• Tidak ada hasil yang ditemukan

KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN: "Kurikulum Merdeka".

N/A
N/A
NAURAH BINA LUTHFIYAH

Academic year: 2023

Membagikan " KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN: "Kurikulum Merdeka"."

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN, dengan judul:

"Kurikulum Merdeka".

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak.

Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.

Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian makalah ini. Dan semoga makalah ini bermanfaat.

(2)
(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……….………... 1

DAFTAR ISI ………..………. 2

BAB I PENDAHULUAN ………..………. 3

A. Latar Belakang ……….. 3

B. Rumusan Masalah ………... 4

C. Tujuan ………. 4

BAB II PEMBAHASAN ………. 5

A. Konsep Kurikulum Merdeka………. 5 B. Prinsip-prinsip Kurikulum Merdeka………... 6 C. Model-model Pembelajaran Dalam Kurikulum Merdeka……... 8 D. Sistem Evaluasi Hasil Belajar Kurikulum Merdeka……… 9 E. Implimentasi Kurikulum Merdeka………. 10 BAB III PENUTUP ………. 11

A. Kesimpulan ...………. 11

B. Rekomendasi…….………. 11

DAFTAR PUSTAKA ………. ……….. 12

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kurikulum Merdeka Belajar dikembangkan sebagai respons terhadap hasil Program for International Student Assessment (PISA) yang menunjukkan bahwa 70% siswa usia 15 tahun berada di bawah tingkat kompetensi minimum dalam memahami bacaan sederhana atau menerapkan konsep matematika dasar. Skor PISA ini tidak mengalami peningkatan yang signifikan dalam 10-15 tahun terakhir.

Selain itu, terdapat kesenjangan yang besar antara wilayah dan kelompok sosial-ekonomi dalam hal kualitas

pembelajaran yang diperparah oleh pandemi COVID-19.

Untuk mengatasi situasi ini, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) melakukan penyederhanaan kurikulum dalam kondisi darurat yang disebut sebagai Kurikulum Darurat. Kurikulum ini

diterapkan untuk mengatasi dampak kekurangan

pembelajaran (learning loss) selama pandemi. Hasilnya, dari 31,5% sekolah yang menggunakan Kurikulum Darurat, ditemukan bahwa penggunaan kurikulum ini dapat

mengurangi dampak pandemi sebesar 73% dalam bidang literasi dan 86% dalam bidang numerasi. Keberhasilan Kurikulum Darurat ini menunjukkan bahwa perubahan

(5)

kurikulum yang lebih komprehensif sangat penting. Oleh karena itu, Kurikulum Merdeka Belajar dirancang sebagai kurikulum baru yang lebih komprehensif dibandingkan kurikulum sebelumnya.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana Konsep Kurikulum Merdeka?

2. Apa Prinsip-prinsip Kurikulum Merdeka?

3. Bagaimana Model-model Pembelajaran Dalam Kurikulum Merdeka?

4. Seperti Apa Sistem Evaluasi Hasil Belajar Kurikulum Merdeka?

5. Bagaimana Implimentasi Kurikulum Merdeka?

C. TUJUAN

Ada beberapa tujuan yang ingin dicapai melalui penerapan Kurikulum Merdeka Belajar ini, diantaranya:

1. Meningkatkan kualitas pembelajaran yang lebih menyenangkan dan efektif.

2. Mengurangi beban akademik siswa sehingga mereka lebih memiliki waktu untuk menggali bakat dan minat mereka.

3. Mendorong guru untuk lebih kreatif dan inovatif dalam membuat metode pembelajaran yang relevan.

4. Membentuk karakter siswa yang mandiri, kritis, dan memiliki kepekaan sosial yang baik.

(6)

BAB II PEMBAHASAN

A. Konsep Kurikulum Merdeka

Konsep kurikulum merdeka ini bertujuan untuk

memberikan kebebasan kepada para peserta didik untuk mengatur dan mengembangkan cara belajar mereka sendiri secara mandiri. Konsep ini digagas oleh Kementerian

Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

(Kemendikbud Ristek) dan merupakan bagian dari program Indonesia Pintar.

Tiga konsep kurikulum, yaitu sebagai berikut:

1. Kurikulum sebagai sebuah substansi

Kurikulum menjadi sebuah rencana belajar bagi peserta didik di sekolah. Selain itu di dalamnya juga tercantum tujuan yang hendak dicapai dari diadakannya pembelajaran baik di dalam maupun di luar kelas. Maka dari itu, kurikulum menjadi sebuah dokumen yang mencakup substansi yang isinya berupa rumusan tujuan, bahan ajar, kegiatan dan program belajar mengajar, jadwal, serta evaluasi belajar peserta didik.

2. Kurikulum sebagai sebuah sistem

Konsep kedua dari kurikulum menyatakan kurikulum sebagai bagian dari sistem pendidikan. Sesuai dengan isinya, kurikulum memang ditujukan guna menunjang

(7)

tercapainya tujuan pendidikan. Maka dari itu, sistem di dalam kurikulum terdiri dari struktur personalia dan juga prosedur kerja mengenai tata cara menyusun kurikulum,

melaksanakan, mengevaluasi dan menyempurnakan. Dari hasil sistem ini diharapkan dapat tercapai sebuah kurikulum yang sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Adapun fungsi dari sistem ini yaitu supaya kurikulum yang ada tetap dinamis.

3. Kurikulum sebagai sebuah bidang studi

Konsep terakhir yaitu kurikulum sebagai sebuah bidang studi. Di mana sebagai sebuah studi, artinya kurikulum juga bertujuan untuk mengembangkan ilmu tentang kurikulum itu sendiri beserta sistemnya.

B. Prinsip-prinsip Kurikulum Merdeka

Prinsip Kurikulum Merdeka adalah pedoman, kaidah, atau hukum yang mengatur perencanaan kurikulum agar sesuai dengan tujuan pendidikan yang lebih efektif dan efisien.

Prinsip Pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka mencakup tiga tipe kegiatan pembelajaran, yaitu:

1. Pembelajaran Intrakurikuler

Pembelajaran intrakurikuler dilakukan secara terdiferensiasi sehingga peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi.

2. Pembelajaran Kokurikuler

Pembelajaran kokurikuler berupa projek penguatan Profil Pelajar Pancasila. Dengan prinsip pembelajaran interdisipliner yang berorientasi pada pengembangan karakter dan kompetensi umum.

3. Pembelajaran Ekstrakurikuler

Pembelajaran ekstrakurikuler ialah pembelajaran yang

dilaksanakan sesuai dengan minat murid dan sumber daya satuan pendidik.

Prinsip-prinsip kurikulum merdeka diantaranya:

(8)

-Kemandirian Sekolah:

Kurikulum Merdeka memberikan otonomi kepada sekolah untuk merancang kurikulum mereka sendiri sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan siswa serta lingkungan sekolah. Ini berarti sekolah memiliki lebih banyak kebebasan dalam menentukan apa yang harus diajarkan dan bagaimana cara mengajar.

-Relevansi Lokal:

Kurikulum Merdeka menekankan pentingnya menjadikan pendidikan lebih relevan dengan kehidupan sehari-hari siswa. Hal ini melibatkan

pengintegrasian budaya lokal, nilai-nilai, dan tantangan yang dihadapi oleh masyarakat setempat dalam kurikulum.

-Pembelajaran Aktif:

Konsep ini mendorong pendekatan pembelajaran yang lebih aktif, kolaboratif, dan berbasis masalah. Siswa didorong untuk aktif dalam proses pembelajaran, berpikir kritis, dan mengembangkan keterampilan praktis.

-Pengembangan Karakter:

Selain aspek akademik, Kurikulum Merdeka juga menekankan pengembangan karakter siswa. Ini mencakup aspek seperti etika, moralitas, kepemimpinan, dan keterampilan sosial.

-Evaluasi Berbasis Kompetensi:

Penilaian dalam Kurikulum Merdeka lebih fokus pada pengukuran kompetensi siswa dalam berbagai aspek, bukan hanya sekedar

menghafal fakta. Penilaian lebih berorientasi pada hasil dan keterampilan yang relevan dengan dunia nyata.

-Pendidikan Inklusif:

Konsep ini juga mempromosikan pendidikan inklusif yang memperhatikan kebutuhan individu siswa, termasuk mereka yang memiliki kebutuhan khusus.

-Fleksibilitas:

(9)

Kurikulum Merdeka memberikan upaya untuk mengakomodasi perubahan dalam lingkungan pendidikan dan kebutuhan masyarakat. Ini

memungkinkan kurikulum untuk berkembang seiring waktu.

Penting untuk diingat bahwa penerapan Kurikulum Merdeka dapat berbeda-beda di berbagai sekolah dan wilayah. Tujuannya adalah untuk memberikan pendidikan yang lebih adaptif dan relevan sesuai dengan keunikan masing-masing sekolah.

C. Model-model Pembelajaran Dalam Kurikulum Merdeka Dalam Kurikulum Merdeka, model pembelajaran

ini menghadapkan peserta didik pada masalah nyata yang relevan dengan konteks belajar. Kemudian, mereka

berpartisipasi dalam mengidentifikasi masalah, mencari solusi, dan menerapkan pemahaman konsep untuk memecahkan masalah tersebut.

Beberapa model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam Kurikulum Merdeka antara lain:

1. Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-Based Learning - PBL):

Siswa bekerja pada proyek-proyek nyata yang memerlukan penelitian, kolaborasi, dan pemecahan masalah. PBL memungkinkan siswa untuk belajar melalui pengalaman praktis.

2. Pembelajaran Berbasis Masalah (Pembelajaran Berbasis Masalah - PBL):

(10)

Siswa diberikan masalah atau tantangan yang harus mereka pecahkan dengan menggali pengetahuan dan keterampilan mereka. Ini mendorong pemikiran kritis dan analitis.

3. Pembelajaran Kolaboratif:

Siswa bekerja dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran bersama. Ini mengembangkan keterampilan dan kerjasama komunikasi.

4. Pembelajaran Aktif (Active Learning):

Metode ini melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran melalui diskusi, permainan peran, eksperimen, atau presentasi.

5. Pembelajaran Terintegrasi:

Mengintegrasikan mata pelajaran yang berbeda dalam pengalaman belajar untuk menunjukkan hubungan antara konsep-konsep yang berbeda.

6. Pembelajaran Berbasis Teknologi:

Menggunakan teknologi seperti komputer, perangkat seluler, dan internet untuk mendukung dan meningkatkan pembelajaran.

7. Pembelajaran Berbasis Proses (Pembelajaran Berorientasi Proses):

Fokus pada pemahaman proses pembelajaran, pengembangan keterampilan berpikir, dan kemampuan pemecahan masalah.

8. Pembelajaran Berbasis Pengalaman (Experiential Learning):

Siswa belajar melalui pengalaman langsung, seperti magang, kunjungan lapangan, atau kegiatan praktik langsung.

9. Pembelajaran Mandiri:

Mendorong siswa untuk mengambil inisiatif dalam pembelajaran mereka sendiri, mengidentifikasi tujuan belajar, dan mengelola waktu mereka.

10.Pembelajaran Berbasis Game (Game-Based Learning):

Menggunakan elemen permainan dalam pembelajaran untuk meningkatkan motivasi dan keterlibatan siswa.

(11)

Setiap model pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri, pemilihan model tergantung pada tujuan pembelajaran materi pelajaran dan karakteristik siswa.

Dalam Kurikulum Merdeka, guru memiliki kebebasan untuk memilih dan menggabungkan berbagai model pembelajaran sesuai dengan kebutuhan mereka dan siswa mereka.

D. Sistem Evaluasi Hasil Belajar Kurikulum Merdeka

Pada umumnya, evaluasi hasil belajar dalam Kurikulum Merdeka dapat mencakup beberapa komponen, seperti :

1. Penilaian Proyek:

Siswa mungkin dinilai berdasarkan proyek-proyek yang mereka kerjakan selama pembelajaran. Ini bisa mencakup tugas, presentasi, atau portofolio yang mencerminkan pemahaman dan keterampilan yang mereka peroleh.

2. Penilaian Kompetensi:

Kurikulum Merdeka tekanan pada pengembangan kompetensi, sehingga penilaian mungkin lebih fokus pada sejauh mana siswa dapat menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang telah mereka pelajari dalam konteks nyata.

3. Penilaian Formatif dan Sumatif:

Penilaian formatif digunakan untuk memberikan umpan balik kepada siswa sepanjang pembelajaran, sementara penilaian sumatif dilakukan pada akhir suatu periode pembelajaran untuk mencapai pencapaian akhir siswa.

4. Evaluasi Berbasis Kinerja:

(12)

Siswa dapat dinilai berdasarkan kinerja mereka dalam situasi nyata, seperti simulasi, praktik lapangan, atau tugas yang mirip dengan tugas dalam dunia pekerjaan.

5. Penilaian Multidimensi:

Evaluasi dapat mencakup berbagai aspek, seperti pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai yang ingin diakui oleh Kurikulum Merdeka.

Sistem evaluasi dalam Kurikulum Merdeka, dapat terjadi perubahan seiring berjalannya waktu.

E. Implimentasi Kurikulum Merdeka

Implementasi kurikulum adalah

pelaksanaan kurikulum yang mencakup tujuan, isi, dan bahan pelajaran penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Implementasi Kurikulum Merdeka berupaya untuk memulihkan pembelajaran demi mewujudkan transformasi pendidikan di Indonesia ke arah yang lebih baik. Pada Kurikulum Merdeka, guru dapat mengenali potensi murid lebih dalam guna menciptakan pembelajaran yang relevan.

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kurikulum Merdeka Belajar adalah inovasi dalam

Pendidikan Indonesia yang bertujuan untuk mengembangkan potensi dan minat belajar siswa. Kurikulum ini memberikan kebebasan kepada siswa dalam memilih minat belajar mereka, mengurangi beban akademik, dan mendorong kreativitas siswa.

(13)

B. REKOMENDASI / SARAN

Kurikulum Merdeka merupakan kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam, dimana konten akan lebih optimal jika peserta didik memiliki waktu yang cukup untuk mendalami konsep dan memperkuat

kompetensi.

DAFTAR PUSTAKA

Rosa, Nikita. "Apa Itu Kurikulum Merdeka? Ini Pengertian & Prinsip Pembelajarannya". www.detik.com. Diakses pada minggu 3 September 2023. https://www.detik.com/edu/sekolah/d-6818335/apa-itu-kurikulum- merdeka-ini-pengertian--prinsip-pembelajarannya.

Heppy, Ami. “Kurikulum Merdeka Belajar,Penjelasan,Konsep,

(14)

minggu 3 September 2023. https//www.inews.id/news/nasional/kurikulum- merdeka-belajar-pejelasan-konsep-keunggulannya-yang-perlu-diketahui.

Wardani, Erwanda. “Sudut Pandang Evaluasi Pembelajaran Kurikulum Merdeka (Perspectif of Assesment in the Merdeka Curriculum Learning)”.

www.kompasiana.com. Diakses pada 3 September 2023.

https://www.kompasiana.com/erwanerwan2684/645b211d4addee654911d f45/sudut-pandang-evaluasi-pembelajaran-kurikulum-merdeka-

perspective-of-assesment-in-the-merdeka-curruculum-learning.

Purbowati, Deni. “Pembelajaran Awal Semester Dalam Kurikulum Merdeka”.www.akupintar.id. Diakses pada 3 September 2023.

https;//akupintar.id/info-pintar/-/blogs/langkah-praktis-6model- pembelajaran-awal-semester-dalam-kurikulum-merdeka.

Referensi

Dokumen terkait

Job demands adalah elemen- elemen fisikal, sosial, dan organisasional dalam kegiatan pekerjaan yang dapat mempengaruhi kesehatan psikologis dari karyawan Gane et al, dalam Putra; 2010