• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kupersembahkan karya ini untuk:

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Kupersembahkan karya ini untuk: "

Copied!
106
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Tidak hanya itu, penelitian ini dapat menimbulkan rasa kepedulian dari berbagai pihak yang memiliki tanggung jawab, baik secara langsung maupun tidak langsung, terhadap keberlangsungan bahasa Mandarin. Penelitian ini dapat menjadi sumber referensi atau acuan dalam penelitian sejenis, khususnya dalam hal kajian sosiolinguistik.

Definisi Istilah

Dahulu, sebelum terjadi pemekaran daerah, suku Mandar bersama suku Bugis, Makassar dan Toraja mewarnai keragaman di Sulawesi Selatan, meskipun Sulawesi Barat dan Sulawesi Selatan secara politik, sejarah dan budaya terisolasi, suku Mandar adalah masih terikat dengan "sepupu" di Sulawesi Selatan. Keempat belas kekuatan ini saling melengkapi, “Sipamandar” (memperkuat) sebagai satu bangsa melalui kesepakatan yang diresmikan oleh nenek moyang mereka di Allewuang Batu di Luyo.

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

Penelitian Terdahulu

Penelitian keempat dilakukan oleh Rosana Anna Lumba Gaol dan Jamini Tinambunan pada tahun 2021 dengan judul penelitian “Ucapan Kata dalam Dialek Batak Toba di Desa Lumban Sigite, Kecamatan Laeparira, Kabupaten. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan kata sapaan kerabat di desa Lumbang Sigite pada kerabat sebanyak 45 dan penggunaan kata sapaan non kerabat di desa Lumbang Sigite sebanyak 9 sapaan.

Variasi Bahasa

Sapaan keluarga atau hubungan keluarga dekat dalam masyarakat adalah sapaan yang digunakan untuk menyapa seseorang yang masih memiliki sanak saudara. Sapaan keluarga adalah sapaan yang digunakan untuk menyapa orang atau anak yang masih berhubungan baik secara langsung maupun tidak langsung.

Bahasa Daerah

Selain menjadi bahasa nasional, politik bahasa nasional menjadi alat dasar dan arah pengelolaan ratusan bahasa daerah yang tersebar di nusantara. Hal ini sesuai dengan Bab XV UUD 1945 Pasal 36 dalam tafsirnya yang berbunyi: “Bahasa daerah merupakan bagian dari kebudayaan nasional yang dilindungi oleh Negara”, yang fungsinya ditetapkan oleh para peserta Kongres 1975. Seminar Politik Bahasa Kebangsaan di Jakarta yaitu: Dalam kedudukannya sebagai bahasa daerah berperan sebagai: lambang kebanggaan daerah, lambang identitas daerah dan alat komunikasi dalam keluarga dan masyarakat setempat.

Fungsi bahasa daerah adalah sebagai sarana pemajuan rasa bangga terhadap bahasa daerah, sarana peningkatan pengetahuan dan keterampilan. Melestarikan pengembangan budaya daerah, sarana peningkatan, pengetahuan, keterampilan, teknologi, seni, sarana penyampaian penggunaan bahasa daerah yang benar dan benar untuk berbagai keperluan dan mengenai berbagai persoalan, serta sarana pemahaman budaya daerah melalui Karya Sastra. UUD 1945 dalam pasal 32 par. 2, menegaskan bahwa “Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai nilai budaya bangsa”. 2) Bahasa daerah sebagai pengantar di tingkat awal sekolah dasar.

Bahasa daerah dapat digunakan sebagai bahasa pengantar pada pendidikan dasar sampai dengan tahun ketiga (kelas tiga). Setelah itu, mereka harus menggunakan bahasa Indonesia, kecuali di daerah-daerah yang mayoritas masih menggunakan bahasa daerah sebagai bahasa ibu. Bahasa daerah penting dalam komunikasi antara pemerintah dengan masyarakat yang sebagian besar masih menggunakan bahasa ibu, sehingga pemerintah perlu menguasai bahasa daerah untuk digunakan sebagai pelengkap penyelenggaraan pemerintahan di tingkat daerah.

Sosiolinguistik

Fishman (dalam Abdul Chaer 2015:4) mengatakan bahwa sosiolinguistik sebagai salah satu cabang linguistik hanya mencoba menjelaskan ciri-ciri variasi bahasa dan membangun hubungan antara ciri-ciri linguistik dan sosial. Menurut Ghofur, sosiolinguistik adalah ilmu yang mempelajari ciri dan fungsi variasi bahasa yang berbeda, serta hubungan antara bahasa dengan ciri dan fungsinya dalam suatu komunitas bahasa. Berdasarkan beberapa definisi menurut para ahli, dapat disimpulkan bahwa sosiolinguistik adalah cabang linguistik yang berkaitan erat dengan sosiologi, hubungan antara bahasa dan faktor sosial dalam masyarakat tutur, serta mempelajari keragaman dan variasi bahasa.

Lingkungan sosial tempat berlangsungnya peristiwa tutur dapat berada di ruang keluarga dalam rumah tangga, di perpustakaan, di pinggir jalan hingga di kalangan pelajar. Sosiolinguistik memberikan pedoman untuk berkomunikasi dengan menunjukkan bahasa apa, ragam bahasa atau gaya bahasa yang harus kita gunakan ketika berbicara dengan orang tertentu. Sosiolinguistik akan memberikan pedoman bagi kita dalam berkomunikasi dengan menunjukkan bahasa, ragam bahasa atau gaya bahasa apa yang sebaiknya kita gunakan ketika berbicara dengan orang tertentu.

Tujuan semacam itu mengarah pada pendekatan korelasional, yang mengasumsikan bahwa struktur linguistik dan struktur sosial sebenarnya adalah entitas yang terpisah dan berbeda, beberapa di antaranya telah dijelaskan oleh orang tua linguistik dan sosiologis. Ini bersifat linguistik dan digunakan untuk memperluas cakrawala linguistik di luar studi kalimat, tetapi menuju tata bahasa interaksi pembicara-pendengar. Pendekatan kedua adalah bahwa sosiologi bahasa mencari tujuan yang lebih luas, yaitu perpaduan linguistik dan struktur sosial dalam bentuk teori yang dapat menyatukan linguistik dengan ilmu-ilmu manusia melalui kajian tentang bentuk-bentuk bahasa yang digunakan dalam konteks sosial. kehidupan.

Kerangka Pikir

Sedangkan sapaan non kekerabatan adalah kata yang digunakan untuk menyapa orang atau yang tidak berhubungan. Kata sapaan yang digunakan sebagai sapaan dalam masyarakat pada umumnya sama dengan sapaan dalam persaudaraan langsung. Sapaan tidak kekerabatan berdasarkan tingkatan umur, sapaan berdasarkan gelar kebangsawanan, sapaan jabatan/gelar, sapaan golongan kata, dan sapaan gelar agama.

METODE PENELITIAN

Lokasi Penelitian

Informan Penelitian

Fokus Penelitian

Instrumen Penelitian

Jenis dan Sumber Data Penelitian

Teknik Pengumpulan Data

Lembar wawancara, alat yang digunakan untuk mengumpulkan data berupa rangkaian pertanyaan yang akan diajukan kepada informan penelitian untuk mendapatkan jawaban. Pengamatan ini juga dilakukan dengan melihat secara langsung kondisi sekitar dan segala sesuatu yang berkaitan dengan masalah penelitian. Dengan observasi partisipatif ini, data yang dibutuhkan akan lebih lengkap dan diketahui tingkat signifikansi dari setiap perilaku yang terjadi.

Observasi partisipan pasif, peneliti datang ke lokasi penelitian tetapi tidak terlibat dalam kegiatan yang dilakukan masyarakat, hanya mengamati dari jarak jauh. Observasi Partisipan yang Dimoderatori Observasi ini memeriksa pengumpulan data dan berpartisipasi dalam observasi partisipan di beberapa, tetapi tidak semua, aktivitas. Wawancara bersifat fleksibel, pertanyaan yang diberikan dapat disesuaikan dengan topik sehingga apapun yang ingin diungkapkan dapat tergali dengan baik.

Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan ketika peneliti yakin informasi apa yang akan diperoleh (dikirim). Wawancara tidak terstruktur (instruction interview) adalah wawancara bebas dan peneliti tidak membawa pedoman wawancara yang sistematis dan lengkap untuk pengumpulan data. Dari gambaran di atas dapat disimpulkan bahwa dokumen adalah sumber data yang digunakan dan dilengkapi, berupa sumber tertulis, film, gambar (foto) dan karya-karya monumental, yang kesemuanya memberikan informasi bagi proses penelitian.

Teknik Analisis Data

  • Teknik Keabsahan Data
    • Variasi Sapaan Nonkekerabatan Bahasa Mandar pada

Di antara masyarakat yang tinggal di Desa Bababulo, Anda bisa menemukan sapaan yang digunakan untuk menyapa orang yang lebih tua. Berdasarkan data (1) disimpulkan bahwa untuk lansia yaitu Puang. 2) Salam untuk yang lebih muda. Berdasarkan data (2) disimpulkan bahwa sapaan orang yang lebih muda adalah Kandi. 3) Salam untuk orang-orang pada usia yang sama.

Anda dapat menemukan salam dari masyarakat yang tinggal di desa Bababulo untuk menyapa orang yang lebih muda. Di antara masyarakat yang tinggal di desa Bababulo, Anda dapat menemukan sapaan yang digunakan untuk menyapa orang yang bergelar bangsawan. Anda dapat menemukan sapaan dari orang-orang yang tinggal di desa Bababulo untuk menyapa orang-orang yang memiliki profesi/gelar.

Anda dapat menemukan sapaan dari orang-orang yang tinggal di desa Bababulo yang menyapa orang-orang yang memiliki profesi/gelar. Di antara masyarakat yang tinggal di desa Bababulo, Anda bisa menemukan sapaan yang digunakan untuk menyapa orang yang memiliki profesi. Berdasarkan data (7) dapat disimpulkan bahwa sapaan untuk profesi kepala desa adalah Sapaan Pak Desa berdasarkan klasifikasi kata 1) Kata ganti orang pertama (Nyau).

Pembahasan

Hasil penelitian saat ini terbagi menjadi satu aspek gabungan yaitu sapaan kekerabatan berdasarkan hubungan darah atau perkawinan. Hasil penelitian sebelumnya terbagi menjadi dua sapaan yaitu sapaan kekerabatan ditemukan sebanyak dua belas data dan ditemukan sepuluh sapaan non kekerabatan. Hasil penelitian saat ini ditemukan 14 data untuk sapaan kekeluargaan dan 12 data untuk sapaan non kekeluargaan.

Hasil penelitian sebelumnya yaitu penggunaan sapaan antarkerabat ditemukan sebanyak 45 petunjuk dan penggunaan sapaan nonkerabat ditemukan sebanyak 9 petunjuk. Hasil penelitian ini adalah sapaan berdasarkan data hubungan perkawinan (kekerabatan) ditemukan sebanyak 14 record dan data sapaan (non kekerabatan) ditemukan sebanyak 12 record. Hasil penelitian sebelumnya adalah sapaan non kekeluargaan yang terdiri dari sapaan agama, sapaan adat, sapaan umum.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan, dapat disimpulkan bahwa analisis variasi sapaan dalam bahasa Mandar pada masyarakat Desa Bababulo Kecamatan Pamboang Kabupaten Majene (Studi Sosiolinguistik) dapat dibedakan menjadi dua sapaan. yaitu sapaan kekeluargaan dan sapaan non kekeluargaan. Sapaan kekerabatan dari hasil pencarian dapat ditemukan hingga 14 sapaan, antara lain: Nenek tommuane (Kakek), Nenek towaine (Nenek), Pua (Ayah), Indo (Ibu), Amaure (Paman), Indoure/tatte (Hazja) ) , Nenek utti (Nenek buyut), Suami (Ayah mertua), Luluare tommuane/Luluare towaine (Kakak), Ayah mertua/Lago (Kakak ipar), Appo (Keponakan), Appo utti ( Keponakan), Anaure ( Keponakan), Boyang pissang (Sepupu sekali). Sapaan non kerabat dari hasil penelitian ditemukan 12 sapaan yang digunakan untuk menyapa mereka, yaitu: sapaan berdasarkan usia 3 tahun (Puang, Kandi, Sola/nama pribadi), sapaan berdasarkan gelar bangsawan 1 (Puang), sapaan berdasarkan pekerjaan/ tingkat 3 (Pak Guru)/Ibu Guru, Ibu, Lurah), salam berdasarkan klasifikasi kata 3 (Nyau, Ita, I'o), salam berdasarkan gelar agama 2 (Ustadz, Ustadzah) .

KESIMPULAN DAN SARAN

Saran…

Dalam penelitian ini penulis dengan tegas menunjukkan bahwa penelitian ini dapat bermanfaat, dari penelitian tersebut penulis ingin menyampaikan saran dari hasil penelitian mengenai analisis variasi sapaan Tionghoa pada masyarakat desa Bababulo Kecamatan Pamboang Kabupaten Majene kabupaten (kajian Sosiolinguistik) sebagai berikut. Diharapkan kedepannya peneliti lain juga akan memutuskan penelitian yang lebih mendalam lagi dan tentunya masih serupa dengan penelitian ini, mengingat minat penelitian bahasa khususnya bahasa Mandarin semakin menurun. Diharapkan masyarakat penutur bahasa mandarin khususnya desa Bababulo tetap menjaga penggunaan sapaan yang ada agar tidak punah dan tetap melestarikan bahasa yang disayang oleh masyarakat penuturnya.

Besar harapan kami agar pembaca dapat memberikan informasi tentang sapaan dalam bahasa Mandarin di desa Bababulo. Salam dalam dialek Batak Toba dari Desa Lumban Sigite, Kecamatan Laeparira, Kabupaten Dairi, Provinsi Sumatera Utara. Analisis Penggunaan Kata Sapaan dalam Bahasa Melayu Jambi di Desa Muara Mensaso Kecamatan Limun Kabupaten Sarolangu (Studi Sosiopragmatik).

Sistem Sapaan Mandarin, Desa Padang Timur, Kecamatan Campalagian, Kabupaten Polewali Mandar (Studi Sosiolinguistik). Observasi atau pengamatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi tentang sapaan untuk seseorang di dalam lingkungan keluarga dan di luar lingkungan keluarga dalam bahasa Mandarin ketika ingin saling menyapa dan ingin mengetahui bentuk dan fungsi sapaan yang digunakan oleh warga Bababulo. desa . dalam sapaan antar masyarakat dan keluarga.

Gambar 1: Wawancara dengan Bapak Muhammad Abduh. S (Pensiunan Guru)
Gambar 1: Wawancara dengan Bapak Muhammad Abduh. S (Pensiunan Guru)

Gambar

Gambar 1: Wawancara dengan Bapak Muhammad Abduh. S (Pensiunan Guru)
Gambar 2: Wawancara dengan Bapak Nasruddin (Pedagang)
Gambar 3: Wawancara dengan Ibu Suwaeda (IRT)
Gambar 5: Wawancara dengan Bapak Hasri. G (Nelayan)
+2

Referensi

Dokumen terkait

8% SIMILARITY INDEX 5% INTERNET SOURCES 8% PUBLICATIONS 3% STUDENT PAPERS 1 2% 2 1% 3 1% 4 1% Analysis of Antidiabetic Activity of Squalene via In Silico and In Vivo Assay