• Tidak ada hasil yang ditemukan

kupdf.net bab 6 defleksi balok

N/A
N/A
Nauval Bintang

Academic year: 2025

Membagikan "kupdf.net bab 6 defleksi balok"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

62 62

BAB VI BAB VI

DEFLEKSI BALOK  DEFLEKSI BALOK   

6.1.6.1.  PendahuluanPendahuluan  

Semua balok akan terdefleksi (atau melentur) dari kedudukannya apabila Semua balok akan terdefleksi (atau melentur) dari kedudukannya apabila terbebani. Dalam

terbebani. Dalam struktur bangustruktur bangunan, seperti nan, seperti : balok : balok dan plat dan plat lantai lantai tidak bolehtidak boleh melentur terlalu berlebihan untuk mengurangi/meniadakan pengaruh psikologis melentur terlalu berlebihan untuk mengurangi/meniadakan pengaruh psikologis (ketakutan) pemakainya.

(ketakutan) pemakainya.

Ada beberapa metode yang dapat dipergunakan untuk menyelesaikan Ada beberapa metode yang dapat dipergunakan untuk menyelesaikan  persoalan-persoalan defleksi pada

 persoalan-persoalan defleksi pada balok. Dalam diktat balok. Dalam diktat ini hanya akan dibahas tigaini hanya akan dibahas tiga metode, yaitu metode integrasi ganda

metode, yaitu metode integrasi ganda  ((””doubel integr doubel integr ations”ations”), luas bidang momen), luas bidang momen   (”Momen Area Method”)

(”Momen Area Method”), dan metode luas bidang momen sebagai beban. Metode, dan metode luas bidang momen sebagai beban. Metode integrasi ganda sangat cocok dipergunakan untuk mengetahui defleksi sepanjang integrasi ganda sangat cocok dipergunakan untuk mengetahui defleksi sepanjang  bentang

 bentang sekaligus. sekaligus. Sedangkan Sedangkan metode metode luas luas bidang bidang momen momen sangat sangat cocokcocok dipergunakan untuk mengetahui lendutan dalam satu tempat saja. Asumsi yang dipergunakan untuk mengetahui lendutan dalam satu tempat saja. Asumsi yang dipergunakan untuk menyelesaiakan persoalan tersebut adalah hanyalah defleksi dipergunakan untuk menyelesaiakan persoalan tersebut adalah hanyalah defleksi yang diakibatkan oleh gaya-gaya yang bekerja tegak-lurus terhadap sumbu balok, yang diakibatkan oleh gaya-gaya yang bekerja tegak-lurus terhadap sumbu balok, defleksi yang terjadi relative kecil dibandingkan dengan panjang baloknya, dan defleksi yang terjadi relative kecil dibandingkan dengan panjang baloknya, dan irisan yang berbentuk bidang datar akan tetap berupa bidang datar walaupun irisan yang berbentuk bidang datar akan tetap berupa bidang datar walaupun terdeformasi.

terdeformasi.

6.2.6.2.  Metode Integrasi GandaMetode Integrasi Ganda

Suatu struktur sedehana yang mengalami lentur dapat digambarkan Suatu struktur sedehana yang mengalami lentur dapat digambarkan sebagaimana gambar 6.1, dimana

sebagaimana gambar 6.1, dimana y y adalah defleksi pada jarak adalah defleksi pada jarak x x, dengan, dengan x x adalah adalah  jarak lendutan

 jarak lendutan yang ditinjau,yang ditinjau, dxdx adalah jarak mn, adalah jarak mn, d d    sudut mon, dan sudut mon, dan r r  adalah jari- adalah jari-  jari lengkung.

 jari lengkung.

(2)

Gambar 6.1. Balok sederhana yang mengalami lentur Gambar 6.1. Balok sederhana yang mengalami lentur Berdasarkan gambar 6.1. didapat besarnya

Berdasarkan gambar 6.1. didapat besarnya dx = r tg d  dx = r tg d  karena besarnya

karena besarnya d d  relatif sangat kecil maka tgrelatif sangat kecil maka tg d d d d  sajasaja  sehinggasehingga  persamaannya d

 persamaannya dapat ditulis menjadiapat ditulis menjadi dx = r.d 

dx = r.d  atauatau

dx dx d  d  r  r 

 

 

1

1   

Jika dx bergerak kekanan maka besar

Jika dx bergerak kekanan maka besarnya dnya d akan semakin mengecil atau semakin akan semakin mengecil atau semakin  berkurang sehing

 berkurang sehingga didapat persamaanga didapat persamaan

dx dx d  d  r 

 

 

1

1   

Lendutan relatif sangat kecil sehingga Lendutan relatif sangat kecil sehingga

dx dx dy tg  dy

tg 

    

     

 

  , sehingga didapat persamaan, sehingga didapat persamaan

  

     

  

 

 

  

       

  

 

 

 

  

22

2

1 2

1

dx dx

 y  y d  d  dx

dx dy dy dx dx d  d  r 

r    

Persamaan tegangan Persamaan tegangan

 EI   EI   M   M  r 

   

1

1 , sehingga didapat persamaan, sehingga didapat persamaan 22

2 2

dx dx  y  y d  d   EI 

 EI   M 

 M 

   

  

Sehingga didapat persamaan

Sehingga didapat persamaan  M  M  dx

dx  y  y d   EI  d 

 EI 

               



 

 

 

 

2 2 2 2

  (6.1)

  (6.1)

d d

O O

rr

m m nn dx

dx   y

y  

x x  

d d A

A   BB  

(3)

Persamaan 6.1 jika dilakukan dua kali integral akan didapat persamaan Persamaan 6.1 jika dilakukan dua kali integral akan didapat persamaan

V  dx V  dx dM  dM  dx

dx dy  EI  dy

 EI 

         

   

  

 

 

 

 

  

  

   qq

dx dV dx  y dV   y  EI 

 EI 

      

  

6.2.1. Contoh 1 Aplikasi pada balok

6.2.1. Contoh 1 Aplikasi pada balok sederhana dengan beban meratsederhana dengan beban merataa

Gambar 6.2. Balok Sederhana dengan beban merata Gambar 6.2. Balok Sederhana dengan beban merata

Dari gambar 6.2 besarnya momen pada jarak x sebesar Dari gambar 6.2 besarnya momen pada jarak x sebesar

 M 

 M  x x = R = R A A . x - . x -

2 2 1 1 q xq x22

 M   M  x x = = 22

qL qL

 . x -  . x - 22

1 1

q x q x

2 2

Persamaan tersebut disubstitusi ke dalam persamaan 6.1 sehingga didapat Persamaan tersebut disubstitusi ke dalam persamaan 6.1 sehingga didapat

2 2 2

2 2 2

2 2 1 1 2

2  x x qxqx qL

qL dx

dx  y  y d   EI  d 

 EI 

           

     

  

 

 

 

  

Diintegral terhadap x sehingga didapat Diintegral terhadap x sehingga didapat



          

       

  

 

 

 

   22

2 2 2 2

2 2 1 1 2

2  x x qxqx qL

qL dx

dx  y  y d   EI  d 

 EI    

1 1 3 3 2

2

6 6 4

4 qxqx C C  qLx

qLx dx

dx dy  EI  dy

 EI 

             

   

  

 

 

 

 

  

q q

 L  L

B B A

A

 x

 x   BMDBMD  

(4)

Momen maksimum terjadi pada x =

Momen maksimum terjadi pada x =  L L22, dan pada tempat tersebut terjadi defleksi, dan pada tempat tersebut terjadi defleksi maksimum ,

maksimum ,

 

00 dx dx dy

dy , sehingga persamaannya menjadi, sehingga persamaannya menjadi

1 1 3 3 2

2

6 6 2 2 4

4 2 0 2

0    C C 

 L q  L  L q

qL  L qL

   

   

  

 

 

 

 

   

   

  

 

 

 

 

  

1 1 3 3 3

3

16 16 48

0 48

0

   

qLqL   

 

qLqL

 

C C   

24 24

3 3 1

1

qL C  qL

    

  

Sehingga persamaan di atas akan menjadi Sehingga persamaan di atas akan menjadi

24 24 6

6 4

4

3 3 3

3 2

2 qxqx qLqL qLx

qLx dx

dx dy  EI  dy

 EI 

             

   

  

 

 

 

 

  

Dari persamaan tersebut diintergralkan kembali t

Dari persamaan tersebut diintergralkan kembali terhadap x sehingga menjadierhadap x sehingga menjadi





 EI  EI 

        

dxdxdydy

               

qLxqLx44 22

 

qxqx6633

 

qLqL242433   

2 2 3

3 4

4 3

3

24 24 24

24 12

12 qxqx qLqL x x C C  qLx

 y qLx  y  EI 

 EI 

            

  

Pada x = 0, l

Pada x = 0, lendutan y = 0, sehingga didapatendutan y = 0, sehingga didapatC C 22, dan persamaannya menjadi, dan persamaannya menjadi 0 = 0 + 0 + 0 +

0 = 0 + 0 + 0 + C C 22   C 

22 = 0 = 0

0 24 0 24 24

24 12

12

3 3 4

4 3

3

qLxqLx   qxqx qLqL xx

 y  y  EI 

 EI    

 

22 22 33 33



24

24  Lx Lx  x x  L L  EI 

 EI  qx  y qx

 y

          

  

 

33 22 22 33



24

24  L L  Lx Lx  x x  EI 

 EI  qx  y qx

 y

        

  

Pada x =

Pada x =  L L22 akan diperoleh lendutan maksimum sehingga didapat akan diperoleh lendutan maksimum sehingga didapat

 

       

 

 

 

 

  

     

  

 

 

 

  

       

  

 

 

 

  

3 3 2

2 3

3 max

max 22 22 22

24 24

2

2     L L LL  L

 L  L

 EI   L  EI   L q L q  y

 y   

(5)

  

     

  

 

 

     

8 8 2 2 48

48

3 3 3 3 3 3 max

max

 L  L  L  L  L  EI   L  EI  qL  y qL

 y   





       





 

 

 

  

8 8 5 5 48

48

3 3

max max

 L  L  EI   EI  qL  y qL

 y   

Sehingga lendutan maksimum yang terjadi di tengah bentang didapat : Sehingga lendutan maksimum yang terjadi di tengah bentang didapat :

 EI   EI  qL  y qL

 y 384384 5 5    44

max

max

   

   (6.2)(6.2)

6.2.2. Contoh 2 Aplikasi

6.2.2. Contoh 2 Aplikasi pada cantilever dengan beban meratapada cantilever dengan beban merata

Gambar 6.3. Balok Cantilever dengan Beban Merata Gambar 6.3. Balok Cantilever dengan Beban Merata Dari gambar 6.3 besarnya momen pada jarak x sebesar

Dari gambar 6.3 besarnya momen pada jarak x sebesar  M 

 M  x x =  = --

2 2 1 1 q xq x22

Persamaan tersebut disubstitusi ke dalam persamaan 6.1 sehingga didapat Persamaan tersebut disubstitusi ke dalam persamaan 6.1 sehingga didapat

2 2 2

2 2 2

2 2 1 1qxqx dx

dx  y  y d   EI  d 

 EI 

             

  

 

 

 

  

Diintegral terhadap x sehingga didapat Diintegral terhadap x sehingga didapat



      

       

  

 

 

 

   22

2 2 2 2

2 2 1 1qxqx dx

dx  y  y d   EI  d 

 EI    

1 1 3 3

6

6 C C  qx

qx dx

dx dy  EI  dy

 EI 

         

   

  

 

 

 

 

  

q q

L L

BMD BMD  

 x  x  

(6)

Momen maksimum terjadi pada x = L, dan pada tempat tersebut tidak terjadi Momen maksimum terjadi pada x = L, dan pada tempat tersebut tidak terjadi defleksi,

defleksi,

 

00 dx dx dy

dy , sehingga persamaannya menjadi, sehingga persamaannya menjadi

1 1 3 3

6 0 6

0    C C  qx

qx

  

6 6

3 3 1

1

qL C  qL

      

  

Sehingga persamaan di atas akan menjadi Sehingga persamaan di atas akan menjadi

6 6 6

6

3 3 3

3 qLqL qx

qx dx

dx dy  EI  dy

 EI 

         

   

  

 

 

 

 

  

Dari persamaan tersebut diintergralkan kembali t

Dari persamaan tersebut diintergralkan kembali terhadap x sehingga menjadierhadap x sehingga menjadi



                         

6 6 6

6

3 3 3

3 qLqL qx

qx dx

dx dy  EI  dy

 EI    

2 2 3

3 4

4

6 6 24

24 qLqL x x C C  qx

 y qx  y  EI 

 EI 

        

  

Pada x = L, lendutan y = 0, se

Pada x = L, lendutan y = 0, sehingga didapathingga didapatC C 22  

2 2 4 4 4

4

6 6 24

0 24

0

 

qLqL

 

   qLqL

 

C C    

8 8

4 4 2

2

qL C  qL

    

  

Persamaannya menjadi Persamaannya menjadi

8 8 6

6 24

24

4 4 3

3 4

4 qLqL x x qLqL qx

qx  y  y  EI 

 EI 

        

  

 

44 44 33 33 44



24

24  x x  L L x x  L L  EI 

 EI  q  y q

 y

        

  

Pada x = 0

Pada x = 0 akan diperoleh lendutan maksimum sehingga didapatakan diperoleh lendutan maksimum sehingga didapat

 

44



max

max    00 00 33

24

24  L L

 EI   EI  q  y q

 y

        

  

 EI   EI  qL  y qL

 y 2424 3 3

max

max

   

  

Sehingga lendutan maksimum cantilever (pada ujung batang) didapat : Sehingga lendutan maksimum cantilever (pada ujung batang) didapat :

(7)

 EI   EI  qL  y qL

 y 88

4 4 max

max

   

   (6.3)(6.3)

6.2.3. Contoh 3 Aplikasi pada cantilever dengan titik 6.2.3. Contoh 3 Aplikasi pada cantilever dengan titik

Gambar 6.4. Balok Cantilever dengan Beban Titik Gambar 6.4. Balok Cantilever dengan Beban Titik

Dari gambar 6.4 besarnya momen pada jarak x sebesar Dari gambar 6.4 besarnya momen pada jarak x sebesar

 M 

 M  x x  = = - - PxPx  

Persamaan tersebut disubstitusi ke dalam persamaan 6.1 sehingga didapat Persamaan tersebut disubstitusi ke dalam persamaan 6.1 sehingga didapat

 Px dx  Px

dx  y  y d   EI  d 

 EI 

             

  

 

 

 

2 2 2 2

  

Diintegral terhadap x sehingga didapat Diintegral terhadap x sehingga didapat



      

       

  

 

 

 

 Px Px dx

dx  y  y d   EI  d   EI  22

2 2

  

1 1 2 2

2

2 C C   Px

 Px dx

dx dy  EI  dy

 EI 

         

   

  

 

 

 

 

  

Momen maksimum terjadi pada x = L, dan pada tempat tersebut tidak terjadi Momen maksimum terjadi pada x = L, dan pada tempat tersebut tidak terjadi defleksi,

defleksi,

 

00 dx dx dy

dy , sehingga persamaannya menjadi, sehingga persamaannya menjadi

1 1 2 2

2 0 2

0

 

 PL PL  

 

C C    

P P

L L

BMD BMD  

 x  x  

(8)

2 2

3 3 1

1

 PL C   PL

      

  

Sehingga persamaan di atas akan menjadi Sehingga persamaan di atas akan menjadi

2 2 2

2

2 2 2

2

 PL  PL  Px

 Px dx

dx dy  EI  dy

 EI 

         

   

  

 

   

 

  

Dari persamaan tersebut diintergralkan kembali t

Dari persamaan tersebut diintergralkan kembali terhadap x sehingga menjadierhadap x sehingga menjadi



                         

2 2 2

2

2 2 2

2  PL PL  Px

 Px dx

dx dy  EI  dy

 EI    

2 2 2

2 3

3

2 2 6

6  PL PL x x C C   Px

 y  Px  y  EI 

 EI 

        

  

  

   22

2 2 3

3 33 6

6  L L  L L C C   Px

 y  Px  y  EI 

 EI 

        

  

Pada x = L, lendutan y = 0, sehingga didapat Pada x = L, lendutan y = 0, sehingga didapat C C 22  

  

   22

2 2 2

2 33 6

0 6

0

 

 PL PL  L L  

 

 L L

 

C C    

3 3

3 3 2

2

 PL C   PL

    

  

Persamaannya menjadi Persamaannya menjadi

  

3 3 3

6 3 6

3 3 2

2 3

3    PLPL

 L  L  x

 Px  x  y  Px  y  EI 

 EI 

        

  

 

33 33 22 22 33



6

6  x x  xL xL  L L  P 

 y  P   y  EI 

 EI 

        

  

 

33 33 22 22 33



6

6  x x  xL xL  L L  EI 

 EI  q  y q

 y

        

  

Pada x = 0

Pada x = 0 akan diperoleh lendutan maksimum sehingga didapatakan diperoleh lendutan maksimum sehingga didapat

 

00 00 22 33



6

6  L L

 EI   EI 

q  y q

 y

        

  

 EI   EI   PL  y  PL

 y 33

3 3 max

max

   

  

Sehingga lendutan maksimum cantilever dengan bebat titik (pada ujung batang) Sehingga lendutan maksimum cantilever dengan bebat titik (pada ujung batang) didapat :

didapat :

(9)

 EI   EI  qL  y qL

 y 88

4 4 max

max

   

   (6.4)(6.4)

6.2.4. Contoh 4 Aplikasi pada balok

6.2.4. Contoh 4 Aplikasi pada balok sederhana dengan beban titiksederhana dengan beban titik

Gambar 6.5. Balok Sederhana dengan beban titik Gambar 6.5. Balok Sederhana dengan beban titik Dari gambar 6.5 besarnya reaksi dukungan dan momen sebesar Dari gambar 6.5 besarnya reaksi dukungan dan momen sebesar

 L  L  Pb  R  Pb

 R A A

   

,,   dandan  

 L  L  Pa  R  Pa

 R B B

   

  

 M   M  x x = =

 L  L  Pbx

 Pbx    untukuntuk x x    aa

 M   M  x x = =

 L  L  Pbx

 Pbx -- P  P (( x-a x-a))   untukuntuk x x    aa

Persamaan tersebut disubstitusi ke dalam persamaan 6.1 persamaan garis elastis Persamaan tersebut disubstitusi ke dalam persamaan 6.1 persamaan garis elastis sehingga didapat

sehingga didapat untuk

untuk x x    aa  

 L  L  Pbx  Pbx dx

dx  y  y d   EI  d 

 EI 

               

  

 

 

 

2 2 2 2

  

untuk

untuk x x    aa   22 (( ))

2 2

a a  x  x  P   L  P   L  Pb  Pbxx dx

dx  y  y d   EI  d 

 EI 

             

     

  

 

 

 

  

Diintegral terhadap

Diintegral terhadap x x sehingga didapat sehingga didapat

1 1 2 2

2

2 C C   L

 L  Pb  Pbxx dx

dx dy  EI  dy

 EI 

           

   

  

 

 

 

 

  

 P  P

 L  L

B B A

A

 x

 x   BMDBMD  

a

a bb

(10)

2 2 2 2 2

2

2 2

)) ((

2

2  P  P  x x aa C C   L

 L  Pbx  Pbx dx

dx dy  EI  dy

 EI 

      

       

  

 

 

 

 

  

Pada

Pada x x = =aa, dua persamaan di atas , dua persamaan di atas hasilnya akan sama.hasilnya akan sama.

Jika diintegral lagi mendapatkan persamaan : Jika diintegral lagi mendapatkan persamaan :

3 3 1

1 3 3

6

6 C C  x x C C   L

 L  Pbx  y  Pbx

 y  EI 

 EI 

          

   untukuntuk x x    aa  

4 4 2

2 3 3 3

3

6 6

)) ((

6

6  P  P  x x aa C C  x x C C   L

 L  Pb  Pbxx  y

 y  EI 

 EI 

        

   untukuntuk x x    aa  

Pada

Pada  x x   == aa, maka nilai, maka nilai C C 11  harus sama dengan  harus sama dengan C C 22, maka, maka C C 33   == C C 44, sehingga, sehingga  persamaannya men

 persamaannya menjadi :jadi :

3 3 1

1 3 3 3

3

6 6

)) ((

6

6  P  P  x x aa C C  x x C C   L

 L  Pb  Pbxx  y

 y  EI 

 EI 

        

  

Untuk

Untuk x x = 0, maka = 0, maka y y = 0, sehingga nilai = 0, sehingga nilai C C 33 = =C C 44 = 0 = 0 Untuk

Untuk x x = = L L, maka, maka y y = 0, sehingga persamaan di atas dapat ditulis menjadi : = 0, sehingga persamaan di atas dapat ditulis menjadi : 0

6 0 6

)) ((

6 0 6

0 11

3 3 3

3

 

 

 P  P    L L aa LL

 L  L  PbL

 PbL   

Besarnya

Besarnya L L   –  –   aa = =bb  

 L  L  Pb  Pb  PbL

C   PbL

C  66 66

3 3 1

1

      

  

 

22 22



1

1 66  L L bb  L

 L  Pb C   Pb

      

  

Sehingga setelah disubstitusi menghasilkan persamaan : Sehingga setelah disubstitusi menghasilkan persamaan :

 

22 22 22



6

6  L L bb  x x  EIL

 EIL  Pbx  y  Pbx

 y

          

   untukuntuk x x    aa  

        

 EI   EI  a a  x  x  P   x  P 

 x b b  L  EIL  L  EIL  Pbx  y  Pbx

 y 66 66

3 3 2

2 2 2 2

2

    

   untukuntuk x x    aa (6.5)(6.5)

6.3.6.3.  Metode Luas Bidang MomenMetode Luas Bidang Momen Pada pembahasan di atas

Pada pembahasan di atas telah dihasilkan lendutan yang berupa persamaan.telah dihasilkan lendutan yang berupa persamaan.

Hasil tersebut masih bersifat umum, namun mempunyai kelemahan apabila Hasil tersebut masih bersifat umum, namun mempunyai kelemahan apabila

(11)

diterapkan pada struktur dengan pembebanan yang lebih kompleks, maka dirasa diterapkan pada struktur dengan pembebanan yang lebih kompleks, maka dirasa kurang praktis, karena harus melalui penjabaran secara matematis.

kurang praktis, karena harus melalui penjabaran secara matematis.

Metode luas bidang momen inipun juga mempunyai kelemahan yang sama Metode luas bidang momen inipun juga mempunyai kelemahan yang sama apabila dipakai pada konstruksi

apabila dipakai pada konstruksi dengan pembebanan yang lebih kompleks. Namundengan pembebanan yang lebih kompleks. Namun demikian metode ini sedikit lebih praktis, karena proses hitungan dilakukan tidak demikian metode ini sedikit lebih praktis, karena proses hitungan dilakukan tidak secara matematis tetapi bersifat numeris.

secara matematis tetapi bersifat numeris.

Gambar 6.6. Gambar Balok yang mengalami Lentur Gambar 6.6. Gambar Balok yang mengalami Lentur

Dari gambar 6.6 tersebut didapat persamaan Dari gambar 6.6 tersebut didapat persamaan

dx dx d  d  r  r 

 

 

1

1 ==  EI   EI   M   M    

atau dapat ditulis menjadi atau dapat ditulis menjadi

d d

O O

rr

m m nn

dx

dx   d d  A

A   BB  

B’B’  

B”

B”  

 

  AB AB

d  d 

BMD BMD  

(12)

dx  EI dx  EI   M  d   M 

  

    

   (6.6)(6.6)

Dari persamaan 6.6 dapat didefinisikan sebagai berikut : Dari persamaan 6.6 dapat didefinisikan sebagai berikut :

 Definisi I :

 Definisi I : Elemen sudut d Elemen sudut d      yang dibentuk yang dibentuk oleh dua oleh dua tangen arah tangen arah pada dua pada dua titiktitik  yang berjarak dx,

 yang berjarak dx, besarnya sama dengan luas bidang momen antarabesarnya sama dengan luas bidang momen antara dua titik tersebut

dua titik tersebut dibagi dengan EI.dibagi dengan EI.

Dari gambar 6.6, apabila

Dari gambar 6.6, apabila dxdx adalah panjang balok AB, maka besarnya sudut yang adalah panjang balok AB, maka besarnya sudut yang dibentuk adalah :

dibentuk adalah :



   LL

 AB

 AB    dxdx

 EI   EI   M   M 

0 0

 

    

Berdasarkan garis singgung

Berdasarkan garis singgung mm dan dan nn yang berpotongan dengan garis vertikal yang yang berpotongan dengan garis vertikal yang melewati titik B, akan diperoleh :

melewati titik B, akan diperoleh : dx  EI  dx  EI   x  x  M  d   M  d   x  x d  d   B  B  B

 B    ..

"" ..

''

 

  

 

     

 

   (6.7)(6.7)

 Nilai

 Nilai  M.dx M.dx   = = Luas Luas bidang bidang momen momen sepanjangsepanjangdxdx..

 M.x.dx

 M.x.dx= = Statis momen luas bidang M terhadap titik yStatis momen luas bidang M terhadap titik yang berjarak x dang berjarak x dariari elemen M.

elemen M.

Sehingga dari persamaan 6.7 dapat didefinisikan sebagai berikut : Sehingga dari persamaan 6.7 dapat didefinisikan sebagai berikut :

 Definisi II :

 Definisi II : Jarak Jarak vertikal vertikal pada pada suatu suatu tempat tempat yang dibentuk yang dibentuk dua garis dua garis singgungsinggung  pada dua tit

 pada dua titik suatu ik suatu balok besarnya balok besarnya sama dengan statsama dengan statis momen is momen luasluas bidang momen terhadap tempat tersebut dibagi dengan EI.

bidang momen terhadap tempat tersebut dibagi dengan EI.  

Jarak

Jarak

   

  



LL dxdx

 EI   EI   x  x  M   BB  M 

 BB 00

''    ..

 

    

Untuk menyelesaikan persamaan tersebut yang menjadi persoalan adalah letak Untuk menyelesaikan persamaan tersebut yang menjadi persoalan adalah letak titik berat suatu luasan, karena letak titik berat tersebut diperlukan dalam titik berat suatu luasan, karena letak titik berat tersebut diperlukan dalam menghitung statis momen luas

menghitung statis momen luas M.dx.x M.dx.x. Letak titik berat dari beberapa luasan dapat. Letak titik berat dari beberapa luasan dapat dilihat pada gambar 6.7.

dilihat pada gambar 6.7.

(13)

(a)

(a) Segi Segi empat empat (b) (b) Segi Segi tigatiga

(c)

(c) Parabola Parabola pangkat pangkat 2 2 (d) (d) Parabola Parabola Pangkat Pangkat 22

(e)

(e) Parabola Parabola pangkat pangkat n n (f) (f) Parabola Parabola Pangkat Pangkat nn Gambar 6.7. Letak titik berat

Gambar 6.7. Letak titik berat

6.3.1. Contoh 1 Aplikasi pada

6.3.1. Contoh 1 Aplikasi pada Balok Sederhana dengan Beban MerataBalok Sederhana dengan Beban Merata Hitung defleksi maksimum (

Hitung defleksi maksimum (  ) yang terjadi pada struktur balok sederhana) yang terjadi pada struktur balok sederhana yang menahan beban merata, sebagaimana digambarkan pada gambar 6.8, dengan yang menahan beban merata, sebagaimana digambarkan pada gambar 6.8, dengan metode luas bidang momen.

metode luas bidang momen.

 b  b

h h

b

2b

2 1 1

  

A = bh A = bh

 b  b

b

3b

3 1 1

  

h h

A = bh/2 A = bh/2

 b  b

h h

b

8b

8 3 3

  

A = (2/3)bh A = (2/3)bh

b

4b

4 1 1

  

h h

 b A = bh/3 b A = bh/3

h h

 b  b

 

nn



bb

n n

2 2 2

2

1 1

  

bh n bh n

n n  A

 A

   

11   

h h

b n b n    22

1 1

  

 b  b

bh bh n

n  A

 A 11 1 1

  
(14)

Gambar 6.8. Balok sederhana yang menahan beban merata Gambar 6.8. Balok sederhana yang menahan beban merata

Penyelesaian : Penyelesaian :

Besarnya momen di C akibat beban merata sebesar

Besarnya momen di C akibat beban merata sebesar M  M  = = 22

8 8 1 1qLqL   

Letak titik berat dari tumpuan A sebesar =

Letak titik berat dari tumpuan A sebesar =  L L  L L 16 16 5 5 2 ..2 8 8 5

5

 

  

Berdasarkan definisi I besarnya sudut terhadap titik C adalah sebesar : Berdasarkan definisi I besarnya sudut terhadap titik C adalah sebesar :

 EI   EI 

momen momen bidang 

bidang   Luas

 Luas

   

 

    

 EI   EI 

 L qL  L qL

..22

8 8 1 ..1 3 3 2

2    22

 

    

 EI   EI  qL qL

2424

3 3

 

    

Berdasasrkan definisi II besarnya jarak lendutan vertikal di C s

Berdasasrkan definisi II besarnya jarak lendutan vertikal di C sebesar :ebesar : CC’ 

CC’  = =    ==

 EI   EI 

bidang  bidang  luas

luas momen

momen Statis

Statis

  

 EI   EI 

 L  L  L qL  L qL

1616

5 ..5 2 ..2 8 8 1 ..1 3 3 2

2    22

 

    

 EI   EI  qL qL

384384 5 5    44

 

    

q q

 L/2  L/2

B B A

A

2 2

8 8 1 1qLqL  

BMD BMD  

2 2 ..

8 8 5 5   LL

C C

C’

  C’  

 CC

 

 CC

(15)

6.3.2. Contoh 2 Aplikasi pada Cantilever dengan Beban Merata 6.3.2. Contoh 2 Aplikasi pada Cantilever dengan Beban Merata

Hitung defleksi maksimum (

Hitung defleksi maksimum (   B B) yang terjadi pada struktur cantilever yang) yang terjadi pada struktur cantilever yang menahan beban merata, sebagaimana digambarkan pada gambar 6.9, dengan menahan beban merata, sebagaimana digambarkan pada gambar 6.9, dengan metode luas bidang momen.

metode luas bidang momen.

Gambar 6.9. Cantilever yang menahan beban merata Gambar 6.9. Cantilever yang menahan beban merata Penyelesaian :

Penyelesaian :

Besarnya momen di A akibat beban merata sebesar

Besarnya momen di A akibat beban merata sebesar M  M  A A = - = -    22 2 2 1 1qLqL   

Letak titik berat ke titik B sebesar = Letak titik berat ke titik B sebesar =  L L

4 4 3 3   

Berdasarkan definisi I besarnya sudut terhadap titik B adalah

Berdasarkan definisi I besarnya sudut terhadap titik B adalah sebesar :sebesar :

 EI   EI 

momen momen bidang 

bidang   Luas

 Luas

 B  B

   

 

    

 EI   EI 

qL qL  L  L

 B  B

2 2

2 2 1 ..1 3 3 1 1

 

    

 EI   EI  qL qL

 B  B 66

3 3

 

    

Berdasasrkan definisi II besarnya jarak lendutan vertikal di B sebesar Berdasasrkan definisi II besarnya jarak lendutan vertikal di B sebesar ::

 BB

 BB’ ’  = =    B B  ==

 EI   EI 

bidang  bidang  luas

luas momen momen Statis

Statis

  

q q

L L

BMD BMD  

 L 4 L 34 3   

A

A   BB  

B’

B’      B B

2 2

2 12 1 qLqL  

 

  B B

(16)

 EI   EI 

 L  L qL qL  L  L

 B  B

4 4 3 ..3 2 2 1 ..1 3 3 1

1    22

 

    

 EI   EI  qL qL

 B  B 88

4 4

 

    

6.3.3. Contoh 3 Aplikasi pada Cantilever dengan Beban Titik 6.3.3. Contoh 3 Aplikasi pada Cantilever dengan Beban Titik

Hitung defleksi maksimum (

Hitung defleksi maksimum (   B B) yang terjadi pada struktur cantilever yang) yang terjadi pada struktur cantilever yang menahan beban titik, sebagaimana digambarkan pada gambar 6.10, dengan menahan beban titik, sebagaimana digambarkan pada gambar 6.10, dengan metode luas bidang momen.

metode luas bidang momen.

Gambar 6.10. Cantilever yang menahan beban titik Gambar 6.10. Cantilever yang menahan beban titik Penyelesaian :

Penyelesaian :

Besarnya momen di A akibat beban merata sebesar

Besarnya momen di A akibat beban merata sebesar M  M  A A = - = - PL PL   Letak titik berat ke titik B sebesar =

Letak titik berat ke titik B sebesar =  L L

3 3 2 2   

Berdasarkan definisi I besarnya sudut terhadap titik B adalah

Berdasarkan definisi I besarnya sudut terhadap titik B adalah sebesar :sebesar :

 EI   EI 

momen momen bidang 

bidang   Luas

 Luas

 B  B

   

 

    

 EI   EI 

 PL  PL  L  L

 B  B

2 ..

2 1 1

 

    

 EI   EI   PL  PL

 B  B 22

2 2

 

    

P P

L L

BMD BMD    L

3 L 23 2   

A A  

B B  

B’

B’      B B

 PL  PL  

 

  B B

(17)

Berdasasrkan definisi II besarnya jarak lendutan vertikal di B sebesar Berdasasrkan definisi II besarnya jarak lendutan vertikal di B sebesar ::

 BB

 BB’ ’  = =    B B  ==

 EI   EI 

bidang  bidang  luas

luas momen momen Statis

Statis

  

 EI   EI 

 L  L  PL  PL  L  L

 B  B

3 32 ..2 2 ..

21 1

 

    

 EI   EI   PL  PL

 B  B 33

3 3

 

    

6.3.4. Contoh 4 Aplikasi pada Balok

6.3.4. Contoh 4 Aplikasi pada Balok Sederhana dengan Beban TitikSederhana dengan Beban Titik Hitung defleksi maksimum (

Hitung defleksi maksimum (  ) yang terjadi pada struktur balok sederhana) yang terjadi pada struktur balok sederhana yang menahan beban titik, sebagaimana digambarkan pada gambar 6.11, dengan yang menahan beban titik, sebagaimana digambarkan pada gambar 6.11, dengan metode luas bidang momen.

metode luas bidang momen.

Gambar 6.11. Balok sederhana yang menahan beban tit Gambar 6.11. Balok sederhana yang menahan beban titikik

Penyelesaian : Penyelesaian :

Besarnya momen di C akibat beban merata sebesar

Besarnya momen di C akibat beban merata sebesar M  M  = =  PL PL

4 4 1 1   

Letak titik berat dari tumpuan A sebesar =

Letak titik berat dari tumpuan A sebesar =  L L  L L 3 3 1 1 2 ..2 3 3 2

2

 

  

Berdasarkan definisi I besarnya sudut terhadap titik C adalah sebesar : Berdasarkan definisi I besarnya sudut terhadap titik C adalah sebesar :

P P

 L/2  L/2

B B A

A

 PL 4 PL 4 1 1   

BMD BMD  

2 2 ..

3 3 2 2   LL  

C C

C’

  C’  

 CC

 

 CC

(18)

 EI   EI 

momen momen bidang 

bidang   Luas

 Luas

   

 

    

 EI   EI 

 PL  PL  L

 L

4 4 1 ..1 2 2 1 ..1 2 2 1 1

 

    

 EI   EI   PL  PL

1616

2 2

 

    

Berdasasrkan definisi II besarnya jarak lendutan vertikal di C

Berdasasrkan definisi II besarnya jarak lendutan vertikal di C sebesar :sebesar : CC’ 

CC’  = =    ==

 EI   EI 

bidang  bidang  luas

luas momen

momen Statis

Statis

  

 EI   EI 

 L  PL  L  PL  L

 L

2 2 3 3 2 ..2 4 4 1 ..1 2 2 1 ..1 2 2 1 1

 

    

 EI   PL EI 

 PL

4848

3 3

 

    

6.4.6.4.  Metode Luas Bidang Momen Sebagai BebanMetode Luas Bidang Momen Sebagai Beban

Dua metoda yang sudah dibahas di atas mempunyai kelemehana yang Dua metoda yang sudah dibahas di atas mempunyai kelemehana yang sama, yaitu apabila konstruksi dan

sama, yaitu apabila konstruksi dan pembebanan cukup komp pembebanan cukup kompleks. Metode ”Bidangleks. Metode ”Bidang Momen Sebagai Beban” ini pun dirasa lebih praktis dibanding dengan metode Momen Sebagai Beban” ini pun dirasa lebih praktis dibanding dengan metode yang dibahas se

yang dibahas sebelumnya.belumnya.

Metode ini pada hakekatnya berdasar sama dengan metode luas bidang Metode ini pada hakekatnya berdasar sama dengan metode luas bidang momen, hanya sedikit terdapat perluasan. Untuk membahas masalah ini kita ambil momen, hanya sedikit terdapat perluasan. Untuk membahas masalah ini kita ambil sebuah konstruksi seperti tergambar pada gambar 6.12, dengan beban titik P, sebuah konstruksi seperti tergambar pada gambar 6.12, dengan beban titik P, kemudian momen dianggap sebagai beban.

kemudian momen dianggap sebagai beban.

(19)

Gambar 6.12. Konstruksi Balok Sederhana dan Garis Elastika Gambar 6.12. Konstruksi Balok Sederhana dan Garis Elastika

Dari gambar 6.12, W

Dari gambar 6.12, W adalah luas bidang momen, adalah luas bidang momen, yang besarnyyang besarnyaa

2 .. 2

2..

2 1

1    PaPabb  L

 L  Pab  L Pab  L W 

      

  

Berdasarkan definisi II yang telah dibahas pada metode luas bidang momen, maka Berdasarkan definisi II yang telah dibahas pada metode luas bidang momen, maka didapat :

didapat :

 

 11  ==

 EI   EI 

 B  B terhadap terhadap momen

momen bidang 

bidang  luas

luas momen

momen Statis

Statis

  

  

 EI  b  EI  b  L  Pa  L

 Pabb    11 3

3 1 1 2

1 2

1

   

     

  

 

 

 

      

   

  

 

 

 

  

 

    

  

 EI   EI 

b b  L  L  Pa  Pabb

6 6

1 1

 

 

    

a

a bb

3 3

 x  x   

n n   A

A   BB  

 

 

 

 11

 L  L  Pab  Pab   

 

 

BMD BMD  

P P

k  k    ii  

m m  

2 2  Pab W   Pab W 

   

  

)) 3((

3 1

1  L L

   

bb   A

A

B B

  

 L  L

b b  L  L  Pab  R  Pab

 R A A

6 6

 

  

  

 L  L

a a  L  L  Pa  Pabb  R

 R B B

6 6

 

  
(20)

Pada umumnya lendutan yang terjadi cukup kecil, maka berdasarkan pendekatan Pada umumnya lendutan yang terjadi cukup kecil, maka berdasarkan pendekatan geometris akan diperoleh :

geometris akan diperoleh :  L

 A L

 A..

1 1      

 

 

    

   atauatau

 L  L

 A  A

1

 1

   

 

    

  

  

 EI   EI   R  R  EIL

 EIL b b  L  L  Pa

 Pabb    AA

 A

 A

      

66

 

    

Dengan cara yang sama akan dihasilkan : Dengan cara yang sama akan dihasilkan :

  

 EI   EI   R  R  EIL

 EIL a a  L  L  Pa

 Pabb    BB

 B

 B

      

66

 

    

Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa :

Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa : Sudut tangen di A dan BSudut tangen di A dan B besarnya sama dengan reaksi perletakan dibagi EI.

besarnya sama dengan reaksi perletakan dibagi EI.  

Berdasarkan gambar 6.12 sebenarnya yang akan dicari adalah defleksi Berdasarkan gambar 6.12 sebenarnya yang akan dicari adalah defleksi  pada titik

 pada titikC C  sejauh x meter dari dukungan sejauh x meter dari dukungan A A(potongan(potongani-j-k i-j-k ) yaitu sebesar) yaitu sebesar Zc Zc..

 Zc = ij = ik  Zc = ij = ik –  –  jk jk

Berdasarkan geometri, maka besarnya

Berdasarkan geometri, maka besarnya ik =ik =    A A . x . x, maka, maka  x

 EI  x  EI   R ik   R

ik 

 

   AA   

Sedangkan berdasarkan definisi II adalah statis momen luasan

Sedangkan berdasarkan definisi II adalah statis momen luasan  A-m-n A-m-n  terhadap  terhadap  bidang

 bidangm-nm-n dibagi dibagi EI  EI , maka, maka

 jk =  jk =

 EI   EI 

 x n  x n m m  A  A luas

luas

   

..33   

Sehingga lendutan

Sehingga lendutan Z  Z    yang berjarakyang berjarak x x dari dari A A, adalah :, adalah :  Zc = ij = ik

 Zc = ij = ik –  –  jk jk

  

   

  

 

 

 

   

11    ..33xx  Amn  Amn luas

luas  x

 x  R  EI   R  Z   EI 

 Z   A A    (6.8)(6.8)

Berdasarkan persamaan 6.8 didapat definisi III sebagai berikut : Berdasarkan persamaan 6.8 didapat definisi III sebagai berikut :  Definisi III : Lendutan

 Definisi III : Lendutan disuatu disuatu titik titik didalam didalam suatu suatu bentangan bentangan balok balok sedrhanasedrhana besarnya sama dengan momen di titik tersebut dibagi dengan EI besarnya sama dengan momen di titik tersebut dibagi dengan EI apabila bidang momen sebagai beban.

apabila bidang momen sebagai beban.  

(21)

6.4.1. Contoh 1 Aplikasi pada Balok

6.4.1. Contoh 1 Aplikasi pada Balok Sederhana dengan Beban MeratSederhana dengan Beban Merataa Hitung defleksi maksimum (

Hitung defleksi maksimum (  ) yang terjadi pada struktur balok sederhana) yang terjadi pada struktur balok sederhana yang menahan beban merata, sebagaimana digambarkan pada gambar 6.13, yang menahan beban merata, sebagaimana digambarkan pada gambar 6.13, dengan metode luas bidang momen sebagai beban.

dengan metode luas bidang momen sebagai beban.

Gambar 6.13. Balok sederhana yang menahan beban merata Gambar 6.13. Balok sederhana yang menahan beban merata

Penyelesaian : Penyelesaian :

Langkah untuk menyelesaikan permasalahan ini adalah mencari momen Langkah untuk menyelesaikan permasalahan ini adalah mencari momen terlebih dahulu, hasilnya sebagaimana digambarkan pada gambar 6.13.b. Hasil terlebih dahulu, hasilnya sebagaimana digambarkan pada gambar 6.13.b. Hasil momen tersebut kemudian dijadikan beban, sebagaimana diperlihatkan pada momen tersebut kemudian dijadikan beban, sebagaimana diperlihatkan pada gambar 6.13.c. Kemudian dicari atau dihitung besarnya reakasi dan momennya.

gambar 6.13.c. Kemudian dicari atau dihitung besarnya reakasi dan momennya.

Besarnya

Besarnya    A A adalah sebesar adalah sebesar R R A A akibat beban momen dibagi dengan akibat beban momen dibagi dengan EI  EI , sedangkan, sedangkan

 

  B B  adalah sebesar  adalah sebesar R R B B  akibat beban momen dibagi dengan  akibat beban momen dibagi dengan EI  EI , dan besarnya, dan besarnya   maxmax   adalah sebesar

adalah sebesar M  M   akibat beban momen dibagi dengan  akibat beban momen dibagi dengan EI  EI . Untuk lebih jelasnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada penyelesaian dibawah ini.

dapat dilihat pada penyelesaian dibawah ini.

q q

B B A

A

BMD BMD  

 L/2  L/2

2 2

8 8 1 1qLqL   C C

C’

  C’  

 CC

 

 CC

2 2 ..

8 8 5 5   LL  

2 2

8 8 1 1qLqL   A

A BB

(a) (a)  

(c) (c)   (b) (b)  

(22)

Berdasarkan gambar 6.13.a. didapat momen sebagaimana digambarkan pada Berdasarkan gambar 6.13.a. didapat momen sebagaimana digambarkan pada gambar 6.13.b, yang besarnya sebesar

gambar 6.13.b, yang besarnya sebesar M  M  = = 22

8 8 1 1qLqL   

Dari bidang momen yang didapat pada gambar 6.13.b dibalik dan dijadikan beban Dari bidang momen yang didapat pada gambar 6.13.b dibalik dan dijadikan beban sebagaimana digambarkan pada gambar 6.13.c. Dari gambar 6.13.c didapat reaksi sebagaimana digambarkan pada gambar 6.13.c. Dari gambar 6.13.c didapat reaksi yang besarnya :

yang besarnya :

3 3 2

2

24 24 1 1 2

2 3 3 2 2 8

8 1

1  L L qLqL qL

qL  R

 R  R

 R A A  B B

           

  

 

 

 

        

  

 

 

 

  

 (b

Referensi

Dokumen terkait

• Pada suatu komposisi balok tertentu balok menahan beban sedemikian hingga regangan tekan lentur beton mencapai maksimum (  ’ b maks ) mencapai 0,003 sedangkan tegangan

Adapun tujuan penelitian ini adalah mendapatkan defleksi maksimum yang terjadi pada bejana tekan vertikal akibat pengaruh beban angin, dan mendapatkan tinggi

Retak balok terjadi pada daerah momen maksimum serta merambat ke arah vertikal (arah tegak lurus sumbu batang) seiring peningkatan beban, balok dengan tipe keruntuhan tekan

Untuk besar defleksi maksimum hasil simulasi pada struktur rangka optimasi 1 dengan beban penuh, terjadi pada bagian tengah atap dari struktur, atau lebih spesifiknya

Jadi, dengan defleksi terkecil perkerasan struktur komposit mampu mengatasi beban maksimum, ditinjau dari peningkatan kekuatan sebesar 19,91 % dari perkerasan kaku

Bagaimanakah hubungan rasio beban kerja maksimum terhadap beban nominal struktur balok komposit beton pracetak pratekan parsial dengan kemampuan daya layan

Retak balok terjadi pada daerah momen maksimum serta merambat ke arah vertikal arah tegak lurus sumbu batang seiring peningkatan beban, balok dengan tipe keruntuhan tekan dan seimbang

Juga akan terjadi lendutan di titik 1, 2 dan 3 masing-masing sebesar ∂1, ∂2 dan ∂3 Gaya 1 satuan di titik C tsb juga menyebabkan timbulnya tegangan dalam di balok.. Mis di satu serat