KARYA TULIS ILMIAH
GAMBARAN TRIGLISERIDA PADA AKSEPTOR KONTRASEPSI SUNTIK 3 BULAN (DMPA) DI PUSKESMAS TELAGA DEWA TAHUN 2024
DISUSUN OLEH : NADILLA DWI NOFITRI
NIM : P01750122036
PRODI DIII TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS POLTEKKES KEMENKES BENGKULU
TAHUN 2025
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara berkembang yang tidak luput dengan masalahkependudukan. berdasarkan data hasil sensus penduduk yang tercatat 2016 lebih dari 258 juta jiwa dan diproyeksikan bahwa jumlah ini akan terus bertambah (BPS, 2019). Oleh karena itu pemerintah melakukan upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Dalam Kehidupan modern setiap pasangan membutuhkan perencanaan yang matang untuk mencapai kesejahteraan keluarga yang optimal. Program yang menyediakan kontrasepsi modern yang didukung oleh kebijakan pemerintah merupakan program yang paling efektif (P.wulandari, 2019).
Banyak masalah yang di hadapi sebagai dampak pertumbuhan yang tidak terkendali. Manusia sadar akan bahaya pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali sehingga gagasan pelaksaan keluarga berencana telah di tetapkan.
Indonesia menghadapi masalah dengan jumlah dan kualitas sumber daya manusia dengan kelahiran 5.000.000 per tahun (Manuaba, dkk, 2018). Ada hal yang perlu dilakukan untuk menekan pesatnya pertumbuhan penduduk, yaitu melaksanakan program KB atau Keluarga Berencana untuk membatasi jumlah angka kelahiran, dan menunda masa perkawinan agar dapat mengurangi jumlah angka kelahiran yang tinggi (Siregar, 2021).
1
2
Menurut WHO (World Health Organization) expert Committee 1970 Keluarga Berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk menghindari kehamilan yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang sangat diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri serta menentukan jumlah anak dalam keluarga. Jumlah kontrasepsi yang paling diamati saat ini adalah kontrasepsi dengan metode suntik (Rivki et al., n.d.), sedangkan jenis kontrasepsi suntik paling sering digunakan adalah depoprogestin yang berisi DMPA (Depo Medroxyl Progesteron Asetat) dengan masa efektif 12 minggu dan cyclofem atau cyclo provera yang berisi kombinasi esterogen dan progestero dengan masa efektif 4 minggu (Saifuddin, Abdul Bari, 2021).
Berdasarkan data Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu, tren penggunaan KB di Bengkulu mengalami flukasi kurun 5 tahun terakhir. Tahun 2017 ada 34425 akseptor, dengan wilayah tertinggi Rejang Lebong sebanyak 8338 akseptor. Alat KB yang mendominasi yakni suntikan sebanyak 15425 akseptor. Kemudian tahun tahun 2018, masih didominasi KB suntik sebanyak 12983 akseptor. Pelayanan peserta KB baru yang dilayani faskes mencapai 28528 akseptor dengan wilayah tertinggi Mukomuko sebanyak 4444 akseptor. Tahun 2019 tercatat 23395 akseptor, dengan wilayah tertinggi Kepahiang sebanyak 4117. Masih didominasi pengguna KB suntik sebanyak 11225 akseptor. Lalu tahun 2020, pada saat pandemi terjadi penurunan jumlah pelayanan peserta KB baru yang dilayani faskes yakni 25601 akseptor,
dengan wilayah tertinggi berada di Seluma dan masih didominasi penggunaan alat KB suntik sebanyak 13187 akseptor. Terakhir tahun 2021 dan 26.616 akseptor baru yang terlayani dengan wilayah tertinggi Kaur. Serta didominasi penggunaan KB suntik sebanyak 14335 (BKKBN Provinsi Bengkulu,2022). Salah satu kerugian dalam penggunaan KB suntikan yaitu permasalahan berat badan yang merupakan efek samping tersering, ini disebabkan karena terjadinya perubahan pada lipid dalam plasma darah terutama pada penggunaan jangka Panjang (Nasution, 2021).
Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap kadar trigliserida pada pengguna KB suntik 3 bulan di Gawo, dapat ditarik kesimpulan bahwa kadar trigliserida dari sampel penelitian umumnya meningkat dengan kadar trigliserida yang tinggi (n = 216,12) mg/dl dan terdapat 14 (70%) pengguna KB suntik mengalimi obesitas dengan Indeks Massa Tubuh (IMT)>24,9 (Arisanti dewi, Kartika Ani & Adriansyah, 2020).
Berdasarkan survei lapangan yang telah dilakukan di Puskesmas Telaga Dewa tahun 2024 banyak menggunakan kontrasepsi suntik KB 3 bulan (DMPA).
Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian disana mengenai
“Gambaran Trigliserida pada Akseptor Kontrasepsi suntik 3 Bulan (DMPA) di puskesmas Telaga Dewa tahun 2024”.
4
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat disimpulkan permasalahan penelitian yaitu bagaimana gambaran trigliserida pada akseptor kontrasepsi suntik 3 bulan (DMPA) di puskesmas Telaga Dewa tahun 2024.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan pada penelitian yang berjudul “Gambaran trigliserida pada akseptor kontrasepsi suntik 3 bulan (DMPA) di Puskesmas Telaga Dewa Tahun 2024”.
1. Tujuan Umum
Mengetahui gambaran trigliserida pada akseptor kontrasepsi suntik 3 bulan (DMPA) di Puskesmas Telaga Dewa Tahun 2024.
2. Tujuan Khusus
Diketahuinya gambaran trigliserida pada akseptor kontrasepsi suntik 3 bulan (DMPA) di Puskesmas Telaga Dewa Tahun 2024.
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis
Manfaatnya adalah dapat menambah pengetahuan di bidang kimia klinik, mengenai Gambaran Trigliserida pada Akseptor Kontrasepsi suntik 3 bulan (DMPA) di Puskesmas Telaga Dewa tahun 2024.
2. Manfaat Aplikatif
Manfaatnya adalah sebagai bahan pembelajaran dan informasi bagi
para pembaca terkhusus Mahasiswa Jurusan Teknologi Laboratorium Medis Poltekkes Kemenkes Bengkulu.
E. Keaslian Penelitian
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian No. Judul
Peneiltian Nama Peneliti Lokasi dan Waktu Penelitian
Jenis
Penelitian Variable Penelitian
1. Gambaran Kadar Trigliserida pada Pengguna KB Suntik di Puskesmas Somba Opu Kabupaten Gowa Tahun 2018
Dewi Arisanti Ani Kartini Fian Ardiansyah
Puskesmas Somba Opu Kabupaten Gowa Tahun 2018
Observasi Laboratorik
Gambaran Kadar Trigliserida pada
Pengguna KB Suntik
2. Gambaran Profil Lipid pada Akseptor DMPA
(Depo Medroxy Progesterone Acetate) di Puskesmas Banjarsengon Kabupaten Jember Tahun 2020
Ririn Handayani Rizki
Fitrianingtyas
Puskesmas Banjarsengon Kabupaten JemberTahun 2020
Deskriptif Kuantitatif
Gambaran Profil Lipid pada Akseptor DMPA (Depo Medroxy Progesterone Acetate)
3. Gambaran Kadar Trigliserida pada pengguna Kontrasepsi Suntik 3 Bulan (DMPA) dan Pil
Syara Indra Nur
Rahayu Laboratorium
Puskesmas Mojong Jombang Tahun 2017
Deskriptif Kadar trigliserida pada pengguna kontrsepsi suntik 3 bulan (DMPA) dan pil
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A. Kontrasepsi
1. Pengertian Kontrasepsi
Keluarga Berencana dalam Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan, melalui promosi, perlindungan, dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas. Pengaturan kehamilan adalah upaya untuk membantu pasangan suami istri untuk melahirkan pada usia yang ideal, memiliki jumlah anak, dan mengatur jarak kelahiran anak yang ideal dengan menggunakan cara, alat, dan obat kontrasepsi.
Kebijakan keluarga berencana dilaksanakan untuk membantu calon atau pasangan suami istri dalam mengambil keputusan dan mewujudkan hak reproduksi secara bertanggung jawab tentang: (1) Usia ideal perkawinan; (2) Usia ideal untuk melahirkan; (3) Jumlah ideal anak; (4) Jarak ideal kelahiran anak; dan (5) Penyuluhan kesehatan reproduksi(Rivki et al., n.d.).
Rekomendasi WHO tahun 2005, jarak yang yang dianjurkan untuk kehamilan berikutnya adalah minimal 24 bulan. Dasar dari rekomendasinya adalah bahwa menunggu selama 24 bulan setelah kelahiran hidup akan membantu mengurangi risiko yang merugikan bagi ibu, perinatal dan bayi
6
Selain itu, interval yang direkomendasikan ini dianggap konsisten dengan rekomendasi WHO / UNICEF untuk menyusui setidaknya selama dua tahun, dan juga dianggap mudah digunakan dalam program: "dua tahun". WHO juga merekomendasikan untuk kehamilan berikutnya setelah keguguran adalah minimal enam bulan untuk mengurangi risiko yang merugikan pada ibu dan perinatal (Rivki et al., n.d.).
2. Tujuan Akseptor Kontrasepsi
Penggunaan kontrasepsi bertujuan untuk memenuhi hak reproduksi setiap orang, membantu merencanakan kapan dan berapa jumlah anak yang diinginkan, dan mencegah kehamilan yang tidak diinginkan. Penggunaan alat kontrasepsi secara tepat juga dapat mengurangi risiko kematian ibu dan bayi, oleh karena itu pemenuhan akan akses dan kualitas program Keluarga Berencana (KB) sudah seharusnya menjadi prioritas dalam pelayanan Kesehatan (Rivki et al., n.d.)
3. Macam-Macam Kontrasepsi
Metode kontrasepsi mengalami perkembangan dengan segala keuntungan dan kerugian dari masing - masing metode. Metode kontrasepsi dapat dibagi menjadi dua yaitu, 1). Metode kontrasepsi jangka panjang (Longterm Contraceptive Method), yang termasuk metode ini adalah IUD (Intra Uterine Device) atau AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim), Implant, Vasektomi dan Tubektomi. 2). Sedangkan metode bukan jangka panjang (Non - Long
8
Contraceptive Method), yang termasuk metode ini adalah suntik, pil, kontrasepsi vagina, dan kondom. Selain itu ada juga metode KB alami yang mengikuti siklus kehamilan (Agustina Silitonga et al., 2024).
4. Kontrasepsi Suntik 3 Bulan Depo Medroksiprogesteron Asetat (DMPA) Salah satu metode kontrasepsi yang dianggap cukup ideal adalah kontrasepsi suntik Depo Medroksiprogesteron Asetat (DMPA). Kontrasepsi suntik DMPA ini adalah salah satu jenis kontrasespi suntikan yang hanya mengandung progestin saja dan disuntikkan setiap tiga bulan. Kontrasepsi suntik DMPA ini cukup aman dan sangat efektif dalam mencegah kehamilan apabila penyuntikannya dilakukan secara teratur sesuai jadwal yang telah ditentukan. Tingkat efektifitasnya cukup tinggi yaitu 0,3 kehamilan per 100 perempuan. Cara kerjanya diantaranya adalah mencegah ovulasi, mengentalkan lendir serviks sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma, menjadikan selaput lendir rahim tipis dan atrofi serta menghambat transportasi gamet oleh tuba (Handayani et al., 2023).
Kontrasepsi DMPA memberikan beberapa keuntungan yaitu Sangat efektif, pencegahan kehamilan jangka panjang, tidak berpengaruh pada hubungan suami-istri, tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit jantung, dan gangguan pembekuan darah, tidak memiliki pengaruh terhadap ASI, sedikit efek samping, klien tidak perlu menyimpan obat suntik, dapat digunakan oleh perempuan usia lebih dari 35
tahun sampai perimenopouse, membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik, menurunkan kejadian penyakit jinak payudara, Mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul (Handayani et al., 2023).
Keterbatasan dari kontrasepsi DMPA adalah sering ditemukan gangguan haid, klien sangat bergantung pada tempat sarana pelayanan kesehatan (harus kembali untuk suntikan), tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikut, permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering, tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular seksual, hepatitis B virus, atau infeksi virus HIV, terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian, terlambatnya kembali kesuburan bukan karena terjadinya kerusakan kelainan pada organ genitalia, melainkan karena belum habisnya pelepasan obat suntikan dari deponya (tempat suntikan), terjadi perubahan pada lipid serum pada penggunaan jangka panjang, pada penggunaan jangka panjang dapat sedikit menurunkan kepadatan tulang (densitas), pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan pada vagina, menurunkan libido, gangguan emosi (jarang), sakit kepala, nervositas, jerawat (Handayani et al., 2023). Efek Samping dari DMPA adalah amenorea (tidak terjadi perdarahan/spotting), perdarahan/bercak (spotting), meningkatnya/menurunnya berat badan.
10
B. Konsep Trigliserida 1. Defenisi Trigliserida
Kata lemak berasal dari bahasa Yunani (Greece) yaitu lipos. Sedangkan dalam bahasa inggris berarti lipid. Secara umum lemak merupakan senyawa organik yang tidak larut dalam air tetapi dapat diekstrasi dengan pelarut non- polar seperti klorofom, eter dan benzena. Pengertian ini didasarkan dari salah satu kesepakatan Kongres Internasional Kimia Murni dan Terapan (International Congres of Pure and Applied Chemistry) karena sukarnya memberikan definisi yang jelas tentang lemak. Senyawa-senyawa, lemak tidak memiliki rumus struktur yang sama dan sifat kimia serta biologinya juga bervariasi, karena itu dibuat kesepakatan tentang lemak yang didasarkan pada sifat fisika lemak seperti diatas (Wahyudiati, 2020).
Lipid adalah senyawa organik yang mempunyai sifat mudah larut dalam pelarut organik, tetapi tidak larut dalam air Meskipun istilah lipid kadang- kadang digunakan sebagai sinonim untuk lemak, lemak adalah subkelompok lipid yang disebut trigliserida. Lipid juga mencakup molekul seperti asam lemak dan turunannya (termasuk tri-, di-, monogliserida, dan fosfolipid), serta metabolit lainnya yang mengandung sterol seperti kolesterol. Meskipun manusia dan mamalia lainnya menggunakan berbagai jalur biosintesis untuk memecah dan mensintesis lipid, beberapa lipid esensial tidak dapat dibuat dengan cara ini dan harus diperoleh dari makanan.(Wahyudiati, 2020). Lipid adalah kelompok molekul alami yang meliputi lemak, lilin, sterol, vitamin yang
larut dalam lemak (seperti vitamin A, D, E, dan K), monogliserida, digliserida, trigliserida, fosfolipid, dan lain-lain. Fungsi biologis utama lipid termasuk menyimpan energi, pensinyalan dan bertindak sebagai komponen pembangun membran sel, Sebagian besar lemak dan minyak di alam terdiri atas 98-99%
trigliserida. Trigliserida adalah suatu ester gliserol. Trigliserida terbentuk dari 3 asam lemak dan gliserol . Ketiga asam lemak itu dapat berasal dari jenis yang sama atau dapat pula berasal dari jenis yang berbeda dan tergolong ke dalam lemak sederhana yang sulit dihidrolisis oleh larutan asam atau basa. Apabila terdapat satu asam lemak dalam ikatan dengan gliserol maka dinamakan monogliserida. fungsi utama Trigliserida adalah sebagai zat energi. trigliserida adalah sebuah gliserida, yaitu ester dari gliserol dan tiga asam lemak.
trigliserida merupakan penyusun utama minyak nabati dan lemak hewani (Wahyudiati, 2020).
2. Metabolisme Trigliserida
Lipid yang kita peroleh sebagai sumber energi utamanya adalah dari lipid netral, yaitu trigliserid (ester antara gliserol dengan 3 asam lemak).
Secara ringkas, hasil dari pencernaan lipid adalah asam lemak dan gliserol, selain itu ada juga yang masih berupa monogliserid. Karena larut dalam air, gliserol masuk sirkulasi portal (vena porta) menuju hati. Asam-asam lemak rantai pendek juga dapat melalui jalur ini. Pencernaan lemak terutama terjadi dalam usus karena dalam mulut dan lambung tidak terdapat enzim lipase yang
12
dapat menghidrolisis lemak dan di dalam usus diubah dalam bentuk emulsi dan dicerna oleh enzim steapsin dalam cairan pancreas dan hasil akhir proses pencernaan lemak adalah asam lemak, gliserol,monogliserida, digliserida serta sisa trigliserida, Sebagian besar asam lemak dan monogliserida karena tidak larut dalam air, maka diangkut oleh miselus (dalam bentuk besar disebut emulsi) dan dilepaskan ke dalam sel epitel usus (enterosit).Di dalam sel ini asam lemak dan monogliserida segera dibentuk menjadi trigliserida (lipid) dan berkumpul berbentuk gelembung yang disebut kilomikron. Selanjutnya kilomikron ditransportasikan melalui pembuluh limfe dan bermuara pada vena kava, sehingga bersatu dengan sirkulasi darah. Kilomikron ini kemudian ditransportasikan menuju hati dan jaringan adiposa di dalam sel-sel hati dan jaringan 194etabol, kilomikron segera dipecah menjadi asam-asam lemak dan gliserol. Selanjutnya asam-asam lemak dan gliserol tersebut dibentuk kembali menjadi simpanan trigliserida (Wahyudiati, 2020)
Proses pembentukan trigliserida ini dinamakan esterifikasi. Sewaktu- waktu jika kita membutuhkan 194etabo dari lipid, trigliserida dipecah menjadi asam lemak dan gliserol, untuk ditransportasikan menuju sel-sel untuk dioksidasi menjadi 194etabo. Proses pemecahan lemak jaringan ini dinamakan lipolisis. Asam lemak tersebut ditransportasikan oleh albumin ke jaringan yang memerlukan dan disebut sebagai asam lemak bebas (free fatty acid/FFA) Secara ringkas, hasil akhir dari pemecahan lipid dari makanan adalah asam lemak dan gliserol. Jika sumber 195etabo dari karbohidrat telah mencukupi,
maka asam lemak mengalami esterifikasi yaitu membentuk ester dengan gliserol menjadi trigliserida sebagai cadangan 195etabo jangka panjang. Jika sewaktu-waktu tak tersedia sumber 195etabo dari karbohidrat barulah asam lemak dioksidasi, baik asam lemak dari diet maupun jika harus memecah cadangan trigliserida jaringan. Proses pemecahan trigliserida ini dinamakan lipolisis Proses oksidasi asam lemak dinamakan oksidasi beta dan menghasilkan asetil KoA. Selanjutnya sebagaimana asetil KoA dari hasil 195etabolic195 karbohidrat dan protein, asetil KoA dari jalur inipun akan masuk ke dalam siklus asam sitrat sehingga dihasilkan 196etabo. Di sisi lain, jika kebutuhan 196etabo sudah mencukupi, asetil KoA dapat mengalami lipogenesis menjadi asam lemak dan selanjutnya dapat disimpan sebagai trigliserida. Beberapa lipid non gliserida disintesis dari asetil KoA. Asetil KoA mengalami kolesterogenesis menjadi kolesterol. Selanjutnya kolesterol mengalami steroidogenesis membentuk steroid. Asetil KoA sebagai hasil oksidasi asam lemak juga berpotensi menghasilkan badan-badan keton (aseto asetat, hidroksi butirat dan aseton). Proses ini dinamakan ketogenesis. Badan- badan keton dapat menyebabkan gangguan keseimbangan asam basa yang dinamakan asidosis 196etabolic Keadaan ini dapat menyebabkan kematian (Wahyudiati, 2020).
3. Kadar Triglisrida
Kadar trigliserida dalam darah dibagi sesuai dengan Adult Treatment Panel III of the National Cholesterol Education Program(ATP III) menjadi 4
14
yaitu normal (<150mg/dL), borderline tinggi (150-199mg/dL), tinggi (200- 499mg/dL), dan sangat tinggi (≥500mg/dL). Kadar trigliserida dalam darah diatas 150 didefinisikan sebgai hipertrigliseridemia (Mahendrakrisnna &
Chandra GTS, 2022).
4. Faktor Yang Mempengaruhi Tinggi dan Rendahnya Kadar Trigliserida Terdapat beberapa faktor yang berhubungan dengan kadar trigliserida.
Pertambahan umur menjadi salah satu faktor yang tidak bisa dimodifikasi, Status perkawinan juga ditemukan berhubungan dengan kadar trigliserida.
Sedangkan faktor yang dapat dimodifikasi diantaranya adalah obesitas sentral, merokok dan aktifitas fisik, Faktor konsumsi juga merupakan hal yang harus diperhatikan. Konsumsi makan berlemak, konsumsi buah dan sayur dan kopi (Siregar et al., 2020).
5. Komplikasi Yang Akan Terjadi Jika Trigliserida Semakin Meningkat Jika tubuh menyimpan banyak trigliserida yang tersimpan di dalam jaringan kulit hingga membuat tubuh terlihat gemuk dan tentunya mengganggu kesehatan yang semakin memperburuk suatu keadaan dari penderita kolesterol. Kadar trigliserida yang tinggi harus dengan cepat diturunkan untuk meminimalisir resiko bahaya jumlah trigliserida yang semakin tidak dapat dikendalikan. Beberapa komplikasi yang terjadi akibat trigliserida yang semakin meningkat yang menuai pada masalah gangguan kesehatan, seperti :1).Terjadi pengerasan pada arteri yang mengakibatkan
arterosklerosis yang dapat menimbulkan penyakit jantung dan stroke, 2) Timbulnya gejala penyakit diabetes komplikasi yang disebabkan oleh jumlah trigliserida yang semakin tinggi di dalam sel lemak yang merangsang pelepasan pada sel-sel inflamasi tertentu yang disebut dengan Cytokine ke dalam aliran darah, 3) Sindrom Metabolic, 4) Akan menimbulkan gejala seperti timbul rasa gatal, jerawat, bintik atau luka kecil yang terjadi di tangan,kaki lengan dan bokong (Pratama, A., 2019).
6. Hubungan Trigliserida Dengan Kontrasepsi Suntik 3 Bulan (DMPA) Kontrasepsi suntik memiliki efek samping yang terjadi pada umumnya yaitu bertambahnya berat badan dari 1 kilogram sampai 5 kilogram (Rahayu, 2020).
Kontrasepsi suntik yang digunakan merupakan kontrasepsi yang mengandung progresteron saja yaitu Depo Medroksiprogesteron Asetat (Depoprovera). Mengandung 150 mg DMPA yang diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik intramuscular (di daerah bokong), Progrestron yang terkandung dalam kontrasepsi suntik dan pil dapat mempengaruhi kerja dari Hepatic Lipase ( HL). Hepatic Lipase ( HL) merupakan enzim yang membantu proses sekresi dari HDL – kolesterol,apabila kerja dari HL terhambat maka produksi HDL mengalami penurunan dan LDL mengalami peningkatan serta terjadi peningkatan pada terigliserida pula. Estrogen dan progesteron memiliki efek berbeda. Esterogen bersifat cardio protectif (melindungi jantung) dan
16
anti-atero genic (anti pembentukan lemak), sedangkan progesteron bersifat anti-estrogen, di dalam tubuh estrogen dapat bersifat antioksidan yang membantu menghambat terbentuknya Low Density Lipoprotein (LDL), sehingga terjadi penurunan LDL dalam darah (Rahayu, 2020).
DMPA memiliki efek yang besar terhadap metabolisme lipid.
Progesteron tunggal, estrogen tunggal ataupun kombinasi estrogen- progesteron memiliki pengaruh yang berbedabeda terhadap metabolisme lipid (Samiasih & Hartiti, 2014) Terjadi penurunan kadar kolesterol total selama pemakaian. DMPA 12 bulan, namun secara statistik tidak bermakna. Tidak terjadi perubahan kadar LDL, trigliserida secara bermakna, namun terjadi penurunan kadar HDL secara bermakna setelah pemberian DMPA selama 12 bulan, bila diukur dari baseline. Penggunaan kontrasepsi DMPA pada calon akseptor yang memiliki risiko tinggi PJK harus dihindari. Perlu dilakukan pemeriksaan profil lipid secara rutin terhadap semua akseptor kontrasepsi DMPA jangka panjang > 1 tahun (Samiasih & Hartiti, 2022)
A. Jenis dan Desain Penelitian 1. Jenis Rancangan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan jenis penelitian Deskriptif. Deskriptif adalah metode penelitian yang berusaha menggambarkan fakta secara sistematis dan karakteristik objek serta frekuensi yang diteliti dengan tepat.
Penelitian deskriptif ini bersifat dalam, luas dan terperinci. Pelaksanaan penelitian deskriptif terstruktur, sistematis dan terkontrol karena penelitian ini memulai dengan subjek yang jelas dan mengadakan populasi atau sampel dari subjek untuk menggambarkannya secara akurat (Zellatifanny & Mudjiyanto, 2019). Pada penelitian ini hanya memaparkan gambaran kadar trigliserida pada akseptor kontrasepsi suntik 3 bulan (DMPA) di puskesmas Telaga Dewa Kota Bengkulu Tahun 2024.
2. Kerangka Konsep Penelitian
Bagan 3.1 Kerangka Konsep Penelitian
17 Akseptor
Kontrasepsi Suntik 3 bulan
Pemeriksaan
Kadar Trigliserida Kadar Trigliserida Normal/Tidak Normal
18
B. Variabel Penelitian dan Definisi operasional 1. Variabel Penelitian
Variable dalam penelitian ini adalah gambaran trigliserida pada akseptor kontrasepsi suntik 3 bulan (DMPA) di puskesmas Telaga Dewa tahun 2024.
2. Defenisi Operasional
Tabel 3.1 Defenisi Operasional No Variabel
Penelitian
Definisi Operasional
Alat Ukur Metode
Ukur
Hasil Ukur
Skala Ukur 1. Kadar
Trigliserida pada akseptor kontrasepsi suntik 3 bulan (DMPA).
Di lakukan pemeriksaan kadar trigliserida pada akseptor kontrasepsi suntik 3 bulandi puskesmas Telaga Dewa Tahun 2024.
Spektrofotomete r
Enzimatik Kolorimetri
1.
Normal
≤ 150 mg/dL . 2.Tidak
Normal
>150 mg/dL .
Nominal
C. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Pengambilan sampel di lakukan di puskesmas Telaga Dewa tahun 2024 2. Waktu Penelitian
Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan november 2024 sampai dengan desember 2024.
D. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti (Laulo et al., 2016) Penelitian ini populasinya adalah semua Akseptor Kontrasepsi suntik 3 bulan (DMPA) di wilayah kerja. puskesmas Pagar Dewa Kota Bengkulu dengan jumlah 182 orang yang di dapatkan dari data rekapan kontrasepsi Puskesmas Pagar Dewa Tahun 2024.
2. Sampel
Sampel adalah objek yang akan diteliti dan dapat mewakili seluruh populasi sampel dihitung dengan menggunakan rumus perhitungan Slovin sebagai berikut :
n= N
1+N(e)2 Keterangan :
N : Besarnya populasi
n : Besarnya sampel/jumlah responden
e : Persentase kelonggaran kesalahan pengambilan sampel yang bisa di toleransi (10%-20% dari populasi)
Sehingga :
N :182
n :Besarnya sampel/jumlah responden
e :17%
n= N
1+N(e)2
20
n= 182
1+182(0,17)2
n= 182
1+182(0,0289) n= 182
1+5,2598 n= 182
6,2598 n =29,07 =30
Berdasarkan perhitungan jumlah rumus besar sampel diatas diperoleh jumlah sampel penelitian berjumlah 29,07 Dibulatkan menjadi 30 responden.Sampel yang akan diambil mempunyai kriteria sampel sebagai berikut:
Adapun kriteria inklusi :
a. Pengguna Kontrasepsi hormonal jenis suntik b. Wanita dalam masa usia subur
c. Bersedia menjadi responden dalam penelitian
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan Teknik Accidental Sampling yaitu mengambil responden yang kebetulan ada atau bersedia yang sesuai dengan konteks penelitian.
E. Pelaksanaan Penelitian 1. Tahap Pra Analitik
a. Persiapan Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya alat-alat plebotomi (spuit 3 cc, tourniquet, handscoon, alkohol swab 70%, kapas kering, bantal dan plester), centrifuge, Spektrofotometer Microlab 300/LX, kuvet, tabung kimia (tutup merah), mikropipet (1000µL) dan tip biru, tabung reaksi, Bahan yang digunakan adalah reagensia pemeriksaan trigliserida dan serum responden.
b. Persiapan Pasien
Dilakukan informed consent kepada responden. Dijelaskan tentang segala tindakan yang akan dilakukan secara lisan maupun tertulis, baik manfaat maupun resiko yang akan diterima. Pengambilan sampel dapat dilakukan jika responden telah bersedia,
c. Cara Pengambilan Darah Vena dengan Spuit
1) Disiapkan semua alat dan bahan yang akan digunakan.
2) Dipastikan pasien pada posisi senyaman mungkin.
3) Dipasangkan tourniquet sekitar 3- 4 cm diatas lipatan siku.
4) Dilakukan palpasi untuk memastikan posisi vena. Pada bagian kulit yang akan diambil darahnya, dibersihkan menggunakan alkohol swab dengan gerakan searah jarum jam kemudian diusap lurus ke bawah lalu
22
dibiarkan bebarapa saat hingga mengering.
5) Ditusuk bagian kulit yang telah dibersihkan tadi menggunakan spuit 3 cc dengan menggunakan tangan kanan.
6) Setelah darah terlihat masuk ke ujung spuit, tourniquet direnggangkan, spuit ditahan dengan tangan kiri kemudian semprit/piston ditarik secara perlahan menggunakan tangan kanan sehingga volume darah diinginkan tercapai
7) Diletakkan kapas kering di atas jarum dengan lembut kemudian spuit ditarik secara perlahan menggunakan tangan kanan, Kapas ditekan sesaat untuk menghentikan pendarahan.
8) Daerah bekas jarum diberi plester.
9) Dilepaskan jarum pada spuit kemudian di alirkan darah ke tabung reaksi.
10) Diucapkan trima kasih kepada responden yang telah bersedia diambil darahnya.
a. Cara Memperoleh Serum
1) Darah yang telah berada dalam tabung reaksi didiamkan beberapa saat.
2) Darah tersebut disentifugasi untuk memperoleh serum yang jenih dan tidak haemolisis.
2. Tahap Analitik
a. Pemeriksaan Kadar Trigliserida dengan spekrtofotometer Microlab 300/LX
1). Disiapkan 3 buah kuvet
2). Pada setiap kuvet diisi reagensia dengan perbandingan :
Blanko (µL) Standar (µL) Sampel (µL)
Reagen 1000 - -
Standar 1000 10 -
Sampel 1000 - 10
3). Kuvet dihomogenkan dan diinkubasi di suhu ruangan selama 10 menit.
4). Diukur kadar trigliserida dengan Panjang gelombang 546 nm.
3. Tahap Pasca Analitik
Nilai rujukan trigliserida : <150 mg/dL . F. Pelaksanaan Penelitian
Pra-Analitik
Persiapan Pasien
Persiapan Alat dan Bahan
Pengambilan Darah Vena
Pembuatan Serum
24
�
G. Teknik Pengumpulan Data
Jenis data yang dikumpulakan adalah data primer. Data primer adalah data yang dikumpulkan oleh peneliti sendiri terhadap sasaran atau responden,Untuk memperoleh gambaran kadar trigliserida, data diambil dari pemeriksaan langsung terhadap kadar trigliserida pada serum akseptor kontrasepsi yang di ukur dengan menggunakan alat spektrofotometer Microlab 300/LX.
H. Pengelolahan Data
Metode pengolahan data yang melalui tahap-tahap berikut ini : 1. Pengolahan Data
a. Editing
Data yang telah dikumpulkan dilakukan pengecekan Kembali untuk menghindari kesalahan atau pertanyaan yang belum diisi oleh responden.
Analitik Pemeriksaan Kadar
Trigliserida
Pasca Analitik Interpretasi Hasil
b. Tabulating
Tahap pengelompokan data yang telah dibuat pada variable yang diukur dan selanjutnya dimasukkan ke dalam table agar mudah dibaca dan dianalisis.
c. Entering
Proses memasukan data ke program.
d. Cleaning
Pengecekan terakhir sebelum menganalisis data.
2. Analisis Data
Analisis data untuk penelitian ini adalah analisis univariat, yaitu mendeskripsikan variabel penelitian dengan melihat distribusi frekuensi dalam bentuk tabel dengan menggunakan rumus persentase sebagai berikut :
p=f
n×100 % Keterangan :
P : Presentase
f :Frekuensi (Jumlah yang normal dan abnormal) n :Jumlah keseluruhan sampel
Dari hasil distribusi frekuensi, maka hasil dapat dinyatakan sebagai berikut : 0% : Tidak ada satupun
26
1% - 25% : Sebagian kecil 26% - 49% : Hampir Sebagian
50% : Setengah
51% - 75% : Sebagian besar 76% - 99% : Hampir seluruh
100% : Seluruh