• Tidak ada hasil yang ditemukan

Geologi Dan Studi Kualitas Batugamping Sebagai Bahan Baku Semen, Desa Darmakradenan Dan Sekitarnya, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah - Repository Universitas Jenderal Soedirman

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Geologi Dan Studi Kualitas Batugamping Sebagai Bahan Baku Semen, Desa Darmakradenan Dan Sekitarnya, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah - Repository Universitas Jenderal Soedirman"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

110 BAB V

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan dari tugas akhir ini adalah:

1. Kondisi geologi pada daerah penelitian meliputi geomorfologi, satuan geologi, struktur geologi dan stratigrafi daerah penelitian. Geomorfologi daerah penelitian terbagi menjadi 4 satuan yaitu Satuan Lembah Sinklin Darmakradenan, Satuan Punggungan Hockback Paningkaban, Satuan Punggungan Homoklin Karang Kemojing, dan Satuan Punggungan Homoklin Karang Bawang. Stratigrafi daerah penelitian, terbagi menadi 3 yaitu Satuan Batulempung Perselingan Batupasir, Satuan Batugamping, dan Satuan Batupasir perselingan Batulempung, Struktur geoogi yang berkembang pada daerah penelitian, mepliputi Lipatan Sinklin berarah barat - timur, dan sesar geser menganan berarah barat laut - tenggara, yang diidentifikasi berdasarkan data kekar gerus, dan slinkenside yang diperoleh di lapangan.

2. Berdasarkan hasil analisis geokimia, diperoleh kualitas batugamping untuk bahan baku semen pada daerah penelitian, diperoleh batugamping dengan kualitas baik yaitu batugamping fasies packstone, grainstone, dan crystaline, dengan nilai rata- rata berkisar CaO rata-rata 56,64-51,89%, kandungan geokimia MgO rata-rata 0,25- 0,74%, kandungan SiO2 rata-rata 0,52-3,57%, kandungan Al2O3 0,23- 1,86%, kandungan Fe2O3 dengan nilai rata-rata 0,12 -1%, dan batugamping dengan kualitas buruk merupakan batugamping dengan fasies wackstone yang memiliki nilai rata-rata geokimia sebesar CaO rata- rata 31,57-45,88%, kandungan geokimia MgO rata- rata 1,94 - 5,4%, kandungan SiO2 rata- rata 22.73- 1,04%, kandungan Al2O3 6,43 -18,85%, kandungan Fe2O3 dengan nilia rata-rata 3,04 - 4,2%.

3. Berdasarkan hasil analisis petrografi, didapatkan pada daerah penelitian, terdapat fasies batugamping berupa fasies wackstone, fasies packstone, grainstone dan crystaline, dimana batugamping dengan fasies wackstone, memiliki kualitas buruk sebagai bahan baku semen, disebabkan komponen skeletal grain yang sedikit, serta terdapat mineral - mineral pengotor yang ada pada batuan seperti mineral biotik, opak dan kuarsa, yang terendapkan dari rework material pada batuan yang terendapkan sebelumnya yaitu batupasir perselingan batulempung Formasi Halang, sedangkan batugamping dengan fasies packstone, grainstone

(2)

111 dan crystaline memiliki kualitas baik (high grade), teramati pada pengamatan petrografi, fasies ini memiliki fraksi karbonat yang dominan, seperti skeletal grain dan mineral kalsit, didukung juga akibat proses diagenesis neomorfisme yang menyebabkan perubahan micrite menjadi mikrospar berupa mineral kalsit yang menyebabkan besarnya kadar CaO pada fasies ini, sehingga dapat digunakan sebagai bahan baku semen.

4. Sebaran kualitas batugamping yang dapat digunakan untuk bahan baku semen, terbagi menjadi batugamping dengan kualitas baik (high grade) tersebar dari arah barat – timur, daerah penelitian, dan wilayah ini yang direkomendasikan untuk pengembangan tambang di PT Sinar Tambang Arthalestari. Batugamping berkualitas buruk berada di selatan daerah penelitian, dengan sebaran dari barat – timur, daerah ini kurang direkomendasikan sebagai pengembangan area tambang karena tidak termasuk kedalam standar mutu bahan baku, batugamping pada daerah ini dapat dimanfaatkan dengan metode mixing raw material, namun diperlukan penelitian lebih lanjut.

Referensi

Dokumen terkait

Analisis lingkungan pengendapan batugamping berdasarkan unsur kimia di daerah Cidora, Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. (Lili Fauzielly

Analisis struktur makroskopis pada daerah penelitian berdasarkan arah kelurusan dugaan jejak dari struktur geologi dulu baik berupa sesar, ataupun arah kelurusan sumbuh

Sedimentasi Formasi Halang di daerah penelitian jika dilihat dari fasies (Walker 1973) yang berkembang diperkirakan terjadi pada Lower Fan sampai mid fan. Dilihat

Tugas akhir ini berjudul “Geologi dan Distribusi Fasies Batugamping Daerah Gunung Antu dan Sekitarnya, Desa Tanjung Mangkalihat, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan

Pada tahapan ini dimaksudkan untuk menginterpretasi komposisi kimia batugamping terumbu pada Formasi Klitik, apakah layak atau tidak untuk dapat digunakan sebagai

Topik penelitian untuk tugas akhir lapangan ini adalah “Geologi, Studi Fasies, dan Karakterisasi Rekahan pada Batugamping di Daerah Gunung Kromong, Cirebon, Jawa

Berdasarkan analisis fasies terhadap satuan batugamping Bulu jenis fasies yang muncul di daerah telitian dengan reef system Red algae bindstone, Coral baflestone, Acropora baflestone,

Kelayakan Kimia Mineral Lempung sebagai Bahan Baku Semen Portland di Desa Tritih Lor, Kecamatan Jeruklegi, Kabupaten Cilacap : Studi Kasus Pengembangan Eksplorasi Mineral Lempung