• Tidak ada hasil yang ditemukan

MATA KULIAH ETIKA PROFESI ANALISIS KASUS PELANGGARAN KODE ETIKA DESAINER KOMUNIKASI VISUAL

Risma Azzahra

Academic year: 2023

Membagikan "MATA KULIAH ETIKA PROFESI ANALISIS KASUS PELANGGARAN KODE ETIKA DESAINER KOMUNIKASI VISUAL"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

MATA KULIAH ETIKA PROFESI

ANALISIS KASUS PELANGGARAN KODE ETIKA DESAINER KOMUNIKASI VISUAL

Di Susun Oleh :

Risma Azzahra Putri ( A14.2021.03622 ) Ardhan Zuan ( A14.2021.03654 )

7701

PROGRAM STUDI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL FAKULTAS ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG

2023

Kasus 1

(2)

Diduga Menjiplak Desain, Vans Ingin Brand Ventela Menghapus Postingan Instagram Perseteruan antara merek sepatu global, Vans dan sepatu lokal Ventela kembali mencuat.

Sepatu Ventela pernah merilis Ventela Retro yang memiliki siluet sangat mirip dengan Vans Old Skool sehingga menjadi perbincangan publik.

Brand lokal ini terancam karena desain sneakers-nya dianggap amat mirip sepatu Vans.

Namun Ventela berargumen desain mereka sudah didaftarkan ke Ditjen HAKI Kemenkum HAM. informasi permintaan Vans untuk menghapus produk Ventela dari IG beredar di medsos. Alhasil, Ventela sebagai salah satu sneakers menghapus postingannya di Intagram.

a) Kasus tersebut termasuk kedalam pelanggaran etika plagiarism karena desain yang digunakan oleh ventela mirip dan terkesan plagiat dari desain sepatu vans.

b) Ventela membuat klarifikasi bahwa desain produknya sudah terdaftar ke Dirjen HAKI dibawah kementrian hokum dan HAM.

c) Upaya yang dilakukan pihak Ventela dan reseller pengecer yaitu menghapus semua postingan sepatu yang desainnya mirip dengan Sepatu Vans

d) Solusi yang dapat di tawarkan adalah Ventela harus mempunyai desain sendiri dan membuat siluet yang baru dan berbeda agar mempunyai ciri khas tersendiri dan tidak terkesan plagiat.

Kasus 2

Tupperware Menggugat Biolife karena Desain

Botol yang Dianggap Sama

Sejak 2015, seluruh produk Tupperware sudah

didistribusikan ke lima benua dan sedikitnya 100 negara, termasuk Indonesia. Di Nusantara, produk Tupperware tercatat sudah menyebar hingga Lhokseumawe dan Sorowaku. Nah, salah satu produk Tupperware adalah 'Eco Bottle" yang mulai diproduksi sejak 2011 dan dipasarkan di Argentina, Brasil, Meksiko, AS, China, India hingga Portugis. Tupperware memberikan jaminan seumur hidup bagi 'Eco Bottle' dan tercatat telah terjual 33,5 juta buah dari 2011- 2014.

Di Indonesia, desain 'Eco Bottle' telah didaftarkan ke Dirjen Kekayaan Intelektual dengan Nomor Pendaftaran ID 0024 152-D. Atas hal itu, maka Tupperware memiliki hak eksklusif dan melarang orang lain tanpa persetujuan untuk memproduksinya. Belakangan Tupperware

(3)

kaget menemukan produk yang menyerupai 'Eco Bottle' dan beredar di Semarang dengan merek 'Biolife". Pihak Dart Industries Inc lalu melacak keberadaaan dan peredaran barang tersebut. Setelah dilakukan investigasi, maka disusunlah gugatan kepada dua perusahaan dan empat perorangan yang memproduksinya. Gugatan dilayangkan ke Pengadilan Negeri (PN) Semarang. Pihak Tupperware menilai Biolife memiliki persamaan dengan 'Eco Bottle"

seperti di konfigurasi ulir penutup, lekukan simetris 4 sudut dari perspektif atas botol, dan pola konfigurasi lingkaran di bagian tengah.

a) Kasus tersebut merupakan pelanggaran etika plagiarism karena desainnya yang dibuat sangat mirip dan melanggar pemakaian desain industri pihak lain tanpa izin dari pemiliknya

b) Upaya dari Tupperware adalah menggugat Bio Life ke pengadilan dan upaya dari Bio Life sendiri adalah mengajukan pembelaan karena sebelumnya Bio Life juga telah mendaftarkan produknya ke DJKI untuk mengikuti segala pemeriksaan, namun sebelumnya Tupperware sudah lebih dulu mendaftarkan produknya.

c) Solusi yang dapat ditawarkan adalah bisa dengan membatalkan pendaftaran DJKI dari Bio life karena produk Bio Life mirip dengan Tupperware yang sudah terdaftar terlebih dahulu

d) Solusi lain yang dapat di tawarkan adalah meningkatkan pemeriksaan pendaftaran desain industri guna meminimalisisr terjadinya persamaan desain yang telah terdaftar.

e) Bio Life juga harus lebih kreatif dalam mengembangkan ide ide desain produk minuman yang akan di produksi agar tidak terjadi kembali kasus plagiarism

Kasus 3

Iklan Sabun Mandi Dianggap Rasis, Dove Minta Maaf

Brand kecantikan Dove ini pernah mengeluarkan iklan yang cukup kontroversial. Berita yang dirilis di Facebook memperlihatkan seorang model perempuan berkulit hitam, yang sehabis mandi dengan produk tersebut berubah menjadi berkulit putih.

(4)

Namun, mengutip dari The Guardian pada Senin (9/10/2017), meski Dove dikecam telah berbuat rasis lewat iklan, perusahaan itu bersikeras bahwa "ada pesan yang hilang" dalam gambar-gambar yang diunggah ke Facebook. Akibatnya, pesan yang menurut Dove ingin disampaikan pun tak sesuai dengan harapan. Iklan itu dikecam karena bernada rasis. Atas kritikan tersebut, pihak search Dove pun menyampaikan permohonan maaf.

a) Kasus tersebut termasuk merupakan pelanggaran kode etik dimana iklan yang disampaikan mengandung SARA karena melibatkan dua ras yang berbeda sehingga banyak orang yang tersinggung khususnya bagi orang berkulit hitam.

b) Upaya yang dilakukan dari pihak brand sabun kecantikan Dove menyampaikan permintaan maaf dan menghapus iklan tersebut.

c) Solusi yang ditawarkan adalah dari pihak brand sabun Dove sebaiknya meneliti ulang dari segi manapun dan memikirkan konsekuensi yang harus dihadapi

d) Solusi lain Dove dapat mengganti isi konten iklan dengan tidak melibatkan SARA yang dapat menyebabkan pelanggaran kode etika.

Kasus 4

Louis Vuitton Digugat Membayar Denda

Brand ternama Louis Vuitton diwajibkan membayar denda senilai 1 juta dolar AS atau sebesar 15 miliar rupiah karena telah melanggar hak cipta selama tujuh tahun.

(5)

Seperti diberitakan Vogue Business, gugatan yang dilayangkan pada Louis Vuitton terkait fitur kunci yang dirancang oleh Jocelyn Imbert di tahun 1988 untuk rumah mode Perancis tersebut. LV Tournant kunci yang disebut Imbert, dirancang khusus olehnya untuk Louis Vuitton Malletier. Pengadilan menemukan, Imbert dan Louis Vuitton Malletier menandatangani kontrak khusus pada tahun 1992. Dalam kontrak itu dijelaskan, jika ada lini atau produk tas baru yang menggunakan kunci LV Tournant, Imbert akan menerima pembayaran sebesar 76.000 Euro (setara Rp 1,2 miliar). Pada 2014, Imbert menyadari desain kunci rancangannya digunakan Louis Vuitton pada lini lain. Namun, wanita itu tidak menerima royalti atau pembayaran .

a) Kasus tersebut termasuk ke dalam pelanggaran etika berupa melanggar hak cipta karena desain milik Imbert yang sudah habis kontrak digunakan lagi selama tujuh tahun oleh Louis Vuitton.

b) Upaya yang dilakukan dari pihak brand ternama LV adalah membayar denda sejumlah 15 miliar kepata desainer Jocelyn Imbert.

c) Solusi yang dapat ditawarkan adalah pentingnya meminta izin

menggunakan desain

yang sudah ada. Terutama desain tersebut sudah memiliki hak cipta oleh pihak desainer,

Kasus 5

Kasus Brand Kecantikan MS Glow dan PS Glow

Kasus sengketa merek dagang MS Glow vs PS Glow belakangan sempat menjadi perbincangan hangat. Kasus tersebut bermula pada 13 Agustus 2021 lalu ketika pemilik MS

(6)

Glow, yakni Juragan 99 dan Shandy Purnamasari melaporkan Putra Siregar selaku pemilik PS Glow. Merasa pihaknya tak menyalahi aturan, pihak PS Glow mengajukan gugatan balik pemilik MS Glow ke Pengadilan Negeri Surabaya dan mengklaim bahwa PS Glow dan merek dagang MS Glow berada di merek kelas yang berbeda.

Setelah beberapa kali mediasi, akhirnya kasus sengketa merek dagang ini dimenangkan oleh PS Glow karena disebutkan bahwa mereknya berbeda dari yang digugatkan. Dalam putusannya, majelis hakim Pengadilan Negeri Surabaya menyatakan bahwa PT Pstore Glow Bersinar Indonesia mengantongi hak eksklusif atas merek dagang PS Glow dan merek dagang tersebut telah terdaftar di Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) Kemenkumham. Akibat kasus sengketa merek dagang tersebut, pihak MS Glow harus membayar ganti rugi dengan nilai yang cukup fantastis, yakni Rp37 miliar karena masalah hak cipta merek dagang.

a) Kasus tersebut merupakan pelanggaran etika hak cipta karena penggunaan nama merek dagang.

b) Upaya yang dilakukan adalah melalui gugatan, dua pihak tersebut saling menggugat dan kasus tersebut dimenangkan oleh pihak PS Glow. Pihak MS Glow harus membayar ganti rugi senilai RP37 miliar.

c) Solusi yang akan ditawarkan adalah pentingnya mendaftarkan merek dagang terlebih dahulu agar pemilik bisnis mendapat perlindungan hukum dan tanda pengenal untuk membedakan barang dan jasa satu dengan yang lainnya.

Daftar Pustaka Kasus 1

Ventela vs Vans : Ini Jawaban Ventela soal Penghapusan Unggahan oleh Vans Global - Banjarmasinpost.co.id (tribunnews.com)

Kasus 2

(7)

https://news.detik.com/berita/d-3471049/gugat-desain-botol-biolife-eco-bottle-tupperware- kalah

Kasus 3

https://www.liputan6.com/global/read/3122175/iklan-sabun-mandi-dianggap-rasis-dove- minta-maaf

Kasus 4

https://tfr.news/berita/id/2022/4/2/kalah-dalam-sengketa-pelanggaran-hak-cipta-dengan- jocelyn-imbert-louis-vuitton-ganti-rugi-rp142-miliar

Kasus 5

https://kontrakhukum.com/article/sengketa-ms-glow-vs-ps-glow/

Referensi

Dokumen terkait

PLAGIARISME ADALAH PELANGGARAN HAK CIPTA DAN ETIKA 3 mengetahui dan mempertahankan kondisi keuangan agar tetap stabil, sehingga investor asing maupun lokal tertarik untuk berinvestasi

Pengaruh Persentase Arang Tempurung Kemiri Terhadap Nilai Kalor Briket Campuran Biomassa Ampas Kelapa - Arang Tempurung Kemiri PLAGIARISME ADALAH PELANGGARAN HAK CIPTA DAN

PLAGIARISME ADALAH PELANGGARAN HAK CIPTA DAN ETIKA 76 data perencanaan tersebut berdasarkan hasil survey langsung di lapangan agar dapat mengetahui kondisi jalan yang akan

PLAGIARISME ADALAH PELANGGARAN HAK CIPTA DAN ETIKA 4 Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 95, SekretariatNegara, Jakarta

PLAGIARISME ADALAH PELANGGARAN HAK CIPTA DAN ETIKA 44 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Hasil penelitian menunjukan parameter marshall dari perkerasan dengan variasi

PLAGIARISME ADALAH PELANGGARAN HAK CIPTA DAN ETIKA SKRIPSI ANALISIS PENGARUH DEBIT AIR RANCANGAN TERHADAP DIMENSI SALURAN BERDASARKAN NERACA AIR DAS LESTI BIDANG KEAIRAN

PLAGIARISME ADALAH PELANGGARAN HAK CIPTA DAN ETIKA EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENGGAJIAN UNTUK MENINGKATKAN PENGENDALIAN INTERN STUDI PADA SMAN 1 CIBAL MANGGARAI FLORES

PLAGIARISME ADALAH PELANGGARAN HAK CIPTA DAN ETIKA BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Kesimpulan dari penelitian yang berjudul Analisis Keuntungan Pengrajin Tempe Di