• Tidak ada hasil yang ditemukan

KRITERIA DESAIN PENGGUNAAN MATERIAL ALAMI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "KRITERIA DESAIN PENGGUNAAN MATERIAL ALAMI "

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

Anak Agung Istri Gayatri1), I Gusti Ngurah Anom Rajendra2), dan Ngakan Ketut Acwin Dwijendra3) – Tegenungan Resort

Hotel, Gianyar-Bali

111

PENGGUNAAN MATERIAL ALAMI SEBAGAI KRITERIA UTAMA PADA DESAIN FASAD DAN INTERIOR UNIT KAMAR, TEGENUNGAN RESORT HOTEL, GIANYAR-BALI

Anak Agung Istri Gayatri1), I Gusti Ngurah Anom Rajendra2), dan Ngakan Ketut Acwin Dwijendra3)

1)Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana [email protected]

2)Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana [email protected],id

3)Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana [email protected]

ABSTRACT

Resort Hotel is one of the tourism facilities in the form of lodging that has a very interesting natural scenery and can be enjoyed directly at the resort. With the natural potential both inside and outside of the resort, it has an impact on the use of material in buildings, where the dominant use of material is in harmony with nature. The use of nature materials such as reeds, natural stones, bamboo, wood, and others in the building façade, in order to support the natural potential around the resort. The application of this material in general can be applied to three elements contained in buildings such as, the upper elements, side elements, and the lower elements in which the application is adjusted according to several considerations. Considerations that can be used as a reference in the application of natural materials are, considerations based on function, aesthetics, and in harmony with the environment.

Keywords: resort hotel, in harmony with nature, natural materials ABSTRAK

Hotel resor merupakan salah satu fasilitas pariwisata berupa penginapan dengan memiliki pemandangan alam yang sangat menarik dan dapat dinikmati secara langsung di dalam resor. Dengan adanya potensi alam baik didalam maupun diluar dari resor tersebut berdampak pada penggunaan material bangunan, dimana dominan menggunakan material yang selaras dengan alam. Penggunaan material alami seperti, alang-alang, batu alam, bambu, kayu, dan lainnya pada fasad bangunan, guna mendukung potensi alam yang berada di sekitar resor. Adapun penerapan material ini pada umumnya dapat diterapkan di tiga elemen yang terdapat pada bangunan seperti, elemen atas, elemen samping, dan elemen bawah yang dimana penerapannya disesuaikan dengan beberapa pertimbangan. Pertimbangan-pertimbangan yang dapat dijadikan acuan dalam penerapan material alami yaitu, pertimbangan berdasarkan fungsi, estetika, dan selaras dengan lingkungan.

Kata Kunci: hotel resor, selaras dengan alam, material alami

PENDAHULUAN

Hotel resor adalah sebuah jasa pariwisata yang setidaknya terdapat lima jenis pelayanan yaitu akomodasi, pelayanan makan dan minum, hiburan, outlet penjualan, dan fasilitas rekreasi (Darma,2001). Hotel resor juga dapat diartikan sebagai salah satu fasilitas pariwisata atau akomodasi pariwisata berupa penginapan yang didukung oleh fasilitas rekreasi, relaksasi, dan hiburan serta memiliki potensi alam yang dapat dinikmati dan memberikan dinamisme, ketenangan jiwa dan raga pada waktu senggang mereka. Di Bali khususnya di Kabupaten Gianyar memiliki fasilitas pariwisata berupa penginapan yang dirasa masih kurang memadai untuk memfasilitasi wisatawan yang berkunjung ke daerah Gianyar tersebut. Khususnya pada Kecamatan Sukawati, Desa Kemenuh yang dimana memiliki potensi wisata alam berupa Air Terjun Tegenungan, tetapi karena belum tersedianya akomodasi pariwisata tersebut mengakibatkan kurangnya minat wisatawan untuk berkunjung ke daerah Tegenungan tersebut.

Tegenungan Resort Hotel, merupakan salah satu resor yang memiliki potensi alam yang dapat di mendukung nilai dari resor, salah satunya terdapat area persawahan yang terletak di dalam resor, selain itu hotel resor juga terletak berdekatan dengan sungai yang terletak di bagian timur hotel. Sehingga dalam perencanaan resor tersebut diperlukan suatu konsep dalam mendesain baik itu dalam penerapan struktur, bahan, maupun segi desainnya haruslah selaras dengan lingkungan sekitar. Keselarasan dengan alam

(2)

112

Jurnal Arsitektur Universitas Udayana-Volume (7) Nomor (1) Edisi Januari 2019-ISSN No. 9 772338 505117 sekitar dapat tercermin melalui penggunaan material alami pada masing-masing fasad bangunan, didukung oleh potensi alam yang terdapat di sekitar resor, yang berpengaruh terhadap pelestarian lingkungan dan akan memberikan keuntungan bagi resor itu sendiri. Keselarasan dengan alam sekitar juga dapat tercermin pada interior bangunan dan dapat memberikan kesan tambahan seperti kenyaman bagi pengunjung.

Pengertian bahan material alami menurut Laksito (2014 : 172) material adalah bahan bangunan yang digunakan dalam pelaksanaan dan pengerjaan bangunan yang disesuaikan dengan jenis, bentuk, dimensi, dan struktur pemakaiannya, sementara itu, bahan alami adalah bahan material yang diperoleh dari alam.

Sedangkan menurut Hendromartono dan Himawati (2007 : 33) material alam dapat dijadikan salah satu konstruksi, dan dapat menampilkan keindahan tersendiri yang alami. Fan dan Fu (2017 : 6-7) menambahkan beberapa keuntungan besar penggunaan material alami seperti ringan, kuat, tampilannya dapat disesuaikan, non magnetic, ekonomis, dan dapat berinovasi dalam penggunaanya. Adapun beberapa material alami yang akan dibahas pada penggunaan material alami pada desain Tegenungan Resort Hotel antara lain, material kayu, bambu, batu alam, dan alang-alang. Dari beberapa material yang akan dibahas, terdapat beberapa teori mengenai material yang bersangkutan seperti mengenai material kayu yang Glasher dan Ott (2013 : 260-261), material kayu memiliki beberapa karakteristik seperti, kekuatan, kekerasan, warna, aroma, suhu, dan akustik. Sedangkan untuk material penutup atap seperti sirap kayu menurut Frick dan Setiawan (2002 : 4-5) biasanya terbuat dari kayu ulin, sengkuang, jati dan kayu lainnya yang memiliki keawetan tinggi.

Material bambu memiliki beberapa karakteristik, yang dimana menurut Farrelly (1938 :6) karakteristik tersebut terdiri dari 5 poin yaitu, sangat kuat, ringan, mudah dalam pengerjaan, mudah untuk dibangun, dan kuat menahan angina maupun gempa. Sedangkan untuk material batu alam memiliki 2 jenis yaitu solid dan nonsolid, yang dimana menurut Wijaya dan Solehuddin (2014 : 1) batu alam yang memiliki jenis solid cenderung memiliki sifat kuat, padat, keras, tidak mudah patah, tidak menyerap air, dan tidak mudah berlumut yang cenderung digunakan pada eksterior. Sementara itu untuk batu alam yang memiliki jenis nonsolid memiliki sifat porositas, lembut, mudah patah, berwarna cerah dan menarik serta tidak tahan dengan cuaca ekstrim, oleh karena itu penggunaan material batu alam nonsolid cenderung digunakan pada interior bangunan. Material alang-alang menurut Frick dan Setiawan (2002 : 4-5) merupakan material yang berasal dari jenis rerumputan, dimana jenis rerumpuan tersebut dapat tumbuh hingga mencapai 150cm dan dapat digunakan sebagai penutup atap.

Sehingga berdasarkan berbagai sumber pengertian material alami dapat disimpulkan sebagai material yang diperoleh langsung dari alam, yang dimana dalam penggunaanya disesuaikan dengan jenis, fungsi, bentuk, dimensi, dan struktur penggunaannya. Material alami juga dapat menampilkan keindahan tersendiri sehingga dapat memberi keuntungan besar bagi resor.

KRITERIA DESAIN PENGGUNAAN MATERIAL ALAMI

Dalam penggunaan material alami pada bangunan yang berfungsi sebagai unit kamar tersebut, terdapat bebeberapa kriteria yang dapat dijadikan pertimbangan dalam penerapannya. Krieria desain ini didasari oleh beberapa hasil studi banding dengan objek yang memiliki fungsi sejenis dan juga berdasarkan konsep keselarasan dengan alam seperti, penggunaan material yang memberikan kenyamanan, kemudahan dalam penerapan material, dan terjangkau secara ekonomi. Untuk mendukung kriteria desain yang telah dijabarkan terdapat beberapa alternative yang dapat dijadikan acuan dalam menentukan material yang akan digunakan seperti, penggunaan material yang diperoleh dari alam, penggunaan material imitasi tetapi menyerupai material alam, atau bahan buatan yang sangat menyerupai material alam.

IMPLEMENTASI DESAIN

Berdasarkan kriteria desain diatas, penerapan material alami pada fasad bangunan yang terdapat pada resort hotel diutamakan pada bangunan yang memiliki fasilitas sebagai kamar tidur, yang dimana pada Tegenungan Resort Hotel terdapat 3 jenis kamar tidur yang memiliki masa bangunan tunggal.

Junior Suite Room

Junior suite room atau one bedroom adalah unit kamar yang memiliki konsep lagoon villa. Unit kamar ini memiliki akses langsung menuju kolam renang yang terdapat di area unit kamar tersebut. Unit kamar ini sangat mencerminkan dan selaras dengan alam ataupun lingkungan sekitar dapat dilihat pada gambar 1.

(3)

Anak Agung Istri Gayatri1), I Gusti Ngurah Anom Rajendra2), dan Ngakan Ketut Acwin Dwijendra3) – Tegenungan Resort

Hotel, Gianyar-Bali

113

Gambar 1. Penerapan Material Alami pada Unit Kamar Junior Suite Room

Penerapan material kayu pada elemen bawah yaitu tangga dan elemen samping berupa dinding, serta penggunaan material alang-alang pada elemen penutup atap, dimana penggunaan material pada fasad Jun- ior Suite Room tersebut mangacu pada penggunaan bahan material yang diperoleh dari alam, mendukung konsep keselarasan dengan alam sekitar resor, dan terjangkau secara ekonomi, serta dapat memberikan nilai lebih yang menguntungkan resor.

Suite Room

Suite room atau two bedroom adalah unit kamar yang terletak di bagian selatan site yang berada pada area persawahan yang berfungsi sebagai tempat menginap dengan jumalh maksimal 4 orang, dimana sama dengan unit sebelumnya, unit kamar ini juga menerapkan material alami pada fasad bangunannya yang dapat dilihat pada gambar 2.

e

Gambar 2. Penerapan Material Alami pada Unit Kamar Suite Room

Penerapan material sirap kayu pada elemen penutup atap dan material kayu pada elemen bawah didasari oleh kenyamanan pada ruangan serta bahan material yang digunakan diperoleh dari alam. Sedangkan pada elemen samping penggunaan material alami seperti batu paras dan palimanan selain yang didasari oleh penggunaan material alami yang diperoleh dari alam, mendukung konsep keselarasan dengan alam sekitar, mudah dalam penerapan pada fasad bangunan, dan juga terjangkau secara ekonomi.

President Suite Room

President suite room atau three bedroom adalah unit kamar terbesar dan memiliki fasilitas terlengkap dibandingnkan unit kamar yang lainnya. Berdasarkan fasilitas, interior ruang dari bangunan ini lebih memiliki estetika yang menarik dibandingkan unit kamar yang lainnya yang dapat dilihat pada gambar 3.

Penerapan material kayu pada elemen samping dan atas serta penerapan material batu palimanan pada interior unit kamar ini selain dapat memberikan kenyaman dan bahan material yang digunakan berasal dari

Elemen atas : pen- erapan material alang-

alang pada atap

Elemen samping : penerapan material

kayu pada dinding

Elemen bawah : penerapan material kayu pada tangga

Elemen bawah : pen- erapan material kayu

pada pooldeck.

Elemen atas: penera- pan material alami menggunakan atap sirap

kayu

Elemen samping : penerapan material batu paras dan palimanan se-

bagai dinding estetika maupun struktural

(4)

114

Jurnal Arsitektur Universitas Udayana-Volume (7) Nomor (1) Edisi Januari 2019-ISSN No. 9 772338 505117 alam, juga dapat mendukung konsep keselarasan dengan alam yang tercermin dari penggunaan bahan materialnya yang dapat menguntungkan bagi resor.

Gambar 3. Penerapan material alami pada interior unit kamar President Suite Room

SIMPULAN

Material alami adalah salah satu bahan alternative yang dapat digunakan baik dar eksterior maupun interior bangunan yang dimana didalam pengerjaannya harus disesuaikan dengan bentuk, fungsi, dimensi, bentuk, dan struktur pemakaiannya. Penggunaan material alami yang didasari oleh konsep keselarasan dengan alam sekitar dan didukung oleh adanya kriteria desain seperti, dapat memberikan kenyamanan, kemudahan dalam penerapan bahan material, dan terjangkau secara ekonomi serta adanya acuan dalam penentuan bahan material yang digunakan tersebut sudah tercermin pada ketiga objek yang dimana dominan menggunakan bahan material yang diperoleh dari alam, mudah dalam penerapannya, dan terjangkau secara ekonomi.

SARAN

Perlu adanya perlakuan khusus dalam perawatan material alami khususnya pada bagian eksterior bangunan mengingat kondisi geografis khususnya di Bali termasuk dalam kondisi iklim tropis, dimana memiliki tingkat kelembapan yang tinggi yang mampu membuat tampilan dan kualitas dari material menjadi berkurang, yang nantinya dapat berdampak pada kenyamanan dan kepuasan pengguna bangunan.

DAFTAR PUSTAKA

Fan, M. dan Fu, F. 2017. Advanced High Strenght Natural Fibre Composites in Constructution. ELSEVIER.

United Kingdom.

Farrelly, D. 1938. The Book of Bamboo. Sierra Club Books. San Francisco.

Frick, H. dan Setiawan, P. L. 2002. Ilmu konstruksi perlengkapan dan utilitas bangunan : Cara perlengkapan gedung ilmu konstruksi bangunan 2. KANISIUS. Yokyakarta.

Gayatri, Anak Agung Istri, 2018. Tegenungan Resort Hotel, Desa Kemenuh, Gianyar. Skripsi, Jurusan Arsi- tektur Universitas Udayana, Bali. (tidak diterbitkan)

Glasher, B. dan Ott, S. 2013. Wonder Wood : A Favorite Material for Design, Architecture and Art. German National Library. German.

Hendromartono, W. dan Himawati, E. 2007. Menghadirkan Nuansa Alam di Rumah. PT. Penebar Swadaya.

Jakarta.

Laksito, B. 2014. Metode Perencanaan & Perancangan Arsitektur. GRIYA KREASI. Jakarta.

Wijaya, I. dan Solehuddin. 2014. Kreatif & Dinamis Dengan Batu Alam. GRIYA KREASI. Jakarta.

Elemen bawah:

menerapkan bahan ma- terial batu palimanan

Elemen samping: pa- da bukaan jendela menggunakan bingkai

berbahan kayu Elemen atas: men- erapkan bahan material kayu yang juga menjadi

estetika

Referensi

Dokumen terkait

ABSTRACT This work studies the difference in the expressions of Basque nationalism between the Basque youth and the older generations of the Basque population in the Basque Country of