Indah Fyrma br. Siagian 143230017
Kebijakan Ekonomi Pembangunan
REVIEW JURNAL
The Impact Of Regional Autonomy And Monetary Crisis On Economic Growth In Yogyakarta
Judul The Impact Of Regional Autonomy And Monetary Crisis On Economic Growth In Yogyakarta
Nama Jurnal Economic Journal Of Emerging Markets Volume dan Halaman Vol. 7, No. 1, Halaman : 60-68
Tahun 2015
Penulis Ruchba, S. M., Suhada, F.
Link Download
https://journal.uii.ac.id/JEP/article/view/4281
Reviewer Indah Fyrma br. Siagian Tanggal Reviewer 09 September 2024
Latar Belakang Penelitian ini menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), dengan berfokus pada otonomi daerah dan krisis moneter.
Otonomi daerah memberikan pemerintah daerah wewenang yang lebih luas untuk mengelola dan mengembangkan potensi daerah, yang diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Permasalahan Permasalahan yang dibahas apakah otonomi daerah dan krisis moneter dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), serta bagaimana variabel-variabel independen seperti investasi, tenaga kerja, dan pengeluaran pemerintah berkontribusi terhadap dinamika perekonomian di wilayah tersebut.
Tujuan penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh investasi, tenaga kerja, pengeluaran pemerintah, serta dampak dari krisis moneter dan otonomi daerah terhadap pertumbuhan ekonomi di
Yogyakarta. Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi referensi bagi pemerintah dalam merumuskan kebijakan untuk meningkatkan kinerja ekonomi.
Sumber data Data sekunder:
1. Pertumbuhan ekonomi 2. Investasi
3. Tenaga kerja
4. Belanja pemerintah tahun 1990-2013 5. Krisis moneter
6. Otonomi daerah
Metode penelitian Penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda dengan metode Ordinary Least Square (OLS)
Objek penelitian Pertumbuhan ekonomi di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan faktor-faktor yang mempengaruhinya
Hasil penelitian Penelitian ini menemukan bahwa investasi dan otonomi daerah tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), sedangkan tenaga kerja dan krisis moneter berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi.
Penelitian ini juga menemukan bahwa pengeluaran pemerintah berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi.
Kelebihan penelitian Jurnal ini membahas dampak otonomi daerah dan krisis moneter terhadap pertumbuhan ekonomi di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menggunakan metode regresi linier berganda dengan pendekatan Ordinary Least Square (OLS) dan menggunakan data sekunder yang sistematis dalam rentang waktu, yaitu dari tahun 1990 hingga 2013 untuk memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai tren pertumbuhan ekonomi di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Penulis melakukan berbagai uji statistik seperti uji multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi, yang menunjukkan ketelitian dalam memastikan validitas model. Hasil penelitian menunjukkan bahwa krisis moneter berdampak negatif signifikan terhadap pertumbuhan
ekonomi, sementara pengeluaran pemerintah berdampak positif.
Temuan ini sangat penting bagi pengambil kebijakan
Kekurangan penelitian Jurnal ini menemukan bahwa otonomi daerah dan investasi tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, yang menunjukkan keterbatasan dalam pemanfaatan otonomi dan investasi di wilayah tersebut. Penelitian mencatat ketergantungan Yogyakarta pada pendanaan dari pemerintah pusat, yang dapat menghambat inisiatif pemerintah daerah untuk pertumbuhan ekonomi. Jika dominasi industri kecil di Yogyakarta tidak menciptakan dampak ekonomi yang substansial, dapat menjadi tantangan bagi pertumbuhan ekonomi yang lebih besar.
Diskusi / Rekomendasi
Berdasarkan jurnal ini pengeluaran pemerintah memiliki pengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi, di sarankan pemerintah daerah Yogyakarta meningkatkan alokasi anggaran untuk program-program yang dapat merangsang pertumbuhan ekonomi, seperti infrastruktur dan layanan publik dan pengoptilan potensi lokal yang ada di Yogyakarta, agar penerapan otonomi daerah dapat lebih efektif dalam mendorong pertumbuhan ekonomi
REVIEW JURNAL
The effects of foreign direct investmentand trade openness on economic growth amid crises in Asian economies
Judul The effects of foreign direct investment and trade openness on economic growth amid crises in Asian economies
Nama Jurnal Economic Journal Of Emerging Markets Volume dan Halaman Vol. 14, No. 2, Halaman : 231-243
Tahun 2022
Penulis Hossain, R., Roy, C. K., Akter, R.
Link Download https://journal.uii.ac.id/JEP/article/view/23971
Latar Belakang Penelitian ini berfokus pada pentingnya Foreign Direct Investment (FDI) dan Trade Openness (TO) dalam mendorong pertumbuhan ekonomi di negara-negara Asia, terutama dalam konteks krisis ekonomi, seperti krisis keuangan Asia 1997-1998 dan resesi global 2008-2009. FDI dan TO dianggap penting untuk pertumbuhan ekonomi karena dapat meningkatkan modal manusia, teknologi, dan produktivitas.
Permasalahan Penelitian ini dapat melakukan analisis memahami lebih dalam tentang pengaruh FDI dan TO terhadap pertumbuhan ekonomi berkelanjutan di Asia, baik jangka pendek maupun jangka panjang serta bagaimana dampak krisis ekonomi seperti krisis keuangan Asia dan resesi global memiliki pengaruh terhadap hubungan FDI, TO, dan pertumbuhan ekonomi.
Tujuan penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dampak investasi langsung asing dan keterbukaan perdagangan terhadap pertumbuhan ekonomi (SDG-8.1) tentang pertumbuhan ekonomi di tengah krisis di 30 negara Asia.
Sumber data 1. Data panel dari 30 negara Asia terpilih dengan periode 1991-2017
2. World Development Indicators (WDI) 3. International Monetary Fund (IMF) database 4. Penn World Table (PWT)
Metode penelitian Penelitian ini menggunakan beberapa model ekonometrika : 1. Fixed Effect Model
2. Panel Corrected Standard Errors (PCSE) 3. Generalized Method of Moments (GMM) 4. Measures the long-run effects of the estimates 5. Granger causality tests.
Objek penelitian 30 negara Asia yang terpilih
Hasil penelitian FDI dan keterbukaan perdagangan memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi di negara-negara Asia dalam jangka panjang. Adanya Guncangan Keruntuhan Keuangan Asia dan Global diTahun 1997-1998 dan 2008-2009 masing-masing berdampak buruk pada pertumbuhan ekonomi kawasan tersebut. Beberapa negara Asia gagal mencapai target SDG 8.1 karena pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah dari yang diharapkan.
Kelebihan penelitian Kelebihan penelitian ini menggunakan data periode (27 tahun), yang memberikan gambaran yang lebih komprehensif, menggunakan berbagai model ekonometrika untuk hasil yang lebih kuat dan akurat, dan mempertimbangkan dua krisis besar (Krisis Keuangan Asia dan Resesi Global)
Kekurangan penelitian Kekurangan penelitian ini terdapat panel data yang digunakan memiliki ketergantungan lintas negara, yang dapat mempengaruhi kredibilitas hasil jika tidak diperhitungkan dengan benar dan variabel dummy untuk krisis ekonomi tidak sepenuhnya merangkum seluruh dampak dari krisis, terutama pada ekonomi yang berbeda dengan tingkat perkembangannya
Diskusi /
Rekomendasi
Negara-negara Asia meningkatkan upaya untuk menarik FDI dan mendorong keterbukaan perdagangan mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, memperkuat infrastruktur dan modal manusia agar lebih mampu menyerap teknologi dan manfaat dari FDI
REVIEW JURNAL
Government expenditure and standard of living in an emerging market in Africa–Nigeria
Judul Government expenditure and standard of living in an emerging market in Africa–Nigeria
Nama Jurnal Economic Journal Of Emerging Markets Volume dan Halaman Vol. 12, No. 2, Halaman : 167-178
Tahun 2022
Penulis Jeff-Anyeneh, S. E., Ananwude, A. C., Ezu, G. K., Nnoje, A. I.
Link Download https://journal.uii.ac.id/JEP/article/view/14856/10596
Latar Belakang Penelitian ini membahas dampak pengeluaran pemerintah terhadap standar kehidupan di Nigeria, sebuah negara pasar berkembang di Afrika. Pengeluaran pemerintah, baik pengeluaran rutin maupun pengeluaran modal, dianggap penting dalam meningkatkan standar kehidupan masyarakat. Namun, terdapat mengenai seberapa besar dampak pengeluaran pemerintah terhadap standar kehidupan, terutama di negara- negara berkembang seperti Nigeria.
Permasalahan Pengeluaran pemerintah di Nigeria terus meningkat, tetapi kualitas hidup sebagian besar penduduk tidak menunjukkan peningkatan yang signifikan.
Tujuan penelitian Menganalisis pengaruh pengeluaran rutin dan modal pemerintah terhadap standar hidup di Nigeria dari tahun 1981 hingga 2018.
Sumber data Data yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari laporan bulanan Bank Sentral Nigeria (CBN) yang mencakup periode 1981 hingga 2018.
Metode penelitian Penelitian ini menggunakan model Autoregressive Distributive Lag (ARDL) untuk mengukur hubungan jangka pendek dan jangka panjang antara pengeluaran pemerintah dengan standar hidup. Selain itu, digunakan juga uji Granger Causality untuk mengidentifikasi hubungan kausalitas antara variabel-variabel tersebut. Model sensitivitas diuji menggunakan uji korelasi serial, heteroskedastisitas, dan Ramsey Reset Spesifikasi.
Objek penelitian Perekonomi Nigeria berfokus pada pengeluaran pemerintah
Hasil penelitian Pengeluaran rutin dan belanja modal pemerintah memiliki dampak yang signifikan terhadap standar hidup di Nigeria.
Kelebihan penelitian Penelitian ini menggunakan analisis data jangka panjang dan metode ARDL yang memungkinkan hubungan jangka pendek dan jangka panjang secara simultan. Selain itu, penelitian ini juga melakukan uji sensitivitas untuk memastikan model.
Kekurangan penelitian Penelitian ini tidak mendalam menganalisis faktor-faktor lain yang mungkin mempengaruhi standar hidup, seperti faktor sosial dan politik.
Diskusi /
Rekomendasi
Pemerintah perlu meningkatkan pengeluarannya di sektor kesehatan. Investasi di bidang kesehatan berhubungan positif dengan pertumbuhan ekonomi dan berpotensi mengurangi kemiskinan, sehingga meningkatkan standar hidup. Kebijakan fiskal yang diarahkan pada perluasan kegiatan ekonomi harus diupayakan secara giat oleh pemerintah.
REVIEW JURNAL
The impact of fiscal decentralization on economic growth in Indonesia
Judul The impact of fiscal decentralization on economic growth in Indonesia
Nama Jurnal Economic Journal Of Emerging Markets Volume dan Halaman Vol. 11, No. 2, Halaman : 152-160
Tahun 2019
Penulis Ginting, A. M., Hamzah, M. Z., Sofilda, E.
Link Download https://journal.uii.ac.id/JEP/article/view/12744
Latar Belakang Desentralisasi fiskal mulai diterapkan di Indonesia pada tahun 2001 untuk memberikan otonomi yang lebih besar kepada pemerintah daerah dalam upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kualitas pelayanan publik. Sebelum itu, pemerintahan Indonesia bersifat sangat sentralistik, yang menyebabkan ketidakpuasan di daerah-daerah yang kaya sumber daya alam karena distribusi pendapatan yang tidak merata.
Desentralisasi fiskal yang diharapkan dapat mengurangi ketimpangan antar wilayah dan mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah.
Permasalahan Desentralisasi fiskal telah meningkatkan alokasi dana dari pemerintah pusat ke daerah, masih terdapat perbedaan yang signifikan dalam pertumbuhan ekonomi antar daerah di Indonesia. Sebagian besar daerah masih menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang rendah meskipun menerima dana desentralisasi yang besar.
Tujuan penelitian Menganalisis dampak fiskal terhadap pertumbuhan ekonomi daerah di Indonesia dan memetakan kondisi pemerintah daerah berdasarkan tingkat fiskal dan pertumbuhan ekonomi menggunakan metode analisis kuadran.
Sumber data Data panel dari seluruh kabupaten/kota di berbagai provinsi di Indonesia yang mencakup kurun waktu tahun 2013 sampai dengan tahun 2018
Metode penelitian Metode campuran, yaitu metode kualitatif dan regresi data panel.
Objek penelitian Seluruh kabupaten/kota di berbagai provinsi di Indonesia
Hasil penelitian Desentralisasi fiskal mempunyai dampak positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di seluruh kluster kabupaten/kota. Analisis kuadran menunjukkan bahwa rata-rata 86,7% kabupaten/kota berada di kuadran IV, yang mencerminkan tingkat desentralisasi fiskal yang rendah dan pertumbuhan ekonomi yang rendah.
Kelebihan penelitian Terdapat metode campuran yang menyajikan data kualitatif dan kuantitatif secara komprehensif. Selain itu, penelitian ini juga menawarkan peta yang jelas mengenai kondisi kabupaten/kota berdasarkan sentralisasi fiskal dan pertumbuhan ekonomi, yang berguna untuk kebijakan daerah.
Kekurangan penelitian Dampak fiskal terhadap pertumbuhan ekonomi masih relatif kecil yang disebabkan pengelolaan anggaran daerah yang lebih banyak dialokasikan untuk belanja aparatur daripada belanja modal atau masyarakat, yang menghambat pertumbuhan ekonomi dan adanya ketidakkonsistenan antara program perencanaan dengan realisasi kegiatan di lapangan.
Diskusi / Rekomendasi
Pemerintah perlu meningkatkan alokasi belanja modal dalam anggaran daerah untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi lokal. Selain itu, diperlukan perbaikan tata kelola anggaran dan konsistensi antara perencanaan dan pelaksanaan kegiatan.
Desentralisasi fiskal bukan satu-satunya faktor yang mendukung pertumbuhan ekonomi, sehingga pemerintah harus mempertimbangkan faktor-faktor lain seperti kualitas sumber daya manusia dan investasi.
REVIEW JURNAL
Economic agglomeration, economic growth and income inequality in
regional economies
Judul Economic agglomeration, economic growth and income inequality in regional economies
Nama Jurnal Economic Journal Of Emerging Markets Volume dan Halaman Vol. 10, No. 2, Halaman: 205-212
Tahun 2018
Penulis Mukhlis, I., Hidayah, I., & Sariyani, S.
Link Download https://journal.uii.ac.id/JEP/article/view/10677/8652
Latar Belakang Indonesia telah menerapkan kebijakan otonomi daerah dan desentralisasi fiskal sejak tahun 2000 untuk meningkatkan partisipasi dalam pembangunan masyarakat daerah dan mengurangi ketimpangan pendapatan.
Permasalahan Salah satu strategi yang diterapkan adalah kebijakan aglomerasi ekonomi untuk mendorong sektor-sektor unggulan dalam kluster ekonomi tertentu. Namun, kebijakan ini juga menimbulkan permasalahan ketimpangan pendapatan di berbagai wilayah.
Tujuan penelitian Menganalisis hubungan antara aglomerasi ekonomi, pertumbuhan ekonomi, dan ketimpangan pendapatan di Provinsi Jawa Timur pada periode 2011–2015.
Sumber data Data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur, yang mencakup data tenaga kerja, rasio Gini, dan tingkat pertumbuhan ekonomi dari 10 kabupaten/kota di Jawa Timur selama periode 2011–2015.
Metode penelitian Penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif dengan metode deskriptif. Metode analisis data yang digunakan adalah Analisis Location Quotient (LQ) dan Metode Regresi Panel Data (OLS).
Objek penelitian Mencakup 10 kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur, yaitu Kota Malang, Kota Blitar, Kota Batu, Kabupaten Malang, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Lumajang, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Jombang, dan Kabupaten Kediri.
Hasil penelitian Aglomerasi ekonomi mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap ketimpangan pendapatan, pertumbuhan ekonomi tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
ketimpangan pendapatan, dan menunjukkan bahwa kebijakan aglomerasi ekonomi di Jawa Timur lebih condong meningkatkan konsentrasi ekonomi di daerah tertentu, sehingga memperluas ketimpangan antarwilayah.
Kelebihan penelitian Penelitian ini memberikan informasi dari observasi yang dilakukan mengenai hubungan antara aglomerasi ekonomi, pertumbuhan ekonomi, dan ketimpangan pendapatan pada tingkat regional. Menggunakan metode regresi data panel, analisis yang dilakukan pasti lebih kuat terhadap data lintas waktu dan lintas wilayah.
Kekurangan penelitian Penelitian ini hanya mencakup periode data yang relatif singkat (2011–2015), sehingga hasilnya mungkin tidak sepenuhnya mencerminkan tren jangka panjang dan terbatas hanya 10 kabupaten/kota di Jawa Timur, sehingga generalisasi untuk wilayah lain di Indonesia mungkin tidak sepenuhnya akurat.
Diskusi / Rekomendasi
Pemerintah daerah sebaiknya mengidentifikasi wilayah potensial untuk pengembangan kawasan industri (aglomerasi) dan dibuat kebijakan yang relevan untuk meningkatkan peran sumber daya manusia. Pemerintah juga harus menekankan pentingnya peran infrastruktur dan kebijakan dalam mendukung pemerataan akses terhadap sumber daya ekonomi untuk mengurangi ketimpangan antarwilayah.