• Tidak ada hasil yang ditemukan

kumpulan cerpen saksi mata karya seno gumira

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "kumpulan cerpen saksi mata karya seno gumira"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

KUMPULAN CERPEN SAKSI MATA KARYA SENO GUMIRA AJIDARMA (2016): ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA GRAMSCIAN DAN

RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMA

ARTIKEL

OLEH KHAIRIANI NIM 14144800062

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA 2021

(2)

i

KUMPULAN CERPEN SAKSI MATA KARYA SENO GUMIRA AJIDARMA (2016): ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA GRAMSCIAN DAN

RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMA

ARTIKEL

Diajukan Kepada Universitas PGRI Yogyakarta Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Dalam Menyelesaikan Program Sarjana

Oleh Khairiani NIM 14144800062

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA 2021

(3)

ii

Kumpulan Cerpen Saksi Mata Karya Seno Gumira Ajidarma (2016):

Analisis Sosiologi Sastra Gramscian dan Relevansinya Terhadap Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA

Khairiani NIM 14144800062

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan analisis sosiologi sastra Gramscian dalam kumpulan cerpen Saksi Mata karya Seno Gumira Ajidarma (2016) dan relevansi analisis sosiologi sastra Gramscian dalam kumpulan cerpen Saksi Mata karya Seno Gumira Ajidarma (2016) dengan Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan sosiologi sastra Gramscian. Sumber data penelitian ini berupa kumpulan cerpen dalam cerpen Saksi Mata karya Seno Gumira Ajidarma yang diterbitkan tahun 2016 oleh penerbit Bentang Pustaka. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 16 cerpen yang disusutkan menjadi 10 cerpen. Cerpen tersebut adalah: Telinga, Manuel, Listrik, Pelajaran Sejarah, Misteri Kota Ningi, Klandestin, Darah Itu Merah Jenderal, Salazar, Junior, dan Kepala di Pagar Da Silva. Ke 10 cerpen tersebut penulis anggap sebagai sampel penelitian. Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini berupa kata, frasa, klausa, kalimat, dan paragraf. Data diperoleh melalui teknik kajian kepustakaan dengan cara membaca cerpen secara keseluruhan. Data dianalisi dengan teknik analisis interaktif. Keabsahan data diperoleh melalui ketekunan peneliti dan triangulasi teori.

Hasil penelitian sebagai berikut. Pertama, melalui analisis sosiologi sastra Gramscian pada cerpen Saksi Mata (2016) diperoleh 10 cerpen yang paling dominan dengan teori hegemoni Gramscian. Terdapat dua wilayah bentuk hegemoni yang beroperasi dalam cerpen tersebut yakni wilayah masyarakat sipil dan masyarakat politik, masing-masing wilayah melakukan hegemoni maupun menjadi korban hegemoni. Kedua, terdapat 5 cerpen yang relevan dengan pembelajaran bahasa Indonesia di SMA kelas XI semester 2 pada materi cerpen Kompetensi Dasar 3.8 dari Kompetensi Inti 3 dan Kompetensi inti 4. Sementara 5 cerpen lainnya tidak relevan dengan pembelajaran Bahasa Indonesia karena mengandung unsur radikalisme dan kekerasan.

Kata kunci: Cerpen, Sosiologi Sastra, Pembelajaran Bahasa Indonesia.

(4)

iii

Kumpulan Cerpen Saksi Mata Karya Seno Gumira Ajidarma (2016):

Analisis Sosiologi Sastra Gramscian dan Relevansinya Terhadap Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA

Khairiani NIM 14144800062

ABSTRACT

This study aims to describe the sociological analysis of Gramscian literature in the collection of short stories Saksi Mata by Seno Gumira Ajidarma (2016) and the relevance of sociological analysis of Gramscian literature in the collection of short stories Saksi Mata by Seno Gumira Ajidarma (2016) with Indonesian language learning in high school.

This research is a qualitative descriptive study with a sociological approach to Gramscian literature. The data source of this research is a collection of short stories in the short story Saksi Mata by Seno Gumira Ajidarma published in 2016 by the publisher Bentang Pustaka. The population in this study amounted to 16 short stories which were reduced to 10 short stories. The short stories are: Ears, Manuel, Electricity, History Lessons, The Mystery of Ningi City, Clandestine, Blood Is Red General, Salazar, Junior, and The Head at Da Silva's Fence. The 10 short stories the author considers as research samples. The data used in this study are in the form of words, phrases, clauses, sentences, and paragraphs. The data was obtained through literature review techniques by reading the short story as a whole. The data were analyzed using interactive analysis techniques. The validity of the data was obtained through the persistence of researchers and triangulation of theory.

The results of the study are as follows. First, through the sociological analysis of Gramscian literature on the short story Witness Eye (2016), it was found that the 10 most dominant short stories with the Gramscian hegemony theory were obtained. There are two areas of hegemony that operate in the short story, namely the area of civil society and political society, each region exercising hegemony or becoming a victim of hegemony. Second, there are 5 short stories that are relevant to learning Indonesian in SMA class XI semester 2 in the short story material of Basic Competence 3.8 of Core Competence 3 and Core Competence 4. While the other 5 short stories are not relevant to learning Indonesian because they contain elements of radicalism and violence.

Keywords: Short Story, Sociology of Literature, Indonesian Language Learning.

(5)

1 PENDAHULUAN

Karya sastra merupakan hasil ciptaan manusia yang mengekspresikan pikiran, gagasan, pemahaman dan tanggapan penciptanya tentang kehidupan dengan menggunakan bahasa yang imajinatif dan emosional. Pendekatan terhadap karya sastra yang mempertimbangkan segi-segi kemasyarakatan disebut sosiologi sastra (Damono, 2020: 8).

Karya sastra harus didekati dari segi struktur dalam (pendekatan intrinsik) seperti metafora, penyusunan citra, ritme, dinamika alur, dan penokohan.

Sosiologi sastra merupakan pendekatan ekstrinsik yang berfungsi untuk menghubungkan pengalaman tokoh-tokoh khayali dan situasi ciptaan pengarang dengan keadaan sejarah yang menjadi asal-usulnya (Damono, 2020:

49).

Penelitian ini dilatarbelakangi beberapa alasan. Pertama, Cerita Pendek (cerpen) merupakan salah satu genre yang berada dalam lingkup karya sastra, sampai saat ini cerpen memiliki popularitas tinggi dalam kesusastraan indonesia, dalam hal ini dibuktikan dari banyaknya media-media yang meliput cerpen baik itu koran, blog, maupun media sosial. Di era digital yang serba instan tentunya para pembaca lebih memilih membaca cerpen ketimbang novel yang relatif tebal.

Kedua, salah satu cerpen yang menarik untuk dikaji karena di dalamnya menceritakan tentang konsep teori hegemoni Gramscian yaitu, Kumpulan cerpen Saksi Mata karya Seno Gumira Ajidarma. Cerpen ini menceritakan tentang kekuasaan, kepemimpinan, bentuk keadilan, dan bentuk pemerintahan

(6)

2

yang otoriter di mana pada saat itu rakyat tidak mendapatkan kebebasan dalam memperjuangkan hak asasinya. Peristiwa demi peristiwa terjadi, bahkan sampai menimbulkan konflik berdarah. Lewat Saksi Mata Seno Gumira Ajidarma menggambarkan bagaimana perjuangan pada masa itu sangat sulit.

Jelas peristiwa yang terjadi pada masa itu sangat bertentangan dengan ideologi bangsa.

Alasan ketiga, berdasarkan hasil bacaan peneliti, hikayat dalam kumpulan cerpen Saksi Mata banyak mengandung nilai-nilai sosial. Sejalan dengan kumpulan cerpen tersebut, maka dari itu peneliti memilih kajian ini karena kumpulan cerpen yang tertuang dalam Saksi Mata itu lahir dari perjalanan kehidupan manusia, karya sastra ini sangat relevan dianalisis dengan kajian Sosiologi Sastra Gramscian.

Alasan keempat, Seperti yang sudah dijelaskan di atas, bahwasanya cerpen merupakan cerita pendek yang tidak membutuhkan waktu yang lama untuk membacanya, untuk itu, selain untuk menambah wawasan peserta didik, cerpen dapat juga digunakan sebagai media untuk meningkatkan minat baca bagi kalangan anak muda, khususanya bagi siswa-siswa SMA. Untuk itu penulis merelevansikannya dengan pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA.

FOKUS PENELITIAN

Terdapat tiga fokus pada penelitian ini. Fokus pertama adalah, analisis sosiologi sastra Gramscian dalam kumpulan cerpen Saksi Mata Karya Seno Gumira Ajidarma (2016).

(7)

3

Fokus kedua adalah objek formal penelitian. Objek formal dalam penelitian ini adalah cerpen-cerpen dalam Saksi Mata karya Seno Gumira Ajidarma berjumlah 10 judul cerpen yang doiminan dengan konsep teori Heegemoni Gramscian.

Fokus ketiga adalah relevansi nilai-nilai dalam kumpulan cerpen Saksi Mata karya Seno Gumira Ajidarma bagi pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA.

RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah dan fokus penelitian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah. Bagaimana analisis sosiologi sastra Gramscian dalam kumpulan cerpen Saksi Mata karya Seno Gumira Ajidarma (2016), serta apa relevansi analisis sosiologi sastra Gramscian dalam kumpulan cerpen Saksi Mata karya Seno Gumira Ajidarma (2016) dengan pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA

TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan analisis sosiologi sastra Gramscian dalam kumpulan cerpen Saksi Mata karya Seno Gumira Ajidarma (2016) serta mendeskripsikan relevansi analisis sosiologi sastra Gramscian dalam kumpulan cerpen Saksi Mata karya Seno Gumira Ajidarma (2016) dengan pembelajaran bahasa indonesia di SMA.

(8)

4

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Data yang digunakan dalam penelitian ini dapat berbentuk kata, frasa, kalimat, dan paragraf yang terdapat dalam kumpulan cerpen Saksi Mata.

Sementara sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kumpulan cerpen dalam cerpen Saksi Mata karya Seno Gumira Ajidarma yang diterbitkan tahun 2016 oleh Penerbit Bentang Pustaka. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah kajian kepustakaan. Kajian kepustakaa ini dilakukan dengan penghayatan secara langsung dan pemahaman arti secara rasional. Jenis analisis data dalam penelitian ini adalah analisis interaktif. Interaktif artinya suatu kegiatan di dalamnya yang terdapat interaksi secara langsung dan terus- menerus antara peneliti dan objek penelitian.

HASIL TEMUAN DAN PEMBAHASAN

Menurut Gramsci, hegemoni didefenisikan sebagai sesuatu yang kompleks, yang sekaligus bersifat ekonomik dan etis-politik, supremisasi suatu kelompok sosial menyatakan dirinya dalam dua cara, yaitu sebagai “dominasi”

dan sebagai “kepemimpinan moral dan intelektual” suatu kelompok sosial mendominasi kelompok-kelompok antagonistik yang cenderung ia

“hancurkan”, atau bahkan ia taklukkan dengan kekuatan tentara (Faruk, 2015 :141).

Gramsci membagi wilayah hegemoni menjadi dua kelompok, yaitu masyarakat sipil dan masyarakat politik.

(9)

5

1. Masyarakat sipil

Masyarakat sipil merupakan wilayah yang menjadi kesetujuan dan kehendak bebas yang dilakukan oleh aparat-aparat hegemoni terhadap wilayah yang dikuasainya demi memenangkan kesetujuan dari masyarakat yang dikuasai (Faruk, 2015: 153).

Adapun judul cerpen yang masuk ke wilayah hegemoni yang dilakukan oleh masyarakat sipil yang terdapat dalam cerpen Saksi Mata adalah: Pelajaran Sejarah, Klandestin, Junior, Salazar, dan Kepala di Pagar Da silva.

1. Masyarakat Politik

Masyarakat politik merupakan wilayah dunia kekerasan, pemaksaan, dan intervensi yang dilakukan oleh aparat-aparat penguasa (Faruk, 2015:

153). Bisa disebut sebagai wilayah pembentukan kepemimpinan dalam masyarakat sipil.

Adapun judul cerpen yang mengandung unsur hegemoni yang dilakukan oleh masyarakat politik yang terdapat dalam cerpen Saksi Mata adalah: Manuel, Misteri Kota Ningi, Listrik, Darah Itu Merah Jenderal,dan Telinga.

Cerpen-cerpen teranalisis diatas sama-sama menceritakan tentang konsep teori hegemoni yang terjadi di wilayah masyaraka sipil dan masyarakat politik.

Berdasarkan hasil analisis peneliti, masyarakat sipil menjadi korban kekerasan atas hegemoni yang dilakukan oleh kelas atas yang dalam hal ini disebutkan sebagai kelas sosial masyarakat politik seperti aparat-aparat bersenjata. Bentuk

(10)

6

hegemoni yang dilakukan oleh masyarakat politik dalam hal ini seperti terjadi akibat keinginan kuat pemimpin untuk berkuasa penuh.

Hasi penelitian memiliki ini relevansi untuk menanamkan sikap kecintaan terhadap bangsa Indonesia melalui pelajaran bahasa Indonesia di sekolah.

Adapun relevansi tersebut dapat ditunjukkan pada Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) kurikulum 2013 pada kelas XI SMA. Dalam kompetensi inti mata pelajaran bahasa Indonesia ditujukan pada KI 3 yaitu memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, keanekaragaman, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya. Umtuk memecahkan masalah KI 4 mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan diri yang yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuanya.

Berdasarkan kempetensi inti di atas, kompetensi inti 3 bertujuan untuk memberikan pengetahuan terkait dengan segala fenomena yang ada di sekitar lingkungannya. Kompetensi inti 4 bertujuan untuk menerapkan pengetahuan yang dimiliki sehingga bermanfaat bagi diri sendiri maupun lingkungannya.

Dalam materi pembelajaran bahasa Indonesia yang memiliki kaitan dengan

(11)

7

penelitian ini adalah Kompetensi Dasar (KD) 3.8 yaitu mengidentifikasi nilai- nilai kehidupan yang terkandung dalam kumpulan cerita pendek twrsebut.

Melalui wacana yang terkadung dalam buku Saksi Mata (2016) yang bercorak hegemoni (kepemimpinan) baik dalam masyarakat sipil maupun masyarakat politik diharapkan peserta didik usia SMA sederajat dapat mengambil nilai-nilai positif dari cerita tersebut, serta melalui cerpen tersebut memperluas wawasan tentang kepemimpinan yang baik, sehingga ketika tumbuh menjadi seorang pemimpin dapat bertanggung jawa dan adil terhadap yang dipimpinnya.

Adapun langkah-langkah yang dapat ditempuh untuk mengaplikasikan hasil penelitian ini dalam pembelajaran cerpen adalah sebagai berikut:

1) Guru dapat menjadikan cerpen-cerpen yang telah dianalisis dalam penelitian ini sebagai bahan ajar dalam materi cerpen, cerpen tersebut berjudul: Pelajaran Sejarah, Klandestin, Junior, Manuel, dan Miateri Kota Ningi.

2) Guru meminta peserta didiknya untuk membaca wacana bercorak hegemoni (kepemimpinan) tersebut seerta mencari nilai-nilai kehidupan yang terkandung dalam cerpen-cerpen tersebut.

3) Setelah mengetahui nilai-nilai kehidupan dari cerpen-cerpen tersebut, diharapkan peserta didik dapat membedalkan nilai kehidupan yang baik dan buruk dalam cerita tersebut. Peserta didik dapaat menerapkan nilai kehidupan yang baik ke dalam kehidupan sehari-hari dan nilai kehidupan yang tidak baik dapat dijadikan sebagai pembelajaran.

(12)

8

Setelah menganalisis, peneliti dapat menyimpulkan bahwa terdapat 5 judul cerpen dalam kumpulan cerpen Saksi Mata karya Seno Gumira Ajidarma (2016) berjudul: Pelajaran Sejarah, Klandestin, Junior, Manuel, dan Miateri Kota Ningi relevan dengan pembelajaran Bahasa Indonesia terutama pada materi cerpen. Sementara ke 5 cerpen lainya yang berjudul: Telinga, Listrik, Darah Itu Merah Jenderal, Salazar, dan Kepala di Pagar Da Silva tidak relevan dengan pembelajaran Bahasa Indonesia karena mengandung unsur liberalisme dan kekerasan fisik.

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

1) Terdapat 10 judul cerpen yang dominan dengan konsep teori hegemoni Gramscian yaitu cerpen yang berjudul Manuel, Pelajaran Sejarah, Misteri Kota Ningi, Salazar, Kepala di Pagar Da Silva, Klandestin, Junior, Listrik, Darah itu Merah Jenderal, dan Telinga.

Bentuk hegemoni dalam cerpen tersebut terdapat dua wilayah yakni wilayah masyarakat sipil dan masyarakat politik. Hegemoni masyarakat sipil terdapat dalam cerpen Pelajaran Sejarah, Klandestin, Junior, Salazar, dan Kepala di Pagar Da Silva. Sementara hegemoni masyarakat politik terdapat dalam cerpen Manuel, Misteri Kota Ningi, Listrik, Darah Itu Merah Jenderal, dan Telinga. Kedua wilayah tersebut melakukan cara-cara tersendiri untuk mencapai tujuan hegemoni. Dapat dikatakan wilayah masyarakat sipil menjadi korban hegemoni kekuasaan oleh masyarakat politik.

(13)

9

2) Hasil analisis dalam kumpulan cerpen Saksi Mata karya Seno Gumira Ajidarma (2016) menggunakan kajian sosiologi sastra Gramscian terdapat 5 cerpen yang berjudul: Telinga, Listrik, Darah Itu Merah Jenderal, Salazar, dan Kepala di Pagar Da Silva tidak relevan dengan pembelajaran Bahasa Indonesia, karena mengandung unsur liberalisme dan kekerasan fisik. Sementara 5 cerpen yang berjudul:

Pelajaran Sejarah, Klandestin, Junior, Manuel, dan Miateri Kota Ningi relevan dengan pembelajaran bahasa Indonesia di SMA kelas XI pada Kompetensi Inti 3 dan 4 serta dalam Kompetensi Dasar 3.8 dengan materi cerita pendek sebagai berikut:

Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar

KI 3

Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI 4

Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan diri yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai dengan kaidah keilmuan.

KD 3.8

Mengidentifikasi nilai-nilai kehidupan yang terkandung dalam kumpulan cerita pemdek yang dibaca

(14)

10

3) Relevansi kumpulan cerpen bercorak hegemoni (kepemimpinan) dalam cerpen Saksi Mata karya Seno Gumira Ajidarma (2016) dengan pembelajaran bahasa Indonesia di SMA yaitu dapat menciptakan pembelajaran berbasis kepemimpinan dan kehidupan bersosial.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan mengacu pada manfaat penelitian, maka disarankan sebagai berikut.

1) Peneliti ini diharapkan dapat dimanfaatkan bagi pengembangan ilmu sastra, khususnya kajian sosiologi sastra Gramscian sebagai salah satu bentuk analisis terhadap karya sastra yang di dalamnya memberikan kontribusi berbagai nilai yang bermanfaat bagi kehidupan.

2) Cerpen yang mengandung nilai kehidupan sosial seperti yang terdapat dalam cerpen Saksi Mata karya Seno Gumira Ajidarma (2016) dapat dijadikan contoh sebagai cerpen yang berbobot bagi pembelajaran bahasa Indonesia, karena di dalam cerpen tersebut terdapat wawasan bercorak hegemoni (kepemimpinan) yang mampu menamabah pengetahuan peserta didik mengenai kepemimpinan.

3) Dengan menggunakan kajian sosiologi satra Gramscian, penelitian ini diharapkan bisa menjadi acuan dalam penelitian lainnya mengenai prilaku atau keadaan masyarakat. Terlebih itu berkaitan dengan kepemimpinan serta pengaruhnya terhadap masyarakat lain yang berhubungan dengan dampak-dampak kepemimpinan.

(15)

11

DAFTAR PUSTAKA

Ajidarma, Seno Gumira. 2016. Saksi Mata. Yogyakarta: Bentang Pustaka.

Damono, Sapardi Djoko. 2020. Sosiologi Sastra: Sebuah Pengantar. Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama.

Faruk. 2015. Pengantar Sosiologi Sastra dari Strukturalisme Genetik sampai Post-Modernisasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 tahun 2006 tentang standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 69 tahun 2013 tentang kurikulum SMA-MA.

Ratna, Nyoman Kuta. 2010. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Setiadi, Elly M & Usman Kolip. 2011. Pengantar Sosiologi. Jakarta : Kencana.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Teeuw, A. 2015. Sastra dan Ilmu Sastra. Bandung: Pustaka Jaya.

Wahyuni, Primasari. 2019. “Hegemoni Kekuasaan dalam Novel Hujan Karya Tere Liye dan Implikasinya dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA”. Jurnal Skripta. Vol 5, No 1.

https://journal.upy.ac.id/index.php/skripta/article/view/127. Diakses 20 Juni 2021

Yulianti, Erma. 2020. "Kumpulan Cerpen Lumbung (2016): Analisis Antropologi Sastra dan Relevansinya dengan Pembelajaran Bahasa

(16)

12

Indonesia di SMA". Skripsi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan:

Universitas PGRI Yogyakarta.

Referensi

Dokumen terkait

"REALITAS SOSIAL DALAM KUMPULAN CERPEN TERIAKAN DALAM BUNGKAM KARYA RIZQI TURAMA", Jurnal Bastra (Bahasa dan Sastra),

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, penggunaan gaya bahasa perumpamaan dalam kumpulan cerpen Kinoli karya Yetti A.KA dapat dilihat pada cerpen-cerpen berikut; Rumah Keluarga, Ibu