• Tidak ada hasil yang ditemukan

KTI SAMUDRA NUR KHALID.pdf - Repository Poltekkes Kaltim

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "KTI SAMUDRA NUR KHALID.pdf - Repository Poltekkes Kaltim"

Copied!
219
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Pasien juga tidak memiliki riwayat penggunaan obat-obatan, belum pernah dioperasi, dan memiliki alergi makanan yaitu udang. Bunyi nafas vesikular, bunyi ujaran jelas pada saat mengucapkan huruf vokal sebelumnya dan tidak ada bunyi nafas tambahan. Pada pemeriksaan perut tampak membuncit, tidak terdapat tonjolan atau bayangan vena pada perut.

Pasien mengatakan tidak ada nyeri pada saat melakukan gerakan, karena terjadi penurunan kekuatan otot pada tungkai kiri pasien maka perlu dilakukan latihan passive range of motion (ROM). Pasien juga tidak memiliki riwayat penggunaan narkoba, belum pernah menjalani operasi, dan pasien memiliki alergi makanan yaitu udang. Pasien tidak dapat dinilai keluhan sesak nafasnya, tidak dapat dinilai nyeri saat bernafas dan tidak adanya batuk.

Premitus vokal tidak dapat dipelajari, ekspansi paru simetris, ekspansi paru kanan dan kiri sama, tidak ada kelainan. Berdasarkan data yang ada dari hasil riwayat pola aktivitas sehari-hari, pada saat dilakukan pengkajian, Pasien 1 dan Pasien 2 mempunyai pola tidur atau istirahat yang serupa. Pasien tidur teratur dan tidak mengalami gangguan pola tidur. Sedangkan pola makan pasien 1 dan pasien 2 di rumah tidak ada masalah, pasien makan 3 kali sehari.

Pada saat auskultasi, bunyi jantung I bunyi tunggal, irama teratur, bunyi nyaring (lub) dan bunyi jantung II: bila didengar/didengar bunyi tunggal, irama teratur, bunyi dengan nyaring (dub), tidak ada tambahan jantung. suara. Bunyi tunggal, irama teratur, bunyi tinggi (lub) dan bunyi jantung kedua: bila didengar/didengar, bunyi tunggal, irama teratur, bunyi tinggi (dub), tidak ada bunyi jantung tambahan.

Gambar 2.1 Anatomi Otak  a.  Otak Besar (Serebrum)
Gambar 2.1 Anatomi Otak a. Otak Besar (Serebrum)

TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian

Etiologi

Anatomi

Terdiri dari dua bagian, yaitu talamus yang berfungsi menerima segala rangsangan dari reseptor kecuali penciuman, dan hipotalamus yang berfungsi dalam pengaturan suhu, pengaturan nutrisi, tetap terjaga dan menumbuhkan sikap agresif.

Patofisiologi

Akibat dari stroke non hemoragik adalah suplai darah yang tidak mencukupi ke jaringan otak, sedangkan akibat dari stroke hemoragik adalah peningkatan tekanan sistemik. Vasospasme arteri serebral adalah penyempitan arteri serebral yang dapat menimbulkan masalah pada belahan kanan dan kiri, serta infark/iskemia pada arteri tersebut, yang dapat menimbulkan masalah keperawatan dan berkurangnya mobilitas fisik. Aneurisma adalah pembesaran pembuluh darah yang disebabkan oleh melemahnya otot-otot dinding pembuluh darah. Hal ini menyebabkan penumpukan pada arachnoid (ruang antara permukaan otak dan lapisan yang menutupi otak) dan penumpukan darah di otak atau disebut hematoma kranial akibat penumpukan otak yang berlebihan dan intrakranial. tekanan. jaringan tengkorak menyebabkan jaringan otak bergeser/bergeser, yang disebut herniasi serebral.

Pergeseran ini juga menyebabkan kerusakan otak yang dapat menimbulkan pola pernapasan tidak normal (pernapasan Cheynes Stokes) karena pusat pernapasan bereaksi berlebihan terhadap CO2 sehingga menyebabkan pola pernapasan tidak efektif dan risiko aspirasi.

Manifestasi klinis

Stroke ini dapat dengan mudah dibedakan menjadi perdarahan subarachnoid, perdarahan intraserebral, dan perdarahan subdural/ekstradural berdasarkan gambaran klinis dan CT scan. Perdarahan subarachnoid adalah perdarahan yang muncul dengan gejala sakit kepala parah secara tiba-tiba, berhentinya aktivitas, dan muntah tanpa gejala neurologis fokal. CT scan menunjukkan darah di rongga subarachnoid dan sisterna serebral, dan cairan tulang belakang selalu mengandung darah.

Sakit kepala, muntah dan kehilangan kesadaran sering terjadi dengan perdarahan yang lebih luas, CT scan dan MRI menunjukkan hematoma di otak.

Pencegahan dan penanganan

Tujuan pengobatan rehabilitasi adalah untuk memastikan pemulihan terbaik fungsi pasien dalam aktivitas kehidupan sehari-hari. Tim akan menilai fungsi fisik dan psikologis pasien, perawatan rehabilitasi yang diperlukan, dan keterampilan pengasuh. Yang terpenting, pasien stroke dan anggota keluarganya harus berperan aktif dalam perawatan.

Dalam perawatan rehabilitasi, perawat berperan penting dalam memberikan dukungan 24 jam kepada pasien stroke dan anggota keluarganya. Mereka membantu pasien mempertahankan fungsi fisik dan psikologisnya, meningkatkan kemampuan untuk hidup mandiri dan mencegah komplikasi yang disebabkan oleh hilangnya kemampuan tersebut. Fisioterapi akan membantu pasien stroke memulihkan fungsi fisiknya dalam berbagai aspek, mengajarkan pasien dan kerabatnya perawatan yang tepat, serta melatih dan mencegah komplikasi, sehingga pasien dapat mencapai kemampuan mandiri terbaiknya.

Terapi okupasi (hanya versi China), melalui berbagai program terapeutik, akan memungkinkan pasien stroke untuk memaksimalkan kemampuan mandiri mereka dalam berbagai aspek seperti perawatan diri, perawatan rumah tangga, keterampilan kejuruan, dan rekreasi. Pekerja sosial medis dapat membantu pasien stroke dan anggota keluarganya dengan memenuhi kebutuhan mereka akan bantuan keuangan, perumahan, bantuan rumah tangga, pengaturan kerja, dan layanan perumahan.

Pemeriksaan diagnostik

Pathway

Konsep Asuhan Keperawatan

METODE PENELITIAN

Subyek Studi Kasus

Batasan Istilah

Stroke non-hemoragik adalah penyakit yang disebabkan oleh terhambatnya aliran darah di otak. Asuhan keperawatan pada klien stroke non hemoragik merupakan suatu proses atau tahapan kegiatan praktik keperawatan yang diberikan langsung kepada klien stroke non hemoragik dalam berbagai setting pelayanan kesehatan, meliputi metode atau asuhan keperawatan yang bersifat ilmiah, sistematis, dinamis dan berkesinambungan. dalam menyelesaikan masalah kesehatan klien stroke non hemoragik. Asuhan keperawatan diawali dengan tahap pengkajian (pengumpulan data, analisis data dan penegakan masalah), diagnosa keperawatan, pelaksanaan dan pengkajian/evaluasi tindakan keperawatan.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Prosedur Studi Kasus

Metode dan Instrument Pengumpulan Data

Studi dokumentasi adalah data yang diperoleh dari studi diagnostik dan data lain yang relevan, seperti hasil laboratorium, radiologi atau pemeriksaan fisik lainnya untuk mengetahui kelainan pada klien. Alat atau instrumen pendataan menggunakan format asuhan keperawatan dewasa sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Politeknik Kesehatan Kemenkes Kalimantan Timur (instrumen terlampir).

Keabsahan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara pada pagi hari pada saat narasumber masih segar agar diperoleh data yang lebih berharga.

Analisis Data

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pembahasan

Perencanaan asuhan keperawatan yang akan dilakukan pada pasien dengan masalah keperawatan. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan. Implementasi asuhan keperawatan pada pasien stroke non hemoragik” oleh Sri Iswahyuni, dkk. k) Risiko jatuh d.d faktor risiko penurunan kekuatan otot. Hasil evaluasi yang diperoleh pada pasien 1 (Tn. R) setelah 4 hari perawatan adalah bahwa pasien mengatakan pusingnya masih ada namun jarang muncul.

Hasil evaluasi yang didapat pada pasien 1 (Tn. R) setelah 4 hari perawatan adalah pasien sudah mampu melakukan aktivitas sehari-hari dengan dibantu oleh keluarganya. Hasil evaluasi yang didapat pada Pasien 1 (Tn. R) setelah 4 hari perawatan adalah pasien menjaga lingkungan aman dan tidak terjadi terjatuh. Hasil evaluasi yang diperoleh setelah empat hari perawatan pada Pasien 2 (Ny. P) adalah pasien menjaga lingkungan aman dan tidak terjadi terjatuh.

KESEIMPULAN DAN SARAN

Saran

Pasien belum pernah dirawat di rumah sakit dan tidak pernah menderita penyakit kronis maupun penyakit menular, serta tidak ada riwayat tindak lanjut. Pernapasan hidung tidak ada, posisi septum hidung simetris, lubang hidung bersih, ketajaman penciuman tidak berkurang, dan tidak ada kelainan pada hidung. Pernapasan hidung tidak ada, posisi septum hidung simetris, lubang hidung bersih, ketajaman indera penciuman tidak dapat dinilai, tidak ada kelainan pada hidung.

Tidak teraba pembesaran kelenjar getah bening, tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid, posisi trakea berada ditengah. Bentuk perut rata, tidak ada bayangan vena, tidak tampak benjolan, tidak terdapat luka operasi pada perut, tidak dipasang saluran pembuangan. Gerak peristaltik usus 7 kali/menit Palpasi : Tidak nyeri tekan, tidak teraba massa, tidak ada pembesaran hati dan limpa.

Bentuk perut bulat, tidak ada bayangan vena, tidak tampak benjolan, tidak terdapat luka operasi pada perut, tidak dipasang saluran pembuangan. Gerak peristaltik usus 10 kali/menit Palpasi : Tidak nyeri tekan, tidak teraba massa, tidak ada pembesaran hati dan limpa. Pasien tidak terdapat benjolan pada payudara, pasien tidak hamil, tidak terdapat albus fluoresceus atau prolaps uteri pada alat kelamin pasien.

Pola buang air besar di rumah tidak ada masalah dengan pasien buang air besar ke-1 dan ke-2 per hari dalam batas normal. Tidak ada lubang hidung, tidak ada sekret, dan tidak ada tulang hidung/septum hidung yang simetris. Otot pasien simetris, tidak ada edema, kekuatan otot kanan 5/5 dan kiri 3/3, tidak ada kelainan pada punggung, tungkai dan kuku.

Tabel 4.7   Diagnosa Keperawatan
Tabel 4.7 Diagnosa Keperawatan

Gambar

Gambar 2.1 Anatomi Otak  a.  Otak Besar (Serebrum)
Tabel 2.1 Intervensi keperawatan
Tabel  4.11 Diagosa Keperawatan pada  pasien  Stroke Non Hemoragik  di  Ruang Stroke Center RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda
Tabel  4.12  Intervensi  Keperawatan  pada  Pasien  Stroke  Non  Hemoragik  di  ruang Stroke Center RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda
+7

Referensi

Dokumen terkait

KESIMPULAN Berdasarkan pengelolaan asuhan keperawatan pada pasien asma dalam pemenuhan kebutuhan oksigenasi dengan masalah keperawatan pola napas tidak efektif berhubungan dengan