• Tidak ada hasil yang ditemukan

KUNJUNGAN Xylocopa confusa Linn. (Hymenoptera

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "KUNJUNGAN Xylocopa confusa Linn. (Hymenoptera"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

KUNJUNGAN Xylocopa confusa Linn. (Hymenoptera: Anthophoridae) PADA PERTANAMAN PARE (Momordica charantia L.) DI KELURAHAN

PASAR AMBACANG KECAMATAN KURANJI KOTA PADANG

E-JURNAL

MARDALENA NIM: 09010176

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG

2015

(2)
(3)

KUNJUNGAN Xylocopa confusa Linn. (Hymenoptera: Anthophoridae) PADA PERTANAMAN PARE (Momordica charantia L.) DI KELURAHAN

PASAR AMBACANG KECAMATAN KURANJI KOTA PADANG

Mardalena, Jasmi1, Henny Herwina2

1) Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat 2) Biologi Univesitas Andalas

Xylocopa confusa or carpenter bees nest in dead wood and weathered wood. As well as for plants play an important role as pollinators. Carpenter bees visiting the plant pare to find food in the form of pollen and nectar. This study aims to determine Xylocopa confusa visit Linn. (Hymenoptera: Anthophoridae) in cropping p bitter melon (Momordica charantia L.) in the Kelurahan Pasar Ambacang Kecamatan Kuranji Kota Padang.

This research was conducted in April 2015 with a descriptive survey method that is by observing the Xylocopa confusa directly to the visit in the planting area bitter melon. Environmental physical factors measured are temperature, humidity, wind speed, solar radiation and precipitation. The total area is used as a place of research is ± 10 x 8 m². has found the average number of visits to planting bitter melon Xylocopa confusa mostly in the morning at 9.15 WIB (14.29 people) and a slightly found at 12.15 WIB (1.43 people). Xylocopa confusa highest number out of the melon crop occurred at 09.15 WIB (10.57 people) while a little out at 16.15 WIB (1.43 people). The number of flowers visited Xylocopa confusa in the morning was 11.28 per flower, and in the afternoon was 3.76 per flower. Wind speed and humidity significantly affect the visit Xylocopa confusa to pare crop, but the temperature does not affect the visit Xylocopa confusa in cropping bitter melon.

Key Word: Xylocopa confusa Linn., Plating bitter melon

Pendahuluan

Xylocopa atau lebah tukang kayu merupakan salah satu jenis serangga yang termasuk kedalam ordo Hymenoptera: famili Anthophoridae (Michener, 2007). Lebah tukang kayu ini membuat sarang didalam kayu atau batang tanaman. Lebah tukang kayu (Xylocopa) mempunyai panjang ± 25 mm, tubuhnya berwarna hitam dan besar, pada bagian atas toraknya terdapat warna kuning, perut bagian atas lebah tukang kayu berbulu. Serangga ini banyak berkunjung pada tanaman yang berbunga sehingga sangat membantu dalam proses penyerbukan tanaman (Borror dkk, 1992).

Peranan Xylocopa termasuk polinator karena dapat membantu penyerbukan pada berbagai tanaman, dimana aktivitas polinator pada umumnya mengunjungi tanaman berbunga dengan tujuan untuk mencari makan (Khomsah, 2013).

Dalam hal ini, bunga yang mekar mengandung zat gula (nektar) yang merupakan sumber makanan bagi polinator seperti pada tanaman pare. Pare merupakan tumbuhan semusim, bunga seperti lonceng, kuntum bunga yang berwarna kuning menyala, sehingga bunga jantan dan sebagian merupakan bunga betina, terletak pada ujung tangkai yang panjang kurang lebih 5 cm. Tipe penyerbukan pada tanaman pare dengan (Autogami) penyerbukan ini juga dibantu serangga, salah satu serangga yang membantu penyerbukan yaitu Xylocopa confusa (Cahyadi, 2009).

Penelitian yang dilakukan Yuliani dkk (2012) di Kecamatan Pauh Kota Padang, tentang jenis - jenis serangga pengunjung bunga Neriumo leander Linn. (Apocynaceae) ditemukan beberapa jenis Xylocopa salah satunya Xylocopa confus, Xylocopa confusa banyak berkunjung pada pertanaman untuk beraktivitas, salah satunya pertanaman pare. Berdasarkan Xylocopa confusa Linn. (Hymenoptera: Anthophoridae) Pada Pertanaman Pare (Momordica charantia L.) Di Kelurahan Pasar Ambacang Kecamatan Kuranji Kota Padang”.

Metode penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April 2015. Pengambilan sampel dilakukan di Kelurahan Pasar Ambacang Kecamatan Kuranji Kota Padang.

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kamera digital, counter, thermometer, hygrometer dan alat-alat tulis. Bahannya adalah Xylocopa confusa dan pertanaman pare.

Penelitian ini dilakukan dengan metode survey deskriptif yaitu dengan cara mengamati langsung kunjungan serangga di lapangan dilakukan selama 15 menit perjam dengan pukul 06.00–18.00 WIB.

(4)

Analisis data dalam penelitian ini adalah analisis hubungan aktivitas kunjungan Xylocopa confusa dan faktor lingkungan menggunakan regresi berganda dan sederhana. Rumus yang digunakan adalah :

Ý = a + b1X1+b2X2+b3X3 (Sudjana, 1989).

X1 = Suhu X2 = Kelembaban X3 = Angin

Hasil dan Pembahasan

Frekunsi kunjungan lebah tukang kayu Xylocopa confusa (Hymenoptera:

Anthophoridae) pada pertanaman pare di Kelurahan Pasar Ambacang Kecamatan Kuranji Kota Padang, dapat dilihat pada Gambar 1. frekuensi kunjungan X. confusa terbanyak pada pertanaman pare terjadi pada pukul 09.15 WIB dengan jumlah kunjungan rata-rata 14,29 individu, dan yang sedikit pada pukul 12.15 WIB dengan jumlah kunjungan rata-rata 1,43 individu. (Gambar 1.) Jumlah X.

confusa terbanyak keluar dari pertanaman pare terjadi pukul 09.15 WIB dengan jumlah kunjungan rata-rata 10,57 individu dan yang sedikit keluar terjadi pada pukul 16.15 WIB dengan jumlah rata - rata 1,43 individu

Gambar 1: Jumlah X.confusa yang berkunjung dan keluar dari pertanaman pare selama pengamatan berkunjung, keluar 1. Jumlah bunga yang dikunjungi Xylocopa

confusa

Jumlah bunga pare yang dikunjungi Xylocopa confusa pada pertanaman pare di Kelurahan Pasar Ambacang Kecamatan Kuranji Kota Padang dapat dilihat pada (Tabel 1) Rata-rata jumlah bunga pare terbanyak dikunjungi X.confusa terdapat pada pagi hari (11,28 bunga) dan yang sedikit pada sore hari (3,76 bunga).

Tabel 1. Rata-rata jumlah bunga dikunjungi Xylocopa confusa selama penelitian di Kelurahan Pasar Ambacang Kecamatan Kuranji Kota Padang.

Waktu pengama

tan

Jumlah bunga rata-rata yang dikunjungi Xylocopa confusa

Jumlah Rata- rata

Pagi Pukul 7.00-

10,00

Siang Pukul 12.00-

15.00

Sore Pukul 15.00-

18.00

Hari 1 15,33 6,67 2,33 24,33 8,11

Hari 2 10,67 6,33 3,33 20,33 6,77

Hari 3 9,33 5,33 3,67 18,33 6,11

Hari 4 7 5,67 4,33 17 5,67

Hari 5 8,67 7,33 4 20 6,67

Hari 6 12 7,67 4 23,67 7,89

Hari 7 16 6,67 4,67 27,34 9,11

Total 79 45,67 26,33 151 -

Rata-rata 11,28 6,52 3,76 21,57 -

3. Hubungan regresi berganda yang berkunjung dan keluar dari pertanaman dengan rata-rata faktor cuaca

Hasil analisis regresi berganda antara rata- rata jumlah Xylocopa confusa yang berkunjung pada pertanaman dengan rata-rata faktor cuaca antara suhu, kelembaban dan kecepatan angin dapat dilihat pada (Tabel 2). tabel annova di bawah dapat dilihat bahwa suhu dan kelembaban tidak mempengaruhi jumlah Xylocopa confusa yang berkunjung ke pertanaman akan tetapi kecepatan angin berpengaruh terhadap jumlah Xylocopa confusa yang berkunjung ke pertanaman pare.

Ŷ =72,0298-1,0701 X1-0,4694 X2-5,0521X3, (r = 0,7581)

Tabel 2. Analisis variansi regresi berganda antara rata-rata jumlah Xylocopa confusa yang berkunjung ke pertanaman dengan rata-rata faktor cuaca selama pengamatan.

Hasil analisis regresi berganda antara rata- rata jumlah Xylocopa confusa yang keluar dari pengamatan dengan rata-rata faktor cuaca antara suhu, kelembaban dan kecepatan angin dapat dilihat pada (Tabel 3), tabel annova di atas dapat Sumber

Variansi

Db JK KT Fhitung Ftabel

0,05 0,01 Regresi 3 156,4884 52,1628 4,05* 3,86 6,99 X1 1 23,924 24 1,86ns 5,12 10,56 X2 1 59,495 59 4,62ns 5,12 10,56 X3 1 83,436 83 6,48* 5,12 10,56

Sisa 9 115,8162 12,8685

Total 12 272,3046

Persamaan Ŷ =72,0298-1,0701 X1-0,4694 X2- 5,0521X3

r = 0,7581

(5)

dilihat bahwa suhu tidak mempengaruhi jumlah Xylocopa confusa yang keluar dari pertanaman akan tetapi kelembaban dan kecepatan angin berpengaruh terhadap jumlah Xylocopa confusa yang keluar dari pertanaman pare.

Ŷ =59,1886-0,8953 X1 -0,3848 X2 -3,5731 X3,(r = 0,5947).

Tabel 3. Analisis variansi regresi berganda antara rata-rata jumlah Xylocopa confusa yang keluar dari pertanaman dengan rata-rata faktor lingkungan selama pengamatan.

Tabel 4.Kondisi faktor cuaca pada pertanaman pare di Kelurahan Pasar Ambacang Kecamatan Kuranji Kota Padang selama pengamatan

No Faktor cuaca Rata-rata

1 2 3 4

5 6

Suhu (° C) Kelembaban (%) Angin (m/s)

Penyinaran matahari (%)

Curah hujan (mm) Keadaan cuaca

31,8 64,0 0,7 64,00

10,86 Cerah dan

mendung

Jumlah kunjungan terbanyak lebah tukang kayu (Xylocopa confusa) pada pertanaman pare terjadi pukul 09.15 WIB. Menurut Jasmi (1997) Banyaknya jumlah Xylocopa confusa yang berkunjung pada pagi hari ke pertanaman pare diduga jumlah bunga pada tanaman pare mekar pada pagi hari sehingga berkaitan dengan volume nectar dan ketersediaan serbuk sari yang masih segar. pada pagi hari bunga dari tumbuhan banyak yang mekar sehingga sumber makanan tersedia dalam kondisi berlimpah. Menurun (Sadeh et al., 2007) Kunjungan akan meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah bunga yang mekar dan akan menurun saat jumlah bunga yang mekar sedikit.

Jumlah kunjungan terendah Xylocopa confusa terendah pada pertanaman pare terjadi pukul 12.15 WIB. Hal ini di sebabkan pada siang hari peningkatan suhu lingkungan dan penurunan

kelembaban udara menyebabkan produksi serbuk sari dan nektar

Pada Tabel 1. Jumlah bunga yang banyak dikunjungi oleh Xylocopa confusa adalah pada pagi hari dengan (11,28 bunga), dan jumlah bunga yang sedikit dikunjungi adalah pada sore hari dengan (3,76 bunga). Banyak bunga yang dikunjungi oleh Xylocopa confusa pada pagi hari diduga karena bunga sudah mulai mekar sempurna sihingga sumber makanan tersedia dalam kondisi berlimpah.

Menurut Yuliani et al., (2013) dalam bunga yang sedang mekar banyak mengandung nektar dan polen yang merupakan sumber makanan bagi polinator.

Xylocopa confusa dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan antara lain suhu merupakan faktor fisik yang berpengaruh langsung terhadap Xylocopa confusa. Menurut Jumar (2000) Secara umum kisaran suhu yang efektif adalah suhu minimum 15º C, suhu optimum 25ºC dan suhu maksimum 45ºC diluar kisaran tersebut serangga akan mati kedinginan atau kepanasan.

Pada penelitian ini suhu yang didapat dengan rata- rata 31,8ºC suhu berpengaruh pada Xylocopa yang berkunjung ke pertanaman pare diduga untuk mencari pakan berupa polen dan nektar.

Tinggginya suhu udara akan mengakibatkan tingginya konsentrasi nektar hal ini disukai oleh lebah pekerja (Jasmi, 2014). Kelembaban selama penelitian didapatkan dengan kisaran rata-rata 64,0

% (Tabel 4). menurut Jumar (2000) Secara tidak langsung kelembaban berpengaruh terhadap konsentrasi gula nektar pada bunga dan kegiatan terbang.

Pada penelitian ini kecepatan angin didapatkan dengan rata-rata 0,7 m/s (Tabel 4).

Menurut Jasmi (1997) jika kecepatan angin semakin meningkat maka akan berpengaruh terhadap kemampuan terbang dari lebah dalam mengumpulkan pollen dan nektar. Saat kecepatan angin terlalu tinggi akan menyebabkan kunjungan lebah mencari pakan menurun.

Lama penyinaran matahari merupakan salah satu faktor fisika yang mempengaruhi produksi madu yang dihasilkan oleh lebah. Pada penelitian ini lama penyinaran matahari didapatkan rata-rata antara 64,00% (Tabel 4). Lama penyinaran matahari akan mempengaruhi dehidrasi madu, semakin lama penyinaran matahari semakin lama dehidrasi madu dan madu yang dihasilkan semakin baik (Jasmi, 2014).

Curah hujan yang didapat selama penilitian adalah 10,86 mm (Tabel 4), curah hujan dapat merintangi kegiatan terbang dari lebah.

Keadaan vegetasi sangat erat hubungannya dengan curah hujan.Terlalu banyak atau terlalu sedikit curah hujan disuatu tempat menentukan tipe vegetasi dan penyebaran hewan-hewan disuatu daerah, Suin (2000).

Sumber Variansi

Db JK KT Fhitung Ftabel

0,05 0,01 Regresi 3 89,7508 29,9169 4,40* 3,86 6,99 X1 1 16,746 17 2,46ns 5,12 10,56 X2 1 39,984 40 5,88* 5,12 10,56 X3 1 41,736 42 6,14* 5,12 10,56

Sisa 9 61,1709 6,7968

Total 12 150,9216

Persamaan Ŷ =59,1886-0,8953 X1 -0,3848 X2 -3,5731 X3

r = 0,5947

(6)

Hasil analisis hubungan regresi berganda antara rata-rata jumlah Xylocopa confusa yang berkunjung dan keluar dengan rata-rata parameter faktor cuaca antara suhu, kelembaban dan kecepatan angin didapatkan bahwa suhu tidak dipengaruhi terhadap kunjungan Xylocopa confuse pada pertanaman pare. Akan tetapi kelembaban dan kecepatan angin berpengaruh nyata terhadap Xylocopa confusa yang keluar dari pertanaman pare. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya yaitu penelitin Rahma Sri Aluvira yang berjudul tentang “Jumlah Kunjungan Xylocopa confusa Linn. (Hymenoptera: Anthoporidae) Pada Pertanaman Kacang Panjang di Kelurahan Korong Gadang Kecamatan Kuranji Kota Padang”.

ditemukan bahwa suhu, kelembaban, kecepatan dan intesitas cahaya berpengaruh nyata pada pertanaman kacang panjang.

Simpulan

Frekuensi kunjungan Xylocopa confusa ke pertanaman pare terbanyak terjadi pada pagi hari pukul 09.15 WIB (14,29 individu) dan yang sedikit terjadi pada siang hari 12.15 WIB (1,43 individu).

Frekuensi Xylocopa confusa terbanyak keluar dari pertanaman pare terjadi pada pukul 09.15 WIB (10,57 individu). sedikit pada pukul 16.15 WIB (1,43 individu). Rata-rata jumlah bunga terbanyak dikunjungi Xylocopa confusa pada pagi hari antara 11,28 dan yang sedikit pada sore hari antara 3,76 per bunga. Kecepatan angin dan kelembaban mempengaruhi kunjungan Xylocopa confusa ke pertanaman pare. Tetapi suhu tidak berpengaruh nyata pada pertanaman pare.

Ucapan Terimakasih

Terimakasih ditunjukan kepada Drs. Ismed Wahidi, M.Si, Armen Lusi Z, M.Si, Febri Yanti, M.Pd yang telah memberikan saran dan masukan pada penulisan artikel

Daftar pustaka

Aluvira, R, A. 2014. Jumlah Kunjungan Xylocopa Confusa linn (Hymenoptera:

Anthoporidae) Pada Pertanaman kacang Panjang di Kelurahan Korong Gadang Kecamatan kuranji Kota Padang. Skripsi.

Program Studi Pendidikan Biologi Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan STKIP PGRI Sumatera Barat.

Borror, D. J., Tripllehorn C.A., Jhonson N. F. 1992.

Pengenalan Pelajaran seranggga (Diterjemahkan oleh Soetiyono Partosoedjono). Gadjah Mada University Press: Yogyakarta.

Cahyadi, R. 2009. Uji Toksisitas Akut Ekstrak Etanol Buah Pare (Momordica Charantia L.) Terhadap Larva Artemia Salina Leach Dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (Bst). Jurnal Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang. Hal9- 10,

Jasmi. 1997. Perkembangan Sarang Dan Aktifitas Mencari Makan Apis Dorsata Fabr. tesis Pascasarjana Biologi. FMIPA Universitas Andalas: Padang.

Jasmi, 2014. Kajian Morfometrik Dan Ekologi Apis cerana Fabr. (Hymenopetera: Apidae) Pada Pertanaman Polikultur di Sumatra Barat. Disertasi Program Doktor Ilmu- Ilmu Petania Pemusatan Biologi Program Pascasarjana Universita Andalas Padang.

Jumar. 2000. Entomologi Pertania. PT Rineka Cipta: Jakarta.

Khomsah, K. N. 2013. Polinator Pada Tanaman Kayu Putih. Jurnal Balai Besar Penelitian Bioteknologi Dan Pemuliaan Tanaman Hutan: Yogyakarta. Hal 1-6.

Michener, C. D. 2007. The Bee Of The World. The Johns Hopkins University Press. United States Of America.

Sadeh, A., Shmida, A., Keasar, T. 2007. The Carpenter Bee Xylocopa pubescens As An Agricultural Pollinator In Greenhouses.

Jurnal Apidologie 38. Hlm:508-517.

Suin, N. M. 2006. Metode Ekologi. Universitas Andalas: Padang.

Yuliani, W., Dahelmi, & Syamsuardi, 2013. Jenis- jenis Serangga Pengunjung Bunga Neriumoleander Linn. (Spocynaceae) Di Kecamatan Pauh Padang. Jurnal Biologi Universitas Andalas. Hlm.97-100.

Referensi