• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS PAPER KAPITA SELEKTA KIMIA KLINIK

N/A
N/A
Herdita Putri

Academic year: 2023

Membagikan "TUGAS PAPER KAPITA SELEKTA KIMIA KLINIK"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS PAPER

KAPITA SELEKTA KIMIA KLINIK

NAMA : HERDITA PUTRI NIM : 714203232016

RPL 2023 TLM

(2)

KREATININ KLIRENS

Glomerular filtration rate (GFR) merupakan indeks terbaik untuk menentukan fungsi ginjal. Penurunan GFR adalah indeks yang digunakan pada penyakit ginjal kronik.

Pemantauan perubahan GFR dapat menggambarkan perkembangan penyakit ginjal. Kadar GFR merupakan prediktor waktu onset gagal ginjal juga dapat digunakan untuk memantau risiko komplikasi penyakit ginjal kronik.1-3 GFR tidak dapat diukur secara langsung. Untuk penentuan GFR sering kali digunakan senyawa eksogen seperti inulin, senyawa bertanda radioaktif (I-Iothalamate, Cr-EDTA) dan Iohexol.2,4-6 Pengukuran inulin klirens digunakan secara luas sebagai baku emas (gold standard) pengukuran GFR.7 Untuk mendapatkan metode yang tidak terlalu rumit dan lebih cepat digunakan penanda endogen. Penanda endogen yang saat ini lazim digunakan adalah klirens kreatinin, klirens ureum dan kreatinin serum.8,9 Penanda endogen yang saat ini lazim digunakan tidak memenuhi profil penanda GFR yang ideal maka perlu dicari penanda baru yang akurat, cepat, murah dan dapat memenuhi kriteria substansi yang ideal untuk GFR. Penanda baru yang saat ini mulai diperkenalkan adalah cystatin C. Cystatin C merupakan zat yang diproduksi oleh sel tubuh secara tetap, difiltrasi melalui glomerulus, tidak disekresi oleh tubuli ginjal. Zat ini tidak dipengaruhi oleh makanan, usia, masa otot serta luas permukaan badan, sehingga diperkirakan dapat menjadi alternatif baru sebagai penanda uji fungsi ginjal.

Kreatinin

Kreatinin merupakan zat nonprotein nitrogen sebagai hasil metabolisme kreatin otot, zat endogen yang difiltrasi bebas, tidak mengalami reabsorbsi ditubulus ginjal, tetapi sejumlah kecil kreatinin disekresi oleh sel tubulus ginjal. Kadarnya di plasma relatif konstan dan klirensnya dapat diukur sebagai indikator laju filtrasi glomerulus.

Produksi kreatinin berdasarkan masa otot, usia, jenis kelamin dan berat badan. Ekskresi harian dipengaruhi diet kreatinin dari daging. Peningkatan kadar kreatinin berhubungan dengan fungsi ginjal terutama glomerulus. Kadar kreatinin darah memiliki variasi diurnal karena asupan makanan, sebaiknya darah diambil dalam keadaan puasa. Meski demikian penilaian fungsi ginjal berdasarkan laju filtrasi glomerulus masih banyak yang menggunakan kreatinin karena biaya yang lebih murah, mudah dilakukan dan klirens kreatinin adalah parameter yang baik untuk menilai fungsi ginjal. Kreatinin serum dapat membantu mengevaluasi fungsi ginjal seseorang. Kreatinin Klirens (Ccr atau CrCl) untuk mengukur berapa banyak kreatinin yang dibersihkan oleh tubuh, atau seberapa baik fungsi penyaringan filter. Kreatinin Klirens adalah kombinasi dari pemeriksaan urin dan darah.

(3)

Fungsi Kreatinin

Kreatinin adalah asam amino yang diproduksi oleh hati, pankreas dan ginjal. Creatine juga bisa diperoleh dari luar tubuh yaitu dari sumber makanan seperti ikan dan daging. Otot- otot kita menyimpan creatine sebagai creatine phosphate, yang merupakan sumber ATP, yang menyediakan energi. Ketika otot beristirahat, respirasi aerobik biasa akan menyediakan energi yang cukup sehingga tidak memerlukan kreatin fosfat. Namun, ketika otot-otot bekerja secara aktif, maka akan membutuhkan banyak ATP untuk energi dan mulai menggunakan cadangan kreatin fosfat.

Kreatinin dan Penyakit Ginjal Kronis

Ketika ada kerusakan ginjal atau penyakit ginjal kronis yang menyebabkannya tidak dapat menyaring limbah secara efisien, maka dapat menyebabkan kenaikan kadar kreatinin dalam darah. Oleh karena itu bagi orang dewasa dengan penyakit ginjal yang memiliki kadar keratinin darah tinggi, maka dianjurkan untuk melakukan pencucian darah. Cuci darah atau dialisis dianjurkan bila kadar kreatinin mencapai 10,0 mg/dL. Sedangkan pada bayi dengan penyakit ginjal, dialisis dianjurkan bila kadar kreatinin mencapai 2,0 mg/dL.

Pemeriksaan Kreatinin

Kreatinin dalam darah dapat diketahui dengan cara melakukan pemeriksaan darah.

Ada beberapa tes yang khusus untuk mengukur kreatinin untuk membantu menentukan fungsi ginjal.

Kreatinin serum adalah tes darah yang umum dilakukan sebagai bagian dari pemeriksaan fisik jika seseorang melakukan medical check up. Darah diambil dan dikirim ke laboratorium untuk dianalisis untuk mengetahui berapa banyak kreatinin dalam aliran darah. Kreatinin serum dapat membantu mengevaluasi fungsi ginjal seseorang.

Kreatinin Klirens (Ccr atau CrCl) untuk mengukur berapa banyak kreatinin yang dibersihkan oleh tubuh, atau seberapa baik fungsi penyaringan filter. Kreatinin Klirens adalah kombinasi dari pemeriksaan urin dan darah. Nilai kreatinin klirens normal untuk pria adalah antara 97-137 mililiter per menit, dan nilai normal pada wanita adalah 88-128 mililiter per menit.

(4)

BUN adalah rasio antara nitrogen urea darah (Blood Urea Nitogen), produk limbah dalam darah dari metabolisme protein, dan kreatinin. Rasio ini digunakan untuk membantu menentukan apakah fungsi ginjal terganggu karena ginjal yang rusak atau sakit atau faktor lain di luar ginjal. Jika BUN dan kreatinin tinggi, maka rasio ini biasanya menunjukkan kerusakan ginjal. Jika BUN tinggi tapi kreatinin normal, maka ginjal umumnya tidak rusak tetapi tidak mendapatkan pasokan darah yang cukup karena masalah lain seperti dehidrasi atau gagal jantung.

Bersihan suatu zat / Klirens

Klirens dari suatu zat adalah volume dari plasma yang dibersihkan dari zat tersebut dalam satuan waktu. Zat yang difiltrasi kemudian tidak direabsorbsi maupun disekresi adalah inulin, nilai bersihannya sesuai dengan laju filtrasi glomerulus. Pemeriksaan laju filtrasi glomerulus dengan menggunakan zat inulin kurang praktis sehingga tidak dilakukan untuk pemeriksaan rutin.

Klirens kreatinin merupakan cara yang banyak digunakan untuk mengukur GFR.

Klirens kreatinin secara konvensional memerlukan pengumpulan urine 24 jam. Hal ini menjadi kendala bila nilai GFR perlu segera diketahui, juga bila ada berbeda pemahaman mengenai pengumpulan urine 24 jam yang benar. Untuk menghindari kesalahan penilaian karena pengumpulan urine, digunakan rumus bersihan tanpa pengukuran kadar kreatinin urine yakni rumus Cockcroft-Gault.

Prinsip Pemeriksaan Klirens Kreatinin

Tes Klirens Kreatinin (TKK) mengukur LFG secara langsung, memerlukan tes kreatinin serum. Bila hendak lebih teliti, nilai kreatinin serum dikaitkan dengan umur, jenis kelamin dan massa tubuh (yang menggambarkan massa otot).

Persiapan pasien : Tidak memerlukan persiapan khusus.

Persiapan sampel : Pada prinsipnya sama dengan tes kreatinin.

Alat dan Bahan :

- Pada dasarnya sama yang dilakukan untuk tes kreatinin.

- Alat timbang berat badan.

(5)

Cara Kerja :

- Berat badan penderita ditimbang.

- Sampel darah diambil untuk tes kreatinin.

- TKK dihitung dengan menggunakan rumus Cockroff-Gault.

- Rumus Cockroft-Gault:

pria : (140-umur)x BB (kg)/ 72 x Kreatinin serum (mg/dL) Wanita : 0,85 x klirens kreatinin pria.

Nilai Rujukkan Pemeriksaan Klirens Kreatinin

 Normal : 125-100 ml/menit

 Insufisiensi ginjal berkurang : 100-76 ml.menit

 Insufisiensi ginjal kronik : 75-26 ml/menit.

 Gagal Ginjal Kronik : 25-5 ml/menit.

 Gagal Ginjal Terminal : <5 ml/menit. Pada tingkat ini merupakan indikasi dilakukan hemodialisa.

Kreatinin merupakan produk metabolik kreatin fosfat dalam otot rangka, dan substansi tersebut dieksresikan oleh ginjal. Klirens kreatinin dipandang sebagai pemeriksaan yang andal untuk mengestimasi LFG (Laju Filtrasi Glomerulus). Pada insufisiensi ginjal, LFG akan menurun, sementara kadar kreatinin serum meningkat. LFG menurun seiring pertambahan usia, dan pada dewasa tua, klirens kreatinin mungkin akan berkurang sampai serendah 60ml/ menit.

Uji klirens kreatinin memerlukan pengumpulan urin selama 12 atau 24 jam dan pengumpulan sampel darah.

Klirens kreatinin < 40 ml/menit menunjukkan adanya kerusakan ginjal sedang sampai berat.

Tujuan

 Untuk mendeteksi disfungsi ginjal.

 Untuk memantau fungsi ginjal.

(6)

Cara kerja

 urine ditampung didalam jeregen selama 24 jam memakai thymol sebanyak 2-3 butir besar

 urine ditampung mulai jam 8 pagi sampai jam 8 pagi besoknya, dengan cara urine yang keluar jam 8 pagi dibuang selanjutnya urine yang keluar jam berikutnya ditampung sampai jam 8 besoknya

 ukur volume urine dan catat

 lakukan pengenceran 50 x terhadap urine tersebut, 1 cc urine + 49 aquadest

 dari hasil pengenceran ambil 200 – 500 ul, masukkan kedalam cuvet automatic.

Kemudian masukkan no ID sampel ke alat automatic. Klik parameter creatinine yang mau diperiksa tekan start. Alat akan bekerja untuk mengukur creatinine

 untuk mendapatkan creatinine clearance : volume urine 24 jam X creatinine X 50 1440 creatinin darah Nilai Rujukkan

DEWASA: 85 - 135 ml/menit. Pada wanita kadarnya dapat lebih rendah.

ANAK: Sama dengan dewasa.

LANSIA: Kadarnya agak berkurang dibandingkan dengan kadar dewasa akibat penurunan laju filtrasi glomerulus (LFG), yang disebabkan oleh penurunan aliran plasma ginjal.

KREATININ URIN: 1-2 g/24 jam.

Rumus Klirens kreatinin (mL/menit) =

Kreatinin urine (mg/dL) X volume urine (ml/menit) X 1,73 Kreatinin serum (mg/dL) X A (m2)

A= luas permukaan tubuh dengan menggunakan nomogram Du Bois.Klirens kreatinin normal 100 – 180 ml/menit. Nilai dibawah 90 ml/menit (dikoreksi terhadap luas permukaan tubuh) menunjukkan penurunan laju filtrasi glomerulus.

Zat yang difiltrasi kemudian direabsorbsi dan dikatabolisir ditubulus dan secara tidak langsung menggambarkan GFR adalah Cystatin C (CysC).

(7)

Kapan Harus Melakukan Tes Klirens Kreatinin?

Tes klirens kreatinin biasanya dilakukan jika seseorang memiliki risiko terkena penyakit ginjal atau sudah memiliki penyakit ginjal. Beberapa faktor risiko penyakit ginjal antara lain memiliki riwayat keluarga dengan penyakit ginjal, memiliki tekanan darah tinggi, diabetes, dan obesitas. Jika Anda memiliki faktor risiko tersebut, sebaiknya melakukan tes klirens kreatinin secara rutin.

Klirens kreatinin adalah pengukuran yang baik untuk tes fungsi ginjal. Salah satu kelemahan adalah bahwa sel tubulus mensekresikan sejumlah kecil kreatin kedalam filtrat, sehingga angka klirens sekitar 10% lebih tinggi daripada yang sebenarnya.(K/DOQI) (2012).

pada penelitian ini didapatkan bahwa sudah terjadi peningkatan fungsi ginjal pada beberapa responden DM tetapi tidak semua mengalami proteinuria sebagai petanda nefropati DM.

Keterbatasan pada penelitian ini adalah jumlah sampel dan tidak melibatkan faktor kontrol glikemik pada responden. Responden hanya dilakukan pemeriksaan sekali tidak serial.

Penggunaan kreatinin serum saja atau klirens kreatinin sebagai penanda GFR kurang dapat menggambarkan fungsi ginjal karena dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin, indeks masa tubuh. Selain itu pemeriksaan klirens kreatinin memerlukan air kemih (urin) selama 24 jam dapat menjadi faktor penyulit terutama untuk penderita yang tidak rawat inap, sebab penampungan air kemih (urin) yang kurang memadai sehingga dapat mempengaruhi hasil klirens kreatinin. Penggunaan rumus Cockcroft dan Gault untuk menghitung klirens kreatinin juga kurang dapat menggambarkan GFR, walaupun tidak memerlukan penampungan air kemih (urin) 24 jam tetapi masih tetap dipengaruhi kadar kreatinin yang diperiksa

(8)

DAFTAR PUSTAKA

1. Goldberg TH, Finkelstein MS. Difficulties in estimating glomerular filtration rate in the elderly. Arch Intern Med. 1987; 147: 1430–3.

2. Dharnidharka VR, Kwon C, Stevens G. Serum cystatin C is superior to serum creatinine as a marker of kidney function: A meta analysis. Am J Kidney Dis. 2002; 40: 221–6.

3. Swa SK. The search continues – an ideal marker of GFR. Clin Chem. 1997; 43: 913–4.

4. Bostom AG, Dworkin LD. Cystatin C measurement: Improvement detection of mild decrements in glomerular filtration rate versus creatinine based estimates? Am J Kidney Dis.

2000; 36: 205–7.

5. Oddozze C, Morange S, Portugal H, Berland Y, Dussol B. Cystatin C is not more sensitive than creatinine for detecting early renal impairment in patient with diabetes. Am J Kidney Dis. 2001; 38: 310–6.

(9)

Referensi

Dokumen terkait