49
JUDUL ARTIKEL (Arial Narrow, 14 pt)
(Panjang judul artikel 8 kata maksimal. Jika lebih dari 8 kata, gunakan subjudul.
Rumuskan judul sespesifik mungkin)
DESKRIPSI DAN POTENSI WISATA TIRTA SARI SONGSANG KABUPATEN AGAM
Dewilna Helmi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Pattimura Email:[email protected]
DOI: https://doi.org/10.30598
Abstrak
Wisata Tirta sari songsang merupakan salah satu konsep wisata yang dihadirkan di wilayah kabupaten Agam sumater Barat. Kajian penelitian dalam hal ini di deskripsikan dalam bentuk deskripsi wisata secara umum dan potensi wisata Tirta sari Songsang secara khusus. Data dalam penelitian ini dikumpulkan secara deskriptif kualitatif yang dikumpulkan melalui wawancaram, obervasi dan survey lapangan, dokumentasi wisata Tirta sari Songsang. Berdasarkan hasil analisis keberadaan wisata songsang ini adalah tepatnya diwilayah pinggiran perbukitan dengan jarak 30 menit dari pusat kota bukit tinggi. Wisata Tirta sari songsang sendiri meyediakn kondisi wisata bagi pengunjung dengan sarana dan prasarana pendukung seperti ketersediaan mushola, toilet dan wahana layaknya wiata alam. Dibeberpa kondisi masig ditemukan beberapa hal kekurangan seperti akses menuju lokasi wisata yang masih tergolong belum maksimla dimana kondisi jalan berlubang masih ditemukan dibeberapa tempat pada jalan akses menuju lokasi wisata, selain itu juga ketersediaan prasarana seperti toilet dikarenakan penjagaan dan perawatan yang belum maksimal sehingga menyebabkan fungsi dari sarana dan prasarana juga belum bisa difungsikan secara maksimal.
Kata Kunci
Deskripsi, Potensi, Pariwisata
Pendahuluan
Geografi pariwisata adalah salah satu cabang dari bidang ilmu geografi yang kajiannya berisi semua hal yang berkaitan dengan kepariwisataan, meliputi karakteristik destinasi (objek) wisata, aktivitas dan berbagai fasilitas wisata dan aspek lain yang mendukung kegiatan pariwisata di suatu daerah (wilayah).
Geografi pariwisata merupakan studi yang menganalisis dan mendeskripsikan fenomena fisiogegrafis (unsur- unsur lingkungan fisik) serta fenomena sosiogeografis (unsur-unsur lingkungan dari segi manusia dan sosial budaya) yang memiliki keunikan, keindahan dan nilai-nilai, sehingga memunculkan ketertarikan bagi pengunjung untuk dikunjungi sehingga berkembang menjadi destinasi wisata (Arjana, 2015).
Pariwisata menurut Undang-undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layangan yangdisediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah. Pariwisata adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perorangan atau keluarga atau kelompok dari tempat tinggal asalnya ke berbagai tempat lain dengan tujuan melakukan kunjungan wisata dan bukan untuk bekerja atau mencari penghasilan di tempat tujuan.
Kunjungan yang dimaksud bersifat sementara dan pada waktunya akan Kembali ke tempat tinggal semula (Muljadi, 2009). Dua elemen yang penting dalam pariwisata adalah perjalanan itu sendiri dan tinggal sementara di tempat tujuan dengan berbagai aktivitas wisatanya.
Lani Jurnal
Jurnal Lani: Kajian Ilmu Sejarah & Budaya Oktober 2022 Volume 3 Nomor 2 Page 49-53
2746-8054 Online-ISSN 2746-8046 Print-ISSN
50
Berdasarkan klasifikasi Leiper (1990) dalam Pitana (2009:63) 7 komponen besar , dimana komponen tersebut merupakan sektor utama dalam kepariwisatan yang memerlukan keterkaitan, ketergantungan dan keterpaduan, yaitu: a. sektor pemasaran (the marketing sector) yang mencakup sumua unit pemasaran dalam industry pariwisata, b. sektor perhubungan (the carrier sector) yang mencakup semua bentuk dan macam transportasi publik khususnya yang beroperasi sepanjang jalur transit tempat wisata, c. sektor akomodasi (the accommodation sector) sebagai penyedia tempat tinggal sementara penginapan dan pelayanan pariwisata, d. sektor daya Tarik/atraksi wisata (the attraction sector) sektor ini terfokus pada penyediaan daya tarik aktraksi wisata bagi wisatawan. e. sektor tour operator (the tour operator sector) mencakup perusahaan penyelenggara dan penyedia paket wisata. f. sektor pendukung/ rupa-rupa (the miscellaneous sector) mencakup pendukung terselenggaranya kegiatan wisata baik negara/ tempat asal wisatawan. g. sektor pengkoordinasian /regulator (the coordinating sector) mencakup peran pemerintah selaku regulator dan asosiasi di bidang pariwisata sebagai penyelenggara pariwisata.
Potensi dapat diartikan perubahan bentuk permukaan bumi yang ditimbulkan oleh proses alam yaitu tenaga endogen, misalnya pegunungan, danau, sungai atau bentuk lain. Potensi objek wisata juga terjadi karena suatu proses yang dapat disebabkan budidaya manusia. Suatu tempat dapat menjadi objek wisata harus memiliki potensi ekologis yang dapat menarik minat wisatawan untuk berkunjung. Potensi wisata adalah daya tarik yang terkandung pada suatu daerah yang kemudian dikembangakan menjadi suatu objek wisata yang menarik sehingga dapat menarik kunjungan wisatawan untuk datang kedaerah tersebut dan biasa dikelola dengan baik. Potensi pada destinasi wisata dikenal dengan istilah 4A antara lain: atraksi, aksesibilitas, amenitas dan aktivitas Pitana (2009), sedangkan menurut Stange dan Brown, (Silvya, Rahman, 2021) komponen pariwisata adalah 3A, yaitu Accessibility, Atraction dan Activity. Terdapat juga seorang ahli yang mengemukakan komponen pariwisata dengan 6A, yaitu Activity, Attraction, Anciliary, Amenities, Accesibilities dan Available Package Buhalis (Cherunnisa & Yuniningsih, 2019).
Potensi wisata disini dibagi menjadi tiga macam yaitu sebagai berikut: potensi alam, potensi kebudayaan dan potensi manusia. Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Potensi alam adalah keadaan dan jenis flora fauna suatu daerah, bentang alam suatu daerah, misalnya pantai, hutan dan lain- lain2) Potensi kebudayaan adalah semua hasil ciptaa, rasa dan karsa yang dibuat oleh manusia baik berupa adat istiadat, kerajinan tangan, kesenian peninggalan bersejarah berupa bangunan atau monument. 3) Potensi manusia adalah semua potensi yang berasal dari manusia yang dijadikan sebagai daya tarik wisata, lewat pementasan tarian/pertunjukan dan pementasan tarian/pertunjukan dan pementasan seni budaya suatu daerah.
Metode
Metode dalam penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk mencari dan menjawab secara kebenaran atas persoalan yang sedang di telusuri. Penelitian deskriptif dilakukan untuk mendiskripsikan suatu gejala, peristiwa, dan kejadian yang terjadi secara faktual, sistematis, dan akurat
51
(Sugiyono, 2016). Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Penelitin ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data, menyusun dan mengklasifikasikan data, kemudian dianalisis.
Adapun Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah: Survey Lapangan (Field Study), Wawancara (Interview), Studi Dokumentasi dan Studi Literatur. Subjek Penelitian ini adalah kawasan objek wisata dan pengunjung.
Hasil Dan Pembahasan
Deskripsi Wisata Tirta Sari Songsang
Taman Tirtasari Songsang berada di Jorong Sonsang, Nagari Koto Tangah, Kecamatan Tilatang Kamang, Kabupaten Agam, dan dibutuhkan waktu sekitar 30 menit untuk mencapai lokasi ini jika ditempuh dari arah kota Bukittinggi. Taman Tirtasari merupakan salah satu objek wisata alam yang ada di Kabupaten Agam. Objek wisata ini berada di tepian bukit barisan yang memiliki udara sejuk dan jauh dari suara bising kendaraan. Lokasinya yang berada di pedesaan menjadi daya tarik tersendiri bagi traveller yang datang.
Selain itu juga terdapat danau buatan yang terbentang luas yang didalamnya terdapat ikan-ikan yang keluar ketika ditaburin makanan. Berada di tepi perbukitan yang masih hijau dan terawat membuat suasana dari objek wisata Taman Tirtasari lebih sejuk dan cocok bagi traveller yang ingin menenangkan pikiran. Selain itu objek wisata ini juga cocok untuk tempat liburan keluarga karena tersedia beberapa wahana yang dapat dimainkan.
Daya Tarik, Taman Tirta Sari sebenanrya sudah ada sejak dahulu. Tempat ini sudah menjadi primadona orang-orang untuk pergi berwisata sejak tahun 70an silam. Namun karena kurangnya perhatian masyarakat akibatnya Taman Tirtasari menjadi tidak diminati publik lagi dan menjadi rawa-rawa yang tidak terawat. Walaupun Taman tirtasari sudah tidak terawat lagi, tetapi lokasi wisata ini tetap memberikan hasil yang bermanfaat bagi masyarakat Jorong Sonsang. Setiap tahunnya masyarakat mendapatkan hasil panen dari ikan-ikan yang hidup di rawa-rawa Taman Tirtasari. Cara panennya pun sangat unik, dan menggunakan alam sebagai alat untuk mempermudah memanen ikan-ikan yang ada disana. Cara memanen masyarakat ketika itu dengan cara bergotong royong secara bersama-sama, baik tua, maupun muda bahkan anak-anak kecil pun ikut andil ketika memanen ikan tersebut. dengan menggunakan rumput ilalang yang ada dilokasi tersebut masyarakat memanen ikan-ikan yang ada disana. Setelah beberapa bulan merasakan keterpurukan, para pemuda Jorong Sonsang berisiatif untuk membangun kembali Taman tirtasari sebagai destinasi wisata.
Dan pada awal tahun 2016 diresmikannya pembukaan Taman Tirtasari sebagai Tempat wisata yang memiliki tujuan untuk memberikan kesenangan dan kebahagiaan bagi pengunjung yang berkunjung ke lokasi. Tak sekedar memberi makan ikan, melihat panorama atau bersepeda air, kini objek wisata Taman Tirtasari Songsang Nagari Koto Tangah, Kecamatan Tilatang Kamang, Agam-Sumbar sudah dilengkapi dengan tiga rumah Hobbit atau banyak yang menyebutnya rumah Kurcaci. Tiga rumah mungil nan imut yang dibangun di kaki Bukit Panji ini mendadak viral di media sosial, padahal pengerjaannya belum rampung sepenuhnya.
Ketiga rumah Hobbit atau kurcaci ini, masing-masing beratapkan rumput, ijuk dan rumbia. Sementara bahan-
52
bahan pembuatannya, berupa semen, batu dan kayu-kayuan. Rumah ini tak difungsikan untuk hunian, hanya sekedar berselfie ria.
Wahana, Ada beberapa wahana yang terdapat di lokasi objek wisata ini, Diantaranya seperti sepeda air, balon air, dan sampan yang dapat disewa oleh traveller. Dengan adanya wahana-wahana ini tentu akan menjadi sangat menarik dan wajib untuk para traveller cobakan.
Fasilitas Salah satu hal yang paling sering di perhatikan para traveller ketika berwisata adalah fasilitas. Fasilitas yang cukup tentu menjadi pertimbangan bagi para wisatawan yang datang. Untuk fasilitas yang terdapat di Taman Tirtasari: 1) Lahan Parkir, 2) Toilet, 3) Mushola, 4) Gazebo (tempat berteduh), 5) Berbagai Wahana, 6) Rumah pohon, 7) tempat selfie. Biaya Masuk, Untuk biaya-biaya yang harus dikeluarkan pengunjung hanyalah biaya sewa jika menggunakan wahana seperti sepeda air, balon air dan sampan. Sedangkan untuk wahana lainnya gratis, dan untuk biaya masuk ke lokasi wisata ini, traveller cukup mengeluarkan uang iuran seiklasnya saja. Tidak harus membayar dengan harga mahal seperti halnya tempat wisata di tempat lainnya. Objek wisata Taman Tirtasari yang sudah ada di tahun 60an ini, dahulunya memang sangat populer dimasanya. Namun karena kurangnya pengelolaan dengan baik mengakibatkan Objek wisata ini tutup. Dan objek wisata Taman Tirtasari ini dibangun oleh pemuda-pemudi Jorong Sonsang pada tahun 2015 dan di resmikan tahun 2016.
Potensi Wisata Tirta Sari Songsang
Analisis Potensi Wisata Berdasarkan kondisi Fisik
Dilihat dari kondisi fisiknya potensi wisata tirta sari songsang ini dikaji berdasrakan kondisi alam, serta bagaimana ketersediaan sarana dan prasarana pendukung keberadaan wisata tirtasari songsang kabupaten Agam
Sarana dan Prasarana
Ketersediaan sarana prasarana pendukung keterlaksanaan wisata tirta sari songsang kabupaten agam adalah berupa tersedianya mushola, toilet, parkiran dan beberapa wahana lainya. Akan tetapi dilihat dari kondisi kelayakan saran prasara itu sendiri masih terdapat sarana dan prasarana yang tidak bisa difungsikan penggunaanya.
Kondisi Alam
Kondisi alam wisata tirtasari songsang adalah merupakan wisata berbasis alam atau lingkungan yang keberadaan di tepian pegunungan di wilayah kamang Kabupaten Agam. Dengan kondisi alam yang sedemikian tersebut memberikan bentuk sentuhan wisata alami untuk pengunjung yang ingin jauh dari hiruk pikuk keramaian.
Analisis Potensi Wisata Berdasarkan Lokasi dan Aksesibilitas
Dilihat dari kondisi potensi wisata berdasarkan lokasi dan aksesibilitas wisata tirta sari songsang dalam hal ini berdasarkan data sekunder atau survei langsung penulis di lokasi wisata adalah wisata Tirta Sari Songsang berada sekitar setengah jam dari kota bukit tinggi sumatera barat. Namun dalam hal aksesibilitas kondisi jalan menuju lokasi wisata masih ditemukan beberap jalan yang berlubang
53
Analisis Potensi Wisata Berdasarkan Potensi Pengunjung
Potensi wisata tirta sari songsang ini dilihat dari jumlah dan minat pengunjung, keberadaan wisata yang berada jauh di keramaian menjadi pilihan wisata yang dari luar daerah atau dari wilayah perkotaan.
Pengunjung yang datang selain secara individu juga dikunjungi dalam bentuk keluarga atau sekelompok orang.
Simpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan potensi wisata yang ada di Tirta Sari Sonsang dilihat dari kondisi fisik berupa sarana dan prasarana terdapat sarana dan prasarana yang tidak bisa difungsikan penggunaanya. Kondisi alamnya jauh dari keramaian cocok untuk pengunjung yang ingin jauh dari keramaian. Potensi berdasarkan lokasi dan aksesibilitas dapat ditempuh 30 menit dari Kota Bukittinggi. Potensi berdasarkan potensi pengunjung cocok untuk wisata keluarga.
Daftar Pustaka
Arjana, I. G. B (2015). Geografi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Jakarta: Raja Grafindo.
Chaerunnisa, S.F & Yuniningsih, T (2019). Analisis Komponen Pengembangan Pariwisata Desa Wisata Wonolopo Kota Semarang. Jurnal fisip Undip.
Muljadi A.J. (2009). Kepariwisataan dan Perjalanan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
Pitana, I Gde dan Surya Diarta, I Ketut. (2009). Pengantar Ilmu Pariwisata. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Silvya, M., Rahman, M. B., & Rahman, Y. (2021). Kesesuaian Penawaran Dan Permintaan Pariwisata (Studi Kasus: Muncak Teropong Laut, Kabupaten Pesawaran). Jurnal Institut Teknologi Sumatera
Sugiyono, (2016). Metodologi Penelitian Administratif. Bandung: Alfabeta.
Undang-undang Republik Indonesia No 10 Tahun 2009. Tentang Kepariwisataan. 16 Januari 2009. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 11. Sekretariat Negara RI. Jakarta.