1
KURIKULUM PEMBELAJARAN AL QUR’AN DAN AL HADIS DI SEKOLAH
Yeni pembelajaran yang sangat diperlukan di sekolah-sekolah khususnya sekolah yang bercorak keislaman, seperti (MI, MTS, MA, STAIN, IAIN, UIN). Karena dengan adanya pembelajaran Al
Qur‟an dan Al Hadis mampu meningkatkan pembelajaran membaca dan menghafal bahkan menulis ayat-ayat Al Qur‟an dengan baik dan benar sesuai dengan mahroj dan tajwidnya. Dan merupakan keunggulan dari sekolah-sekolah pada umumnya. Dengan adanya kurikulum pembelajaran Al
Qur‟an dan Al Hadis dapat meningkatkan mutu karakter seseorang untuk lebih memperdalam keislaman dan belajar lebih banyak mengenai Al Qur‟an dan Al Hadis. Kurikulum sendiri yaitu seperangkat program yang diberikan oleh suatu lembaga pendidikan yang berisi rancangan pembelajaran, dimana kurikulum pembelajaran Al Qur‟an dan Al Hadis ini mampu meningkatkan taraf pengetahuan dan meningkatkan rasa cintanya untuk mempelajari Al Qur‟an dan Al Hadis agar mampu berinteraksi dengan dunia luar dengan bisa menunjukan pada masyarakat dan dunia semua bisa mempelajari Al Qur‟an dan Al Hadis bahkan mampu menembus tinkatan internasional dengan ilmu yang di miliki dalam mempelajari Al Qur‟an dan Al Hadis agar dapat bermanfaat bagi khalayak banyak.
Kata kunci: Kurikulum Pembelajaran, Al Qur‟an dan Al Hadis, Sekolah
Abstract
Given the importance of learning Al Qur’an and Al Hadis at school, is an indispensable learning in schools, especially schools patterned islamic, such as (MI, MTS, MA, STAIN, IAIN, UIN). Because with the Al Qur’an and Al Hadis learning can improve learnin to read and memorize even write accordin to mahroj and tajwid. And the excellence of schols in general. With their learning curriculum Al-Qur’an and Al Hadis can improve the quality of one’s character to further deepen the islamic and learning more about the Al Qur’an and Al Hadis. Curriculum is self is a set of prorams that is given by an educational institution which contains a draft of learning, where learning curriculum Al Qur’an and Al Hadis is able to improve the level of knowladge and increase the sense of his love for studying the Al Qur’an and Al Hadis to be able to interact with the outside world by beinf able to show to the public and the world all can learn the Al Qur’an and Al Hadis even able to penetrate the international level with a science which is owned in studying the Al Qur’an and Al Hadis order to be useful for everyone.
Keywords: Learning curriculum, Al Qur’an and Al Hadis, school.
A. Pendahuluan
Kurikulum yaitu dimana kurikulum sebagai alat untuk sebuah proses belajar mengajar yang
sudah terencana dimana kurikulum dapat meningkatkan kualitas pendidikan yang lebih baik. Suatu
kurikulum juga menyediakan isi dan bahan pembelajaran guna untuk mempermudah peserta didik
dalam menggunakan rancangan kurikulum. Al Qur‟an merupakan kalamullah yang dijadikan
pedoman hidup seluruh makhluk hidup, dan Al Hadis merupakan sunnatullah rasul yang patut kita
2
untuk sebagian mata pembelajaran yang wajib di ikuti. Namun, dengan adanya kurikulum
pembelajarn Al Qur‟an dan Al Hadis ini merupakan suatu kesempatan dimana kita bisa
mendapatkan ilmu-ilmu tentang Al Qur‟an dan Al Hadis yang lebih banyak.
Al Hadis ialah suatu sunnah rasul yang wajib untuk kita pelajari dan kita terapkan dalam
kehidupan sehari-hari. Al Hadis juga merupakan suatu perkataan atau sabda Nabi Muhammad SAW
yang patut untuk diikuti. Hadits merupakan hukum yang kedua setelah Al Qur‟an untuk ketetapan
agama islam. Fungsi hadist sendiri memiliki banyak fungsi yaitu sumber hukum kedua, untuk
mempertegas dan memperkuat hukum-hukum yang ada dalam Al Qur‟an, menjelaskan,
menafsirkan, ayat-ayat Al Qur‟an.
Sekolah yaitu sarana dan prasarana belajar mengajar murid di bawah pengawasan lembaga
pendidikan seperti dibawah pengawasan guru. Sekolah merupakan bentuk dari tangung jawab
pemerintah dalam menyelenggarakan pendidikan tujuannya yaitu melanjutkan kehidupan berbangsa
dan bernegara agar dapat mengatasi permasalahan-permasalahan yang ada di suatu negara guna
untuk memenuhi tantangan-tantangan pendidikan. Kenyataan yang telah memperhatikan terhadap
pengajaran Al Qur‟an ini perlu mendapat perhatian umat islam pada umumnya dan orang tua. Jika
oran tua tidak memperhatikan peserta didik dengan serius akan menjadi malampetaka yang akan
menghancurkan agama islam secara perlahan-lahan. Oleh karena itu harus adanya pengajaran Al
Qur‟an pada anak-anak sejak usia dini, dan diharapkan dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
B. Metode Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian mengunakan metodologi kualitatif, dengan
pedekatan studi pustaka. Metode kualitatif ialah metode yang didalamnya terdapat prosedur yang
merupakan penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa tertulis atau lisan dari seseorang
atau orang lain dan perilaku yang dapat diamati didukung dengan pembelajaran atau bisa disebut
dengan belajar dalam dan mencari banyak pengetahuan berdasarkan pendalaman kajian pustaka
berupa data dan angka, sehingga nyata dapat dengan mudah untuk dipahaminya.
Metode penelitian studi pustaka adalah bagian dari telaah ilmu-ilmu yang mengkaji tentang
kemanusian yang lebih terfokus pada persepsi, upaya penyusunan, setra pemanfaatan lingkungan
yang lebih merupakan penilaian yang terkait. upaya membandingkan sistem dari basis paradigma
yang berlainan membutuhkan banyak telaah teks sehingga corak penelitian ini didominasi studi
pustaka. Sejalan dengan metode telaah pustaka yang lebih banyak memfokuskan pada upanya
penilaian yang terkait dari beberapa validasi kuantitatif, maka kebenaran yang ingin dicapai
merupakan kebenaran subtansif. Berdasarkan penulisan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam
3
yang menggunakan data deskripsi secara tertulis maupun lisan pada mpersepsi serta teori-teori para
ahli yang dikaji ulang melalui suatu penelitian yang sesuai dengan realita atau kejadian yang ada.
C. Ranah Pembahasan
1. Kurikulum Pembelajaran
Kurikulum merupakan dimana kurikulum sebagai alat untuk sebuah proses belajar mengajar
yang sudah terencana dimana kurikulum dapat meningkatkan kualitas pendidikan yang lebih baik.
Suatu kurikulum juga menyediakan isi dan bahan pembelajaran guna untuk mempermudah peserta
didik dalam menggunakan rancangan kurikulum. Kurikulum sendiri memiliki berbagai macam
fungsi yaitu fungsi dimana kurikulum memberikan penyesuaian dalam menyesuaikan diri dengan
perubahan yang terjadi di suatu lingkungan, penyesuaian untuk membentuk kepribadian seseorang
secara utuh, penesuain terhadap bidang minat yang di minati dan penyesuaian mana yang tidak
sesuai dengan minatnya atau bahkan sudah berada dalam bidang yang tidak di minati dapat
menyesuaikan diri dan dapat belajar memahami potensi diri dan memperbaiki kelemahan.
Kurikulum pembelajaran juga sebagai sebuah target atau tujuan sebuah kegiatan pembelajaran
yang akan berlangsung di sekolah. Kurikulum pembelajaran sebagai bahan acuan dasar untuk
melakukan evaluasi pembelajaran yang berlangsung. Ada yan mengatakan kurikulum dapat di di
tarik pemahaman. Pertama, kurikulum diartikan sejumlah mata pelajaran yang disajikan guru
kepada peserta didik guna mendapatkan ijazah ataunaik kelas. Ini berarti kurikulum dipandang
hanya sekedar memuat dan dibatasi pada sejumlah mata pelajaran. Kedua, kurikulum dimaksudkan
sebagai sejumlah pengalaman dan kegiatan peserta didik, baik di sekolah maupun di luar sekolah, di
bawah tanggung jawab guru atau sekolah. Ini berarti kurikulum mencakup pengalaman dan
pengetahuan yang bersumber dari kegiatan-kegiatan peserta didik di dalam dan luar kelas. Ketiga,
kurikulum adalah sejumlah program pendidikan atau program belajar peserta didik (a plan for learning) yang disusun secara logis dan sistematis, di bawah tanggung jawab sekolah atau guru, guna mencapai tujuan pendidikan sekolah yang ditetapkan.1
Kurikulum pembelajaran sendiri merupakan disiplin ilmu yang menginginkan pekembangan
dan kemajuan sebuah pendidikan untuk menjadikan pendidikan yang bagus. Kurikulum juga
terdapat kurikulum formal yang bertujuan pada pelajaran, umum dan spesifik, bahan yang tersusun
dengan rapi, serta terdapat evaluasi pembelajaran. Dan kurikulumpun terdapat kurikulum tidak
formal yang terdiri dari kegiatan-kegiatan yang tidak bersangkutpautnya terhadap kegiatan
akademis. Seperti kegiatan-kegiatan exstakulikuler yang pada nantinya di mintakan sebuah tanda
bukti bahwa telah mengikuti kegiatan-kegiatan tersebut. Dengan adanya kegiatan-kegiatan tersebut
1
4
kurikulum berharap agar bisa memberikan nuansa berbeda dan lebih bagus dari
kurikulum-kurikulum sebelumnya.
Berbicara tentang kurikulum dan pembelajaran keduanya mempunyai hubungan yang tidak
dipisahlkan. Keduanya saling berinovasi saling melengkapi, Inovasi kurikulum dan pembelajaran
adalah suatu ide, gagasan atau tindakan-tindakan tertentu dalam bidang kurikulum dan
pembelajaran yang dianggap baru untuk memecahkan masalah-masalah pendidikan.2 Karena
dengan adanya inovasi kurikulum pembelajaran bukan hanya pendidik yang dapat dampak
positifnya akan tetapi seorang pendidikpun dapat merasakannya. Adanya pembelajaran disitu
gunanya kurikulum di hadirkan, kurikulum merupakan komponen yang penting bagi pendidikan
pada umumnya. Kurikulum hadirpun pasti ada tujuan yang ingin di capainya salah satu dari
tujuannya maka perlu dilihat terlebih dahulu ciri-ciri sebuah kurikulum yang baik, seperti halnya
memuat tujuan pendidikan yang musti di capainya, pengetahuan yang di miliki, dan metode-metode
yang akan di gunakan, dan akan ada evaluasi dan penilaian.
Suatu ide, gagasan atau tindakan-tindakan tertentu dalam bidang kurikulum dan pembelajaran
pastinya juga sangat bermanfaat dan pastinya memiliki nilai-nilai yang positif salah satunya yaitu
dengan yang tadinya pada sekolah tersebut tidak di fasilitasi komputer dengan adanya kurikulum
yang di berikan di sekolah-sekolah bisa saja pemerintah memberikannya karena tuntutan kurikulum.
Dan bagi pendidik dan peserta didik bisa belajar dari apa yang sudah di fasilitasi. Kurikulum
pembelajaran merupakan rangkaian kegiatan yang didalamnya terdapat unsur-unsur penting yaitu
menyalurkan kegiatan proses pembelajaran guna untuk mewujudkan tercapainya suatu tujuan yang
diinginkan agar tercapai.suatu kurikulum dapat dikatakan dengan baik apabila sebuah kurukulum
pembelajaran sudah mampu mengatasi persoalan-persoalan yang ada dilingkungan sekitar.
Berbicara mengenai lingkungan juga merupakan sebagian dari kurikulum yang bagaimana
bisa suatu kurikulum itu dapat berjalan dengan baik dan benar. Pastinya berjalan dengan
proses-proses ataupun tahapan-tahapan yang harusnya direncanakan dari jauh-jauh hari. Karena suatu
kurikulum yang baik dan dapat berjalan dengan lancar maka kurikulum harus mampu mengatasi
persoalan-persoalan. Pengalaman belajar peserta didik diperoleh dari kegiatan-kegiatan belajar
kelompok yang mengutamakan kerjasama, baik antar peserta didik, peserta didik dengan guru atau
dosen, maupun peserta didik dengan sumber dan bahan belajar lainnya.3
Hubungan antara kurikulum dan pembelajaran begitu erat keduanya saling membutuhkan.
Sehingga dengan adanya kurikulum kita dapat mengukur apa yang diinginkan dan apa yang harus
dilakukan oleh seorang pendidik. Kurikulum mengarahkan kesemua aspek kegiatan pendidikan
guna tercapainya pembelajaran yang baik dan mendidik karakter peserta didik. Tujuan pendidikan
2Prastyawan, „
Inovasi Kurikulum dan Pembelajaran‟, Al Hikmah, 1 No 2 (2011), 180.
3Siti Halimah, „S
5
karakter akan tercapai jika seorang guru yang bertindak sebagai pem-bentuk karakter siswa di
lingkungan sekolah mampu menciptakan kegiatan pembelajaran yang efektif.4Pembelajaran sendiri
yaitu suatu proses seseorang untuk mengubah tingkah lakunya dan mengharapkan perubahan yang
terjadi dalam diri seseorang tersebut. Perubahan yang dimaksud disini adalah perubahan yang
mempunyai tujuan yang positif.
Tujuan dari pendidikan karakter yaitu untuk merubah peserta didik menjadi pribadi yang baik,
dengan adanya kurikulum ini juga dapat mendidik karakter peserta didik. Peran dari seorang
gurupun sangat dibutuhkan buakan hanya untuk mengajar saja namun untuk memberi arahan
kepada peserta didik juga sebagai seseorang yang patut untuk di tiru, tetapi seorang guru harus
memiliki kepribadian yang baik karena ia menjadi contoh teladan bagi peserta didik. Hal lain yang
mendapat perhatian pemateri bahwa pendidikan karakter memiliki nilai masing-masing dalam
setiap mata pelajaran, yang mana nilai-nilai tersebut memiliki keunggulan yang spesifik.5 dalam
pendidikan karakterpun terdapat nilai-nilai yang harus di perhatikan seperti nilai kemanusian,
kecintaan terhadap sesama dan masih banyak lagi agar peserta didik dapat berinteraksi dengan baik
maka tanamkan kepribadian yang baik sedini mungkin.
Kenyataan yang telah memperhatikan terhadap pengajaran Al Qur‟an ini perlu mendapat
perhatian umat islam pada umumnya dan orang tua. Pendidik dan alim ulama khusnya jika
keadaannya seperti ini tidak mendapat perhatian serius akan menjadi malampetaka yang akan
menghancurkan agama islam secara perlahan-lahan. Oleh karena itu harus adanya pengajaran Al
Qur‟an pada anak-anak sejak usia dini. Adapun dalam mata pelajaran Al Qur‟an dan al- hadis tidak diajarkan cara membaca Al Qur‟an tetapi yang hanya ada sekumpulan ayat atau hadits yang isinya
diharapkan dapat diterapkannya.
2. Al Qur’an dan Al Hadis
Al Qur‟an merupakan kalamullah yang dijadikan pedoman hidup seluruh makhluk hidup, dan Al Hadis merupakan sunnatullah rasul yang patut kita pelajari dan kita lakukan. pembelajaran Al
Qur‟an dan Al Hadis di sekolah pada umumnya hanya untuk sebagian mata pembelajaran yang wajib di ikuti. Namun, dengan adanya kurikulum pembelajarn Al Qur‟an dan Al Hadis ini
merupakan suatu kesempatan dimana kita bisa mendapatkan ilmu-ilmu tentang Al Qur‟an dan Al
Hadis yang lebih mempuni. Al Qur‟an adalah sebuah kitab suci yang sakral. Tidak ada satu kitab
pun di dunia ini yang dihapal di luar kepala jutaan orang, selain Al Qur‟an karena Allah telah
4Silvy Dwi Yulianti1, Ery Tri Djatmika2, Anang Santoso2, „
Pendidikan Karakter Kerja Sama dalam
Pembelajaran Siswa Sekolah Dasar pada Kurikulum 2013‟, Jurnal Teori dan Praksis Pembelajaran IPS, 1 No 1 (2016), 35.
5Syukri, „Implementasi Pendidikan
Karakter dalam Kurikulum 2013 untuk Mengangkat Kualitas Pembelajaran
6
menjadikannya mudah diingat dan dihapal. Sekalipun banyak orang yang menghapalnya tidak
paham apa yang dibaca dan dihapalnya karena berbahasa Arab, namun mereka berlomba-lomba
menghapalnya dengan maksud sebagai ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah swt.6
Pembelajaran Al Qur‟an dan Al Hadis disini memiliki tujuan yaitu merubah prilaku seseorang agar
menjadi lebih baik, dan bahkan dijadikan suatu wadah untuk menggali ilmunya. Al Qur‟an
memerintah bersyukur dengan telah diberikan alam semesta dan sejarah umat manusia dengan
secara mendalam untuk bisa diambil hikmahnya di pengetahuannya agar dapat bisa diterapkan di
kehidupan.7
Adapun nama lain dari kitab suci Al Qur‟an yaitu al-kitab yang bererti buku, maksudya al-quran sebagai buku yang harus kita pelajari. Al-huda yang berarti petunjuk jadi Al Qur‟an sebagai
petunjuk bagi kita semua agar senantiasa mengingat kebesaran Allah SWT. Al-qaul yang berarti
perkataan ataupun ucapan, jadi al-quran juga menuntun kita agar kita senantiasa menjaga segala
ucapan. Rajinlah dalam membaca Al Qur‟an karena dengan membacanya akan ada keindahan -keindahan di dalamnya. Maka seorang mu„min yang rajin membaca Al Qur‟an adalah baik pada
dzatnya dan baik untuk orang lain. Dia seperti buah Al-Atrujah, aromanya wangi dan harum,
rasanya pun enak dan lezat.8 dengan demikian bagi seorang muslim yang rajin membacanya akan
mendapat kebaikan dan dia yang selalu meninggalkannya akan mendapat sesuatu yang tak
terduga-duga atau merasa kegelisahan.
Al Qur‟an dijadikan pedoman bagi seluruh umat. Namun dalam ajaran Al Qur‟an terdapat
juga suatu aspek kehidupan-kehidupan yang dapat dijadikan cerminan diri. Dalam Al Qur‟an juga
terdapat anjuran untuk kita belajar jadi banyak sekali surah-surah yang menekankan pada
pembelajaran. Seperti halnya surah al-alaq 1-5 yang mengandung arti, bacalah dengan (menyebut)
nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari 'Alaq, Bacalah, dan
Tuhanmulah yang paling Pemurah, Yang mengajar manusia dengan pena, Dia mengajarkan kepada
manusia apa yang belum diketahuinya.
Hikmah yang terkandung dalam surah al-alaq 1-5 yaitu kita sebagai ciptaan Allah SWT, harus
mensyukuri dengan apa yang di berikan Allah SWT kepada kita, dan dalam surah tersebut
hikmahnya yaitu agar kita selalu tidak berhenti untuk belajar, seperti halnya unta di ciptakan ia
tidak kepanasan dalam gurun yang panas sekalian. Jadi pada dasarnya kita sebagai umat manusia
harus selalu belajar dan belajar karena belajar adalah suatu pencapaian kita terhadap apa yang kita
inginkan tetapi, bukan hanya belajar dalam bentuk formal saja belajar itu banyak dari segi-segi atau
6
Muzakkir, „Keutamaan Belajar dan Mengajarkan Al-Qur‟an: Metode Maudhu‟i dalam Perspektif Hadis‟,
Lentera Pendidikan, 18 No 1.Muzakkir (2015), 108.
7Dedi Wahyudi dan Rahayu Fitri AS, „
Islam dan Dialog Antar Kebudayaan (Studi Dinamika Islam di Dunia
Barat)‟, Fikri, 1 No 2 (2016), 2 75.
8
Suraijiah, „Strategi Pembelajaran Berbasis Ava (Audio Visual Aids) Mata Pelajaran Al-Qur‟an Hadits pada
7
aspek-aspek lain. Pada awalnya kurang paham yang berkaitan tentang Al Qur‟an dan Al Hadis di
sini dapat lebih menggali dan menyari informasi bahkan dapat di implementasikan dalam kehidupan
sehari-hari guna berguna bagi semua masyarakat.
Penerjemahan Al Qur‟an pun perlu dilakukan karena guna untuk mengetahui apa arti dari ayat
yang kita baca. Penerjemahan adalah upaya mengalihkan pesan dari suatu bahasa ke bahasa lain.9
Karena al-qur;an sangatlah penting jadi kitapun harus tau apa arti dari ayat yang kita baca tersebut
gunanya agar kita bisa lebih memahami isi dari Al Qur‟an dan bisa mengambil hikmah yang
terkandung dalam Al Qur‟an. Tujuan pembelajaran Al Qur‟an dan Al Hadis yang awalnya hanyalah
sebuah tuntutan tapi disini akan lebih menarik pembelajaran Al Qur‟an dan Al Hadis akan lebih di
tunjang sebagai harapan untuk merubah prilaku seseorang tersebut. Karena pembelajaran Al Qur‟an
dan al‟hadits dapat menambahkan kecintaan kita kepa allah SWT.
Tujuannya pembelajaran Al Qur‟an dan Al Hadis untuk menggambarkan bentuk pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang berhubungan dengan pembelajaran Al Qur‟an dan Al Hadis dalam
perencanaan pembelajaran di sekolah. Adapun kandungan kita mempelajari Al Qur‟an dan Al Hadis
yaitu mendorong, membina. Al Qur‟an sendiri senantiasa mendorong untuk selalu berfikir
objektif-rasional dan melarang berpegang kepada subjektivitas yang hanya berdasarkan dugaan semata.10
membimbing akhlak dan prilaku peserta didik agar berpedoman kepada Al Qur‟an dan Al Hadis.
Yaitu dengan menumbuhkembangkan kemampuan peserta didik membaca dan menulis Al Qur‟an ,
menghayati, menghafal, dan dijadikan acuan hidupnya sehari-hari.
Pembelajaran Al Qur‟an dan Al Hadis memiliki fungsinya yaitu menumbuhkan kemampuan
peserta didik membaca dan menulis Al Qur‟an dan hadist, Mendorong, membimbing dan membina
kemampuan dan kegemaran untuk membaca Al Qur‟an dan Al Hadis, Menanamkan pengertian,
pemahaman, penghayatan dan pengamalan kandungan ayat-ayat Al Qur‟an dan Al Hadis dalam
perilaku peserta didik sehari-hari, Memberikan bekal pengetahuan untuk mengikuti pendidikan.
Rajinlah membaca Al Qur‟an karena semua itu bisa menjawab semua apa yang bisa dirasakan.Maka
seorang mu„min yang rajin membaca Al Qur‟an adalah baik pada dzatnya dan baik untuk orang
lain. Dia seperti buah Al-Atrujah, aromanya wangi dan harum, rasanya pun enak dan lezat. Adapun
seorang mu‟min yang tidak membaca Alqur„an adalah seperti buah kurma. Rasanya enak namun tidak memiliki aroma yang wangi dan harum. Jadi seorang mu‟min yang rajin membaca Alqur„an
jauh lebih utama dibanding yang tidak membaca Alqur„an. Tidak membaca Alqur„an artinya tidak
mengerti bagaimana membaca Alqur„an, dan tidak pula berupaya untuk mempelajarinya.
Perumpamaan seorang munafiq, namun ia rajin membaca Alqur„an adalah seperti buah Raihanah:
9Akla, „Preposisi An d
alam Al-Qur‟an Variasi Makna dan Terjemahannya dalam Bahasa Indonesia‟,
Akademika, 15 No 1 (2009), 19.
10
Ervan Nurtawab, „Bibel, Qur‟an, dan Sains Modern Tentang Manusia Pertama‟, Akademika, 16 No 1 (2011),
8
aromanya wangi namun rasanya pahit. Karena orang munafiq itu pada dzatnya jelek, tidak ada
kebaikan padanya.11 dari pembahasan mengenai seorang mu‟min yang rajin membaca Al Qur‟an
dan tidak bisa dirasakan dalam kehidupan sehari-hari, dan bisa mendatangkan manfaatnya sendiri.
Karena Al Qur‟an kalamullah yang sangat kita cintai.
Al Qur‟an adalah sebuah kitab suci yang sakral. Tidak ada satu kitab pun di dunia ini yang
dihapal di luar kepala jutaan orang, selain Al Qur‟an karena Allah telah menjadikannya mudah
diingat dan dihapal. Sekalipun banyak orang yang menghapalnya tidak paham apa yang dibaca dan
dihapalnya karena berbahasa Arab, namun mereka berlomba-lomba menghapalnya dengan maksud
sebagai ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah swt.12
Pembelajaran Al Qur‟an dan Al Hadis terdapat ruang lingkupnya seperti halnya pengetahuan
dasar membaca dan menulis Al Qur‟an hafalan surat-surat pendek, seperti at-tiin, Pemahaman
kandungan surat-surat pendek. hadist tentang kebersihan, niat, menghormati orang tua,
persaudaraan, silaturrahim, taqwa, menyayangi anak yatim, shalat berjamaah, ciri-ciri orang
munafik dan amal shaleh. Dengan pembelajaran Al Qur‟an dan Al Hadis sangat penting untuk
pendidik dan peserta didik karena adanya pembelajaran Al Qur‟an dan Al Hadis menekankan untuk
peserta didik bisa membaca dan menghafalkan Al Qur‟an dengan baik dan benar sesuai dengan apa
yang di ajarkan oleh guru ngaji ataupun orang tua yang selalu ada untuk membimbing seorang anak
atau anak-anaknya.
Pembelajaran Al Qur‟an dan Al Hadis terdapat metode yang digunakan seperti halnya,
metode tahlili berarti menjelaskan ayat-ayat Al Qur‟an dengan meneliti aspeknya dan menyingkap
seluruh maksudnya mengkaji makna Al Qur‟an dan Al Hadis secara menyeluruh dari berbagai
aspeknya secara terperinci dan sedetail mungkin di tafsirkan makna dari al qur an dan hadits
tersebut. Kemudian metode Ijmali (Global) yaitu menafsirkan Al Qur‟an dan hadits secara global.
Dan selanjutnya metode muqaraban yaitu membandingkan ayat-ayat Al Qur‟an yang berbicara
tentang tema tertentu, atau membandingkan ayat-ayat Al Qur‟an dengan hadits-hadits Nabi.
Selanjutnya metode maudhu‟i (Tematik) yaitu masalah atau paokok permasalahan.
Metode pembelajaran Al Qur‟an hadits harus bisa mengajak semua peserta didik yang
mengikuti pembelajaran Al Qur‟an dan Al Hadis tidak cuman itu-itu saja metodenya karena akan
membuat peserta didik bosen atau jenuh di dalam kelas. Untuk itu di perlukannya metode-metode
yang mengasikan untuk belajar mempelajari pembelajaran al-qura‟an dan Al Hadis ini. Bisa di
lakukan dengan metode diskusi atau metode yang berpacu pada permainan yang positif atau di
11
Suraijiah.
12Muzakkir, „
Keutamaan Belajar dan Mengajarkan Al Qur‟an: Metode Maudhu‟i dalam Perspektif Hadis‟,
9
hadiahkan dengan sebuah prestasi nilai.bisa juga dengan tersebut. Karena suatu metode ialah cara
atau jalan untuk mencapai tujuan tertentu.
Umat muslim percaya bahwa al-quran di berikan kepada Nabi Muhammad SWA melalui
malaikat jibril secara berangsung-angsur yaitu selama 22 tahun, 2 bulan, dan 22 hari. Al Qur‟an
dalam isinya berisi sebuah petunjuk untuk seluruh umat manusia. Namun ada juga cerita-cerita pada
masa bersejarah. Al Qur‟an sebagaimana dikutip dalam buku syayik manna al-qoththan yaitu
mu‟jizat islam yang abadi dimana semakin maju ilmu pengetahuan semakin tampak valitasi kemujizatannya.13 Al Qur‟an juga merupakan penutup dari kitab-kitab suci lainnya dan merupakan
kitab penyempurna kitab-kitab sebelumnya. Kedahsyatan yang terkandung dalam Al Qur‟anpun
sudah banyak dituru oleh dunia barat, mereka mengambilnya dari pernyataan-pernyataan ayat-ayat
suci Al Qur‟an.
Al Qur‟an sangatlah berperan penting dalam kehidupan seseorang muslim karena dengan adanya Al Qur‟an kita dapat mengetahui pengertian dari surah-surah tersebut dan kita bisa belajar
lebih banyak mengenai Al Qur‟an kalamullah yang sangat kita cintai. Dengan membaca ayat suci
Al Qur‟an bisa untuk merendahnya emosional seseorang dengan membaca ayat suci Al Qur‟an bisa menenangkan pikiran. Al Qur‟an sangatlah berperan penting bagi kehidupan kita sehari-hari.
Dengan adanya Al Qur‟an mengingatkan kita pada hal-hal yang harus di kerjakan dan mana yang
harus di tinggalkan, guna Al Qur‟an juga sebagai inspirasi dalam proses belajar mengajar di
sekolah. Kesulitan adalah seni untuk mencapai sesuatu yang ideal. Orang tidak akan merasakan
suatu keindahan kalau mereka tidak pernah merasakan sesuatu yang buruk.14 Jika kita dalam sebuah
kesulitan maka Al Qur‟an akan selalu menemani, maka dekatlah dengan Allah SWT dalam keadaan
apapun. Pada dasarnya Al Qur‟an sangatlah memberi inspirasi yang nyata. Akan tetapi kesulitan itu
akan mencapai keindahan yang sangat berguna.
Al Qur‟an dimana didalamnya ditemukan ayat-ayat yang diharuskan belajar Al Qur‟an karena belajar adalah suatu keharusan bagi siapapun belajar dimanapun dalam bentuk apapun. Istilah
belajar adalah sebagai upaya perubahan tingkah laku dengan serangkaian kegiatan, seperti
membaca, mendengar, mengamati, meniru dan lain sebagainya. Atau dengan kata lain, belajar
sebagai kegiatan psikofisik untuk menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya.15 Pembelajaran
al-qu‟an akan lebih menekankan kepada kepribadian seseorang karena membacanya di nilai ibadah
apalagi dengan mengamalkannya akan mendapatkan kebaikan melebihi membacanya. Al Hadis
ialah suatu sunnah rasul yang wajib untuk kita pelajari dan kita terapkan dalam kehidupan
13
Abdul Hafiz, „Penelitian Pengembangan Buku Ajar Berbasis Al-Qur‟an dan Al-Hadist‟, Muallimuna: Jurnal
Madrasah Ibtidaiyah, 1 (2015). 14
Bayu Tri Cahya, „Kemiskinan Ditinjau dari Perpekstif Al-Quran dan Hadis‟, Jurnal Penelitian, 9 No 1 (2015), 53.
15Syeh Hawib Hamzah, „Pe
10
hari. Al Hadis juga merupakan suatu perkataan atau sabda Nabi Muhammad SAW yang patut untuk
diikuti.
Hadis merupakan hukum yang kedua setelah Al Qur‟an untuk ketetapan agama islam. Fungsi
hadist sendiri memiliki banyak fungsi yaitu sumber hukum kedua, untuk mempertegas dan
memperkuat hukum-hukum yang ada dalam Al Qur‟an, menjelaskan, menafsirkan, ayat-ayat Al
Qur‟an. Dalam hadis terdapat unsur-unsurnya seperti sanad, matan, dan perawi. Sanad sendiri yaitu sandaran dari Rasulullah SAW, kualitas sanad hadis merupakan hal yang sangat urgen dalam
penelitian hadis, bahkan sebagian pendapat mengatakan bahwa kesahihan sanad menentukan
penelitian selanjutnya terhadap penelitian matan. Jika sanadnya dha‟if, tidak perlu meneliti
matannya.16 Matan sendiri yaitu berupa perkataan, perbuatan Nabi SAW, sedangkan perawi yaitu
orang yang meriwayatkan hadis. Jadi dalam sebuah hadist memiliki unsur penting yang harus kita
ketahui. Dengan mengetahuinya kita bisa lebih meluas dalam pembelajaran jadi bisa mengerti dan
dapat membedakan mana yang sanad, matan, dan perawi. Hadis sendiri memiliki macam-macam
diantaranya hadist mutawatir, hadis ahad, hadist shahih dan hadis dhoif.
Hadist mutawatir sendiri yaitu hadist yang diriwayatkan oleh beberapa orang atau sekelompok
orang yang tidak mungkin untuk melakukan perbuatan dusta, hadist ahad ialah hadist yang
diriwayatkan seseorang atau lebih tetapi haditsnya tidak mencapai kepada tingkatan mutawatir,
sedangkan hadist shahih adalah hadist yang sudah pasti kebenarannya, dan hadist dhoif yaitu hadist
yang lemah. Dalam memilih hadits kita harus benar-benar mengetahui mana yang haditsnya shahih
atau ahad, biasaya sudah terdapat dalam kitab-kitab hadist yang sudah ada pasti shahih ataupun
dhoif suatu haditsnya.
Metode yang digunakan untuk mempelajari hadist terdapat banyk akan tetapi salah satunya
yaitu metode membaca hadits yang ada, metode memberi izin kepada seorang peserta didik untuk
meriwayatkan hadist tanpa membaca hadistnya. Dalam pembelajaran hadist pasti terdapat periwayat
yang secara berurutan mendengar dari satu ke yang lainnya sehingga seseorang mengetahuinya, dari
sejarah-sejarah yang pernah didengarnya sampai hadist itu melekat di telinga seseorang dan
kemudian menjadi suatu kebiasaan bagi mereka menggunakan hadist tersebut. Terdapatnya hadist
harus kita percayai dengan kebenarannya karena itu merupakan suatu pedoman kedua setelah Al
Qur‟an. Dan jika tidak mempercayainya maka mereka akan merasakan balasan yang tidak terduga-duga yaitu kepedihan. Karena Al Hadis sangatlah penting dan sangat benar-benar Allah SWT
memberikannya kepada Nabi Muhammad untuk seluruh umatnya.
Al Qur‟an dan Al Hadis dimaknai sebagai sebuah mata pelajaran sebagaimana dalam kurikulum, sebuah studi tentang teks-teks al-quran dan Al Hadis dilihat dari berbagai aspeknya,
yaitu aspek pemahaman, penghayatan, dan pengalamannya. Sedangkan pembelajaran dimaknai
16Muzakkir, „
11
sebagai interaksi dua arah atau lebih, untuk mencapai tujuan belajar. Dengn demikian, pembelajaran
Al Qur‟an dan Al Hadis merupakan sistem komunikasi yang dibangun dalam proses pembelajaran untuk mengantarkan siswa kepada pemahaman, penghayatan dan pengalaman aspek-aspek al-
qur‟an dan Al Hadis.
Kemampuan berfikir kritis serta pembelajaran yang lebih bersifat keguruan, maka untuk
meningkatkan kemampuan berfikir kritis siswa dalam pembelajarn Al Qur‟an dan Al Hadis adalah
dikembangkannya model pembelajaran untuk meningkatkan berfikir kritis. Karena ini
dikembangkan untuk mengembangkan tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, prosedur
pembelajaran, dan evaluasi yang mengarahkan siswa pada pencapaian berfikir kritis. Dalam
pembelajaran Al Qur‟an dan Al Hadis saat dilakukan studi pendahuluan masih belum terjadi adanya
keseimbangan antara proses dan hasil pembelajaran. Ditinju dari sudut proses, pembelajaran lebih
bersifat keguruan, karena kurang mendapatkan kesempatan belajar untuk terlibat secara aktif
menggali potensi dan kemampuan dirinya.
Untuk membentuk nilai-nilai karakter tersebut, ada tiga teori yang dapat membentuknya.
Pertama, menurut Muhaimin dkk bahwa pembentukan karakter memiliki tiga tahap yaitu tahap
transformasi, guru sekedar menginformasikan nilai-nilai baik dan buruk. Tahap transaksi, menjalin
komunikasi timbal balik siswa dan guru dan tahap internalisasi guru dan siswa menunjukkan sikap
mental riil sebagai aktualisasi pemahaman nilai. Kedua, menurut Riberi bahwa pendidikan karakter
empat tahap pengalaman nilai dialami secara individual dan kolektif penghargaan nilai bersifat
bobot intrinsik terdapat dalam nilai dihayati penerimaan nilai sebagai akibat sikap mendukung
pengembangan nilai dan pengamalan nilai berdasarkan persetujuan nilai. Ketiga, menurut Ibnu
Miskawaih bahwa pembentukan karakter anak memiliki tiga unsur yaitu akal pikiran berpusat
kepala yang dapat melahirkan sikap bijaksana, adil dan cerdas. Nafsu, amarah berpusat dada
melahirkan marah, cepat tersinggung, dan keras kepala. Syahwat berpusat perut melahirkan perilaku
maksiat, rakus, dan malas. Ketiga unsur berpotensi digunakan secara seimbang, dan unsur keadilan
sebagai penentu keseimbangan.17
Al Qur‟an dan Al Hadis mampu membentuk sebuah interaksi belajar dengan baik membentuk interaksi guru. Al Qur‟an dan Al Hadis benar-benar mengupayakan semaksimal mungkin dengan
beberapa langkah seperti memberikan kesempatan bertanya, komunikasi, multi arah, tidak hanya
memfokuskan pada guru semata dalam menggunakan media pembelajarn sudah dilakukan dengan
baik pula. Hal itu dapat dilihat dengan digunakannya media atau alat peraga yang relevan dengan
kompetensi dasar dan materi pembelajaran. Dalam hal menutup pelajaran Al Qur‟an dan Al Hadis
mampu membangun pelajaran dengan baik.
17Syukri, „Implementasi Pendidikan
Karakter dalam Kurikulum 2013 untuk Mengangkat Kualitas Pembelajaran
12 3. Sekolah
Sekolah merupakan sebuah lembaga formal maupun non formal yang di dalamnya terdapat
proses belajar mengajar. Sekolah juga merupakan sarana dan prasarana belajar mengajar murid di
bawah pengawasan lembaga pendidikan seperti dibawah pengawasan guru. Sekolah merupakan
bentuk dari tangung jawab pemerintah dalam menyelenggarakan pendidikan tujuannya yaitu
melanjutkan kehidupan berbangsa dan bernegara agar dapat mengatasi permasalahan-permasalahan
yang ada di suatu negara guna untuk memenuhi tantangan-tantangan pendidikan. Sekolah
merupakan bagian utama dalam mengembangkan suatu karakter, sikap, kemampuan serta
keterampilan seorang individu.18 Maka dapat diartikan sekola pun merupakan tempat pembentukan
karakter peserta didik. dengan demikian sekolah dapat dijadikan tempat untuk peserta didik
membentuk karakter dan dapat bersosialisasi dengan teman-temannya. Pendidikan merupakan suatu
kebutuhan yang sangat urgen yang harus di penuhi oleh seluruh umat manusia.19
Sekolah pun terdapat sekolah yang swasta seperti sekolah-sekolah yang berkebutuhan.
Sekolah dan guru harus menghindari program-program kegiatan yangbanyak memerlukan biaya,
waktu dan tenaga, padahal kegiatan tersebut tidak atau kurang mendukung terhadap pencapaian
tujuan pendidikan.20 Mengapa demikian karena kegiatan tersebut kurang mendukungnya
pencapaian tujuan pendidikan, dan jika peserta didik atau pendidik mampu mengeluarkan dana
sendiri dan ikhlas itu bisa memungkinkan bisa saja terjadi, akan tetapi jika keduanya terhambat atas
biaya itu akan tidak mendukungnya pencapaian tujuan pendidikan itu. Dengan demikian seorang
pendidik dituntut untuk memiliki kekreatifannya. Sehingga sebuah proses belajar dan mengajar
berlangsung dengan baik dan dapat mencapai sebuah tujuan dari pendidikan.
Sekolah juga merupakan tempat perkembangan moral peserta didik, karena tempat
berinteraksinya dengan oang lain. Perkembangan moralpun tidak terlepas dari perkembangan
kecerdasan seseorang. Dengan perkembangan kecerdasan mampu mematangkan tingkat moral
seseorang. Di sekolah pendidik dan peserta didik mampu berinteraksi dengan baik itupun bisa
membangun moral yang baik. Pembelajaran dalam pembentukan moralpun tidak terlepas dari
kekecewaan ataupun kesusahan bukan hanya kesenangannya saja. Karena dilatihnya peserta didik
memiliki sifat jujur, tidak boleh berbohong, dan masih banyak lagi ajaran-ajaran ataupun
sifat-sifat yang baik ang bisa ditanamkan dalam diri seseoran melalui belajar.
Keharusan moral merupakan keharusan yang bersifat universal. Apabila manusia hidup tanpa
mematuhi aturan moral bahkan tidak bermoral sama sekali, maka kesejatinya sebagai manusia akan
18Dedi Wahyudi dan Tuti Alafiah, „Studi Penerapan Strategi Pembelajaran B
erbasis Multiple Intelligences
dalam Mata Pelajaran Penidikan Avama Islam‟, Mudarrisa, 8 No 2 (2016).
19
Dedi Wahyudi dan Habibatul Aziza, „Stratei Pembelajaran Menyenangkan dengan Konsep Learning
Revolution‟, Attabiyah, 26 (2016), 3.
20Prastyawan, „
13
bernilai renah, karena penilaian moral adalah penilaian manusia sebagai manusia. Semakin
merosotnya kesadaran bermoral saat inilah yang merupakan “biang” dari segala krisis. Krisis suatu
masyarakat bermula ketika elemen-elemen masyarakat tidak lagi mengindahkan norma moral.21
Dari pembahasan paragraf tersebuta yaitu peserta didik harus bisa memiliki moral ataupun rasa
cinta nya terhaap pendidikan Indonesia tercinta ini. Karena dengan adanya sikap moral yang tinggi
merupakan wuju dari gambaran yang dimiliki seseorang agar selalu bersikap moral yang tinggi.
Dengan adanya proses pembelajaran di sekolah yaitu khususnya proses pembelajaran Al
Qur‟an dan Al Hadis merupakan wujud dari kecintaan nya terhadap materi pelajaran yang pendidik berikan namun karena sebuah alasan dan selalu mnanyakan dari mana saja an bentuk apa saja agar
segara selesai an ga kan ada pikirannya lagi. Sekolah juga nerupakan sebuah syarat yang harus
berseimbang dengan sebuah kelarasan dalam iri peserta didik agar mendapatkan ilmunya langsung
karen dengan demikian karena gunanya untuk mencapai suatu tujuan yang ssrajin dan tidak hadir.
Dengan adanya sekolah dan membuka sekoalh-sekolah baru itu oleh luar negeri karena tersenyum
lepas. Nyer menjelaskan bahwa sebuah masalah yang serius atau pengalaman buruk yang tidak bisa
ditoleransi oleh konsumen akan menyebabkan timbulnya keluhan dari konsumen.22 Maka dari itu
pendidik harus memiliki sikap toleransi kepada peserta didik.
Seuatu sekolah atau lembaga pendidikan juga arus memiliki mutu pendidikan yang total.
Pendidikan di Indonesia ini terdapat dua bagian yaitu adanya sekolah negeri dan sekolah swasta.
Sekolah negeri yaitu sekolah yang di selenggarakan oleh pemerintah mulai dari sekolah dasar
sekolah menengah pertama sekolah menengah atas, dan perguruan tinggi negeri. Begitu juga
dengan sekolah swasta yaitu sekolah yang didirikan oleh non pemerintah. Mutu pendidikan bersifat
menyeluruh, mengankut semua komponen, pelaksana, dan kegiatan pendidikan, atau disebut sebaai
mutu total atau “Total Quality”. Adalah sesuatu yang tidak mungkin, hasil pendidikan yang bermutu dapat dicapai hanya dengan satu komponen atau kegiatan yang bermutu.23 Dengan
demikian pendidikan harus bermutu yaitu dengan adanya mutu yang total untuk aspek
pembelajaran.
Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan primer masyarakat sejak duahulu. Dalam
kebutuhan pendidikan pendidikanpun tidak terlepas dari pendidikan islam. Pendidikan islam dilihat
dari latar belakang pendiriannya adalah pendidikan yang lebih didasarkan atas niat dan motivasi
masyarakat dalam rangka ingin mengejewantahkan nilai-nilai islam.24 Jadi pendidikan sendiri
21Ahmad Zumaro, „Urgensi Moral dalam Menghaapi Arus Teknologi‟, Akademika
, 16 No 2 (2011), 103. 22
Dedi Wahyudi, hartoyo, dan Lilik Noor Yulianti, „Analisis Kepuasan dan Loyalitas Pelaku Usaha Terhadap Mutu Pelayanan Pengujian Alat dan Mesin Pertanian‟, Widyariset, 18 No 2 (2015), 208.
23
M. Ihsan Dacohlfany, „Manajemen Mutu Pembelajaran di Lembaga Pendidikan Islam‟, Akademika, 15 No 2 (2010), 111.
24
14
terdapat pendidikan yang terarah kepada keislaman terlebih menekankan keagamaan yaitu agama
islam. Salah satu bentuk praktis penyelenggaraannya adalah pelaksanaan pendidikan agama Islam
yang didesain untuk memproduk sikap dan perilaku moral peserta didik sesuai ajaran dan nilai-nilai
Islam.25 Berbicara mengenai pendidikan yang berorientasi pada nilai-nilai keislaman merupakan
suatu ajaran yang sangat penting untuk kita semua sebagai umat muslimin. Sikap dan perilaku yang
harus di bentuk dalam setiap diri peserta didik, karena penting untuk mewujudkan peserta didik
yang berakhlakul karimah. Dengan adanya pendidikan yang beroriantasi keislaman ini merupakan
bentuk yang konkrit atas pentingnya pembentukansikap dan moral terhadap peserta didik yang ada
di sekolah. Dengan demikian sekolah sangat penting bagi peserta didik.
Salah satu aspek yang harus unggul adalah masalah pendidikan islam sehingga pendidikan
islam menjadi slah satu icon atau syimbol peradaban islam yang mengagumkan bagi semua insan.26 Dengan demikian aspek yang harus ada dalam sekola ataupun instansi pendidikan iala sesuatu yang
bisa mendidik dan menjadikan karakter peserta didik lebih beraklakulh karimah. Dalam proses
belajar mengajar diperlukan juga strateginya. Strategi belajar mengajar merupakan pola tindak
guru-murid dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar yang bertujuan sebagai kerangka acuan
(frame of reference) untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dengan menggunakan berbagai metode dan pendekatan pembelajaran, sumber belajar, dan alat/media pembelajaran.27
Dengan adanya metode dan pendekatan pembelajaran, sumber belajar dan menggunakan alat/media
pembelajaran pendidik dan peserta didikpun mampu mengkuti proses belajar mengajar secara baik
dan tersususn. Dengan demikian pendidik dan peserta didik tidak lagi kesulitan dalam sebuah
proses belajar mengajar yang akan dilakukan, karena semua bahan ataupun alat untuk melakukan
sebuah proses belajar mengajar sudah tersedia dan ditentukan dengan direncanakan dengan jauh
sebelum proses belajar mengajar di lakukan.
Belajar bukanlah suatu aktivitas yang menyenangkan sehingga bnyak sekali peserta didik
bahkan bosen ataupun jenuh dengan belajar. Terkadang peserta didik mampu menghabiskan
waktunya dengan bermain alat elektronik seperti gamenya bisa berjam-jam setia bersama gadgetnya
sedangkan dengan belajar 5 menit yang dirasakan sudah ta mengerti lagi apa yang di belajarkan.
Disinilah peran pendidik dalam mendidik anak disekolah bagaimana bisa mengambil hati peserta
didik agar dapat mampu untuk belajar dengan seefektif mungkin. Dengan bisa membangun suasana
dalam kelas karena sekolahpun merupakan tempat kedua mereka untuk menuntut ilmu dan bagian
25Siti Halimah, „S
trategi Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)‟. 26
Suparta, „Tantangan Pendidikan Islam dalam Pemberdayaan Umat dan Implikasinya terhadap Kesejahteraan
Umat‟, Akademika, 20 No 2 (2015), 361.
27Siti Halimah, „S
15
dari contoh yang baik. Dengan demikian pendidik juga harus bisa menciptakan karakter kerjasama
dengan peserta didik.
Karakter kerjasama dapat ditanamkan, di-latih, dan dikembangkan melalui berbagai cara,
salah satu bentuknya melalui kegiatan pembelajaran.28 Untuk itu sangat penting bagi pendidik dan
peserta didik saling melatih kerjasama untuk membangun karakter yang sesungguhnya. Yaitu,
karakter yang bertujuan untuk mendapatkan pendidik maupun peserta didik yang memiliki akhlakul
karimah yang baik.
Memberikan dorongan atau motivasi terhadap peserta didik sudah menjadi keharusan bagi
pendidik karena ia pun membantu membangun rasa kepercaya dirian peserta didik, menumbuhkan
semangat peserta didik, dan mampu membuat peserta didik merasa belajar adalah keharusan untuk
kita dimanapun berada dan kapanpun belajar itu tidak ada yang melarang. Berinteraksi dengan
temannya pun perlu dan dapat peserta didik temukan di sekolah karena dengan beragam suku
bahasa ia dapatkan karena bisa menambahkannya pengetahuan yang baru yang ia dapatkan di
sekolah.
Sekolah bukan hanya tempat mencari ilmu pengetahuan yang formal saja namun sosialpun
perlu berinteraksi dengan sesamanya. Karena sangat di perlukan untuk peserta didik tidak lagi
merasa canggung jika dihadapn orang lain. Karena penting sekali bagi peserta didik memiliki
teman yang bisa mengajaknya berinteraksi dengan baik. Dengan disitu iapun bisa mendapatkan
ilmu-ilmu yang bermanfaat. Dengan demikian ia merasa ada tempat untuk mengapresiasikan
dirinya. Suatu pembelajaran harus ada perubahan agar dapat bisa menjadikan tujuan yang selaras.
Suatu perubahan dilakukan dengan maksud untuk mencapai tujuan tertentu, baik bagi inividu
maupun organisasi.29
Sekolah merupakan tempatnya kedua bagi peserta didik menuntut ilmu. Dengan adanya
berbagi ilmu bisa membagikan manfaatnya kepada semua orang karena ilmu bukan untuk dipendam
akan tetapi untuk disalurkan kepada semua orang tetapi ilmu yang bermanfaat bukan ilmu yang
sekedar ilmu tak bermanfaat. Jadi dengan ilmu seseorang akan bisa menambah keterampilan dalam
hidupnya. Suatu ilmu yang baik gunanya pun akan membawa dampak bagi pemberi dan penerima
dan akan di balas oleh Allah SWT. Dengan demikian pembelajaran di sekolah pun harus mendidik
akhlak peserta didik. proses pembelajaran akhlak dilakukan sebagian besar dengan metode, hafalan,
ceramah, dan mencatat sehingga peserta didik mengalami kejenuan dalam proses pembelajaran.30
28
Silvy Dwi Yulianti1, Ery Tri Djatmika2, Anang Santoso2.
29Suhairi, „Manajemen Perubahan: Upaya
Mewujudkan Perubahan yang Efektif dan Efesien‟, Akademika, 16 No 2 (2011), 194.
30Dedi Wahyudi, „Pengembangan Multimedia Pembelajara
16
Maka dari itu harus bisa memberikan pembelajaran yang mengasyikan atau pun berkena dengan
pembentukan akhlak.
D. Problem
Kurikulum pembelajaran Al Qur‟an dan Al Hadis menjadi salah satu mata pembelajaran yang
menekankan kepada proses belajar mengajar yang berpacu pada Al Qur‟an dan Al Hadis. Peserta
didik merupakan faktor yang paling dalam pelaksanaan, karena tanpa adanya peserta didik tidak
akan mungkin terwujud suatu proses belajar mengajar. Peserta didik dalam kelas dapat dianggap
sebagai seorang individu dalam masyarakat kecil, yaitu kelas dan sekolah.
Banyak sekali dinegara kita yang kita cintai ini yaitu Indonesia jarang sekali yang menghafal
Al Qur‟an atau membacanya mungkin hanya beberapa persen dari sekian ribu manusia yang ada di indonesia. Padahal di negara yang terkena ancamannya anak-anaknya masih mau untuk bisa
menghafal Al Qur‟an kenapa di indonesia tidak bisa. Negara yang aman damai semerti indonesia
tercinta ini seharusnya memicu untuk bisa lebih menghafal dan lebih giat membaca Al Qur‟an.
Problem berarti berbicara tentang masalah-masalah yang perlu dipecahkan dan harus ada
penyelesaiannya.
Terdapat perbedaan cara mengupas materi secara teoritis tentang wujud kehidupan yang ideal
di atas bumi, yang tidak ada perbedaan derajat ataupun pembagian kasta-kasta manusia dan tidak
ada kefakiran ataupun kemiskinan.31 Sepanjang masalah itu belum terpecahkan maka tetap menjadi
permasalahan yang akan menanggung jalan keluarnya sesuatu dalam pencapaian tujuan. Dari
pengertian itu dapat dianalisi bahwa problematika merupaka suatu masalah, yang artinya sesuatu
dianggap masalah jika sesuatu itu dapat mengganggu, merusak atau menghambat pencapaian
tujuan, atau tujuan tercapai secara kognitif akan tetapi tidak membekas atau tidak memberikan
pemahaman yang salah sehingga anak tidak dapat melakukan atau mempraktekan dalam kehidupan
sehari-hari. Namun problematika yang dimaksud disini merupakan masalah-masalah yang dihadapi
oleh guru Al Qur‟an dan Al Hadis dalam pembelajaran di sekolah. Bahasa Al Qur‟an dan Al Hadis
adalah bahasa asing bagi orang indonesia, maka dalam mempelajari Al Qur‟an dan Al Hadis akan
menemui kesulitan atau problem yang harus diatasi, baik yang bersifat bahasa ataupun tidak.
Adapun hambatan yang bersifat bahasa yaitu, problem membaca, belajar membaca Al Qur‟an
dan Al Hadis artinya belajar mengucapkan suatu lambang-lambang bunyi huruf tertulis. kegiatan ini
nampaknya sederhana akan tetapi bagi siswa pemula merupakan kegiatan yang cukup kompleks,
karena harus melibatkan berbagai hal seperti pendengaran dan penglihatan. Selanjutnya, Problem
menulis tulisan yang dimaksud adalah tulisan arab yang berbeda dengan bahasa yang digunakan
31Bayu Tri Cahya, „
17
peserta didik. Hal ini bagi siswa yang belum mengenai sama sekali tulisan arab akan mengalami
kesulitan demikian juga dalam pembelajaran al-quran dan Al Hadis.
Problem smenghafal Al Qur‟an dan Al Hadis boleh sebagai langkah awal untuk memahami
kandungan dari Al Qur‟an dan Al Hadis. Problem menerjemahkan penjermahan harus menguasai
bahasa sumber secara integral dalam bidang kebahasaan yaitu bahasa yang diterjemahkan yaitu
harus menguasai gramatikalnya. Dalam menjermahkan Al Qur‟an dan Al Hadis sering mendapatkan
suatu problem tentang perbedaan kata, karena dalam Al Qur‟an dan Al Hadis banyak kata yang
mempunyai banyak arti-arti sehingga sulit untuk menentukan kata yang tepat yang sesuai dengan
konteks kalimatnya, menyusun subyek, prediketnya, hal itu dikarenakan dalam al-quran dan Al
Hadis suatu susunannya berbeda dengan bahasa indonesia. Problem memahami dalam Al Qur‟an
dan Al Hadis untuk memahami dan memperoleh pengertian jelas dan artinya dan nilai-nilai yang
terkandung didalam al-quran dan hadits perlu menggunakan akal.
Kesulitan merupakan langkah untuk bisa sebuah memperbaiki kesalahan. Karena dengan
kesulitan seseorang akan terus belajar dan belajar sampai ia menemukan tujuan dan keberhasilan.
Akan tetapi jika tidak ia adalah orang yang lemah. orang tidak akan merasakan suatu keindahan
kalau tidak pernah merasakan sesuatu yang buruk. dalam sebuah kesulitan maka Al Qur‟an akan
selalu mnemani, maka dekatlah dengan allah swt dalam keadaan apapun. pada dasarnya al‟quran
sangatlah memberi inspirasi yang nyata akan tetapi kesulitan itu akan mencapai keindahan pada
waktunya. Al Qur‟an dimana didalamnya ditemukan ayat-ayat yang diharuskan belajar alqur‟an
karena belajar itu merupakan suatu kewajiban bagi siapapun belajar dimanapun dalam bentuk
apapun. Pengelolahan dalam pelajaran atau dalam bidang studi akan mencapai suatu kesuksesan
jika memang sungguh-sungguh.
E. Solusi
Kurikulum pembelajaran Al Qur‟an dan Al Hadis di sekolah nampaknya membutuhkan
kajian-kajian yang dapat mudah untuk dipahami oleh peserta didik, dengan memberikan
pengetahuan kepada peserta didik apa yang harus dikerjakan dan mana yang harus di pelajari dan
mana yang harus di hafalkan terlebih peserta didik yang sudah bisa dan belum sama sekali harus
dibedakan dalam pembelajarannya karena takutnya akan membuatnya kebingungan. Jika tidak ian
di berikan pembelajaran tambahan. Pada dasarnya Al Qur‟an merupakan petunjuk untuk kita supaya
tidak berhenti belajar dan belajar. Karena tidak ada suatu kerugian apapun dalam belajar. Bisa juga
dengan menggunakan metode al-quran ataupun membacanya. Metode pendidikan yang tidak tepat
guna akan menjadi penghalang kelancaran jalan proses pembelajaran sehingga banyak tenaga dan
waktu yang terbuang sia-sia. Oleh karena itu, metode yang diterapkan oleh pendidik, akan berdaya
18
pendidikan yang diharapkan.32 dengan kata lain Al Qur‟an sangatlah penting bagi kita semua.
Karena Al Qur‟an adalah kalamullah yang sangat tingi dan sangat wajib untuk kita membaca dan
mengamalkannya. Karena dengan metode ini akan tercapainya tujuan peserta didik mampu
membaca dan menghafal.
Kemampuan dan sikap peserta didik akan membawa dampak yang sangat signifikan bagi
pelaksanaan pembelajaran yang begitu efektif. Apabila siswa dalam belajar menampilkan sikap
yang positif dalam belajar, maka nilainya akan baik. Pengelolahan pembelajaran yang baik
merupakan salah satu penyebab keberhasilan dalam suatu mata pelajaran atau bidang studi.
Seseorang guru diharapkan mampu mengelola pembelajaran. Upaya yang dilakukan guru dalam
mengatasi kesulitan belajar yang dihadapi siswa adalah dengan mengadakan remedi melalui proses
pemeriksaan terhadap gejala kesulitan belajar yang terjadi dan diakhiri dengan mengadakan
program remedial atau menyusun program perbaikan yang ada di sekolah-sekolah.
Pembelajarn Al Qur‟an dan al-hadis agar siswa tidak bosan dengan pembelajaran Al Qur‟an
tersebut maka pendidik harus mengajar dengan penuh kreatif, kreasi, inovatif, karna dengan
pembelajaran tersebut siswa akan lebih tertarik dan tidak membosan dalam mengikuti pembelajran,
seperti dengan power point, gambar dan menggunakan metode-metode tanya jawab, diskusi
sehingga pendidik bisa mengukur metode mana yang tepat dalam proses pembelajaran. Guru harus
bisa menarik perhatian siswa seperti dengan permainan dalam proses pembelajaran, dengan adanya
permainan dalam proses pembelajaran, namun harus sesuai dengan materi yang disampaikan.
sehingga dalam proses pembelajaran akan terasa menyenangkan dan siswa pun akan menggemari
pembelajaran tersebut.
Disamping itu solusi yang bisa diberikan yaitu sebagai pendidik atau peserta didik harus lebih
bisa menekankan pada proses pembelajaran yang efektif dan efesian guna untuk mewujudkan
pendidikan yang berkarakter baik. Dengan demikian pembelajaran Al Qur‟an dan Al Hadis ini
menjadi pilihan yang tepat ntuk mempelajari dengan sungguh-sungguh akan tetapi buakn berarti
pembelajaran yang lain tidak. Yang di maksud disini ialah pembelajaran Al Qur‟an dan Al Hadis
sebagai tunjangan belajar seseorang atau pendidik dan peserta didik unruk lebih mengenal dan
memperdalam pembelajaran Al Qur‟an dan al-„hadist. Dalam proses pembelajaran tidak selalu
efektif dan efesien dan hasil proses belajar tidak selalu optimal, karena ada sejumlah saja yang tidak
berjalan dengan baik. Oleh karena itu, guru dalam memberikan materi pelajaran hanya berguna dan
bermanfaat bagi para peserta didik. Materi sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan yang mereka
belajarkan. pembelajaran akan lebih bermakna dimana guru mampu menciptakan kondisi belajar
yang dapat membangun suasana dalam kelas.
32
19
Dengan demikian, pada masa mendatang dalam upaya mengingatkan kualitas perlu
melakukan perubahan wawasan yang selanjutnya berimplikasi pada perubahan perlakukan guru ke
peserta didik, dari peran peserta didik sebagai konsumen keperan peserta didik sebagai produsen.
Guru harus selalu menghargai setiap dan hasil kerja siswa serta memberikan stimulus yang
mendorong siswa untuk berfikir sambil menghasailkan karya pikiran yang kreatif. ini
memungkinkan siswa menjadi pembelajar seumur hidup. Dalam sebuah proses belajar mengajar
terdapat juga metode untuk berlangsungnya proses belajar mengajar. Gunanya yaitu untuk
memudahkan pendidik dan peserta didik dalam berlangsungnya proses belajar mengajar.
Penggunaan metode yang mengedepankan peran peserta didik mampu mengikut sertakan peserta
didik dalam kegiatan di setiap pembelajaran. Guru menciptakan suasana yang kondusif, penyedian
media dan sarana belajar belajar untuk menunjang keberhasilan proses belajar,dan harus
mengetahui karakteristik dan tingkat pengetahuan yang dimiliki peserta didik. Selain itu guru juga
harus menguasai strategi penilaian dengan tujuan mempermudah dan mengevaluasi.
F. Simpulan
Dapat ditarik kesimpulan bahwa kurikulum pembelajaran Al Qur‟an dan Al Hadis merupakan
serangkaian kegiatan belajar mengajar yang di harapkan dapat mengalami perubahan yang lebih
baik dalam bidang pendidikan. Agar tercapainya tujuan yang diinginkan tercapai dan terlaksana
dengan baik dan sesuai dengan apa yang di harapkan. Kurikulum merupakan dimana kurikulum
sebagai alat untuk sebuah proses belajar mengajar yang sudah terencana dimana kurikulum dapat
meningkatkan kualitas pendidikan yang lebih baik. Suatu kurikulum juga menyediakan isi dan
bahan pembelajaran guna untuk mempermudah peserta didik dalam menggunakan rancangan
kurikulum.
Kurikulum pembelajaran juga sebagai sebuah target atau tujuan sebuah kegiatan pembelajaran
yang akan berlangsung di sekolah. Pada awalnya kurang paham yang berkaitan tentanga Al Qur‟an
dan hadits di sini dapat lebih menggali dan menyari informasi bahkan dapat di implementasikan
dalam kehidupan sehari-hari guna berguna bagi semua masyarakat. Pendidikan di Indonesia ini
terdapat dua bagian yaitu adanya sekolah negeri dan sekolah swasta. Sekolah negeri yaitu sekolah
yang di selenggarakan oleh pemerintah mulai dari sekolah dasar sekolah menengah pertama sekolah
menengah atas, dan perguruan tinggi negeri. Begitu juga dengan sekolah swasta yaitu sekolah yang
didirikan oleh non pemerintah.
Sekolah juga memerlukan sarana dan prasarana seperti adanya ruang belajar gunanya untuk
proses pembelajaran berlangsung. Ruang kelaspun terdapat bagiannya masing-masing seperti ruang
tatap muka, ruang labotarium, ruang perpustakaan, ruang kantor, ruang halaman ataupun lapangan
20
dilakukan dengan baik dan terperinci asalkan ada kemauan disitu ada jalan keluarnya. Kurikulum
pembelajaran mengingatkan kita bahwa pentingnya sebuah proses belajar mengajar Al Qur‟an dan
Al Hadis disekolah untuk meningkatkan mutu dari karakter pendididikan.
G. Referensi
Akla, „Preposisi An dalam Al Qur‟an Variasi Makna dan Terjemahannya dalam Bahasa Indonesia‟,
Akademika, 15 No 1 (2009).
Dwi Yulianti1, Silvy, Ery Tri Djatmika2, Anang Santoso2, „Pendidikan Karakter Kerja Sama dalam Pembelajaran Siswa Sekolah Dasar pada Kurikulum 2013‟, Jurnal Teori Dan Praksis Pembelajaran IPS, 1 No 1 (2016).
Hafiz, Abdul, „Penelitian Pengembangan Buku Ajar Berbasis Al Qur‟an dan Al Hadist‟,
Muallimuna: Jurnal Madrasah Ibtidaiyah, 1 (2015).
Halimah, Siti, „Strategi Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
(PAI)‟, Miqot, 33 (2009), 126
Hawib Hamzah, Syeh, „Petunjuk Alquran Tentang Belajar dan Pembelajaran‟.
Ihsan Dacohlfany, M, „Manajemen Mutu Pembelajaran di Lembaga Pendidikan Islam‟, Akademika, 15 No 2 (2010).
Muzakkir, „Keutamaan Belajar dan Mengajarkan Al Qur‟an: Metode Maudhu‟i dalam Perspektif
Hadis‟, Lentera Pendidikan, 18 No 1 (2015).
Nurtawab, Ervan, „Bibel, Qur‟an, dan Sains Modern tentang Manusia Pertama‟, Akademika, 16 No 1 (2011).
Prastyawan, „Inovasi Kurikulum dan Pembelajaran‟, Al Hikmah, 1 No 2 (2011).
Sudin, Mokhtaridi, „Analisis Kebijakan dan Problematika Pendidikan Islam Non-Formal‟,
Akademika, 15 No 2 (2010).
Suhairi, „Manajemen Perubahan: Upaya Mewujudkan Perubahan yang Efektif dan Efesien‟,
Akademika, 16 No 2 (2011).
Suparta, „Tantangan Pendidikan Islam dalam Pemberdayaan Umat dan Implikasinya Terhadap
Kesejahteraan Umat‟, Akademika, 20 No 2 (2015).
Suraijiah, „Strategi Pembelajaran Berbasis Ava (Audio Visual Aids) Mata Pelajaran Al-Qur‟an Hadits Pada MIN di Kota Banjarmasin‟, Tashwir, 2 No 4 (2014).
Syukri, „Implementasi Pendidikan Karakter dalam Kurikulum 2013 untuk Mengangkat Kualitas Pembelajaran di MA Quraniyah Batu Kuta Narmada Lombok Barat‟, Transformasi, 10 No 1 (2014).
21
Wahyudi, Dedi. "Pengembangan Multimedia Pembelajaran Interaktif Pendidikan Akhlak Dengan Program Prezi (Studi di SMP Muhammadiyah 2 Mlati Sleman Tahun Ajaran 2013-2014)." Jurnal JPSD (Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar) 1.1 (2015).
Wahyudi, Dedi, dan Habibatul Azizah. "Strategi Pembelajaran Menyenangkan Dengan Konsep Learning Revolution." Attarbiyah 26 (2016).
Wahyudi, Dedi, dan Rahayu Fitri AS, “Islam dan Dialog Antar Kebudayaan (Stadi Dinamika Islam di Dunia Barat)”, Fikri, 1 No 2 (2016).
Wahyudi, Dedi, and Tuti Alafiah. "Studi Penerapan Strategi Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences dalam Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam." Mudarrisa: Jurnal Kajian Pendidikan Islam 8.2 (2016).
Wahyudi, Dedi, Hartoyo, dan Lilik Noor Yulianti, “ Analisis Kepuasan dan Loyalitas Pelaku Usaha
terhadap Mutu Pelayanan Pengujian Alat dan Mesin Pertanian”, Widyariset, 18 No 2 (2016).