• Tidak ada hasil yang ditemukan

(1)BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Dalam penelitian ini akan menggunakan lima tinjauan pustaka yang dapat mendukung penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "(1)BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Dalam penelitian ini akan menggunakan lima tinjauan pustaka yang dapat mendukung penelitian"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka

Dalam penelitian ini akan menggunakan lima tinjauan pustaka yang dapat mendukung penelitian. Berikut adalah tinjauan pustaka yang diambil:

Tabel 2.1 Tinjauan Pustaka

No. 1 (Kusumaningtyas and Rahajeng, 2017)

Judul Persepsi Nasabah Akan Layanan ATM Dan E-Banking Dengan Metode TAM

Volume &

Halaman

Vol. 10, No. 2,:89-102

Tahun 2017

Penulis Rinda Hesti Kusumaningtyas, Elsy Rahajeng Identifikasi

Masalah

Saat ini masyarakat sering melakukan transaksi non tunai dengan menggunakan kartu ATM tersebut karena kemudahan masyarakat sehingga tidak perlu membawa uang tunai. Seperti yang sering kita perhatikan di mall atau pusat perbelanjaan lainnya yang menempelkan stiker dengan logo visa, mastercard, atau lainnya. Hal tersebut menandakan bahwa toko tersebut menerima pembayaran dengan menggunakan kartu debit atau kredit. Hal ini sesuai dengan arahan gubernur Bank Indonesia yang mencanangkan Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap penggunaan instrumen non tunai, sehingga berangsur-angsur terbentuk suatu komunitas atau masyarakat yang lebih menggunakan instrumen non tunai (Less Cash Society/LCS) khususnya dalam melakukan transaksi atas kegiatan ekonominya. Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap berbagai pihak terutama nasabah perbankan yang akan melayani ATM dan e-banking.

Metode/Tools Technology Acceptance Model (TAM)

Hasil penelitian Pada validitas semua variable-value yang valid diatas 0.1 maka nilai toleransi dan reliabilitasnya hanya bisa diandalkan. Pada uji normalitas, plot grafik diperoleh mengikuti garis diagonal kecuali pada hipotesis pendapatan bunga yang diperoleh oleh grafik plot berpola dan mengikuti garis diagonal. . Pada uji multikolinearitas

(2)

semua variabel tidak terjadi multikolinearitas dalam mendapatkan nilai toleransi> 0,1 dan VIF <10. Pada uji heterokedastisitas pada grafik plot titik yang diperoleh pola penyebaran tidak jelas di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu X dan Y, kecuali hipotesis pendapatan bunga yang diperoleh oleh grafik petak berpola di bawah dan di atas Y. Pada Regresi Linier Berganda Pengujian dengan menggunakan uji R2, uji t dan hasil uji F diperoleh variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat. Dari hasil pengujian hipotesis diketahui bahwa persepsi Nasabah adalah metode ATM dan e-banking TAM yang terdiri dari utilitas / pekerjaan umum, Kemudahan / PEU, Sikap / ATU, Minat / Bu, Teknologi / ATEU banyak dipengaruhi oleh variabel usia dan pekerjaan. Pada variabel pendapatan bunga juga saling mempengaruhi.

Perbedaan Mengukur tingkat pemahaman nasabah dalam menggunakan internet banking dan faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi pemahaman nasabah dalam menggunakan layanan internet banking.

No. 2 (Amalia, Kusyanti and Herlambang, 2018)

Judul Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Minat Nasabah Dalam Menggunakan Layanan Internet banking Dengan Menggunakan UTAUT (Unified Theory Of Acceptance And Use Of Technology)

(Studi Pada Pengguna Internet banking BRI) Volume &

Halaman

Vol. 2, No. 10,:3315-3322

Tahun Oktober 2018

Penulis Sartika Amalia, Ari Kusyanti, Admaja Dwi Herlambang Identifikasi

Masalah

Meskipun banyak fitur-fitur yang ditawarkan dari layanan internet banking, tetapi laporan dari pihak bank dan nasabah masih banyak yang enggan untuk menggunakan layanan internet banking yaitu faktor dari kurangnya kemampuan dalam mengoprasikan internet banking pada nasabah, pastinya akan membuat kesulitan dalam mengoprasikan layanan internet banking itu sendiri, terkendala jaringan internet saat menggunakan layanan internet banking dapat membuat pekerjaan menjadi tidak optimal, fasilitas yang tidak mendukung seperti keterbatasan handphone atau pun komputer, faktor sosial juga menjadi alasan nasabah dalam mempengaruhi minat nasabah dan juga Karena banyaknya kasus dari

(3)

pembobolan dari internet banking yang membuat nasabah menjadi kurang percaya menggunakannya belum ada keamanan secara signifikan yang membuat nasabah benar- benar percaya.

Metode/Tools Unified Theory Of Acceptance And Use Of Technology (UTAUT)

Hasil penelitian Hasil penelitian menyimpulkan bahwa variabel Perfomance Expectancy, Effort Expectancy, Social Influence, Facilitating Condition berpengaruh positif terhadap prilaku pengguna (Behavioral Intention) dalam menggunakan layanan Internet banking BRI.

Perbedaan Dalam penelitian saat ini menggunakan model pendekatan Technology Acceptance Model (TAM) sebagai tools atau metode untuk mengetahui tingkat pemahaman nasabah dalam menggunakan layanan internet banking.

No. 3 (Bulkia, Herawati and Hasanah, 2019)

Judul Pengaruh Pengetahuan Nasabah Dan Kualitas Layanan Terhadap Minat Individu Pengguna Internet banking Banjarmasin

Volume &

Halaman

Vol. 3 No. 2,:90 – 97

Tahun 2019

Penulis Sri Bulkia, Ana Sofia Herawati, Nurul Hasanah Identifikasi

Masalah

Perkembangan yang sangat pesat di dunia perbankan saat ini membuat industri perbankan bersaing dalam memberikan layanan kepada para pelanggannya.

Diantaranya adalah layanan berbasis digital seperti internet banking. Bank X sebagai bank pemerintah juga menerapkan layanan internet banking. Layanan internet banking Bank X telah melakukan berbagai jenis pengembangan tetapi masih banyak nasabah yang merasa tidak puas.

Metode/Tools Penelitian kuantitatif dengan pendekatan survei. Teknik analisis regresi berganda

Hasil penelitian Hasil analisis data menunjukkan bahwa pengetahuan pelanggan memiliki pengaruh signifikan terhadap minat pengguna internet banking, kualitas layanan secara signifikan mempengaruhi minat individu pengguna internet banking, pengetahuan pelanggan dan kualitas layanan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap minat pengguna internet banking. Implikasi dari penelitian ini adalah bahwa pengetahuan pelanggan dan kualitas layanan memiliki peran yang sama pentingnya baik secara

(4)

individu maupun secara bersamaan dalam meningkatkan minat pengguna internet banking.

Perbedaan Perbedaan ini terletak pada metode/tools yang digunakan.

Dalam penelitian saat ini menggunakan model pendekatan Technology Acceptance Model (TAM) sebagai tools atau metode untuk mengetahui tingkat pemahaman nasabah dalam menggunakan layanan internet banking.

No. 4 (Irawati, Rimawati and Pramesti, 2020)

Judul Penggunaan Metode Technology Acceptance Model (TAM) Dalam Analisis Sistem Informasi Alista (Application Of Logistic And Supply Telkom Akses) Volume &

Halaman

Vol. 04, No. 02,:106-120

Tahun 2019

Penulis Tri Irawati , Elistya Rimawati , Nayu Ariloka Pramesti Identifikasi

Masalah

ALISTA (Application of Logistic and Supply Telkom Akses) merupakan aplikasi Warehouse

Management System (WMS) yang di kembangkan sendiri oleh PT. Telkom Akses. Aplikasi yang dikembangkan oleh PT Telkom Akses ini bertujuan untuk menyiapkan kebutuhan bahan yang akan digunakan dalam penyelesaian pekerjaan. Penyiapan bahan/meterial yang dibutuhkan banyak dan berdampak pada kesiapan material tersebut dalam penyelesaian pekerjaan. Selain itu banyaknya material yang harus dipenuhi dengan waktu yang terbatas membuat petugas harus melakukan pekerjaannya dengan cepat untuk memenuhi target pemenuhan barang material dalam sehari. PT. Telkom Akses telah memiliki portal aplikasi sistem penerimaan, pengeluaran dan pengembalian barang material. Penggunaan aplikasi ALISTA ini perlu dilakukan penggukuran tingkat penggunaannya dan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi di terimanya sistem pada perusahaan.

Metode/Tools Technology Acceptance Model (TAM)

Hasil penelitian Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa 35,2% dari empat variabel bebas yaitu desain antarmuka, kemudahan sistem, sikap penerimaan sistem, perilaku penggunaan sistem mempengaruhi kondisi nyata penggunaan sistem informasi. Berdasarkan hasil kuisioner dari semua responden terhadap variabel pertanyaan yang diteliti, hasil TAM dalam persentase 44% menjawab sangat setuju dan 55% menjawab setuju.

(5)

Perbedaan Penelitian sebelumnya mengukur tingkat penggunaannya dan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi di terimanya sistem pada perusahaan yaitu aplikasi ALISTA, sedangkan penelitian saat ini mengukur tingkat pemahaman nasabah dalam menggunakan layanan internet banking dengan aplikasi BRImo.

No. 5 (Mauluddi, 2020)

Judul Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Nasabah Menggunakan Layanan Mobile Banking

Volume &

Halaman

Vol. 12, No. 1,:95 – 104

Tahun Mei 2020

Penulis Hasbi Assidiki Mauluddi Identifikasi

Masalah

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan pada 2018, jumlah total rekening tabungan di Indonesia adalah sekitar 257 juta, tetapi jumlah pendaftaran Mobile Banking adalah sekitar 12.000.000, hanya 5 % dari total rekening.

Meskipun Mobile Banking jelas merupakan masa depan perbankan Indonesia, pemahaman tentang penggunaan Mobile Banking masih merupakan isu yang perlu dan penting untuk dibahas karena meluasnya penetrasi telepon selular terutama dalam perekonomian berpenghasilan menengah atas di Indonesia.

Metode/Tools Technology Acceptance Model (TAM)

Hasil penelitian Hasil riset mengungkapkan bahwa kemudahan penggunaan, kegunaan dan kualitas layanan berpengaruh positif terhadap niat nasabah menggunakan Mobile Banking. Oleh karena itu, bank harus menekankan strategi meningkatkan manfaat persepsi Mobile Banking dengan mengutamakan faktor ini ke dalam pengambilan keputusan.

Perbedaan Perbedaan penelitian ini terletak pada tujuan penelitian.

Penelitian sebelumnya bertujuan untuk mengembangkan dan meneliti model konseptual yang diusulkan yaitu penggunaan Mobile Banking berdasarkan dua model yang sudah dihasilkan oleh peneliti sebelumnya yaitu Technology Acceptance Model (TAM) dan Mobile Service Quality (MSQ), sedangkan penelitian saat ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman nasabah dalam menggunakan layanan internet banking.

No. 6 (Yani et al., 2018)

(6)

Judul Pengaruh Internet Banking Terhadap Minat Nasabah Dalam Bertransaksi Dengan Technology Acceptance Model

Volume &

Halaman

Vol. 5, No. 1,:34-42

Tahun April 2018

Penulis Evi Yani, Ade Fitria Lestari, Hilda Amalia, Ari Puspita Identifikasi

Masalah

Internet banking adalah nasabah BRI KCP Unit Jagakarsa dengan berbagai kemudahan dan kelebihan dalam melakukan transaksi, tetapi banyak pula nasabah yang lebih memilih untukmelakukan transaksi dengan langsung mendatangi kantor bank baik kantor cabang maupun kantor pusat bank yang bersangkutan. Hal ini menimbulkan sudut pandang yang berbeda dalam persepsi manfaat yang diterima nasabah melalui layanan Internet banking.

Metode/Tools Technology Acceptance Model (TAM)

Hasil penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi kemanfaatan penggunaan internet banking terhadap persepsi kemudahan dalam bertransaksi bagi nasabah Bank BRI.Semakin banyak manfaat yang dirasakan para nasabah,maka akan mempengaruhi kemudahan bagi nasabah setiap bertransaksi menggunakan internet banking.

Perbedaan Perbedaan penelitian ini terletak pada tujuan penelitian.

Penelitian sebelumnya bertujuan mengetahui pengaruh internet banking terhadap minat nasabah dengan TAM (Technology Acceptance Model) yaitu persepsi kemudahan dan persepsi kegunaan, sedangkan penelitian saat ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman nasabah dalam menggunakan layanan internet banking.

No. 7 (Permana, 2018)

Judul Penerapan Metode TAM ((Technology Acceptance Model) dalam Implementasi Sistem Informasi Bazzar Banjar

Volume &

Halaman

Vol. 10, No. 1

Tahun 2018

Penulis Putu Adi Guna Permana Identifikasi

Masalah

Dalam pelaporan kegiatan bazzar sering terdapat masalah perbedaan pemasukan dan pengeluaran diakibatkan pelaporan secara manual dari anggota terhadap transaksi yang sering terjadi. Maka dari itu solusinya adalah

(7)

membuat sebuah website bazzar banjar secara online pada banjar dengan menggunakan Framework ZK, Java dan MYSQL. Namun perlu dilakukan analisa sejauh mana penerimaan pengguna terhadap Sistem Informasi Bazzar Banjar tersebut. Hal ini penting untuk mengetahui bagaimana tanggapan pengguna terhadap sistem informasi tersebut dan kedepannya dapat dikembangkan suatu sistem informasi yang lebih bisa diterima oleh penggunanya Metode/Tools Technology Acceptance Model (TAM)

Hasil penelitian Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dari model yang diusulkan, diketahui bahwa hanya ada 1 hipotesis yang diterima yaitu pengaruh PU terhadap ATU yang artinya kepercayaan bahwa sistem informasi bazzar banjar bermanfaat akan berpengaruh terhadap sikap penerimaan atau penolakan terhadap sistem informasi bazzar banjar.

Perbedaan Perbedaan penelitian ini terletak pada tujuan penelitian.

Penelitian sebelumnya bertujuan mengetahui tingkat penerimaan sistem informasi bazzar banjar. Sedangkan penelitian saat ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman nasabah dalam menggunakan layanan internet banking.

2.2 Analisis

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) analisis adalah penyelidikan terhadap peristiwa (karangan, perbuatan, dan sebagainya) untuk mengetahui situasi yang sebenarnya. Menurut Komaruddin (2001:53) dalam Yuni Septiani (2020) analisis adalah kegiatan berpikir untuk menguraikan suatu keseluruhan menjadi komponen sehingga dapat mengenal tanda-tanda komponen, hubungannya satu sama lain dan fungsi masing-masing dalam satu keseluruhan yang terpadu.

Dari pengertian menurut pendapat para ahli tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa analisis adalah suatu penyelidikan terhadap suatu situasi atau fenomena untuk memecahkan bahan dan informasi menjadi komponen yang lebih kecil untuk membuatnya lebih mudah dipahami.

(8)

2.3 Pemahaman

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yang dimaksud dengan pemahaman adalah proses, cara perbuatan memahami atau memahamkan. Sehingga dapat diartikan pemahaman adalah apa yang kita pahami mengenai sesuatu hal dengan baik dan benar.

Benjamin S. Bloom mendefiniskan pemahaman (Comprehension) sebagai kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu hal setelah sesuatu tersebut diketahui dan diingat. Dengan kata lain memahami adalah mengerti akan sesuatu hal yang telah diketahui atau yang telah dilihat. Anas Sudijono (2008) dalam Pittariawati (2020) mengatakan bahwa seseorang dikatakan memahami sesuatu hal apabila ia dapat memberikan penjelasan atau memberikan uraian yang lebih jelas tentang hal tersebut dengan menggunakan kalimatnya sendiri.

2.4 Nasabah

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan. Dalam pasal 1 ayat 16 nasabah adalah pihak yang menggunakan jasa bank. Berdasarkan isi ayat tersebut, ada beberapa jenis nasabah, yaitu:

1. Nasabah debitur adalah nasabah yang mendapatkan fasilitas pinjaman atau pembiayaan dari bank dengan melewati prosedur perjanjian antara pihak bank dengan nasabah bank yang telah dilakukan sebelumnya.

2. Nasabah penyimpanan adalah nasabah yang menyimpan uangnya di bank dalam bentuk simpanan (biasa disebut simpanan tabungan) melalui proses kesepakatan antara bank dengan nasabah bank sebelumnya.

2.5 Layanan

(9)

Para ahli menjelaskan bahwa konsep layanan pada dasarnya didefinisikan secara berbeda, tetapi pada dasarnya sama. Menurut Sutedja, layanan dapat diartikan sebagai suatu kegiatan atau manfaat yang dapat diberikan oleh satu pihak kepada pihak lain.

2.6 Internet Banking

Internet banking adalah layanan elektronik yang mendukung transaksi perbankan menggunakan smartphone dan komputer pribadi dengan melakukan login ke situs resmi Bank Rakyat Indonesia atau melalui aplikasi yang telah disediakan oleh Bank Rakyat Indonesia yaitu aplikasi BRImo. Aplikasi ini dapat diunduh melalui smartphone yang terhubung dengan internet. Fasilitas atau fitur-fitur yang terdapat pada aplikasi BRImo adalah pengguna dapat mengetahui informasi saldo rekening, informasi mutasi rekening, membuat rekening baru, transfer antar sesama bank maupun bank lain, melakukan pembayaran (voucher selular, uang elektronik, voucher listrik, BPJS, dan lain-lain), melakukan disable/enable kartu ATM, dan fitur lainnya (bri.co.id, 2022).

Gambar 2.1 Halaman Login Internet Banking

Sumber: ib.bri.co.id

Apabila belum memiliki user ID maka yang perlu nasbah lakukan yaitu:

(10)

1. Pergi ke ATM BRI terdekat.

2. Masukan pin ATM.

3. Pilih menu lainnya.

4. Pilih menu registrasi.

5. Pilih internet banking.

6. Masukan password enam digit untuk BRI internet banking (disarankan password berbeda dengan pin ATM).

7. Ulangi password yang sudah dibuat nasabah kemudian nasabah mendapatkan user ID BRI internet banking.

Gambar 2.2 Tampilan Aplikasi BRImo

Sumber: Aplikasi BRImo

(11)

Fitur-fitur yang ada pada aplikasi BRImo adalah sebagai berikut:

1. Pulsa/Data dimana fitur ini dapat digunakan untuk mengisi pulsa selular atau pulsa data.

2. Transfer yaitu fitur yang dapat digunakan untuk mengirimkan sejumlah uang kepada sesama rekening bank atau rekening bank lain.

3. Dompet Digital yaitu fitur yang dapat digunakan untuk top up uang digital, seperti OVO, GoPay, ShopeePay, LinkAja, dan DANA.

4. BRIZZI yaitu uang elektronik pengganti uang tunai yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran seperti membayar transaksi belanja (purchase) atau transaksi lainnya yang dilakukan di penyedia barang atau jasa.

5. Kode QR atau Quick Response Code Indonesian Standard yaitu standarisasi pembayaran menggunakan metode QR Code dari Bank Indonesia agar proses transaksi dengan QR Code menjadi lebih mudah, cepat, dan terjaga keamanannya.

6. BRIVA atau fitur Virtual Account yaitu rekening bank virtual berupa kumpulan nomor ID yang biasa digunakan untuk pembayaran. Nomor ID biasanya dibuat oleh bank yang dipilih sesuai dengan permintaan perusahaan untuk melakukan transaksi. Untuk setiap transaksi, setiap pelanggan menerima ID yang berbeda untuk melakukan pembayaran. Nomor ID ini dapat berubah dari satu transaksi ke transaksi lainnya.

7. Listrik yaitu fitur yang dapat digunakan untuk membayar tagihan listrik dan mengisi token listrik.

8. Asuransi yaitu fitur yang dapat digunakan untuk membayar asuransi seperti Allianz Life, BRI Insurance, dan Prudental.

(12)

9. BPJS yaitu fitur yang dapat digunakan untuk membayar BPJS Kesehatan dan BPJS Denda.

10. Catatan Keuangan yaitu fitur yang memberikan informasi mengenai pengeluaran, pemasukan dan laporan keuangan pengguna aplikasi.

11. Cicilan yaitu fitur yang dapat digunakan untuk membayar cicilan finance, seperti cicilan FIF, cicilan OTO dan cicilan WOM.

12. Donasi yaitu fitur yang dapat digunakan apabila nasabah ingin melakukan donasi YBM BRI dan Dompet Dhuafa.

13. KAI yaitu fitur yang dapat digunakan untuk membayar tiket kereta api.

14. Kartu Kredit yaitu fitur yang dapat digunakan untuk membayar tagihan kartu kredit.

15. Mutasi yaitu fitur yang dapat digunakan untuk melihat transaksi apa saja yang sudah dilakukan oleh nasabah.

16. Pascabayar yaitu fitur yang dapat digunakan untuk membayar tagihan telepon.

17. Tarik Tunai yaitu fitur yang dapat digunakan untuk mengambil sejumlah uang di mesin ATM tanpa menggunakan kartu ATM.

18. Telkom yaitu fitur yang dapat digunakan untuk membayar tagihan Telkom.

19. TV Kabel & Internet yaitu fitur yang dapat digunakan untuk membayar untuk bayar tagihan TV kabel dan layanan internet.

20. QR Pedagang yaitu fitur yang dapat digunakan oleh pada pedagang UMKM, Merchant Chain, Pebisnis Online, Yayasan Sosial dan Rumah Ibadah.

2.7 Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.

Data primer adalah data yang dikumpulkan langsung dari peneliti atau data dari

(13)

lapangan. Data primer yang diterima dari individu atau perseorangan. Data primer dalam penelitian ini adalah hasil jawaban kuesioner yang disebarkan ke seluruh nasabah BRI Unit Mandala yang menggunakan aplikasi BRImo. Data sekunder adalah data yang dikumpulkan oleh peneliti atau diperlukan melalui sumber data yang telah ada. Data tersebut digunakan untuk mendukung data primer yang diperoleh. Data sekunder untuk penelitian ini adalah literatur, buku dan bahan pustaka lainnya.

2.8 Penelitian Kuantitatif

Sugiono (2006) dalam Hardani (2020) menjelaskan bahwa metode penelitian adalah metode ilmiah untuk memperoleh data/informasi sebagaimana mestinya, bukan sebagaimana mestinya, dengan menggunakan tujuan dan kegunaan tertentu. Ada empat kata kunci yang perlu diperhatikan: metode ilmiah, data, tujuan, dan kegunaan khusus (Sugiono, 2006 dalam Hardani, 2020).

Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitaif. Penelitian kuantitatif adalah studi ilmiah yang sistematis tentang bagian-bagian dan fenomena.

Tujuan penelitian kuantitatif adalah untuk mengembangkan dan menerapkan model matematika, teori, dan/atau hipotesis tentang fenomena alam. Proses pengukuran merupakan bagian penting dari penelitian kuantitatif. Hal tersebut memberikan gambaran atau jawaban atas hubungan dasar dari hubungan kuantitatif (Siyoto & Sodik, 2015 dalam Hardani, 2020). Kajian dengan pendekatan kuantitatif biasanya dilakukan dengan menggunakan jumlah sampel yang ditentukan berdasarkan populasi yang ada.

Jumlah sampel dihitung menggunakan rumus tertentu. Pilihan formula yang akan digunakan, adaptasi dengan jenis penelitian selanjutnya dan keseragaman populasi (Priyono, 2008 dalam Hardani, 2020).

(14)

2.9 Populasi

Populasi adalah seluruh objek penelitian yang terdiri dari orang, benda, hewan, tumbuhan, gejala, hasil penelitian, atau kejadian sebagai sumber data yang menunjukkan ciri-ciri tertentu dalam penelitian (Margono, 2004 dalam Hardani, 2020).

Populasi dalam penelitian ini adalah nasabah Bank Rakyat Indonesia Unit Mandala yang menggunakan layanan internet banking atau aplikasi BRImo.

2.10 Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil dengan teknik sampling (Husain dan Purnomo, 2001 dalam Hardani, 2020). Berikut adalah beberapa kriteria yang perlu dipertimbangkan saat mengumpulkan sampel:

1. Peneliti harus terlebih dahulu menentukan daerah generalisasi.

2. Tetapkan batasan yang jelas untuk karakteristik populasi.

3. Menentukan sumber informasi tentang populasi.

4. Pilih metode pengambilan sampel dan hitung ukuran sampel.

5. Keakuratan studi yang diinginkan. Semakin tinggi akurasi yang digunakan maka semakin besar sampel yang perlu didapatkan.

2.11 Teknik Sampling

Teknik sampling adalah suatu teknik penentuan sampel yang digunakan untuk memperoleh sampel yang representatif dengan memperhatikan karakteristik dan sebaran populasi, serta tergantung pada ukuran sampel yang digunakan sebagai sumber data yang sebenarnya (Murgono, 2004 dalam Hardani, 2020). Dalam teknik sampling dibagi menjadi 2 teknik, yaitu nonprobability sampling dan probability sampling.

(15)

1. Nonprobability sampling adalah teknik yang tidak memberikan peluang yang sama dari setiap populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel (Sugiyono, 2018 dalam Hardani, 2020). Dalam teknik sampling ini terdapat 6 teknik memilih sampel, yaitu:

a) Sampling sistematis adalah teknik penentuan sampel yang dipilih berdasarkan urutan dari anggota populasi yang sudah diberikan nomor urut.

b) Sampling insidental adalah teknik penentuan sampel yang dilakukan terhadap manusia ataupun benda yang kebetulan bertemu.

c) Sampling purposive adalah teknik pengambilan sampel yang dilakukan khusus berdasarkan tujuan penelitian.

d) Sampling kuota adalah penentuan sampel dengan jumlah tertentu dengan ciri tertentu.

e) Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel apabila seluruh anggota populasi digunakan sebagai sampel.

f) Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel dengan cara menyelidiki hubungan antar manusia dalam sebuah kelompok yang akrab dengan cara menyebarkan informasi kepada kalangan tertentu.

2. Probability sampling adalah teknik yang memberikan peluang yang sama dari setiap populasi untuk dipilih sebagai anggota sampel (Sugiyono, 2018 dalam Hardani, 2020). Dalam teknik sampling ini terdapat 4 teknik memilih sampel, yaitu:

a) Simple random sampling adalah teknik penentuan sampel dari keseluruhan populasi yang memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih.

(16)

b) Proportionate stratified sampling adalah teknik penentuan sampel yang dilakukan secara acak dengan memperhatikan strata yang ada, dimana setiap strata terwakilkan sesuai proposinya.

c) Disproportionate stratified sampling adalah teknik penentuan sampel dengan populasi berstrata namun kurang proposional yang berarti ada beberapa kelompok strata yang ukurannya kecil sekali.

d) Cluster sampling (Sampling daerah) adalah teknik penentuan sampel jika sumber data sangat luas.

Pada penelitian ini menggunakan teknik probability sampling dengan simple random sampling karena setiap populasi memiliki peluang yang sama untuk dipilih sebagai anggota sampel.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Permana (2018) untuk pengambilan sampel dalam penelitian tersebut menggunakan rumus Slovin. Pada penelitian ini untuk pengambilan sampel juga menggunakan rumus Slovin dengan menggunakan teknik simple random sampling.

Gambar 2.3 Jumlah Pengguna Aplikasi Brimo BRI Unit Mandala

Sumber:

Kepala Unit BRI Unit Mandala

Pada Gambar 2.3 diketahui bahwa jumlah nomor rekening simpanan pada BRI Unit Mandala adalah sebanyak 37,833 dan nasabah yang menggunakan aplikasi BRImo sebanyak 808 dengan hasil presentase pengguna BRImo sebesar 2,14%.

(17)

Dengan data tersebut, peneliti dapat menentukan jumlah sampel nasabah dari seluruh pengguna aplikasi BRImo dengan menggunakan rumus Slovin dengan rumus sebagai berikut:

𝑛 = 𝑁

𝑁𝑑2 + 1

Dengan n adalah jumlah sampel, N adalah jumlah populasi, dan d adalah batas ketelitian. Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan batas ketelitian 10%

dengan arti sampel ini memiliki tingkat ke akuratan sebesar 90% untuk menggambarkan populasi.

𝑛 = 808

808. 10%2+ 1

𝑛 = 808

808.0,01 + 1 𝑛 = 808 9,08

Hasil perhitungan dari mencari sampel diatas adalah 88,986784141 yang dibulatkan menjadi 100 sampel. Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah nasabah BRI Unit Mandala yang menggunakan layanan internet banking atau aplikasi BRImo.

Roscoe (1975) yang dikutip Uma Sekaran (2006) dalam Asnidar (2019) salah satu pedoman umum untuk menentukan jumlah sampel yaitu ukuran sampel yang baik untuk kebanyakan penelitian adalah minimal 30 dan maksimal 500 jumlah sampel.

2.12 Technology Acceptance Model (TAM)

Technology Acceptance Model (TAM) merupakan salah satu model yang umum digunakan untuk menggambarkan penerimaan pengguna terhadap penggunaan sistem teknologi informasi. TAM merupakan teori yang dikembangkan dari Theory of Reasoned Action (TRA) oleh Ajzen dan Fishbein. Model ini pertama kali diperkenalkan oleh Davis. Model TAM telah menambahkan dua konstruk utama ke dalam model TRA yaitu Persepsi kemudahan (perceived ease of use) dan persepsi kegunaan (perceived

(18)

usefulness). Model TAM menjelaskan bahwa dua konstruk utama tersebut menentukan penerimaan pengguna terhadap sistem teknologi informasi. Konstruk-konstruk dari TAM yang belum dimodifikasi terdiri dari 5 konstruk utama, diantaranya:

1. Persepsi Kemudahan (Perceived Ease of Use)

Persepsi kemudahan (perceived ease of use) adalah tingkat di mana seseorang percaya bahwa penggunaan sistem tertentu dapat mengurangi upaya seseorang dalam melakukan suatu tindakan. Kemudahan penggunaan berarti tidak ada kesulitan atau tidak diperlukan kerja keras. Persepsi kemudahan penggunaan ini terkait dengan keyakinan pengguna bahwa sistem teknologi yang digunakan tidak memerlukan banyak usaha untuk menggunakannya.

2. Persepsi Kegunaan (Perceived Usefulness)

Davis mendefinisikan persepsi kegunaan (perceived usefulness) yaitu tingkat di mana seseorang percaya bahwa sistem tersebut dapat meningkatkan kinerja pengguna sistem.

3. Sikap Penggunaan (Attitude Towards Using)

Definisi sikap penggunaan (attitude towards using) menurut Davis adalah perasaan positif dan negative pengguna tentang melakukan tindakan tertentu.

4. Niat Perilaku Penggunaan (Behavioral Intention to Use)

Niat perilaku penggunaan (behavioral intention to use) adalah Penggunaan niat perilaku adalah tingkat perencanaan sadar seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan tindakan tertentu di masa depan. Sikap terhadap sistem teknologi dan perilaku pengguna dapat memprediksi tingkat penggunaan sistem teknologi. Sistem teknologi yang dapat mengoptimalkan keandalan dan kinerja dapat memuaskan

(19)

pengguna sistem, yang ditunjukkan dengan perilaku pengguna yang mendukung sistem tersebut.

5. Penggunaan Sistem Sesungguhnya (Actual System Usage)

Penggunaan sistem sesungguhnya (actual system usage) adalah kondisi sebenarnya dari penggunaan sistem tersebut. Mereka yang percaya bahwa sistem ini mudah digunakan dan akan meningkatkan produktivitas kinerja dan hal ini tercermin dalam situasi aktual pengguna.

Gambar: 2.4 Model Penerimaan Teknologi TAM

Sumber: (Permana, 2018)

Gambar 2.4 menjelaskan bahwa konstruksi persepsi kemudahan (perceived ease of use) dianggap dapat memberikan pengaruh kepada konstruksi persepsi kegunaan (perceived usefulness). Selain itu, kedua konstruksi tersebut sama-sama memiliki pengaruh terhadap konstruksi sikap penggunaan (attitude towards using).

Konstruksi persepsi kegunaan (perceived usefulness) mempengaruhi konstruksi niat perilaku penggunaan (behavioral intention to use). Selain itu juga konstruksi niat perilaku penggunaan (behavioral intention to use) dipengaruhi oleh konstruksi sikap penggunaan (attitude towards using) dan memberikan pengaruh pada konstruksi penggunaan sistem sesungguhnya (actual system usage).

(20)

2.13 Uji Regresi Linear Berganda

Pada penelitian ini terdapat beberapa variabel yang mempengaruhi (variable independent) dan variabeln yang dipengaruhi (Variabel dependent). Oleh sebab itu, untuk mengetahui pengaruh antar variable tersebut peneliti menggunakan alat statistic berupa regresi linear.

Analisis regresi linear berganda memiliki persamaan sebagai berikut:

Y=a + b1X1 + b2X2 + …. + bnXn

Dengan keterangan Y adalah terikat bebas dan X adalah variabel bebas, a adalah konstanta dan b adalah koefisien regresi pada masing-masing variabel bebas. Sebagai ilustrasi, pengaruh antara persepsi kemudahan (X1), persepsi kegunaan (X2), sikap penggunaan (X3), niat perilaku penggunaan dan penggunaan sistem sesungguhnya (X4), terhadap pemahaman nasabah (Y).

Untuk mengukur variabel tersebut akan menggunakan bantuan program SPSS (Statistical Program for Social Science) dan skala Likert yang berarti variabel-variabel diatas tidak akan mempunyai nilai 0.

Berikut ini adalah langkah yang harus ditempuh dalam regresi linear berganda yaitu koefisien determinasi, uji F dan uji T. Koefisien determinasi menggunakan Adjusted R Square dan apabila bernilai negatif, maka uji F dan uji T tidak dapat dilakukan.

2.13.1 Uji Validitas

Menurut Ghozali, uji validasi digunakan untuk mengukur valid tidaknya suatu angket. Jika suatu pertanyaan dalam kuisioner dapat menghasilkan sesuatu yang diukur oleh kuisioner, maka itu dianggap valid (Rinda Hesti Kusumaningtyas, 2017).

2.13.2 Uji Reliabilitas

(21)

Menurut Ghozali dalam Rinda Hesti Kusumaningtyas (2017) mengatakan reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk.Suatu kuesioner dikatakan reliabel jika jawaban seseorang terhadap suatu pernyataan konsisten dan stabil. Salah satu rumus yang dapat digunakan untuk menguji reliabilitas adalah rumus Spearman Brown sebagai berikut:

𝑟11 = 2𝑟𝑏 1 + 𝑟𝑏 Keterangan:

𝑟11 = 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑟𝑒𝑙𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑟𝑏= 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑘𝑜𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑘𝑜𝑟𝑒𝑙𝑎𝑠𝑖

Pengukuran validitas dan reabilitas harus dilakukan karena untuk memastikan bahwa instrument yang digunakan itu valid dan reliable.

2.13.3 Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

Uji F statistik pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen dalam model memiliki pengaruh yang sama terhadap variabel dependen/terikat (Rinda Hesti Kusumaningtyas, 2107). Uji F dilakukan dengan membandingkan F hitung dengan F tabel. Apabila F hitung lebih besar daripada F tabel, (H0 ditolak dan Ha

diterima) maka model signifikan. Model signifikan selama kolom signifikansi (%) kurang daripada Alpha (kesiapan berbuat salah 1 tipe, yang menentukan adalah peneliti sendiri, biasanya besar Alpha yang paling tinggi yaitu 10%, 5%, atau bahkan 1%). Dan juga sebaliknya apabila F hitung kurang dari F tabel, maka model tidak signifikan. Hal tersebut juga biasanya ditandai dengan nilai kolom signifikansi (%) akan lebih besar dari pada Alpha. Pada penelitian ini, peneliti menetapkan besar nilai Alpha adalah 5%.

2.13.4 Uji Signifikansi Parsial (Uji t)

(22)

Menurut Ghozali dalam Rinda Hesti Kusumaningtyas (2017) mengatakan uji statistik pada dasarnya menunjukkan bagaimana pengaruh variable independen secara individual dalam mempengaruhi deskripsi variabel dependen. Pengujian ini dapat dilakukan dengan membandingkan t hitung dengan t tabel atau dengan memeriksa kolom signifikansi untuk setiap t hitung. Sehingga hasil dari membandingkan tersebut dapat menghasilkan kesimpulan signifikan atau tidaknya variabel independen terhadap variabel dependen.

Referensi

Dokumen terkait

Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan juga belum dijalankan dengan baik karena setiap nama yang ada dalam daftar gaji tidak semuanya memiliki surat keputusan kerja, serta