• Tidak ada hasil yang ditemukan

laporan akhir - Perpustakaan Poltekkes Malang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "laporan akhir - Perpustakaan Poltekkes Malang"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

Ventilator Associated Pneumonia (VAP) adalah pneumonia yang terjadi setelah 48 jam pada pasien yang mendapat ventilasi mekanis, baik melalui selang endotrakeal maupun trakeostomi (Hellier 2016). Pneumonia terkait ventilator (VAP) masih menjadi masalah kesehatan global, khususnya di negara-negara berkembang (PAPDI 2009). Untuk mengetahui efektivitas model pencegahan VAP berbasis six-sigma dan paket VAP terhadap kejadian tak terduga (VAP) di unit perawatan intensif rumah sakit.

Menganalisis pengaruh pencegahan VAP berbasis six sigma dan bundel VAP terhadap efek samping (VAP) di ICU rumah sakit.

Konsep Ventilator Associated Pneumonia (VAP) .1 Pengertian Ventilator Associated Pneumonia (VAP)

  • Etiologi (Septiari 2012)
  • Faktor risiko VAP
  • Diagnosis
  • Pencegahan
  • Kebersihan Tangan (Nasution 2011) 1. Definisi

Pasien sakit kritis yang menggunakan intubasi trakea oral sering kali menjadi bakteri gram negatif aerob (Torres 2011). Profilaksis ulkus stres pada pasien yang berisiko mengalami perdarahan gastrointestinal dan pertimbangkan penggunaan sukralfat jika diindikasikan karena memiliki PH lambung yang lebih rendah dan frekuensi kolonisasi lambung yang lebih jarang. Sistem pengisapan endotrakeal yaitu sistem tertutup tidak berpengaruh terhadap terjadinya VAP, sistem ini dianjurkan untuk pasien yang mempunyai sekret trakea berlebihan atau diduga terinfeksi organisme yang ditularkan melalui saluran pernafasan.

VAP Bundle (VB) merupakan serangkaian intervensi terkait perawatan pasien dengan ventilator mekanik yang jika diterapkan secara bersama-sama akan mencapai hasil yang signifikan dibandingkan jika diterapkan secara individu.

Konsep Sistim Manajemen Six Sigma .1 Definisi Six Sigma

Definisi lain menyatakan bahwa Six Sigma adalah suatu sistem yang komprehensif dan fleksibel untuk mencapai, mempertahankan dan memaksimalkan kesuksesan bisnis. Six Sigma secara unik didorong oleh pemahaman yang kuat tentang kebutuhan pelanggan, disiplin dalam menggunakan fakta, data dan analisis statistik, serta perhatian yang cermat dalam mengelola, meningkatkan, dan memperbaiki kembali proses bisnis (Pande, Nauman, Cavanach: 2003). Six sigma sebagai kerangka atau sistem yang komprehensif dan fleksibel berguna untuk melakukan proses perbaikan berkelanjutan.

Salah satu tantangan utama dalam pendefinisian adalah pendefinisian kriteria masalah Six Sigma, yaitu pendefinisian permasalahan utama atau peluang peningkatan kualitas yang menjadi prioritas. Pemimpin proyek dipilih oleh orang-orang di unit layanan yang mempunyai tugas. Kuncinya adalah mengidentifikasi, memilih, menerapkan dan melacak masalah Six Sigma. Black Belt, orang yang tugasnya menerapkan kemajuan strategis dan pengetahuan six sigma pada masalah spesifik yang telah didefinisikan.

Setelah semua kebutuhan output dan layanan ditentukan, kualitas harus dikontrol dan ditingkatkan melalui Six Sigma. Perpaduan kedua analisa diatas maka diperoleh analisa Six Sigma yang kuat, akar masalahnya akan ditemukan dari perpaduan data dan proses yang berkesinambungan. Masalah Six Sigma memerlukan identifikasi masalah sebenarnya, menemukan sumber dan akar penyebab masalah kualitas, dan mengusulkan solusi yang efisien dan efektif. (Tenaga Kerja, Mesin, Metode, Material). , Media, Motivasi dan Uang). 4) Fase perbaikan.

Tujuan pelembagaan adalah untuk mengubah cara praktik bisnis dijalankan sesuai prinsip Six Sigma dalam layanan sehari-hari. Tim perbaikan Six Sigma mempunyai peluang yang sah untuk memperbaiki atau mendesain ulang proses yang bermasalah.

Gambar 2.8  Diagram Siklus Analyze
Gambar 2.8 Diagram Siklus Analyze

Kerangka Konseptual

Hipotesis penelitian adalah pernyataan awal penelitian tentang hubungan antar variabel, yang merupakan jawaban terhadap kemungkinan hasil penelitian.

Desain Penelitian

Populasi, sampel dan teknik sampling

Instrumen penelitian tahap kedua berupa kuesioner pencegahan VAP yang dimulai dengan: mendefinisikan VAP, mengukur VAP, menganalisis VAP, memperbaiki VAP, mengendalikan VAP. Metode six sigma dan VAP bundle diterapkan pada setiap fase pencegahan kemudian dikembangkan menjadi sebuah kuesioner. Kuesioner yang digunakan pada instrumen ini menggunakan pilihan jawaban dimana 1=tidak pernah dilaksanakan, 2=kadang-kadang, kadang-kadang dan sering tidak dilakukan, 3=sering dilaksanakan, jika sering dilakukan sesuai indikasi dan kadang tidak dilakukan, 4=selalu dilaksanakan.

Selain kuisioner, terdapat juga lembar observasi yang dibuat untuk mengamati kondisi pasien di ICU. Pengumpulan data merupakan proses pendekatan subjek dan proses pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan untuk penelitian (Nursalam, 2013). Memberikan penjelasan kepada responden perawat mengenai proses penelitian, keterlibatannya dalam penelitian, dan manfaatnya.

Memberikan pelatihan kepada praktisi perawat tentang penerapan model pencegahan VAP berdasarkan teori six sigma dan Paket VAP untuk mencegah kejadian tak terduga VAP di ICU rumah sakit. Memberikan rekomendasi model pencegahan VAP berdasarkan teori six sigma dan Paket VAP untuk mencegah kejadian VAP yang tidak terduga.

Cara Analisa Data

Menguji model pencegahan VAP berdasarkan teori six sigma dan Paket VAP terhadap kejadian VAP yang tidak terduga. Menganalisis hasil evaluasi model pencegahan VAP berdasarkan teori six sigma dan Paket VAP pada kejadian tak terduga VAP. Pengembangan model pencegahan VAP berdasarkan teori six sigma dan Paket VAP terhadap kejadian VAP yang tidak terduga.

Membuat modul pencegahan VAP berdasarkan teori Six Sigma dan paket VAP terhadap kejadian VAP yang tidak terduga.

Lokasi penelitian

Uji Validitas dan Reliabilitas 1. Validitas

Reliabilitas

Nama responden tidak dicantumkan pada lembar pendataan, hal ini untuk menjaga kerahasiaan responden. Namun untuk mengetahui partisipasi responden, peneliti cukup menggunakan kode pada setiap lembar pengumpulan data. Bab ini menyajikan hasil dan analisis survei Model Pencegahan Pneumonia Terkait Ventilator yang dilaksanakan pada bulan Agustus hingga Desember 2020. Bagian hasil survei akan menguraikan data yang diperoleh selama survei.

Rumah Sakit Lavalette PT Perkebunan XXIV-XXV (Persero) didirikan pada tanggal 9 Desember 1918 atas prakarsa para pengusaha Perkebunan Besar yang bersatu. ZIEKENVERPLEGING". Pada tahun 1914 dan 1917 yayasan membeli tanah sawah seluas 19.535 m2 dan tanah pekarangan seluas 7.870 m2 di daerah Celaket Malang, di atas tanah tersebut dibangun sebuah bangunan yang selesai dibangun dan mulai digunakan pada tanggal 9 Desember. Tahun 1918 diberi nama “LAVALETTE KLINIEK”.Pada tahun 1991 nama Rumah Sakit Lavalette ditingkatkan menjadi Rumah Sakit Lavalette (Rumah Sakit LAVALETTE) dan pada tanggal 11 Maret 1996 berdasarkan Keputusan Pemerintah No.

16, PT Perkebunan XXIV-XXV (Persero) dibubarkan dan kemudian didirikan badan usaha baru bernama PT Perkebunan Nusantara XI (Persero) atau dikenal dengan PTPN (Persero).

BKIA 4) Hemodialisa

Karakteristik demografi responden

Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden berada pada kategori usia produktif yang termasuk dalam kategori PK III dan memiliki pengalaman kerja.

Pencegahan VAP Berbasis VAP Bundle dan Six Sigma

Kejadian VAP Bundle

Bab ini menguraikan pembahasan temuan penelitian yang berkaitan dengan sumber daya perpustakaan kemudian menyajikannya dalam bentuk opini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi pencegahan VAP setelah diberikan pelatihan pencegahan VAP berdasarkan six sigma dan VAP bundle sebagian besar responden berada pada kategori tepat. Angka kejadian pneumonia terkait ventilator di ruang perawatan intensif juga mengalami penurunan setelah penerapan model pencegahan VAP berdasarkan six sigma dan VAP bundle.

Dalam penerapan model pencegahan VAP ini digunakan tahapan Six Sigma yang dikenal dengan nama DMAIC (Define-Measure-Analyze-Improve-Control). Six Sigma merupakan suatu alat untuk meningkatkan kualitas produk dengan cara mengurangi tingkat kecacatan produk melalui 5 (lima) tahap, yaitu mendefinisikan (mengidentifikasi masalah), mengukur (mengukur kinerja kualitas), menganalisis (melakukan analisis terhadap penyebab cacat), meningkatkan ( melakukan perbaikan untuk meningkatkan kualitas) dan pengendalian atau pengendalian (Ratnaningtyas, Surendro, 2013 dalam Hana Catur Wahyuni ​​​​​​dkk, 2015). Prinsip Six Sigma adalah bahwa semua aktivitas yang penting bagi kualitas bagi konsumen dan hal-hal yang menyebabkan penundaan yang lama dan sia-sia dalam setiap proses merupakan peluang yang sangat baik untuk melakukan perbaikan dan perbaikan dalam hal biaya, kualitas, modal dan lead time (George, 2002 dalam Hana Catur Wahyuni ​​dkk., 2015).

Oleh karena itu, upaya serius untuk menyiapkan fasilitas pelayanan kesehatan pada seluruh jenjang organisasi di rumah sakit harus dimaksimalkan.

Tahap Define

Dengan niat dan komunikasi yang baik maka perilaku kepatuhan perawat dalam melakukan prosedur pencegahan VAP juga akan baik. Saat menerapkan pencegahan VAP, penting bagi perawat pada tahap yang ditentukan untuk dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan untuk dapat menilai risiko VAP pada pasien. Hal ini didukung oleh Gibson (1997) yang menyatakan bahwa variabel individu dikelompokkan menjadi sub variabel pengetahuan dan pengalaman.

Sub variabel pengetahuan dan keterampilan merupakan faktor utama yang mempengaruhi perilaku dan individu menurut Gibson (1997), pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki perawat mengenai pelaksanaan pencegahan VAP sudah sesuai dengan SOP yang dimiliki rumah sakit, maka disini. ada kebutuhan akan arahan klinis dan pemantauan oleh staf untuk memaksimalkan kinerja. Selain itu, peran komite keperawatan yang terdiri dari subkomite etik, mutu keperawatan dan kredensial sangat berperan penting dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan perawat. Pada tahap pre-test sebagian besar responden berada pada kategori cukup setelah diberikan pelatihan pencegahan VAP berbasis six sigma dan sebagian besar paket VAP mengalami peningkatan pada kategori baik dalam pencegahan VAP.

Tiga hal utama yang perlu dilakukan dalam fase ini, yaitu: memilih atau menentukan karakteristik kualitas utama, mengembangkan rencana pengumpulan data dengan pengukuran tingkat proses, keluaran dan/atau hasil. Pengukuran kinerja pada tingkat proses, keluaran, dan/atau hasil digunakan sebagai dasar kinerja pada awal Six Sigma (Pande, Neuman, Cavanagh, 2003). Pada fase tindakan, perawat melakukan pengkajian perlunya elevasi kepala, pengkajian kesiapan ekstubasi, pengkajian profilaksis trombosis vena, pengkajian profilaksis tukak lambung, pengkajian perawatan mulut, pengkajian kebersihan tangan dan dokumentasi tindakan.

Pasien yang dirawat di ICU merupakan pasien kritis yang membutuhkan perawatan maksimal, sehingga perawat yang bekerja di ICU harus cepat dan tepat, namun tetap memiliki kontrol perilaku. Dari hasil wawancara diperoleh informasi bahwa bekerja di unit perawatan intensif selalu dituntut untuk bekerja dengan cepat, terutama pada situasi darurat dan pada shift malam yang jumlah stafnya terbatas sehingga kurang mampu mengontrol perilakunya.

Fase Analyze

Para ahli percaya bahwa rasa takut menggigit atau posisi ETT yang salah dapat terjadi dengan penggunaan sikat gigi dengan suction cup atau 2 orang.

Tahap Improve

Keterbatasan Penelitian

Simpulan

Saran

Institusi (Intensive Care Unit)

Jiwanto, AE 2015, Standardisasi proses pelayanan terkait keselamatan pasien dengan pendekatan lean house di RS Petrokimia Gresik, Skripsi, Universitas Airlangga Surabaya. Sulistiyani, TA dan Rosidah, 2013, Manajemen Sumber Daya Manusia, Teori dan Konsep Pengembangan Dalam Konteks Organisasi Publik, Graha Ilmu, Yogyakarta. Efektivitas penerapan model pencegahan pneumonia terkait ventilator berdasarkan paket Six Sixma dan VAP di rumah sakit.

Penelitian diawali dengan menyebarkan kuesioner kepada rekan kerja untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pencegahan VAP. Penelitian berjudul “Efektivitas Penerapan Model Pencegahan Pneumonia Terkait Ventilator Berbasis Six Sigma dan VAP Bundle di Rumah Sakit”. 1 Cuci tangan sebelum kontak dengan pasien 2 Cuci tangan sebelum prosedur aseptik 3 Cuci tangan setelah kontak dengan pasien.

8 Langkah 3: Gosok kedua telapak tangan dan sela-sela jari. 9 Langkah 4: Gosok jari bagian dalam kedua tangan 10 Langkah 5: Gosok ibu jari kiri pada telapak tangan.

Gambar

Gambar 2.8  Diagram Siklus Analyze
Gambar  3.1Kerangka  Konseptual  Efektifitas  Model  Pencegahan  Ventilator  Associated Pneumonia berbasis six sigma dan VAP Bundle di Rumah  Sakit
Tabel 3.3 Rancangan Penelitian Pra Eksperimen Model pencegahan VAP berbasis  teori six sigma dan VAP Bundle terhadap kejadian tidak diharapkan VAP di RS
Tabel 4.1  Karakteristik  Responden  (perawat)  Efektivitas  Model  Pencegahan  Ventilator  Associated Pneumonia di Rumah Sakit
+3

Referensi

Dokumen terkait

MINUTES of the duly convened Ordinary Meeting of The Hills Shire Council held in the Council Chambers on 14 October 2014 This is Page 5 of the Minutes of the Ordinary Meeting of The