Konsep Ta’li>m dalam Al-Qur’an dan relevansinya dengan konsep pembelajaran dalam pendidikan Islam. Bagaimana relevansi konsep al-ta’li>m dalam Al-Qur’an dengan konsep pembelajaran dalam pendidikan Islam. Untuk mengetahui relevansi konsep al-ta’li>m dalam Al-Qur’an dengan konsep pembelajaran dalam pendidikan Islam.
Metode Penelitian
- Pendekatan dan Jenis Penelitian
- Sumber Data
- Teknik Pengumpulan Data
- Teknik Analisis Data
Teknik yang pertama adalah dengan mencari ayat-ayat yang berkaitan dengan ta’li>m dalam Al-Qur’an dengan menggunakan Mu’jam al-Qur’an. Kemudian dilakukan analisis lebih lanjut terhadap hasil pengorganisasian ayat-ayat tentang ta’li>m dalam Al-Qur’an kemudian disesuaikan dengan konsep pembelajaran. Metode deduktif merupakan pemikiran umum ke khusus dari dalil sampai pada realitas Al-Qur’an, yang wajib dan ada hubungannya dengan pendidikan.
Sistematika Pembahasan
Metode induktif merupakan suatu proses berpikir yang dimulai dari fakta atau peristiwa konkrit tertentu, kemudian dari fakta atau peristiwa khusus tersebut ditarik suatu generalisasi yang bersifat umum. Metode analisis isi merupakan suatu teknik sistem untuk menganalisis isi pesan sebagai suatu objek, namun lebih dari itu berkaitan dengan pengertian-pengertian terkini tentang fenomena simbolik dalam dunia komunikasi 18 Isi ayat yang berkaitan dengan konsep al-ta' li>m dalam Al-Qur'an dan relevansinya dengan konsep pembelajaran dalam pendidikan Islam.
PENDAHULUAN
LANDASAN TEORI
TEMUAN PENELITIAN
ANALISIS DATA
PENUTUP
Pengertian Pembelajaran
Selain itu, belajar juga diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungan dalam memenuhi kebutuhan hidup. Belajar adalah perubahan yang terjadi pada diri siswa dan disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku siswa. Belajar juga berarti proses usaha individu untuk mencapai perubahan tingkah laku yang baru secara menyeluruh, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya.23.
Prinsip-Prinsip Pembelajaran
Adanya kebutuhan siswa untuk belajar akan mendorong motivasi dalam diri setiap siswa. Di dalam Al-Qur’an banyak sekali keterangan-keterangan yang diulang-ulang, yang diungkapkan dalam beberapa ayat, baik dengan pasal pokok yang sama maupun serupa. Apabila pembelajaran dipisahkan dari perhatian, maka akan terjadi pengaburan informasi yang diterima, sehingga informasi yang disampaikan tidak dapat dipahami.
Komponen Pembelajaran
Kegiatan belajar mengajar akan mencakup seluruh komponen belajar mengajar, dan kegiatan belajar mengajar akan menentukan sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai. Sebagaimana segala sesuatu yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran, alat mempunyai fungsi yaitu sebagai pelengkap dan pembantu untuk memudahkan tercapainya tujuan, serta alat sebagai tujuan. F. Evaluasi pendidikan dapat diartikan sebagai tindakan atau proses penentuan nilai segala sesuatu yang ada di dunia pendidikan atau segala sesuatu yang berhubungan dengan dunia pendidikan.
Ciri-Ciri Pembelajaran
Seorang guru tidak akan mampu melaksanakan tugasnya apabila tidak menguasai salah satu metode pengajaran yang telah dirumuskan. e.Dalam kegiatan belajar mengajar, guru berperan sebagai pembimbing, guru harus berusaha menjiwai dan memberikan motivasi agar terjadi proses interaksi yang kondusif. f. Akibat yang mungkin timbul dari tindakan belajar adalah siswa akan mempelajari sesuatu yang tidak akan dipelajarinya tanpa adanya tindakan belajar atau mempelajari sesuatu dengan cara yang lebih efektif.36.
Cara Belajar Menurut al-Q ur’an
Pada dasarnya hakikat pendidik adalah orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan peserta didik dengan mengerahkan seluruh potensi yang dimilikinya, baik kognitif, afektif, dan psikomotorik. Orang yang paling baik adalah ulama yang baik dan orang yang paling buruk adalah orang yang bodoh.” Dalam konteks pendidikan, kita menemukan beberapa istilah yang digunakan untuk menyebut siswa, antara lain “murid, pelajar, dan murid”.
Namun, dalam istilah siswa ini, pengajaran masih berpusat pada guru, namun tidak seketat “guru-siswa” seperti disebutkan di atas. Pengertian peserta didik secara terminologi dapat diartikan sebagai anak yang sedang tumbuh dan berkembang, baik secara fisik maupun psikis, guna mencapai tujuan pendidikannya melalui pendidikan. Oleh karena itu dalam proses pembelajaran pendidik harus mampu memahami peserta didik, karena kesalahan dalam memahami hakikat peserta didik akan menimbulkan kesalahan yang fatal.
Pertama, pelajar bukanlah miniatur orang dewasa, mereka mempunyai dunia mereka sendiri, jadi kaedah pengajaran tidak boleh disamakan dengan orang dewasa. Kedua, pelajar mengikut tempoh perkembangan tertentu dan mempunyai corak perkembangan, rentak, dan irama. Implikasi kepada pendidikan ialah bagaimana menyesuaikan proses pendidikan dengan corak, rentak dan rentak perkembangan pelajar.
Peserta didik merupakan objek pendidikan yang aktif, kreatif, dan produktif, yang mempunyai aktivitas sendiri (self-help) dan kreativitasnya sendiri (ingenuity), sehingga implikasinya dalam proses pendidikan tidak menganggap peserta didik sebagai objek pasif yang hanya menerima dan mendengarkan.
Konsep Al- Ta’li>m dalam Al- Qur’an
Dalam tafsir lain, Tafsir fi Jhilalil Qur'an karya Sayyid Qutbi, kata 'Allamah artinya mengajar. 41 Sayyid Qutb, Tafsir fi Jhilalil Qur'an di bawah bayang-bayang Al-Qur'an jilid 1, Trans. Dalam tafsir lainnya, tafsir Sayyid Qutb terhadap Al-Qur'an fi Jhilalil juga sependapat dengan Quraish Shihab, kata yu'allimu juga diartikan sebagai ajaran.
Tujuannya agar para rasul dan umatnya belajar membaca dan menulis Al-Qur’an dan al-hikmah (as-Sunah).43. Tafsir fi Zhilalil Qur'an karya Sayyid Qutb juga sependapat dengan Quraish Shihab bahwa objek didikan ada dua yaitu manusia dan jin. Allah menurunkan Al-Qur'an kepada hamba-hamba-Nya sehingga memudahkan orang yang dirahmati-Nya untuk menghafal dan memahaminya.
Allah lah yang mengajarkan Al-Qur'an dan Dialah yang menciptakan manusia dan mengajarinya berbicara. Sayyid Qutb dalam tafsir fi Zhilalil Qur'an juga sependapat dengan Quraish Shihab bahwa Allah mengajarkan manusia dengan dua cara yaitu dengan pena/tanpa pena.53. 53 Shahid Sayyid Qutb, Tafsir fi Zhilalil Qur'an di bawah bayang-bayang Al Qur'an jilid 8, 330.
Sayyid Quthub dalam tafsirnya Fi zhilalil Qur'an juga sependapat dengan Quraish Shihab bahwa kata "allama" juga berarti mengajar. Dalam tafsiran Sayyid Quthba Fi Zhilalil Qur'an, beliau menjelaskan betapa sopannya Nabi Allah ini. 63 Syahid Sayyid Quthb, Tafsir fi Zhilalil Qur'an dalam Bayangan Al-Qur'an, Jilid 8, 76-77.
Biografi Mufasir Dan Deskripsi Tafsirnya
Sembilan tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1967, ia meraih gelar Lc (S 1) di Fakultas Ushuludin, Jurusan Tafsir Hadits, Universitas Al-Azhar. Ia kemudian melanjutkan studi di fakultas yang sama dan pada tahun 1969 mendapat gelar MA sebagai spesialis di bidang tafsir Al-Qur'an. Ia menjadi orang pertama di Asia Tenggara yang memperoleh gelar doktor ilmu Al-Qur'an dari Universitas Al-Azhar Kairo.
Selain itu, beliau dikatakan pernah memegang pelbagai jawatan di luar kampus, antaranya: ketua Dewan Ulama Indonesia (sejak 1984), anggota Lajnah Pentashih al-Qur'an, Kementerian Agama (sejak 1989). Utagama, 1997, Tafsir al-Amanah, terbitan Jakarta, Lentera Hati, kisah dan hikmah hidup (1994), Wawasan Al-Quran, Tafsir Maudhu'I pelbagai persoalan manusia (1996), Membumikan Al-Quran, fungsinya. dan peranan wahyu dalam Kehidupan Masyarakat (1992), Hidangan Ilahi, Tahlili ayat, Tafsir al-Qur'an al-kariim (1997), Mujizat al-Qur'an (1997), Fatwa M. Ash-syahid Sayyid Quthb telah dilahirkan pada tahun 1906 di kampung Musyah di kota Asyut, Mesir.Beliau dibesarkan dalam keluarga yang mementingkan syiar Islam dan mencintai al-Quran.
Menyadari bakat putra mereka, orang tuanya memindahkan keluarganya ke Halwan, pinggiran kota Kairo, di mana ia diberi kesempatan untuk masuk Tajhiziah Daril 'Ulum. Pada tahun 1929 ia belajar di Darul 'Ulum atau nama lama Universitas Kairo. Ia memperoleh gelar sarjana pendidikan pada tahun 1933. Asy-syahid Sayyid Qutb menulis lebih dari dua puluh buku. Bakat menulisnya mulai ia kembangkan dengan menciptakan buku anak-anak yang menceritakan pengalaman Nabi Muhammad Saw dan kisah-kisah sejarah Islam lainnya.
Pada awal karir menulisnya, ia menulis dua buku tentang keindahan Al-Qur'an: at-Taswir Fi al-Fanni Fi al-Qur'an, kisah-kisah keindahan dalam Al-Qur'an, Musyahidah al-Qiyamah Fi al-Qur'an, - Al-Qur'an, Hari Kebangkitan dalam Islam.
Deskripsi Tafsir
Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Harmoni Al-Qur'an, Volume 15, Edisi V (Jakarta: Lentera Hati: 2003). Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Harmoni Al-Quran, Bagian 1, Edisi V, xvii. Kerangka metode tahli>li yang digunakan Sayid Qutub terdiri dari dua tahap dalam menafsirkan ayat-ayat Al-Qur'an.
Menurut Sayyid Qutb dalam tafsirnya Fi Zhilalil Al-Qur'an mengatakan bahwa ta'li>m berarti mengajar. Sayyid Qutbi dalam tafsirnya terhadap Fi Jhilalil Qur'an surat al-Baqarah ayat 151 menjelaskan bahwa objek pembelajaran adalah para rasul dan manusia. Sayyid Qutb dalam tafsirnya terhadap Fi Jhilalil Qur'an surat al-Baqarah ayat 151 menjelaskan bahwa bahan ajarnya meliputi Al-Qur'an dan al-Hikma.
Quraish Shihab juga menyatakan dalam tafsirnya terhadap surat Al-Mishbah surat ar-Rahman ayat 2-4 bahwa materi dalam konsep ta’li>m adalah Al-Qur’an. Selain mempelajari Al-Qur'an, Allah juga mengajarkan manusia ekspresi, yaitu kemampuan menjelaskan apa yang ada dalam pikirannya. Sayyid Qutb dalam tafsirnya terhadap Fi Zhilalil Qur'an surat Al-Kahfi ayat 55-56 juga mengatakan bahwa ta'li>m berarti petunjuk.
Relevansi konsep Ta’li>m dalam Al-Quran dengan konsep pembelajaran dalam Pendidikan Islam.
Relevansi Konsep Ta’li>m dalam Al- Qur’an dengan Konsep Pembelajaran dalam Pendidikan Islam
Konsep ini relevan dengan teori belajar yang menegaskan bahwa pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, yaitu pengajaran oleh guru dan pembelajaran oleh siswa. Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, serta siswa dengan lingkungannya, yang dapat mendorong siswa untuk belajar. Melalui proses interaksi tersebut maka kemampuan siswa akan berkembang baik secara mental maupun intelektual. Sedangkan mengajar diartikan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan oleh seorang guru bersama murid-muridnya, mengupayakan seluruh potensi dirinya, baik kognitif, emosional, dan psikomotorik.
Dalam konsep ta’li>m dan konsep belajar terdapat kesamaan makna kata mengajar, yaitu mengasah potensi-potensi yang dimiliki peserta didik baik kognitif, afektif maupun psikomotorik, sehingga pada akhirnya potensi tersebut akan tervalidasi dan tervalidasi. akan menghasilkan keberagaman ilmu pengetahuan. Berdasarkan penjelasan penafsiran berbagai ayat, objek pembelajaran dalam konsep ta’li>m meliputi makhluk yang dzahir dan yang tidak dzohir. Peserta didik adalah anak yang tumbuh dan berkembang, baik jasmani maupun rohani, untuk mencapai tujuan pendidikannya melalui pendidikan.
Yang membedakan satu dengan yang lainnya adalah dalam proses ta’li>m yang diajarkan ternyata melibatkan baik insan Dzahir maupun non Dzahir, sedangkan dalam proses pengajarannya hanya melibatkan insan Dzahir yang disebut santri. Ini bapaknya, ini ibunya, ini matanya, ini bulunya, belajar ilmu gaib, belajar membuat baju besi untuk menghadapi serangan musuh dalam perang, ilmu ta'wil mimpi (tafsir mimpi) dan hal-hal yang belum diketahui, materi ini mempunyai arti penting bagi materi pembelajaran. Dalam proses ta’li>m ada dua cara belajar yaitu dengan pena/tulis yaitu dengan mengajarkan ilmu yang berbeda kepada manusia, dengan membuka rahasia yang berbeda, dengan menyerahkan kunci yang berbeda untuk membuka perbendaharaan Allah yaitu dengan qolam ( pena).
Metode ini relevan dengan konsep pembelajaran karena terdapat kesamaan cara mengajar antara konsep ta’li>m dengan konsep pembelajaran, yaitu dengan catatan/tulisan, agar masyarakat mencatat ilmu yang telah diajarkan dan Hal ini secara langsung berarti bahwa Allah memberikan manfaat atau kemampuan berpikir yang lebih kepada orang-orang tertentu.
Kesimpulan
Terdapat persamaan materi yang disampaikan dalam proses ta’li>m dan proses belajar mengajar, yaitu pengajaran membaca dan menulis, keterampilan berbahasa, berhitung, ilmu pengetahuan, serta pengajaran tentang hal-hal yang belum diketahui.
Saran