Analisis Keragaman Kadar Zat Mudah Menguap Briket Arang Campuran Limbah Pelepah Salak dan Tempurung Kelapa. Lampiran 7 Tabel Pengujian Kadar Zat Mudah Menguap Briket Arang Campuran Limbah Pelepah Salak dan Tempurung Kelapa……….
Tujuan Penelitian
Deskripsi Tanaman Kelapa (Cocos nucifera) 1. Gambaran Umum Tanaman Kelapa
Tanaman kelapa dapat tumbuh pada berbagai macam tanah namun jenis tanah terbaik untuk pertumbuhan tanaman kelapa adalah endapan alluvial dengan pH optimum 5,5-6,5 (Departemen Pertanian, 1985). Saat proses pertumbuhan buah kira-kira ½ - ¾ buah akan rontok, hal ini dikarenakan tanaman kelapa yang tidak mampu membesarkan seluruh buah yang keluar, pada bulan ke 9-10 buah kelapa akan mencapai ukuran maksimal dengan berat mencapai 3-4 kg.
Deskripsi Tanaman Salak (Salacca edulis) 1. Klasifikasi Tanaman Salak
Tanaman salak akan tumbuh dengan baik apabila berada pada tempat tumbuh yang sesuai dengan karakteristik yang dibutuhkan oleh tanaman salak. Tanaman salak akan tumbuh dengan baik apabila berada pada tempat dengan rata-rata curah hujan sebesar 200-400 mm.
Arang dan Briket Arang
Pelepah salak apabila dikeringkan sampai tingkat kadar air 10-20% mengalami penyusutan volume sebesar 27,64% (Sutrisno et al., 2018). Pada suhu terjadi penguapan air dan sampai suhu 270℃ mulai terjadi penguraian selulosa. Distilat mengandung asam organik dan sedikit methanol. Pada suhu reaksi eksotermik berlangsung dimana terjadi peruraian selulosa secara intensif menjadi larutan pirolignat, gas kayu, dan sedikit tar. Asam merupakan asam organik dengan titik didih rendah seperti asam cuka dan methanol sedang gas kayu terdiri dari CO dan CO2. Pada suhu terjadi peruraian lignin, dihasilkan lebih banyak tar sedangkan larutan pirolignat menurun, gas CO2 menurun, sedangkan gas CO, CH4, dan H2 meningkat. Pada suhu merupakan tahap pemurnian arang atau peningkatan kadar karbon. 2012) menjelaskan bahwa briket arang adalah proses mengubah bongkah atau serbuk arang menjadi briket sehingga meningkatkan sifat fisik seperti kerapatan, ketahanan tekan dan memperlambat kecepatan pembakaran, selain itu pembuatan arang menjadi briket arang juga bertujuan untuk membuat ukuran arang lebih seragam sehingga lebih diminati konsumen. Pembuatan arang menjadi briket arang meliputi beberapa tahapan diantaranya penggilingan arang, pencampuran serbuk arang dengan perekat, pencetakan, dan pengempaan arang menjadi briket arang serta pengeringan briket arang (Sumangat dan Broto, 2009).
Pembuatan Arang
Kiln limbah pertanian berukuran lebih kecil karena disesuaikan dengan potensi limbah pertanian yang tidak begitu banyak dan hanya diperoleh pada waktu-waktu tertentu. Pada kiln panas yang digunakan hanya berasal dari pembakaran bahan baku sementara pada retort panas yang digunakan selain dari pembakaran bahan baku juga berasal dari dinding kiln.
Kegunaan dan Kelebihan Briket Arang
Penelitian ini menggunakan jenis perekat pati karena memiliki kelebihan menghasilkan asap yang lebih sedikit, nyala tahan lama dan perekat yang dibutuhkan lebih sedikit. Selain itu menurut Lestari et al., (2010) perekat pati juga memiliki kelebihan berupa harganya yang murah dan mudah didapatkan, pemakaian lebih mudah dan kekuatan rekat kering yang dihasilkan lebih tinggi.
Kualitas Briket Arang
Selain dipengaruhi jenis bahan baku, menurut (Yuliza et al., 2013) jumlah zat mudah menguap pada briket arang juga dipengaruhi oleh. Karbon terikat adalah kandungan lain pada briket arang selain kadar air, kadar abu, dan kadar zat mudah menguap.
Rancangan Penelitian
Berdasarkan nilai rata-rata tersebut kemudian dianalisis dengan menggunakan program SPSS sehingga diperoleh analisis variannya. Untuk mengetahui seberapa jauh perbedaan nilai rata-rata perlakuan digunakan uji lanjut HSD (Honestly Signigicant Difference).
Bahan dan Alat Penelitian .1. Bahan Penelitian
Peralatan yang digunakan dalam pembuatan dan pengujian briket arang campuran limbah pelepah salak dan tempurung kelapa adalah. Jarum sebagai alat bantu mencelupkan contoh uji berat jenis arang ke dalam parafin dan air. Cawan porselin, untuk pengujian kadar zat menguap, kadar abu, kadar karbon terikat dan kadar air arang.
Desikator, untuk mengkondisikan contoh uji kadar abu, kadar zat mudah menguap, dan kadar air setelah dikeringkan dalam oven.
Tahapan Penelitian 1. Tahap Persiapan
Pengujian yang dilakukan menggunakan standar ASTM, kualitas briket arang yang diuji meliputi : sifat fisika (kadar air, berat jenis, nilai kalor) dan sifat kimia (kadar zat mudah menguap, kadar abu, dan kadar karbon terikat). Pengujian kadar air dilakukan dengan cara mengambil sampel briket arang sebesar ± 2 gram, selanjutnya sampel diletakkan pada cawan timbang dan ditimbang sebagai berat awal (a). Nilai kadar air briket arang dapat diperoleh dengan penghitungan sesuai dengan pedoman ASTM D-1762-84 dengan rumus.
Sampel yang telah terlapisi paraffin selanjutnya dicelupkan ke dalam gelas piala berisi aquades dengan bantuan jarum preparat tanpa menyentuh dinding gelas piala, berat yang diperoleh lalu dicatat sebagai berat (w2). Mengambil sebagian sampel briket arang dan menimbangnya dengan berat ±1 gram, kemudian cuplikan briket arang diletakkan di mangkok pembakaran dan ditimbang sebagai berat m1. Kadar zat mudah menguap diperoleh dengan cara menguapkan zat mudah menguap yang ada di dalam briket arang.
Prosedur pengujian abu dimulai dengan menimbang sampel sisa hasil pengujian zat mudah menguap dan ditulis sebagai berat awal pengujian kadar abu (c).
Skema Prosedur Penelitian
Hasil pengujian kadar air limbah pelepah salak yang telah dikering anginkan menunjukkan nilai kadar air pelepah salak berkisar antara 5,08% hingga 5,21%. Hasil pengujian kadar air limbah tempurung kelapa yang telah dikering anginkan menunjukkan nilai kadar air tempurung kelapa berkisar antara 4,53% hingga 4,68%. Hasil pengujian nilai kalor limbah pelepah salak yang telah diarangkan menunjukkan nilai kalor arang pelepah salak berkisar antara 6173,38 kal/g hingga.
Hasil pengujian nilai kalor limbah tempurung kelapa yang telah diarangkan menunjukkan nilai kalor arang tempurung kelapa berkisar antara 6.814,91 kal/g hingga 7.325,56 kal/g. Rendemen proses karbonisasi limbah pelepah salak dan tempurung kelapa yang telah dikering anginkan menunjukkan rendemen berkisar antara 27,78% hingga 31,25% pada limbah pelepah salak dan 40,91% pada limbah tempurung kelapa.
Uji Tukey HSD pengaruh interaksi komposisi bahan dan jumlah perekat terhadap nilai kadar air (%) briket arang campuran pelepah salak dan tempurung kelapa. Pengaruh interaksi komposisi bahan baku dan jumlah perekat terhadap rerata nilai kadar air briket arang campuran pelepah salak dan tempurung kelapa. Uji Tukey HSD pengaruh interaksi komposisi bahan dan jumlah perekat terhadap nilai berat jenis briket arang campuran pelepah salak dan tempurung kelapa.
Pengaruh interaksi komposisi bahan baku dan jumlah perekat terhadap rata-rata nilai berat jenis briket arang campuran pelepah salak dan tempurung kelapa. Uji Tukey HSD faktor komposisi bahan terhadap nilai kalor briket arang campuran pelepah salak dan tempurung kelapa. Uji Tukey HSD faktor jumlah perekat terhadap nilai kalor briket arang campuran pelepah salak dan tempurung kelapa.
Pengaruh faktor jumlah perekat terhadap rerata nilai kalor briket arang campuran pelepah salak dan tempurung kelapa disajikan pada gambar 5.4.
Pengaruh interaksi perekat dan komposisi bahan baku terhadap rata-rata kadar zat mudah menguap briket arang campuran pelepah salak dan tempurung kelapa. Uji Tukey HSD faktor komposisi bahan terhadap kadar abu briket arang campuran pelepah salak dan tempurung kelapa. Pengaruh faktor komposisi bahan baku terhadap rerata kadar abu briket arang campuran pelepah salak dan tempurung kelapa disajikan pada gambar 5.6.
Pengaruh faktor komposisi bahan baku terhadap rata-rata kadar abu briket arang campuran pelepah salak dan tempurung kelapa. Uji Tukey HSD faktor perekat terhadap kadar abu briket arang campuran pelepah salak dan tempurung kelapa. Pengaruh faktor perekat terhadap rerata kadar abu briket arang campuran pelepah salak dan tempurung kelapa disajikan pada gambar 5.7.
Pengaruh jumlah perekat terhadap rata-rata kadar abu briket arang campuran pelepah salak dan tempurung kelapa.
Perbandingan Hasil
Sifat Fisika Briket Arang 1. Kadar Air
Berdasarkan hasil pengujian berat jenis briket arang campuran limbah pelepah salak (PS) dan tempurung kelapa (TK) pada tabel 5.9. Selanjutnya briket arang dengan kombinasi A3B1 (komposisi pelepah salak 60% : 40% tempurung kelapa dan jumlah perekat 4%) ke kombinasi A3B3 (komposisi pelepah salak 60% : 40% tempurung kelapa dan jumlah perekat 8%) mengalami penurunan. Selain itu briket arang campuran limbah pelepah salak (PS) dan tempurung kelapa (TK) memiliki rerata berat jenis yang lebih tinggi dari briket limbah pelepah salak (kontrol).
Faktor jumlah perekat pada briket arang campuran limbah pelepah salak (PS) dan tempurung kelapa (TK) juga berpengaruh terhadap nilai berat jenis yang tdihasilkan. Apabila briket arang dari limbah campuran pelepah salak (PS) dan tempurung kelapa (TK) dibandingkan dengan standar briket arang negara lain seperti Jepang (1-1,2) Inggris (minimal 0,84), dan Amerika (minimal 1). Hasil pengujian nilai kalor briket arang campuran limbah pelepah salak (PS) dan tempurung kelapa (TK).
Hasil pengujian nilai kalor pada briket arang campuran limbah pelepah salak (PS) dan tempurung kelapa (TK) selengkapnya dapat dilihat pada tabel 5.12.
Sifat Kimia Briket Arang 1. Kadar Zat Mudah Menguap
Berdasarkan hasil pengujian kadar zat mudah menguap briket arang campuran limbah pelepah salak (PS) dan tempurung kelapa (TK) pada tabel 5.16. Selanjutnya rerata kadar zat mudah menguap briket campuran limbah pelepah salak dan tempurung kelapa juga lebih rendah apabila dibandingkan dengan briket arang dari pelepah salak (kontrol). Selanjutnya briket arang dengan kombinasi A1B2 (komposisi pelepah salak 80% : 20% tempurung kelapa dan jumlah perekat 6%) lebih tinggi daripada kombinasi A3B2 (komposisi pelepah salak 60% : 40% tempurung kelapa dan jumlah perekat 6%).
Hasil pengujian pada briket arang campuran limbah pelepah salak dan tempurung kelapa memiliki kadar zat mudah menguap lebih rendah daripada hasil penelitian briket arang dari pelepah salak (Ekawati, 2007). Berdasarkan hasil pengujian kadar abu pada briket arang campuran limbah pelepah salak dan tempurung kelapa pada tabel 5.19. Berdasarkan hasil pengujian kadar karbon terikat yang dilakukan pada briket arang campuran limbah pelepah salak dan tempurung kelapa pada tabel 5.23.
Selanjutnya briket arang dengan kombinasi A1B2 (komposisi pelepah salak 80% : 20% tempurung kelapa dan jumlah perekat 6%) lebih rendah daripada kombinasi A3B2 (komposisi pelepah salak 60% : 40% tempurung kelapa dan jumlah perekat 6%).
Saran
Variasi Konsentrasi Perekat dan Tekanan Kempa Terhadap Sifat Fisika -Kimia Briket Arang dari Kulit Kayu Suren. Pengaruh Perlakuan Bahan Baku dan Tekanan Pengempaan pada Pembuatan Briket Bioarang dari Pelepah Salak Sebagai Bahan Bakar Alternatif. Pembuatan Briket Arang dari Campuran Kayu, Bambu, Sabut Kelapa dan Tempurung Kelapa Sebagai Sumber Energi Alternatif.
Pengaruh Variasi Jumlah Perekat dan Tekanan Kempa Terhadap Sifat Briket Arang Daun Kelapa Sisa Persembahyangan Masyarakat Hindu Bali. Pengaruh Variasi Tekanan Kempa dan Jumlah Perekat Terhadap Sifat Fisika-Kimia Briket Arang dari Kayu Sikkam. Pengaruh Variasi Jumlah Perekat dan Tekanan Kempa Terhadap Sifat Fisika – Kimia Briket Arang dari Limbah Batang Tanaman Tembakau.
Konversi Limbah Serbuk Gergaji Kayu Akasia (Acacia mangium Willd) Ke Briket Arang dan Arang Aktif. Pengaruh Variasi Tekanan Kempa dan Persentase Perekat Terhadap Sifat Fisika-Kimia Briket Arang dari Limbah Kulit Buah Durian. Pengaruh Komposisi Arang Sekam Padi dan Arang Kulit Biji Jarak Pagar Terhadap Mutu Briket Arang.