)

1) Menunjuk penyedia jasa (Konsultan dan Kontraktor);

2) Meminta laporan secara periodic mengenai pelaksanaan pekerjaan yang telah dilakukan oleh penyedia jasa,

3) Memberikan fasilitas baik berupa sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh penyedia jasa untuk kelancaran pekerjaan;

4) Menyediakan lahan untuk tempat pelaksanaan pekerjaan;

5) Menyediakan jasa sejumlah biaya yang diperlukan untuk mewujudkan sebuah bangunan;

6) Ikut mengawasi jalannya pelaksanaan pekerjaan yang direncanakan dengan cara menempatkan atau menunjuk suatu badan atau orang untuk bertindak atas nama pemilik;

7) Mengesahkan perubahan dalam pekerjaan (bila terjadi);

8) Menerima dan mengesahkan pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan oleh penyedia jasa jika produknya telah sesuai dengan apa yang dikehendaki.

b) Perencana (konsultan)

Pihak/badan yang disebut sebagai konsultan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu konsultan perencana dan konsultan pengawas. Konsultan perencana adalah orang/badan yang membuat perencanaan bangunan secara lengkap baik bidang arsitektur, sipil, maupun bidang lain yang melekat erat dan membentuk sebuah system Konsultan perencana dapat berupa perseorangan/perseorangan berbadan hukum/badan hukum yang bergerak dalam bidang perencanaan, pekerjaan bangunan.Sedangkan konsultan pengawas adalah orang/badan yang ditunjuk pengguna jasa untuk membantu dalam pengelolaan pelaksanaan pekerjaan pembangunan mulai dari awal hingga berakhirnya pekerjaan pembangunan (Ervianto, 2009: 44).

Pada kegiatan pembangunan ruang kab sekolah ini memakai jasa kontraktor.

c) Pelaksana (Swakelola)

Swakelola adalah cara memperoleh barang/jasa yang dikerjakan sendiri oleh Kementerian/Lembaga/ 3 Perangkat Daerah, Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah lain, organisasi kemasyarakatan,

(9)

atau kelompok masyarakat. 3 Jenis pengadaan barang/jasa yang dapat dilaksanakan dengan cara Swakelola adalah pengadaan dalam bentuk pekerjaan (membuat sesuatu atau melaksanakan kegiatan) bukan membeli barang yang sudah jadi. Unsur penting dalam pengadaan sewakelola adalah proses pelaksanaan pekerjaan.

Ruang lingkup Pedoman Swakelola meliputi:

1. perencanaan Swakelola 2. persiapan Swakelola 3. pelaksanaan Swakelola 4. pengawasan Swakelola 5. serah terima hasil pekerjaan

Swakelola dilaksanakan manakala barang/jasa yang dibutuhkan tidak dapat disediakan atau tidak diminati oleh pelaku usaha. Swakelola dapat juga digunakan dalam rangka mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya/kemampuan teknis yang dimiliki pemerintah, barang/jasa yang bersifat rahasia dan mampu dilaksanakan oleh Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah yang bersangkutan, serta dalam rangka peningkatan peran serta/pemberdayaan Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) dan Kelompok Masyarakat

Dalam pengadaan secara Swakelola pelaksana Swakelola benar-benar bekerja melaksanakan suatu kegiatan pembuatan barang/jasa. Contohnya adalah pekerjaan memasak makanan pasien oleh pegawai rumah sakit, membersihkan saluran irigasi oleh kelompok masyarakat, menyemai bibit oleh pegawai dinas pertanian, pelaksanaan diklat/workshop/seminar oleh instansi pemerintah, dan sebagainya.

Dalam pekerjaan Swakelola sering kali memerlukan barang/bahan yang pengadaannya justru tidak mungkin dilakukan secara Swakelola.

Contohnya dalam pemeliharaan jalan yang dilaksanakan oleh pegawai Dinas Pekerjaan Umum secara Swakelola, jika kegiatan tersebut membutuhkan aspal maka pengadaan aspal tersebut tidak dapat dilakukan dengan cara Swakelola, melainkan harus dilaksanakan melalui pihak ketiga (penyedia barang/jasa).

(10)

Untuk lebih jelasnya struktur organisasi kegiatan dapat dilihat di bawah ini : Fasilitator Perencana

Fasilitator Pengawas 1.Saiful Adnan, S.T 2.Hendrawan Modiharji

Panitia Pelaksana

1 Penanggung Jawab P2S Evriati Mahiwa, S.Pd.

2 Ketua Nursito, S.Pd., M.Pd.

3 Sekretaris Irwan Yulianto, S.Pd., MM.

4 Bendahara Nona Konoralma, S.Pd.

5 Anggota (Humas) Romin Hairun, S.Pd.

6 Anggota (Pendamping Bendahara) Fatmawati Lapesi 7 Anggota (Foto Progress Banggunan) Suwarji Husain, S.Pd.

8 Anggota (Penjaga Gudang) Ardi

9

Satpam

Siang Hari Hamdan

Malam Hari Jufri Laubi

Hak dan kewajiban kontraktor dapat di uraikan sebagai berikut :

1) Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar rencana, peraturan, dan syarat-syarat, risalah penjelasan pekerjaan

(anvulling)

dan syarat-syarat tambahan;

2) Membuat gambar-gambar pelaksanaan yang disahkan oleh konsultan pengawas sebagai wakil dari pengguna jasa;

3) Menyediakan alat keselamatan kerja yang diwajibkan dalam peraturan untuk menjaga keselamatan pekerjaan dan masyarakat;

4) Membuat laporan hasil pekerjaan berupa laporan harian, mingguan, dan bulanan ;

5) Menyerahkan seluruh atau sebagian pekerjaan yang telah diselesaikan sesuai dengan ketetapan yang berlaku.

Hubungan Kerja antara masing-masing unsur pelaksana proyek/kegiatan

Hubungan antar pihak dalam penyelengara pembangunan dapat disematkan seperti

(11)

d) Pekerjaan Yang Dilaksanakan

1. Data Umum Kegiatan

Data kegiatan Pembangunan Ruang Praktek SMK Negeri 1 Luwuk secara umum dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Program : Pembangunan Gedung Praktek

Siswa (GPS) Usaha Perjalanan Wisata.

b. Lokasi : SMK Negeri 1 Luwuk, Jl. Ki

Hajar Dewantoro No.17, Karaton, Luwuk, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah 94711.

c. Nilai Proyek/ kegiatan : Rp. 5.469.276.000 (Lima Milyar Empat Ratus Enam Puluh Sembilan Juta Dua Ratus Tujuh Puluh Enam Ribu Rupiah).

d. Tanggal Kontrak : 15 Juli 2024

e. Waktu Pelaksanaan : 200 (Dua Ratus) Hari Kalender.

f. Batas Pelaksanaan :

g. Pelaksana : Panitia Pembagunan Sekolah

(P2S) SMKN 1 Luwuk

2. Pekerjaan yang di laksanakan

Lingkup pekerjaan yang dilaksanakan dalam pembangunan Ruang Praktek SMK Negeri 1 Luwuk dapat diuraikan sebagai berikut :

A. PEKERJAAN PENYELIDIKAN & UJI MUTU GEDUNG EKSISTING 1. Pek.Penyelidikan Struktur Eksisting

 Hammer Test

 Pengambilan Sample Core Drill

 Pengujian Kuat Tekan Beton (Sample Core Drill) 2. Penyelidikan Tanah Sondir

(12)

B. PEKERJAAN GEDUNG PRAKTEK (BLOK-B) 1. PEKERJAAN PERSIAPAN

 Pek. Pembuatan Papan Nama Proyek

 Job Mix Desain Beton Fc. 21,5 MPa

 Biaya Uji Mutu Beton ( Pondasi Footplat,Sloof, Kolom, Plat dan Ring Balok)

a) Biaya Uji Tarik Baja Tulangan (D10,12,D13,D16) b) Biaya K3 konstruksi

1.1. PEKERJAAN PENGUKURAN & BOUWPLANK

 Pengukuran Menggunakan Theodolite

 Pemasangan Bouwplank 1.2. PEKERJAAN TANAH

 Pek. Galian Tanah Pondasi FootPlate

 Pek. Galian Tanah Pondasi Batu Gunung/Kali

 Pek. Urugan Bekas Galian

 Pek. Tanah Urug Bawah Lantai

 Pek. Urugan Pasir Bawah Lantai & Pondasi

C. PEKERJAAN STRUKTURAL (SEGMEN-A & SEGMEN-B) C.1 PEKERJAAN STRUKTUR BAWAH

1. Pekerjaan Pondasi Batu Belah

 Pek. Pas. Batu Kosong

 Pek. Pondasi Batu Gunung/Kali Camp. 1 Pc : 5 Psr 2. Pekerjaan Beton Foot plat-FP1 (F'c 21 MPa)

 Pekerjaan Pengecoran Lantai kerja

 Pekerjaan Pengecoran Beton

 Pekerjaan Pembesian

 Pekerjaan Bekisting 3 x Pakai

3. Pekerjaan Beton Foot plat-FP-2 (F'c 21 MPa)

 Pekerjaan Pengecoran Lantai kerja

 Pekerjaan Pengecoran Beton

 Pekerjaan Pembesian

(13)

 Pekerjaan Bekisting 3 x Pakai

4. Pekerjaan Beton Foot plat-FP-3 (F'c 21 MPa)

 Pekerjaan Pengecoran Lantai kerja

 Pekerjaan Pengecoran Beton

 Pekerjaan Pembesian

 Pekerjaan Bekisting 3 x Pakai

 Pekerjaan Beton Foot plat-FP-4 (F'c 21 MPa)

 Pekerjaan Pengecoran Lantai kerja

 Pekerjaan Pengecoran Beton

 Pekerjaan Pembesian

 Pekerjaan Bekisting 3 x Pakai

5. Pekerjaan Beton Foot plat-FP-5 (F'c 21 MPa)

 Pekerjaan Pengecoran Lantai kerja

 Pekerjaan Pengecoran Beton

 Pekerjaan Pembesian

 Pekerjaan Bekisting 3 x Pakai

6. Pekerjaan Beton Foot plat-FP-6 (F'c 21 MPa)

 Pekerjaan Pengecoran Lantai kerja

 Pekerjaan Pengecoran Beton

 Pekerjaan Pembesian

 Pekerjaan Bekisting 3 x Pakai

7. Pek. Kolom pedestal K1-40 x 60 (F'c 21 MPa)

 Pekerjaan Pengecoran Beton

 Pekerjaan Pembesian Tul. Pokok

 Pekerjaan Pembesian Tul.Sengkang

 Pekerjaan Bekisting

8. Pek. Kolom pedestal K2- 40 x 50 (F'c 21 MPa)

 Pekerjaan Pengecoran Beton

 Pekerjaan Pembesian Tul. Pokok

 Pekerjaan Pembesian Tul.Sengkang

 Pekerjaan Bekisting

9. Pek. Kolom pedestal K3-40 X 40 (F'c 21 MPa)

 Pekerjaan Pengecoran Beton

 Pekerjaan Pembesian Tul. Pokok

(14)

 Pekerjaan Pembesian Tul.Sengkang

 Pekerjaan Bekisting

10. Pekerjaan Beton Sloof 25/40 SL-1 (F'c 21 MPa)

 Pekerjaan Pengecoran Beton

 Pekerjaan Pembesian Tul. Pokok

 Pekerjaan Pembesian Tul.Sengkang

 Pekerjaan Bekisting

11. Pekerjaan Beton Sloof 15/20 SL-2 (F'c 21 MPa)

 Pekerjaan Pengecoran Beton

 Pekerjaan Pembesian

 Pekerjaan Bekisting 3 Kali Pakai C.2 PEKERJAAN STRUKTUR ATAS

1. Pek. Beton Kolom K1- 40 x 60 (F'c 21 MPa)

 Pekerjaan Pengecoran Beton

 Pekerjaan Pembesian Tul. Pokok

 Pekerjaan Pembesian Tul.Sengkang

 Pekerjaan Bekisting

2. Pek. Beton Kolom K2-40 x 50 (F'c 21 MPa)

 Pekerjaan Pengecoran Beton

 Pekerjaan Pembesian Tul. Pokok

 Pekerjaan Pembesian Tul.Sengkang

 Pekerjaan Bekisting

3. Pek. Beton Kolom K3-40 x 40 (F'c 21 MPa)

 Pekerjaan Pengecoran Beton

 Pekerjaan Pembesian Tul. Pokok

 Pekerjaan Pembesian Tul.Sengkang

 Pekerjaan Bekisting

4. Pek. Beton Kolom K4-25 x 50 (F'c 21 MPa)

 Pekerjaan Pengecoran Beton

 Pekerjaan Pembesian Tul. Pokok

 Pekerjaan Pembesian Tul.Sengkang

 Pekerjaan Bekisting

5. Pek. Beton Kolom K5-15 x 35 (F'c 21 MPa)

 Pekerjaan Pengecoran Beton

(15)

 Pekerjaan Pembesian

 Pekerjaan Bekisting 3 Kali Pakai 6. Pek. Kolom Praktis KP 10/10 (F'c 21 MPa)

 Pekerjaan Pengecoran Beton

 Pekerjaan Pembesian

 Pekerjaan Bekisting 3 Kali Pakai

7. Pekerjaan Balok Beton B1 30/70 (F'c 21 MPa)

 Pekerjaan Pengecoran Beton 1:2:3

 Pekerjaan Pembesian Tul. Pokok

 Pekerjaan Pembesian Tul.Sengkang

 Pekerjaan Bekisting

8. Pekerjaan Balok Beton B2 30/50 (F'c 21 MPa)

 Pekerjaan Pengecoran Beton

 Pekerjaan Pembesian Tul. Pokok

 Pekerjaan Pembesian Tul.Sengkang

 Pekerjaan Bekisting

9. Pekerjaan Balok B3 25/40 (F'c 21 MPa)

 Pekerjaan Pengecoran Beton

 Pekerjaan Pembesian Tul. Pokok

 Pekerjaan Pembesian Tul.Sengkang

 Pekerjaan Bekisting

10. Pekerjaan Balok Anak B4 20/40 (F'c 21 MPa)

 Pekerjaan Pengecoran Beton

 Pekerjaan Pembesian Tul. Pokok

 Pekerjaan Pembesian Tul.Sengkang

 Pekerjaan Bekisting

11. Pekerjaan Balok Bordes B5 25/30 (F'c 21 MPa)

 Pekerjaan Pengecoran Beton

 Pekerjaan Pembesian Tul. Pokok

 Pekerjaan Pembesian Tul.Sengkang

 Pekerjaan Bekisting

12. Pek. Balok Latei BL-1 10/18 (F'c 21 MPa)

 Pekerjaan Pengecoran Beton

 Pekerjaan Pembesian

(16)

 Pekerjaan Bekisting 3 Kali Pakai 13. Pek. Balok Latei BL-2 10/18 (F'c 21 MPa)

 Pekerjaan Pengecoran Beton

 Pekerjaan Pembesian

 Pekerjaan Bekisting 3 Kali Pakai 14. Pek. Tangga Beton (F'c 21 MPa)

 Pekerjaan Pengecoran Beton

 Pekerjaan Pembesian

 Pekerjaan Bekisting 3 Kali Pakai

 Pek. Beton Plat Lantai Tebal 15 cm (F'c 21 MPa)

 Pekerjaan Pengecoran Beton

 Pekerjaan Pembesian

 Pekerjaan Bekisting 3 Kali Pakai 15. Pek. Ring Balok-RB1 25/30 (F'c 21 MPa)

 Pekerjaan Pengecoran Beton

 Pekerjaan Pembesian Tul. Pokok

 Pekerjaan Pembesian Tul.Sengkang

 Pekerjaan Bekisting

16. Pek. Ring Balok-RB2 (Balok Fasad) 15/25 (F'c 21 MPa)

 Pekerjaan Pengecoran Beton

 Pekerjaan Pembesian Tul. Pokok

 Pekerjaan Pembesian Tul.Sengkang

 Pekerjaan Bekisting 17. Pek. Profil Beton Atap

 Pekerjaan Pengecoran Beton

 Pekerjaan Pembesian

 Pekerjaan Bekisting 3 Kali Pakai 18. Pek. Plat Sunscreen Lt-1

 Pekerjaan Pengecoran Beton

 Pekerjaan Pembesian

 Pekerjaan Bekisting 3 Kali Pakai 19. Pek. Plat Profil Fasad Depan

 Pekerjaan Pengecoran Beton

 Pekerjaan Pembesian

(17)

 Pekerjaan Bekisting 3 Kali Pakai 20. Pekerjaan Rabat Beton 10 cm

 Pek.Cor Beton Lantai Fc' 10 Mpa

D. PEKERJAAN ARSITEKTUR

D.1 PEKERJAAN PASANGAN DINDING DAN PLESTERAN

 1 Pek. Pasangan dinding 1/2 bata Camp. 1 : 5

 2 Pek. Angkur Dinding (ø10)

 3 Pek. Pasangan Roster Block Camp. 1 : 3

 4 Pek. Plesteran Dinding Camp. 1 : 5

 5 Pek. Plesteran Pondasi, Kolom, Beton lainnya Camp.1 : 3

 6 Pek. Acian semen Dinding, Beton dan Pondasi

 7 Pek. Finishing Opening Pintu & jendela D.2 PEKERJAAN FINISHING LANTAI DAN DINDING

 1 Pek. Pas. Lantai Homogenous Tile 60 x 60 Cm

 2 Pek. Pas.Lantai Keramik KM 60 x 60 (unpolised)

 3 Pek. Pas. Dinding Homogenous Tile 60 x 60 D.3 PEKERJAAN PROFIL BETON & HANDRAIL

 1 Pek. Pas. Profil Beton Sunscreen 10cm - 15cm

 2 Pek. Pas.Profil Beton 45cm Lisplank Atap

 3 Pek. Pas. Besi Handrail Teras D=3"

D.4 PEKERJAAN ATAP & LANGIT LANGIT 1. PEKERJAAN ATAP

 Pek. Pas. Rangka Kuda-Kuda

 Pek. Pas. Balok Gording ,Blk Nok & Blk Angin

 Pek. Bout + Mur Pengunci (D10)

 Pek. Pas. Penutup Atap Spandek

 Pek. Pas. Bubungan Atap

 Pek. Pas. Lisplank Atap GRC 2 x 20 (Datar)

 Pek. Pas. Lisplank Atap GRC 2 x 30 (Miring)

 Pek. Pas. Flessing Atap

 Pek. Pas. Dinding Atap GRC 8mm + Rangka

 Pek. Pelaburan Kuda-Kuda Dengan Residu/Ter

(18)

2. PEKERJAAN LANGIT-LANGIT

 Pek.Rangka Plafond Hollow (2 x 4 & 4 x 4)

 Pek.Plafond Gypsum 9mm

 Pek.Rangka Plafond Hollow (2 x 4 & 4 x 4)

 Pek. Plafond GRC 6 mm

3. PINTU & JENDELA ALUMUNIUM

 Pek. Jendela Type J-1 + Assesoris

 Pek. Jendela Type J-2 + Assesoris

 Pek. Jendela Type J-4 + Assesoris

 Pek. Jendela Type J-3 + Assesoris

 Pek. Pintu Type PJ-1 + Assesoris

 Pek. Jendela V1 + Assesoris

 Pek. Jendela Curtain Wall

 Pek. Pintu Doble Type P-1 + Assesoris

 Pek. Pintu Single Type P-2 + Assesoris

 Pek. Pintu Toilet Jadi (White Coating)

 Pek. Jendela Atap

D.5 PEKERJAAN PENGECATAN & FINISHING LAINNYA

 Pek. Pengecatan Dinding Dalam

 Pek. Pengecatan Dinding Luar

 Pek. Pengecatan Lisplank GRC

 Pek. Pengecatan Plafond

 Pek. Coating Epoxi Lantai Dengan Cat Epoxi

 Pek. Cat Tulisan dengan Cat Ackrilic E. PEKERJAAN ELEKTRIKAL

E.1 PEKERJAAN SISTEM LISTRIK UTAMA

 Pek. Box Panel SDP ( 40x60x20 ) cm

 Pek. Instalasi Dari SDP ke Sumber, NYY 4 x 4 mm2

F. PEKERJAAN INSTALASI DAYA & ARMATUR PENERANGAN

 Instalasi penerangan, NYM 3 x 2,5 mm2 + Pipa Conduit

 Instalasi stop kontak, NYM 3 x 2,5 mm2 + Pipa Conduit

 Instalasi Stop Kontak AC NYM 3 x 2,5mm + Pipa Conduit

 Pek. Lampu Downlight Panel + LED 10 Watt

 Pek. Lampu Downlight Panel + LED 12 Watt

(19)

 Pek. Lampu Downlight Panel + LED 14 Watt

 Pek. Lampu Downlight Panel + LED 23 Watt

 Pek. Lampu TL 1 x 36 Watt + Kap. Philips Simbat

 Pek. Saklar Ganda

 Pek. Saklar Tunggal

 Pek. Stop Kontak

 Pek. Stop Kontak AC

F.1 PEKERJAAN SISTEM PENANGKAL PETIR

 Pek. Pembumian Electrikal

 Pek. Penangkal Petir Electrostatis G. PEKERJAAN SANITARY DAN PLUMBING G.1 PEKERJAAN SANITARY

 Pek. Pas. Wastavel Porselin Lengkap

 Pek. Kloset Jongkok Porselin Biasa

 Pek. Pemasangan Urinoir

 Pek. Pemasangan Cermin Wastavel

 Pek. Pembuatan Septictank + Peresapan G.2 PEKERJAAN PLAMBING

 Pek. Pas. Pipa Instalasi Air Buangan 2 1/2" & pipa Dak

 Pek. Pas. Pipa Instalasi Air Kotor Padat 3"

 Pek. Pas. Pipa Instalasi Air Bersih 1/2 "-Type AW

 Pek. Pas. Pipa Instalasi Air Bersih 1"-Type-AW

 Pek. Pas. Kran Air 1/2"

 Pek. Pas. Kran Wastavel 3/4"

 Pek. Pas. Floor Drain (Wasser/Toto/AS)

H. PEKERJAAN KANSTEN TANGGA & RAM H.1 KANSTEN TAMAN

 Pek. Galian Tanah

 Pek. Pasangan dinding 1/2 bata Camp. 1 : 3

 Pek. Plesteran Dinding Camp. 1 : 5

 Pek. Acian semen Dinding

 Pek Urugan Tanah Subur H.2 TANGGA DAN RAM

(20)

 Pek. Galian Tanah

 Pek. Urugan Pasir

 Pek. Rabat Beton

 Pek. Pasangan dinding 1/2 bata Camp. 1 : 3 I. PEKERJAAN AKHIR

 Pembersihan Akhir

3. Pekerjaan Lapangan

1) Pengukuran/ Pengambaran

Pengukuran di lakukan untuk mendapatkan data ketinggian dan posisi yang pasti sesuai dengan kondisi lapangan. Satuan volume pekerjaan untuk item ini adalahlump sum (ls) Dimana pengukuran dan penggambaran menjadi satu paket pekerjaan.

a) Papan kegiatan

Papan kegiatan di sediakan oleh penyedia sebanyak 2 buah. Papan kegiatan harus menunjukkan dan memuat nama pemilik pekerjaan/kegiatan dan nama penyediajasa, judul nama kegiatan disertai perkiraan jumlah hari pelaksanaan.

Adapun gambar papan kegiatan yang di maksud dapat di lihat pada

(21)

b

) Gambar Bestek

Gunanya untuk menghitung besarnya masing-masing volume pekerjaan, gambar bestek terdiri dari:

1) Gambar rencana dengan perbandingan tertentu, biasanya digunakan skala 1 : 100 cm

2) Gambar-gambar penjelasan dengan skala 1 : 5 dan 1 : 10 bagi konstruksi konsturksi yang sulit.

Dengan gambar bestek, maka pelaksanaan dapat membayangkan bentuk dan macam bangunan yang di inginkan pemberi tugas.

2.3Spesifikasi Teknis

Kegiatan pada bangunan sipil dapat berjalan dengan baik dan teratur serta dapat di pertanggung jawabkan jika pelaksanaan pekerjaan mengacu dan berpegang pada ketentuan spesifikasi teknis kegiatan. Pelaksanaan Pekerjaan Kolom, Balok, dan Plat Lantai Gedung Praktek Siswa.

1. PEKERJAAN PENYELIDIKAN & UJI MUTU GEDUNG EKSISTING a. Pek.Penyelidikan Struktur Eksisting

Eksisting adalah bangunan yang sudah ada dan berdiri selama beberapa waktu. Konsep ini sering digunakan dalam berbagai bidang, seperti arsitektur dan teknik sipil.

Dalam arsitektur, pengertian eksisting digunakan untuk merujuk pada bangunan atau struktur yang sudah ada dan perlu direnovasi atau diperbaiki.

(22)

Dalam konteks pemeliharaan, "eksisting" sering digunakan untuk menggambarkan bangunan, infrastruktur, atau fasilitas yang sudah ada dan memerlukan perawatan atau pemeliharaan agar tetap berfungsi dengan baik. Pekerjaan penyelidikan struktur eksisting pada Pembangunan Gedung Praktek Siswa sebagai berikut :

Hammer Test

Hammer test beton adalah prosedur pengetesan non-destruktif untuk memvalidasi mutu beton yang sudah mengeras. Nama lain dari hammer test ialah Schmidt Hammer atau Rebound Hammer. Pengetesan ini dengan cara melentingkan palu kecil ke lapisan atas beton dan menghitung tingkat lentingannya.

Pengambilan Sample Core Drill

Core Drill adalah, yang juga dikenal sebagai inti bor, ialah alat yang bisa Anda pakai untuk menghasilkan lubang besar atau kecil, dan presisi di beragam material. Misalnya, beton, batu, bata, dan aspal.

Pengujian Kuat Tekan Beton (Sample Core Drill)

Uji kuat tekan beton inti (core drill test) dilakukan ketika data-data kuat tekan di laboratorium tidak sesuai dengan syarat yang diinginkan dan pengerjaan struktur telah terlaksana. Pada uji kuat tekan diambil benda uji untuk core drill berupa silinder hasil pengeboran pada struktur beton.

b. Penyelidikan Tanah Sondir

Pengertian Test sondir adalah teknik pengukuran kekuatan dan kepadatan tanah dengan menggunakan alat yang disebut sondir. Sondir digunakan untuk memperkirakan kekuatan dan kepadatan tanah di bawah permukaan tanah, yang dapat membantu dalam perencanaan konstruksi bangunan dan struktur.

2. PEKERJAAN GEDUNG PRAKTEK a. Pekerjaan Persiapan

Pekerjaan persiapan adalah semua kontrak item pekerjaan yang termaksud/dimasukkan kedalam pekerjaan persiapan ini secara perlu

(23)

dilaksanakan dengan baik. Selama berlangsungnya kontrak dan setalah berakhirnya kontrak, detail disajikan berikut ini:

Pembuatan Papan Nama Proyek

Menyiapkan papan nama proyek agar masyarakat sekitar mengetahui bahwa tempat tersebut akan dibangun sebuah bangunan serta jenis kegiatan dan informasi mengenai pekerjaan yang akan dikerjakan.

Papan nama proyek merupakan informasi dan wujud transparansi kegiatan kepada masyarakat.

Job Mix Desain Beton

Mix Design dalam beton adalah pekerjaan merancang dan memilih material bermutu tinggi untuk kepentingan produksi beton serta menentukan dalam mutu dan kekuatan beton itu sendiri.

Uji Mutu Beton

Uji mutu beton adalah suatu proses pengujian terhadap kuat tekan beton untuk mengetahui apa kah beton memenuhi standard yang disyaratkan. Dua perhitungan yang biasa dipakai untuk mengetahui mutu beton adalah menggunakan fc’ dan karakteristik.

Uji Tarik Baja Tulangan

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui mutu baja tulangan berdasarkan nilai uji tarik sesuai SNI. Pengujian tarik dapat memberikan informasi tentang sifat mekanis baja seperti modulus kenyal, batas regang, kekuatan tarik, dan regangan.

K3 konstruksi

K3 Konstruksi atau Keselamatan dan Kesehatan Kerja di bidang konstruksi adalah sebuah sistem yang terintegrasi dan diatur oleh peraturan perundangan yang bertujuan untuk menjaga dan melindungi pekerja konstruksi dari risiko bahaya di tempat kerja.

b. Pekerjaan Pengukuran & Bouwplank

Pelaksanaan pengukuran dan pemasangan Bouwplank merupakan tahap krusial dalam berbagai proyek konstruksi. Keberhasilannya bergantung pada pertimbangan yang matang terhadap berbagai faktor, mulai dari kondisi lapangan hingga spesifikasi proyek. Tanpa pertimbangan yang tepat, kesalahan dalam pengukuran dan pemasangan

(24)

Bouwplank dapat berakibat fatal, seperti ketidakstabilan struktur, biaya tambahan, dan bahkan kecelakaan kerja.

Metode Pelaksanaan Pekerjaan Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank merupakan langkah penting dalam pembangunan konstruksi, karena menentukan kelurusan dan kestabilan struktur. Bouwplank sendiri seringkali digunakan sebagai acuan untuk pemasangan struktur baja, yang kemudian akan dihubungkan dengan beton. Untuk mengetahui lebih detail mengenai metode pelaksanaan konstruksi baja menggunakan beton, Anda dapat mengunjungi metode pelaksanaan konstruksi baja menggunakan beton.

Proses ini sangat erat kaitannya dengan keakuratan pengukuran dan pemasangan bouwplank, sehingga memastikan kesesuaian dimensi dan kekuatan struktur bangunan secara keseluruhan. Dalam proyek pembagunan Gedung praktek siswa SMKN 1 Luwuk di perlukan kegiatan sebgai berikut :

Pengukuran Menggunakan Theodolite

Theodolit adalah alat yang digunakan untuk mengukur sudut vertikal (altitude) dan horizontal (azimuth) posisi sebuah benda. Untuk itu Theodolit juga dapat digunakan untuk mengukur jarak, membuat garis lurus dan bidang datar di atas permukaan tanah.

Pemasangan Bouwplank

Bouwplank adalah sejenis pembatas yang digunakan untuk menentukan batas area kerja pada suatu proyek pembangunan

Tujuan pemasangan bouwplank adalah untuk :

• Menentukan wilayah pekerjaan konstruksi

• Memastikan letak bangunan yang tepat

• Menentukan ukuran bangunan

• Memilih material yang tepat

(25)

BAB III KAJIAN PUSTAKA

3.1 Pengertian, Maksud dan Tujuan

Dalam konstruksi, beton adalah sebuah bahan bangunan komposit yang terbuat dari kombinasi aggregat dan pengikat semen. Bentuk paling umum dari beton adalah beton semen Portland, yang terdiri dari agregat mineral (biasanya kerikil dan pasir), semen dan air.

Biasanya dipercayai bahwa beton mengering setelah pencampuran dan peletakan. Sebenarnya, beton tidak menjadi padat karena air menguap, tetapi semen berhidrasi, mengrekatkan komponen lainnya bersama dan akhirnya membentuk material seperti-batu. Beton digunakan untuk membuat perkerasan jalan, struktur bangunan, fondasi, jalan, jembatan penyeberangan, struktur parkiran, dasar untuk pagar/gerbang, dan semen dalam bata atau tembok blok. Nama lama untuk beton adalah batu cair.

(26)

Dalam perkembangannya banyak ditemukan beton baru hasil modifikasi, seperti beton ringan, beton semprot (eng: shotcrete), beton fiber, beton berkekuatan tinggi, dll. Saat ini beton merupakan bahan bangunan yang paling banyak dipakai di dunia.

Kelebihan beton adalah dapat mudah dibentuk sesuai dengan kebutuhan konstruksi. Selain itu pula beton juga memiliki kekuatan mumpuni, kuat terhadap tekan vertikal, tahan terhadap temperatur yang tinggi dan biaya pemeliharaan yang murah.

Sedangkan kekurangannya adalah bentuk yang telah dibuat sulit diubah tanpa kerusakan. Pada struktur beton, jika ingin dilakukan penghancuran maka akan mahal karena tidak dapat dipakai lagi. Beda dengan struktur baja yang tetap bernilai. Berat, dibandingkan dengan kekuatannya dan daya pantul yang besar.

Beton memiliki kuat tekan yang tinggi namun lemah dalam tariknya. Jika struktur itu langsung dan tidak diberi perkuatan yang cukup akan mudah gagal.

Menurut perkiraan kasar, nilai kuat tariknya sekitar 9%-5% kuat tekannya. Maka dari itu perkuatan sangat diperlukan dalam struktur beton. Perkuatan yang umum adalah dengan menggunakan tulang baja yang jika dipadukan sering disebut dengan beton bertulang.[1]

Beton secara luas dipergunakan buat membuat struktur pekerjaan teknik sipil, arsitektur, pondasi, kolom, bata / blok dinding, trotoar, jembatan / jalan layang, jalan raya / jalan, landasan pacu, struktur parkir, bendungan, kolam / waduk, pipa, pondasi buat gerbang, pagar dan tiang.

J. Sloof

Sloof adalah balok penghubung yang terbuat dari beton bertulang yang diletakkan di atas pondasi. Fungsi utama sloof adalah menyebarkan beban dari struktur di atasnya (seperti dinding atau kolom) ke pondasi, sehingga beban tersebut dapat disebar, mengikat pondasi dibawah, meningkatkan kestabilan dinding dan bangunan meski terjadi penurunan tanah yang tidak merata dibawah pondasi, Ada 3 jenis sloof yaitu

1. Sloof Balok : Sloof yang berbentuk balok persegi panjang dengan tulangan memanjang dan sengkang.

2. Sloof Plat : Sloof yang berbentuk plat beton bertulang yang berfungsi sebagai lantai dasar bangunan.

(27)

3. Sloof Beton Bertulang : Sloof yang terbuat dari beton bertulang dengan tulangan yang diletakkan pada arah memanjang dan melintang.

Beton yang digunakan pada sloof berfungsi untuk memberikan kekuatan dan kestabilan pada struktur pondasi. Beton berbahan dasar, yang terdiri dari campuran semen, pasir, agregat, dan tulangan baja, memberikan daya tahan terhadap tekanan dan tarikan. Sloof yang terbuat dari beton bertulang ini sangat penting untuk menjaga kestabilan bangunan.

Proses Pengerjaan pembuatan sloof dimulai dengan pemasangan bekisting, penulangan (besi tulangan), dan pengecoran beton, campuran beton harus memenuhi mutu tertentu agar sloof mampu menahan beban sesuai desain.

K. Kolom

Beton dan kolom memiliki hubungan yang erat dalam konstruksi bangunan, di mana beton sering digunakan sebagai bahan utama untuk membuat kolom.

Kolom adalah elemen struktur vertikal dalam sebuah bangunan yang berfungsi untuk menyalurkan beban dari elemen-elemen di atasnya, seperti balok, lantai, dan atap, ke pondasi. Kolom adalah bagian penting dalam sistem struktur bangunan karena menentukan kekokohan dan stabilitas bangunan.

Beton sangat berperan penting dalam peran ini dimana beton memiliki kemampuan untuk menahan gaya tekan yang sangat besar, yang merupakan kekuatan utama yang diperlukan oleh kolom untuk mendukung beban vertical dari lantai, beban hidup (manusia dan barang), atau elemen structural lainnya diatas.

Jenis-Jenis Kolom Bangunan

Kolom di klasifikasikan berdasarkan bentuk dan susunan tulangnya, cara pembebanan, posisi beban pada penampang dan panjang kolom dan hubungannya dengan dimensi lateral.

Menurut Wang (1986) dan Ferguson (1986) jenis- jenis kolom ada tiga:

a. Kolom ikat (tie column) b. Kolom spiral (spiral column)

c. Kolom komposit (composite column)

(28)

Dalam buku struktur beton bertulang (Istimawan dipohusodo, 1994) ada tiga jenis kolom beton bertulang yaitu:

1. Kolom menggunakan pengikat sengkang lateral.

Kolom ini merupakan kolom brton yang ditulangi dengan batang tulangan pokok memanjang, yang pada jarak spasi tertentu diikat dengan pengikat sengkang ke arah lateral. Tulangan ini berfungsi untuk memegang tulangan pokok memanjang agar tetap kokoh pada tempatnya.

2. Kolom menggunakan pengikat spiral.

Bentuknya sama dengan yang pertama hanya saja sebagai pengikat tulangan pokok memanjang adalah tulangan spiral yang dililitkan keliling membentuk heliks menerus di sepanjang kolom.

Fungsi dari tulangan spiral adalah memberi kemampuan kolom untuk menyerap deformasi cukup besar sebelum runtuh, sehingga mampu mencegah terjadinya kehancuran seluruh struktur sebelum proses redistribusi momen dan tegangan terwujud.

(29)

3. Struktur kolom komposit.

Merupakan komponen struktur tekan yang diperkuat pada arah memanjang dengan gelagar baja profil atau pipa, dengan atau tanpa diberi batang tulangan pokok memanjang. Untuk kolom pada bangunan sederhan bentuk kolom ada dua jenis yaitu kolom utama dan kolom praktis

a. Kolom Struktur / Kolom Utama

Yang dimaksud dengan kolom utama adalah kolom yang fungsi utamanya menyanggah beban utama yang berada diatasnya. Untuk rumah tinggal disarankan jarak kolom utama adalah 3.5 m, agar dimensi balok untuk menompang lantai tidak tidak begitu besar, dan apabila jarak antara kolom dibuat lebih dari 3.5 meter, maka struktur bangunan harus dihitung.

Sedangkan dimensi kolom utama untuk bangunan rumah tinggal lantai 2 biasanya dipakai ukuran 20/ 20, dengan tulangan pokok 8 d 12 mm, dan begel d 8-1 0cm ( 8 d 12 maksudnya jumlah besi beton diameter 12 mm 8 buah, 8 – 10 cm maksudnya begel diameter 8 dengan jarak 10 cm).

b. Kolom Praktis (Non Struktur)

(30)

Kolom yang berpungsi membantu kolom utama dan juga sebagai pengikat dinding agar dinding stabil, jarak kolom maksimum 3,5 meter, atau pada pertemuan pasangan bata, (sudut- sudut). Dimensi kolom praktis 15/ 15 dengan tulangan beton 4 d 10 begel d 8- 20.

Letak kolom dalam konstruksi. Kolom portal harus dibuat terus menerus dari lantai bawah sampai lantai atas, artinya letak kolom- kolom portal tidak boleh digeser pada tiap lantai, karena hal ini akan menghilangkan sifat kekakuan dari struktur rangka portalnya.

Jadi harus dihindarkan denah kolom portal yang tidak sama untuk tiap- tiap lapis lantai. Ukuran kolom makin ke atas boleh makin kecil, sesuai dengan beban bangunan yang didukungnya makin ke atas juga makin kecil.

Perubahan dimensi kolom harus dilakukan pada lapis lantai, agar pada suatu lajur kolom mempunyai kekakuan yang sama.

Prinsip penerusan gaya pada kolom pondasi adalah balok portal merangkai kolom- kolom menjadi satu kesatuan. Balok menerima seluruh beban dari plat lantai dan meneruskan ke kolom- kolom pendukung.

Hubungan balok dan kolom adalah jepit- jepit, yaitu suatu sistem dukungan yang dapat menahan momen, gaya vertikal dan gaya horisontal. Untuk menambah kekakuan balok, di bagian pangkal pada pertemuan dengan kolom, boleh ditambah tebalnya.

(31)

BAB IV

TINJAUAN PELAKSANAAN

4.1 Pelaksanaan pekerjaan yang ditinjau

Tahap awal dalam menguji sebuah sloof dan kolom menggunakan alat hammertest dimulai dari memerhatikan struktur yang akan di cor, biasanya dalam hal ini penulis turun ke lokasi proyek untuk konsultasi kepada pihak pengawas dan meninjau proses pengecoran hingga proses pencabutan bkesting dari struktur yang sudah di cor. Tujuan dari ini ialah untuk mengetahui dan menandai jadwal hari pertama struktur yang telah dibangun.

(32)

Gambar bkesting yang masih menempel pada kolom

Gambar sloof yang sudah lepas bkesting

Pada tahap ini, hal pertama yang harus diperhatikan dalam pengujian kali ini adalah menghitung umur hari struktur yang telah dicor, ideal mencari data kuat tekan beton pada sebuah struktur adalah ada pada tiap minggu setiap 7 hari berlalu, ditandai mulai dari hari ke 7, hari ke 14, hari ke 21, hingga hari ke 28 dalam sebulan.

Setelah hari ke 7 tiba, Hal kedua yang harus diperhatikan adalah menyediakan keperluan alat saat hendak melakukan pengujian, berikut alat yang diperlukan

a) Satu buah batu bundar penggosok (tersedia dalam satu paket alat uji concrete hammertes)

b) Concrete Hammer Test c) Mistar

d) Spidol, dan

e) Media tulis seperti kertas

Hal terakhir yang harus diketahui & lakukan saat menggunakan alat Hammertest a) Pastikan strukur yang diuji tepat sesuai umur struktur beton yang telah

ditinjau.

b) Cari titik yang tepat untuk menembak. Di lokasi proyek, permukaan yang ingin diuji harus dibersihkan dan diratakan terlebih dahulu dengan batu

(33)

penggosok karena alat ini peka terhadap variasi yang ada di permukaan beton, minimum area yang digosok diukur sesuai kebutuhan titik minimal 10cm baik arah vertical maupun horizontal.

c) Setelah permukaan menjadi rata dan bersih. Buat penanda titik berjarak ( minimal 2,5cm ) sejumlah 16 titik membentuk seperti gambar dibawah ini

Gambar 16 titik pada kolom

d) Selanjutnya. Lekatlan bagian lancip dari alat hammertes pada titik yang sudah ditandai kemudian ditekan ke struktur hingga alat tersebut bergetar, ditahap ini Ketika alat berhasil bergetar, penguji harus segera menekan tombol ketika ingin melepas lekatan alat dari strukur agar mengunci nilai R jarum indikator yang ditunjukkan alat, lakukan disemua titik tembak dan kalibrasi diluar titik untuk mendapatkan data penuh pada struktur

e) Nilai R yang telah ditunjukkan Alat adalah hasil yang harus penguji catat setiap sekali tumbukkan, catalah setiap hasil tumbukan disemua titik

Adapun data pengujian hammertes yang penulis peroleh pada struktur sloof dan kolom akan diuraikan pada berikut ini.

10 cm

(34)

Referensi

Dokumen terkait

Sebelum merakit tulangan elemen struktur (sloof, balok, kolom, plat lantai, fondasi, dll), harus dipelajari terlebih dahulu gambar kerja yang akan digunakan

menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya ilmiah yang berjudul ” Efisiensi Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Balok Kolom Metode Konvensional Dan Pracetak Ditinjau Dari Segi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dimensi struktur (balok, kolom, sloof , dan fondasi) pada portal 4 lantai lebih besar daripada portal 3 lantai, jumlah tulangan longitudinal

BAB pembahasan ini dimulai dengan menjelaskan mengenai Tinjauan tentang peran pendamping dalam pelaksanaan pembinaan anak yang terdiri dari pengertian pendamping, peran dan

Hasil penelitian memperlihatkan bahwa perhitungan seluruh kebutuhan tulangan pada pelat, balok ,kolom, fondasi bore pile, sloof dan pile cap pada struktur

Pada Proyek Akhir ini akan membahas proses pelaksanaan pekerjaan struktur kolom, balok, dan pelat lantai yang dimulai dari pekerjaan pembesian, pekerjaan

4 4 BAB II BAB II TINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA 2.12.1 Heat Exchanger Heat Exchanger 2.1.1 Pengertian 2.1.1 Pengertian Heat Exchanger Heat Exchanger Heat Exchanger Heat

Pelaksanaan dimulai dengan tinjauan pustaka berupa literatur, wawancara dengan warga desa Bayasari, melakukan survei awal ke lapangan, dengan mengumpulkan photo kondisi bangunan yang