• Tidak ada hasil yang ditemukan

laporan aktualisasi dan habituasi nilai-nilai dasar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "laporan aktualisasi dan habituasi nilai-nilai dasar"

Copied!
179
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN AKTUALISASI DAN HABITUASI NILAI-NILAI DASAR, KEDUDUKAN DAN PERAN PNS UNTUK MENDUKUNG

SMART GOVERNANCE

PENINGKATAN EDUKASI PENCEGAHAN RESIKO JATUH PADA PASIEN DENGAN MEDIA VIDEO DAN LEAFLET DI RUANG KASUARI

RSUD R.A.A. TJOKRONEGORO KABUPATEN PURWOREJO

Disusun oleh:

NAMA : ASTRI PUSPITANINGRUM, S.Kep., Ners

NIP : 199605222022032011

NO. DAFTAR HADIR : 13

JABATAN : AHLI PERTAMA - PERAWAT

SKPD COACH

: RSUD R.A.A. TJOKRONEGORO PURWOREJO : MUHAMMAD ALAZIZ, SE., MM.

MENTOR : ALI MUSTOFA, S.Kep., Ns.

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III/II ANGKATAN CLXXV BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAERAH

PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2022

(2)

ABSTRAK

PENINGKATAN EDUKASI PENCEGAHAN RESIKO JATUH PADA PASIEN DENGAN MEDIA VIDEO DAN LEAFLET

DI RUANG KASUARI RSUD R.A.A. TJOKRONEGORO KABUPATEN PURWOREJO

Oleh : Astri Puspitaningrum, S.Kep., Ners

Seorang ASN harus memiliki kepedulian, kemauan, keihklasan, serta kesadaran sebagai pelayan masyarakat. Oleh karena itulah pentingnya meningkatkan kapasitas dan kualitas diri seorang ASN salah satunya dengan mengikuti Latihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Pelaksanaan aktualisasi dan habituasi dalam agenda Pelatihan Dasar CPNS ini bertujuan agar dapat mengimplementasikan dan membiasakan nilai- nilai dasar PNS yang meliputi Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten. Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif (BerAKHLAK) serta kedudukan dan peran PNS untuk mendukung Smart Governance. Peserta Latsar juga diberikan tugas untuk menganalisa isu-isu yang terjadi di unit kerjanya masing-masing untuk kemudian dicari solusi penyelesaian dan disusun dalam laporan Aktualisasi dan Habituasi. Dari pengamatan yang dilakukan penulis, ditemukan 5 (lima) isu di unit kerja, kemudian isu tersebut dianalisis menggunakan APKL dan USG untuk menemukan core isu. Isu tersebut adalah belum optimalnya edukasi pencegahan resiko jatuh di Ruang Kasuari RSUD R.A.A Tjokronegoro. Berdasarkan isu tersebut memiliki 6 kegiatan untuk menyelesaikannya. Kegiatan tersebut telah dilakukan mulai tanggal 1 Oktober 2022 sampai 5 November 2022. Dalam pelaksanaan kegiatan yang sudah dirancang menerapkan Nilai-Nilai Dasar ASN yaitu Berorientasi Pelayanan, Akuntabel.

Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif. Setiap kegiatan juga merupakan implementasi dari Manajemen ASN dan Smart ASN serta berkontribusi untuk mencapai hasil yang sesuai dengan Visi Misi Instansi dan untuk mengembangkan Nilai Organisasi. Hasil dari setiap kegiatan menunjukan bahwa pada setiap pelaksanaan kegiatan sudah menerapkan Nilai-Nilai Dasar BerAKHLAK dan menghasilkan output yang diinginkan. Dengan demikian, kegiatan Peningkatan Edukasi Pencegahan Jatuh dengan Media Video dan Leaflet di Ruang Kasuari RSUD R.A.A Tjokronegoro Kabupaten Purworejo mendapatkan hasil seperti yang diinginkan oleh penulis yaitu adanya peningkatan edukasi pencegahan jatuh oleh petugas pemberi asuhan sebelum dan sesudah dilakukan sosialisasi media edukasi berupa video dan leaflet pada 14 petugas yaitu nilai rata- rata pre test 74,7 menjadi 93,4 pada post test serta adanya kepatuhan perilaku pengisian lembar monitoring resiko jatuh maupun pencegahan resiko jatuh kepada pasien di ruangan berdasarkan hasil observasi pada 5 petugas.

Kata Kunci : Aktualisasi, Habituasi, BerAKHLAK, Resiko Jatuh, Video, Leaflet

(3)
(4)
(5)

PRAKATA

Segala puji syukur penulis panjatkan atas rahmat, barokah, hidayah serta inayah yang diberikan Allah SWT sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan aktualisasi dan habituasi dengan judul

“Peningkatan Edukasi Pencegahan Resiko Jatuh Pada Pasien Dengan Media Video Dan Leaflet Di Ruang Kasuari RSUD R.A.A. Tjokronegoro Kabupaten Purworejo”.

Penulisan laporan aktualisasi nilai – nilai dasar PNS ini disusun sebagai pedoman untuk pelaksanaan kegiatan aktualisasi Pelatihan Dasar CPNS Golongan III/II Angkatan CLXXV Tahun 2022 yang diselenggarakan di Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah (BPSDMD) Provinsi Jawa Tengah sebagai bentuk pemahaman nilai-nilai dasar PNS antara lain Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Hamonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif (BerAKHLAK) yang diterapkan di lingkungan RSUD R.A.A Tjokronegoro Kabupaten Purworejo.

Dengan segala hormat dan kerendahan hati penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah terlibat serta turut membantu dalam proses penyusunan penyusunan laporan aktualisasi dan habituasi ini:

1. Bapak H. Ganjar Pranowo, SH., MIP. selaku Gubernur Provinsi Jawa Tengah yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk mengikuti kegiatan Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil.

2. Bapak R. H. Agus Bastian, SE, MM. selaku Bupati Kabupaten Purworejo yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk mengikuti kegiatan Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil.

3. Bapak Drs. Mohamad Arief Irwanto, M.Si. selaku Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi Jawa Tengah yang telah menyelenggarakan kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil tahun 2022.

4. Bapak Fithri Edhi Nugroho, S.E., M.M., selaku Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Kabupaten Purworejo yang telah memfasilitasi Peserta Latsar CPNS 2022

(6)

5. Bapak dr. Tolkha Amaruddin, M.Kes, Sp.THT-KL selaku Direktur RSUD R.A.A Tjokronegoro yang telah mendukung dan memberi kesempatan kepada penulis untuk mengikuti Latsar CPNS 2022.

6. Bapak Dr. Ir. Kristiyo Sumarwono, M.Sc. selaku Narasumber/Penguji yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan Laporan Aktualisasi dan Habituasi ini.

7. Bapak Muhammad Alaziz, SE., MM. selaku Coach yang telah membimbing dan memberikan arahan kepada saya dalam penyusunan Laporan Aktualisasi dan Habituasi.

8. Bapak Ali Mustofa, S.Kep., Ns. selaku Mentor yang telah membimbing, memberikan arahan dan memotivasi saya dalam menyusun Laporan Aktualisasi dan Habituasi ini.

9. Para Widyaiswara yang telah membimbing dalam perkuliahan dan memberikan pengarahan terkait materi Nilai-Nilai Dasar, Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI untuk dapat diaktualisasikan di Instansi.

10. Teman-teman Pelatihan Dasar CPNS tahun 2022 angkatan CLXXV, khususnya kelompok 3 atas dukungan dan kerja samanya.

11. Segenap rekan kerja di RSUD R.A.A. Tjokronegoro Purworejo.

12. Keluarga tercinta yang senantiasa memberikan dukungan moril dan materil dalam menyelesaikan seluruh rangkaian kegiatan dan kewajiban pada masa Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada laporan aktualisasi ini, oleh karena itu penulis berharap kepada semua pihak untuk memberikan saran dan masukan serta kritik yang membangun untuk penyempurnaan laporan aktualisasi ini. Penulis berharap agar laporan aktualisasi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak dan dapat memberikan contoh tentang implementasi Core Value ASN

“BerAKHLAK” dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan kerja dan masyarakat.

(7)

Demikian laporan aktualisasi dan habituasi saya, semoga dapat memberikan manfaat dan memberikan kontribusi pada para pembaca.

Semarang, 24 November 2022 Penulis

Astri Puspitaningrum, S.Kep., Ners NIP. 199605222022032011

(8)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

PRAKATA ... v

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

BAB I A. Gambaran Umum Organisasi ... 1

1. Dasar Hukum Organisasi ... 1

2. Tugas Fungsi Organisasi ... 2

3. Struktur Organisasi dan Tata Kerja ... 3

4. Visi, Misi Kepala Daerah ... 6

5. Tujuan Organisasi ... 7

6. Nilai-Nilai Budaya Kerja Organisasi ... 9

B. Tupoksi Jabatan Peserta ... 10

C. Role Model ... 15

BAB II A. Identifikasi dan Deskripsi Isu ... 19

B. Analisis Isu ... 25

C. Analisis Penyebab ... 29

D. Dampak Bila Isu Tidak Diselesaikan ... 31

E. Gagasan Pemecahan Isu ... 31

F. Rancangan Aktualisasi Habituasi ... 34

G. Jadwal Kegiatan ... 50

BAB III A. Perubahan Kegiatan Dari Rancangan Awal ... 54

B. Pelaksanaan Aktualisasi Dan Habituasi ... 65

C. Kondisi Sebelum Dan Sesudah ... 115

(9)

BAB IV

SIMPULAN ... 117

DAFTAR PUSTAKA ... 119

CURRICULUM VITAE ... 122

LAMPIRAN ... 127

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Identifikasi Isu dikaitkan dengan agenda ... 18

Tabel 2. 2 Skor Kriteria APKL ... 26

Tabel 2. 3 Analisis Isu APKL ... 26

Tabel 2. 4 Skala Likert USG ... 28

Tabel 2. 5 Analisis Isu dengan USG ... 28

Tabel 2. 6 Gagasan Kegiatan ... 32

Tabel 2. 7 Matriks Rancangan Aktualisasi dan Habituasi NIlai-Nilai Dasar PNS (Core Values) BerAKHLAK ... 34

Tabel 2. 8 Matrik Rancangan Aktualisasi Peserta Pelatihan Dasar CPNS Tahun 2022 ... 35

Tabel 2. 9 Jadwal Kegiatan ... 50

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. 1 Foto RSUD R.A.A Tjokronegoro Kabupaten Purworejo ... 1

Gambar 1. 2 Struktur Organisasi RSUD R.A.A Tjokronegoro Kabupaten Purworejo ... 3

Gambar 1. 3 Role Model ... 15

Gambar 2. 1 Bukti Isu 1 ... 18

Gambar 2. 2 Bukti Isu 2 ... 20

Gambar 2. 3 Bukti Isu 3 ... 22

Gambar 2. 4 Bukti Isu 4 ... 24

Gambar 2. 5 Bukti Isu 5 ... 26

Gambar 2. 6 Diagram Fishbone ... 30

Gambar 3. 1 Foto Pencarian Literatur dan Catatan Literatur... 67

Gambar 3. 2 Desain Leaflet Pencegahan Jatuh ... 68

Gambar 3. 3 Foto Konsultasi dan Catatan Konsultasi Leaflet ... 70

Gambar 3. 4 Leaflet Pencegahan Resiko Jatuh ... 71

Gambar 3. 5 Desain Segitiga Resiko Jatuh ... 74

Gambar 3. 6 Foto dan Catatan Konsultasi Segitiga Tanda Resiko Jatuh... 75

Gambar 3. 7 Segitiga Tanda Resiko Jatuh ... 76

Gambar 3. 8 Foto dan Catatan Pencarian Referensi ... 77

Gambar 3. 9 Foto dan Catatan Konsultasi Video Edukasi ... 81

Gambar 3. 10 Foto Kegiatan Membuat Video Edukasi ….. ……..………..83

Gambar 3. 11 Foto dan Catatan Konsultasi Kegiatan Sosialisasi..………..88

Gambar 3. 12 Foto Catatan Konsep Kegiatan dan Undangan Sosialisasi ... 91

Gambar 3. 13 Foto Screenshoot Pre Test ………..……..………..92

Gambar 3. 14 Foto Sosialisasi Edukasi Pencegahan Jatuh ... 93

Gambar 3. 15 Foto Screenshoot Post Test ... 96

Gambar 3. 17 Catatan Konsultasi Atasan ... 101

Gambar 3. 18 Catatan Persetujuan Atasan ... 102

Gambar 3. 19 Foto Membagikan Media Edukasi ... 107

Gambar 3. 20 Foto Data Observasi Tindakan Pencegahan Jatuh ... 110

Gambar 3. 21 Laporan Evaluasi Pencegahan Jatuh ... 111

Gambar 3. 22 Laporan Monitoring dan Evaluasi Pencegahan Jatuh ... 112

(12)

BAB I

PROFIL ORGANISASI DAN TUGAS PESERTA

A. Gambaran Umum Organisasi

Gambar 1.1 RSUD R.A.A. Tjokronegoro Kabupaten Purworejo 1. Dasar Hukum Organisasi

Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan menyatakan bahwa Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana yang dimaksud dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945. Bab I Pasal 1 menyebutkan bahwa fasilitas pelayanan Kesehatan merupakan suatu alat dan/atau tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau masyarakat.

Rumah Sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan yang kompleks, padat pakar dan padat modal. Kompleksitas Sumber Daya Manusia (SDM) ini muncul karena pelayanan di rumah sakit menyangkut berbagai fungsi pelayanan, pendidikan dan penelitian, serta mencakup

(13)

berbagai tingkatan maupun jenis disiplin. Inti dari 2 pelayanan di rumah sakit adalah keselamatan pasien. Sesuai yang di amanahkan Undang Undang No. 44 tahun 2009, tentang rumah sakit, bahwa rumah sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna, dituntut untuk memiliki SDM yang profesional.

Rumah Sakit Umum Daerah R.A.A. Tjokronegoro mulai digagas pendiriannya pada tahun 2015 oleh Bupati Purworejo, karena Kabupaten Purworejo belum memiliki RSUD Type C. Dasar pemikiran pembangunan RSUD R.A.A. Tjokronegoro karena selain belum adanya RSUD Type C milik Pemerintah di Kabupaten Purworejo, juga karena RSUD Type B yang ada di Kabupaten Purworejo sudah tidak mampu lagi menampung pasien rujukan dari Faskes tingkat pertama, sehingga dirasa perlu untuk mendirikan RSUD Type C.

Berdasarkan Keputusan Bupati Purworejo Nomor 160.18/689/2019 Tentang Penetapan Nama R.A.A. Tjokronegoro sebagai Nama Identitas Rumah Sakit Umum Daerah Kelas C Kabupaten Purworejo. Rumah Sakit ini bertempat di Jl. Soekarno- Hatta, Borokulon, Banyurip, Purworejo Kode Pos 54171. Berdasarkan Keputusan Kepala Kantor Penanaman Modal dan Perizina Terpadu Kabupaten Purworejo Nomor 562.62/001/ORS/VII/2020 tentang Pemberian Izin operasional Rumah Sakit tanggal 20 Juli 2020, masa berlaku izin operasipanl selama 5 (lima) tahun yaitu dari 20 Juli 2020 s/d 20 Juli 2025.

2. Tugas Fungsi Organisasi.

Rumah Sakit Umum Daerah R.A.A. Tjokronegoro merupakan unit organisasi bersifat khusus yang memiliki otonomi pengelolaan keuangan dan barang milik daerah serta bidang kepegawaian. RSUD R.A.A.

Tjokronegoro berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Purworejo. Berdasarkan Peraturan Bupati Nomor 106 tahun 2021 tentang Pembentukan, Kedudukan, Susunan, Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Rumah Sakit

(14)

Umum Daerah R.A.A. Tjokronegoro Kelas C Kabupaten Purworejo memiliki tugas memberikan pelayanan Kesehatan perorangan secara paripurna. Untuk melaksanakan tugas yang dimaksud, RSUD R.A.A.

Tjokronegoro menyelenggarakan fungsi:

Penyelanggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan Kesehatan sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit.

a. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis.

b. Penyelenggaraan Pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan

c. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan.

d. Pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Dinas Kesehatan sesuai dengan tugas dan fungsi.

3. Struktur Organisasi dan Tata Kerja

Gambar 1.2 Struktur Organisasi RSUD R.A.A. Tjokronegoro

(15)

Berdasarkan Peraturan Bupati Purworejo Nomor 106 tahun 2021 tentang Pola Tata Kelola Rumah Sakit Umum Daerah R.A.A.

Tjokronegoro Kabupaten Purworejo, meliputi:

a. Direktur

Mempunyai tugas memimpin RSUD R.A.A. Tjokronegoro melaksanakan tugas dan fungsinya

b. Kepala Bagian Sekertariat

Mempunyai tugas mengkoordinasikan, memberikan pelayanan teknis dan pelayanan admnistratif kepada semua unsur dalam lingkungan RSUD R.A.A. Tjokronegoro serta melakukan penyiapan koordinasi , fasilitasi perumusan dan pelaksanaan kebijakan, kegiatan penyusunan anggaran, perbendaharaan, verifikasi dan dan akuntansi, mobilisasi dana, evaluasi dan pelaporan, umum dan kepegawaian.

c. Kepala Subbag Umum dan Kepegawaian

Mempunyai tugas membantu Kepala Bagian Sekretariat dalam lingkup administrasi meliputi ketatausahaan, kerumahtanggaan, pengelolaan barang milik daerah, kerja sama, hubungan masyarakat, penanganan aduan, keamanan, perparkiran, arsip, dokumentasi, tata usaha kepegawaian, pembinaan pegawai, pengembangan karir pegawai, pengembangan kompetensi pegawai, dan mutasi pegawai.

d. Kepala Subbag Keuangan

Mempunyai tugas membantu Kepala Bagian Sekretariat dalam lingkup bidang keuangan dan anggaran yang meliputi pelayanan administrasi keuangan terpadu, perbendaharaan, pembukuan, akuntansi dan penganggaran.

e. Kepala Subbag Perencanaan Evaluasi dan Pelaporan

Mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, perencanaan, pengoordinasian, pelaksanaan,

(16)

pengadministrasian, pemantauan, evaluasi dan pelaporan bidang program.

f. Kepala Bidang Pelayanan

Mempunyai tugas melaksanakan penyiapan koordinasi, fasilitas perumusan dan kebijakan, evaluasi serta pelaporan pelayanan medis dan keperawatan.

g. Kepala Seksi Pelayanan Medis

Mempunyai tugas membantu Kepala Bidang Pelayanan yang meliputi pengumpulan data, identifikasi, analisi, penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, evaluasi dan pelaporan serta menyusun sistem pelaksanaan administrasi dan registrasi pasien, catatan rekam medis dan rujukan, penyimpanan dokumen medis,surat keterangan medis dan pelaporan.

h. Kepala Seksi Keperawatan

Mempunyai tugas membantu Kepala Bidang Pelayanan yang meliputi pengumpulan data, identifikasi, analisis, penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, evaluasi serta pelaporan pelaksanaan kiegiatan pelayanan asuhan keperawatan pada rawat jalan dan rawat inap

i. Kepala Bidang Penunjang

Mempunyai tugas melaksanakan koordinasi, fasilitasi perumusan dan pelaksanaan kebijakan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan penunjang medis dan non medis

j. Kepala Seksi Penunjang medis

Membantu Kepala Bidang Penunjang dalam lingkup seksi penunjang medis yang meliputi perumusan kebijakan, pengkoordinasian, pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan.

(17)

k. Kepala Seksi Penunjang Non Medis

Mempunayai tugas membantu Kepala Bidang Penunjang dalam lingkup seksi penunjang non medis yang meliputi perumusan kebijakan, pengkoordinasian, pembinaan, pengendalian dan pemberi bimbingan.

4. Visi, Misi Kepala Daerah

Visi misi organisasi pada Rancangan Aktualisasi ini berisi dua paparan visi misi, yaitu Visi Misi Kepala Daerah Kabupaten Purworejo dan RSUD R.A.A. Tjokronegoro Purworejo. Berikut ini paparan kedua visi misi tersebut.

a. Visi Misi Kepala Daerah Kabupaten Purworejo

Visi Kepala Daerah Kabupaten Purworejo adalah

“Purworejo Berdaya Saing 2025”. Sementara itu, misi Kepala Daerah Kabupaten Purworejo adalah sebagai berikut :

1) Meningkatkan daya saing sumber daya manusia yang unggul dalam arti luas mengedepankan kompetensi keahlian dan keilmuan yang berbasis pada religiusitas masyarakat 2) Meningkatkan daya saing sektor pertanian dalam arti luas

yang sinergi dengan pengembangan UMKM, perdagangan, dan industry

3) Meningkatkan daya saing pertumbuhan ekonomi daerah berbasis 7 UMKM, perdagangan, industri serta potensi pariwisata dan seni budaya

4) Meningkatkan daya saing kualitas pelayanan publik dan penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good governance)

5) Meningkatkan daya saing sarana prasarana dan infrastruktur yang didukung kemajuan teknologi informasi.

(18)

b. Visi Misi RSUD R.A.A. Tjokronegoro Purworejo

Dalam melaksanakan kegiatannya RSUD R.A.A.

Tjokronegoro berpedoman pada visi misi yang telah disesuaikan dengan visi dan misi Kepala Daerah Purworejo tahun 2021-2026 yang tercantum dalam Peraturan Daerah Kabupaten Purworejo Nomor 11 tahun 2021 tentang Rencana Pembangunan Daerah Jangka Menengah RPJMD Kabupaten Purworejo Tahun 2021- 2026. Visi RSUD R.A.A. Tjokronegoro adalah “Terwujudnya Rumah Sakit Umum Daerah yang Handal, Modern dan Berbudaya”, sedangkan misi RSUD R.A.A. Tjokronegoro adalah sebagai berikut:

1) Memberikan Pelayanan yang professional dan berkualitas 2) Mengembangkan pelayanan berbasis teknologi

3) Menyediakan pelayanan yang terjangkau

4) Menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman.

5. Tujuan Organisasi

Berdasarkan Peraturan Daerah no 11 tahun 2021, tujuan organisasi sesuai dengan renstra (Rencana Strategi) jangka panjang tahun 2021- 2026 adalah:

a. Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia 1) Meningkatkan Kualitas Pendidikan

2) Meningkatkan literasi

3) Meningkatkan Kualitas Kesehatan 4) Menguatkan Ketersediaan Pangan 5) Mengendalikan Angka Kelahiran 6) Meningkatkan Pemberdayaan Gender

7) Meningkatkan Pembangunan Pemuda dan Olahraga

(19)

b. Penurunan Angka Kemiskinan

Strategi yang dilakukan adalah meningkatkan penanganan sosial penduduk miskin.

c. Pengurangan Tingkat Pengangguran

Strategi yang dilakukan untuk mengurangi tingkat pengangguran adalah dengan memperluas Kesempatan Kerja d. Peningkatan Pertumbuhan Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan

Strateginya adalah Meningkatkan Nilai Tambah Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan

e. Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi

1) Meningkatkan Pertumbuhan Sektor Industri Pengolahan 2) Meningkatkan Pertumbuhan Sektor Perdagangan, Koperasi, dan UMKM

3) Meningkatkan Pertumbuhan Sektor Pariwisata 4) Meningkatkan Pertumbuhan Investasi Daerah 5) Meningkatkan Pembangunan Perdesaan

f. Tata Kelola Kelembagaan Berkelas DuniaTata Kelola Kelembagaan Berkelas Dunia

1) Manajemen Berbasis Risiko

2) Manajemen Pengelolaan Keuangan Daerah

3) Meningkatkan Kualitas Perencanaan Pembangunan 4) Menerapkan Sistem Merit dalam Manajemen ASN 5) Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik

6) Meningkatkan Inovasi Daerah

g. Peningkatan Infrastruktur Berbasis Kebencanaan dan Lingkungan Hidup Berkelanjutan

(20)

1) Meningkatkan Akses Infrastruktur

2) Meningkatkan Pengelolaan Lingkungan Hidup Secara Berkelanjutan

3) Meningkatkan Ketahanan Daerah terhadap Bencana 6. Nilai-Nilai Budaya Kerja Organisasi.

a. Nilai – Nilai Budaya Organisasi Kabupaten Purworejo

Nilai Budaya Kerja Kabupaten Purworejo adalah “BERIMAN - PROFESIONAL“

1) Bersih mengandung arti bersih dalam berfikir, bertindak, dan bekerja , menaati peraturan perundangan yang baik.

2) Ikhlas yaitu dalam norma etika dan agama dapat diartikan rela sepenuh hati, datang dari lubuk hati , tidak mengharapkan imbalan atau balas jasa atas suatu perbuatan , khusunya yang berdampak positif pada orang lain , dan semata mata karena menjalankan tugas/ amanah demi Yang Maha Kuasa.

3) Melayani yaitu memberikan pelayanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, akurat , berdaya guna dan berhasil guna yang memenuhi kepuasan pemangku kepentingan.

4) Akuntabel yaitu dalam melaksanakan tugas dapat mempertanggungjawabkan baik segi proses maupun hasil.

5) Profesional yaitu dalam melaksanakan tugas selalu menyelesaikan secara baik, tuntas, sesuai kompetensi / keahlian, orang yang terampil, andal dan sangat bertanggungjawab dalam menjalankan profesinya.

b. Nilai – Nilai Budaya Organisasi RSUD R.A.A. Tjokronegoro

Nilai-nilai budaya kerja yang dilaksanakan di RSUD R.A.A.

Tjokronegoro Kabupaten Purworejo meliputi Keterbukaan, Kebersamaan, Profesional, Kejujuran dan Kedisiplinan. Dijabarkan sebagai berikut:

(21)

1) Keterbukaan

a) Melaksanakan tugas sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan

b) Memberikan pelayanan secara cepat dan terbuka c) Terbuka dalam mengemukakan pendapat

2) Kebersamaan

a) Memberikan pelayanan dengan bekerja sama antar pegawai guna kepuasan pelanggan

b) Memberikan pelayanan yang mudah terjangkau dan memuaskan

3) Profesional

a) Bekerja sesuai dengan system dan prosedur yang berlaku b) Selalu berusaha memberikan pelayanan yang terbaik 4) Kejujuran

a) Sistem keuangan yang jelas transparan / dapat dipertanggungjawabkan

b) Melaksanakan tugas sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan

5) Kedisiplinan

a) Memberikan pelayanan secara cepat dan segera merespon kebutuhan pelanggan

b) Memberikan pelayanan sesuai prosedur dan tepat waktu c) Penuh semangat dan ikhlas dalam memberikan pelayanan B. Tupoksi Jabatan Peserta

1. Tugas Aparatur Sipil Negara

Berdasarkan UU ASN Nomor 5 Tahun 2014 Pasal 11, tugas Aparatur Sipil Negara adalah sebagai berikut:

a. Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Negara

(22)

b. Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas c. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Kewajiban ASN adalah sebagai berikut :

a. Setia dan taat kepada Pancasila, UUD Tahun 1945, NKRI, dan pemerintah yang sah.

b. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.

c. Melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang berwenang.

d. Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan.

e. Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran, kesadaran, dan tanggungjawab.

f. Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap,perilaku, ucapan dan tindakan kepada setiap orang, baik di dalam maupun di luar kedinasan.

g. Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia jabatan sesuai dengan ketentuanperundang-undangan

h. Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah NKRI.

Selain mempunyai tugas dan kewajiban, ASN juga memiliki kode etik dan kode perilaku berdasarkan UU ASN No 5 Tahun 2014 Pasal 5 yaitu:

a. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan berintegritas tinggi.

b. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin.

c. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan.

(23)

d. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

e. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau Pejabat yang berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika pemerintahan.

f. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan Negara.

g. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif dan efisien.

h. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya.

i. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan.

j. Tidak menyalah gunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain.

2. Tugas Pokok Jabatan Fungsional Perawat

Sesuai SK Bupati No. 813/3349 tentang Pengangkatan Calon Pegawai Negeri Sipil Di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Purworejo Formasi Tahun 2021 bahwa jabatan dari peserta adalah Ahli Pertama - Perawat. Adapun menurut Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia No 35 Tahun 2019 Tentang Jabatan Fungsional Perawat, Pejabat Fungsional Perawat yang selanjutnya disebut Perawat adalah PNS yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan pelayanan keperawatan. Pelayanan Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat Keperawatan ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat baik sehat maupun sakit.

(24)

Tugas Jabatan Fungsional Perawat yaitu melakukan kegiatan Pelayanan Keperawatan yang meliputi asuhan keperawatan dan pengelolaan keperawatan, uraian kegiatan tugas perawat ahli pertama yaitu:

1) Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada individu;

2) Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada keluarga;

3) Melakukan pengkajian keperawatan dasar pada masyarakat;

4) Memberikan konsultasi data pengkajian keperawatan dasar/lanjut;

5) Melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan keperawatan;

6) Melaksanakan manajemen surveilans hais sebagai upaya pengawasan risiko infeksi dalam upaya preventif dalam pelayanan keperawatan;

7) Melakukan upaya peningkatan kepatuhan kewaspadaan standar pada pasien/petugas/ pengunjung sebagai upaya pencegahan infeksi;

8) Melakukan investigasi dan deteksi dini kejadian luar biasa yang berdampak pada pelayanan kesehatan;

9) Mengajarkan teknik kontrol infeksi pada keluarga dengan penyakit menular;

10) Merumuskan diagnosis keperawatan pada individu;

11) Membuat prioritas diagnosis keperawatan dan masalah keperawatan;

12) Menyusun rencana tindakan keperawatan pada individu (merumuskan, menetapkan tindakan);

13) Menyusun rencana tindakan keperawatan pada keluarga (merumuskan, menetapkan tindakan);

14) Melakukan tindakan keperawatan pada kondisi gawat darurat/bencana/ kritikal;

15) Melakukan tindakan terapi komplementer/ holistik;

16) Melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan intervensi pembedahan pada tahap pre/intra/post operasi;

17) Memberikan dukungan/fasilitasi kebutuhan spiritual pada kondisi kehilangan/berduka/ menjelang ajal dalam pelayanan keperawatan;

(25)

18) Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan nutrisi;

19) Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan eliminasi;

20) Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan mobilisasi;

21) Melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur;

22) Melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan kebersihan diri;

23) Melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman dan pengaturan suhu tubuh;

24) Melakukan stimulasi tumbuh kembang pada individu;

25) Memfasilitasi adaptasi dalam hospitalisasi pada individu;

26) Melaksanakan case finding/ deteksi dini/ penemuan kasus baru pada individu;

27) Melakukan support kepatuhan terhadap intervensi kesehatan pada individu;

28) Melakukan pendidikan kesehatan pada individu pasien;

29) Melakukan pendidikan kesehatan pada kelompok;

30) Melakukan peningkatan/penguatan kemampuan sukarelawan dalam meningkatkan masalah kesehatan masyarakat;

31) Melakukan pendidikan kesehatan pada masyarakat;

32) Melakukan pemenuhan kebutuhan oksigenisasi kompleks;

33) Melakukan terapi aktivitas kelompok (TAK) stimulasi persepsi;

34) Melakukan terapi aktivitas kelompok (TAK) stimulasi sensorik;

35) Melakukan komunikasi dengan klien yang mengalami hambatan komunikasi;

36) Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks pada area medikal bedah;

37) Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks di area anak;

38) Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks di area maternitas;

39) Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks di area komunitas

(26)

40) Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks di area jiwa;

41) Melakukan perawatan luka;

42) Melakukan pemantauan atau penilaian kondisi pasien selama dilakukan tindakan keperawatan spesifik sesuai kasus dan kondisi pasien;

43) Melakukan konsultasi keperawatan dan kolaborasi dengan dokter;

44) Melakukan rehabilitasi mental spiritual pada individu;

45) Melakukan penatalaksanaan manajemen gejala;

46) Melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada individu;

47) Melaksanakan fungsi pengarahan pelaksanaan pelayanan keperawatan sebagai ketua tim/perawat primer;

48) Melakukan pendokumentasian tindakan keperawatan;

49) Melakukan pengorganisasian pelayanan keperawatan antar shift/unit/fasilitas kesehatan;

50) Melakukan pemberian penugasan perawat dalam rangka melakukan fungsi ketenagaan perawat;

51) Melakukan preseptorship dan mentorship C. Role Model

Gambar 1.3 Role Model Ibu Ika Pratiwi, S.ST., M.Tr. Keb.

(27)

Berbagai macam tantangan ditemukan dalam pembangunan kesehatan pada Masyarakat Indonesia. Tantangan demi tantangan yang ada harus dihadapi dengan sikap yang professional sesuai jabatan dan mencerminkan nilai-nalai dasar seorang ASN (Berorientasi pelayanan, akuntabel, kompeten, harmonis, loyal, adaptif dan kolaboratif). Setiap individu memiliki role model dalam praktik pelaksanaan tugas di tempat kerja sebagai contoh akhlak, cara berpikir, bertindak dan bersosialisasi.

Role model adalah sebuah gambaran ideal yang diharapkan seorang individu untuk masa depan yang lebih baik. Sosok yang menjadi role model peserta latsar kali ini adalah Ibu Ika Pratiwi, SST., M.Tr. Keb., beliau merupakan seorang bidan di ruang Kasuari RSUD R.A.A. Tjokronegoro.

Nilai-nilai Ber-AKHLAK beliau yang patut untuk diteladani adalah sebagai berikut:

Beliau adalah seorang yang ramah, mampu berinteraksi dengan baik kepada rekan kerja maupun pasien. Saat bekerja, beliau juga cekatan serta solutif terhadap permasalahan-permasalahan yang terjadi saat bekerja, sehingga selalu dapat diandalkan dalam memberikan pelayanan (berorientasi pelayanan).

Saat melakukan pengkajian pada pasien, Ibu Ika Pratiwi selalu bersikap teliti dan cermat terhadap segala keluhan yang pasien hadapi.

Beliau juga selalu jujur dan melaksanakan tugas dengan tanggung jawab penuh dalam mengupayakan kesehatan pasien. Saat bekerja, beliau tidak pernah menyalahgunakan kewenangan jabatannya untuk kepentingan pribadi maupun kelompok (akuntabel).

Sebagai seorang bidan di Ruang Kasuari RSUD R.A.A. Tjokronegoro Kabupaten Purworejo, Ibu Ika Pratiwi selalu memotivasi rekan kerja untuk terus belajar dan suka membagi ilmu yang dimilikinya agar dapat membantu rekan kerja untuk belajar. Beliau adalah sosok yang suka belajar hal baru dan menerapkannya di lingkungan kerja agar dapat melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik. Ibu Ika Pratiwi juga sering mengikuti pelatihan guna meningkatkan kompetensi untuk menjawab tantangan yang selalu berubah (kompeten).

(28)

Setiap diskusi ruangan maupun diskusi permasalahan yang ada di ruangan, Ibu Ika Pratiwi selalu aktif mendorong rekan kerja yang lain untuk berpendapat. Beliau juga selalu menghargai setiap perbedaan pendapat yang diberikan oleh rekan kerjanya. Ibu Ika Pratiwi, selalu berusaha untuk aktif berkomunikasi dengan rekan kerja sebagai bentuk peduli terhadap permasalahan yang dihadapi rekan kerja maupun pasien agar dapat menciptakan lingkungan kerja di ruang Kasuari RSUD R.A.A.

Tjoronegoro yang kondusif, rukun satu sama lainnya (harmonis).

Ketika menghadapi permasalahan yang ada di ruangan, beliau selalu berusaha mencari jalan keluar dengan bermusyawarah bersama semua rekan kerja di ruang Kasuari RSUD R.A.A. Tjokronegoro Kabupaten Purworejo. Dalam penyelesaian masalah, beliau selalu mengedepankan pentingnya menjaga rahasia jabatan. Beliau memiliki dedikasi yang tinggi dalam setiap pekerjaan yang dilakukan dengan selalu cermat di setiap Langkah pekerjaan. Beliau juga sering mengingatkan rekan kerja untuk selalu menjaga nama baik ASN dan instansi (loyal).

Ibu Ika Pratiwi adalah sosok yang sangat adaptif terhadap perubahan, cepat menyesuaikan diri terhadap perubahan seperti perubahan kebijakan yang diterapkan oleh manajemen rumah sakit. Selain itu, sebagai wujud sikap proaktif beliau juga selalu aktif mengemukakan pendapat dalam berbagai rapat ataupun diskusi di lingkungan kerja (adaptif).

Dalam bekerja, ibu Ika Pratiwi selalu memberikan kesempatan berbagai pihak dalam hal ini rekan kerja untuk selalu berkontribusi dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Beliau bersikap postif, terbuka terhadap pendapat rekan kerja untuk menghasilkan sinergi yang lebih baik (kolaboratif).

Ibu Ika Pratiwi dalam bekerja selain menerapkan nilai-nilai dasar BerAKHLAK juga selalu menerapkan kode etik dan kode perilaku ASN.

Beliau selalu melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggungjawab dan berintegritas tinggi (Kode Etik dan Kode Perilaku ASN Nomor 1).

Selain itu beliau dalam bekerja selalu menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku ucapan dan Tindakan kepada setiap

(29)

orang baik di dalam maupun di luar kedinasan sesuai dengan kewajiban ASN dalam peraturan perundang-undangan. Sebagai seorang ASN, beliau juga mewujudkan smart ASN dalam bekerja, dengan selalu menggunakan media digital untuk menunjang pelayanan. Beliau suka untuk mengakses jurnal-jurnal kesehatan sebagai referensi digital dalam bekerja (digital skill).

Penerapan nilai-nilai BerAKHLAK, kode etik dan kode perilaku ASN, kewajiban ASN serta penerapan smart ASN di lingkungan kerja yang dilakukan oleh Ibu Ika Pratiwi membuat sosokmya menjadi inspiratif dan patut untuk diteladani oleh siapapun. Saya termotivasi dan ingin meneladani sikap beliau dalam menjalankan tugas sebagai ASN di ruang Kasuari RSUD R.A.A. Tjokronegoro kabupaten Purworejo.

(30)

BAB II

RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI A. Identifikasi dan Deskripsi Isu

Isu adalah kejadian yang dianggap penting dan menarik perhatian banyak orang dalam suatu tempat dan suatu waktusehingga butuh untuk diskusi dalam penyelesaiannya. Isu dalam sebuah organisasi atau kelompok bisa timbul lebih dari satu sehingga harus ada prioritas dalam penyelesaian isu atau dapat dikatakan sebagai isu strategis.

Isu strategis (kritikal) kontemporer merupakan sekelompok isu yang mendapatkan perhatian publik secara luas dan perlu penanganan segera untuk mengambil keputusan. Isu strategis berhubungan dengan masalah sumberdaya yang dapat menimbulkan dampak negative berupa gangguan, ancaman serta hambatan. Penyelesaian isu kontemporer ini perlu adanya beberapa teknik analisis agar teratasi dengan baik.Dimulai dengan identifikasi isu yang dinilai dari kepekaan dan kepedulian seseorang terhadap kondisi lingkungan, kemudia dilakukan pengkajian terhadap kondisi yang seharusnya terjadi dan kondisi yang ada saat itu.

Setelah itu perlu adanya analisis kesenjangan yang ada dan diikuti berbagai rancangan penyelesaian berdasarkan kesenjangan dalam isu.

Pembangunan yang berpedoman isu strategis yang sedang terjadi akan dapat mengantisipasi permasalahan yang akan dating sedini mungkin.

RSUD R.A.A. Tjokronegoro Kabupaten Purworejo adalah pemberi pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan selalu mengutamakan perbaikan untuk menyelaraskan antara perencanaan dan tujuan yang diperoleh. Penerapan analisis isu strategis yang ada di dalamnya, dapat menjadi salah satu acuan agar pelayanan kesehatan di RSUD R.A.A.

Tjokronegoro berkembang ke arah yang lebih baik. Identifikasi dan penetapan isu didapatkan berdasarkan identifikasi isu selama pelaksanaan tugas sebagai seorang perawat di tempat instansi bekerja yaitu Ruang Kasuari RSUD R.A.A. Tjokronegoro Kabupaten Purworejo.

Sumber isu yang diambil berasal dari individu, unit kerja, maupun

(31)

organisasi yang berasal dari Manajemen ASN dan smart ASN. Ruang lingkup isu bersumber dari tugas pokok dan fungsi (Tupoksi) jabatan, unit kerja maupun organisasi. Setelah menemukan isu-isu tersebut, tahap berikutnya adalah mengidentifikasi isu tersebut terkait dengan kondisi saat ini dan kondisi yang diharapkan. Kemudian isu yang di dapat dideskripsikan serta didukung dengan data yang ada di lingkungan kerja.

Berdasarkan hasil dari identifikasi isu tersebut akan didapatkan isu yang layak untuk dijadikan laporan aktualisasi. Beberapa isu tersebut diantaranya:

(32)

Tabel 2. 1 Identifikasi Isu dikaitkan dengan agenda

No Isu dan Keterkaitan Agenda 3

Kondisi saat ini Kondisi yang diharapkan

Dampak yang akan terjadi jika isu tersebut tidak

segera diselesaikan 1. Kurang optimalnya

label/etiket pemberian obat injeksi di ruang Kasuari RSUD RAA Tjokronegoro

Manajemen ASN

Label/etiket pemberian obat injeksi belum dilaksanakan secara profesional dan cermat oleh petugas pemberi asuhan di ruang Kasuari RSUD R.A.A.

Tjokronegoro Purworejo sehingga memiliki resiko kesalahan pemberian obat

Data/fakta:

Berdasarkan pengamatan, diruang kasuari etiket untuk obat injeksi belum lengkap. Hanya penempelan label yang berada pada kemasan obat/ penulisan menggunakan spidol.

Label/etiket pemberian obat injeksi di ruang Kasuari RSUD R.A.A.

Tjokronegoro.

a. Identifikasi pada pasien saat pemberian obat kurang lengkap

b. 7 prinsip pemberian obat beresiko untuk terlewatkan

(33)

yang dapat menurunkan kualitas pelayanan.

Smart ASN

Sebagai seorang pemberi asuhan keperawatan, seorang perawat harus

mampu memberikan

pelayanan yang baik dengan memanfaatkan sumber daya atau fasilitas yang ada. Di era digital ini seharusnya

perawat mampu

menggunakan media digital dalam setiap penyelesaian masalah yang dihadapi seperti membuat label/etiket obat dengan menggunakan media digital (digital skill)

Gambar 2.1 Belum Ada Etiket Obat Penyebab:

Belum lengkapnya Label/etiket pemberian obat injeksi di ruang Kasuari RSUD R.A.A. Tjokronegoro Purworejo

2 Belum tersedianya

label/etiket pada plabot infus di ruang Kasuari RSUD

Data/fakta:

Berdasarkan pengamatan, pada plabot infus yang terpasang,

Tersedianya label/etiket pada plabot infus di ruang

Crosschek terkait cairan infus yang diberikan kepada pasien menjadi lebih sulit

(34)

R.A.A. Tjokronegoro Purworejo

Manajemen ASN

Label/etiket pada plabot infus belum dilaksanakan secara profesional dan cermat oleh petugas pemberi asuhan di ruang Kasuari RSUD R.A.A. Tjokronegoro Purworejo sehingga memiliki resiko kesalahan pemberian cairan infus yang dapat menurunkan kualitas pelayanan.

Smart ASN

Sebagai seorang pemberi asuhan keperawatan, seorang perawat harus

mampu memberikan

pelayanan yang baik dengan

kandungan dalam cairan infus ditulis menggunakan spidol

Gambar 2.2 Belum Ada Etiket Infus Penyebab:

a. Belum disediakannya etiket infus

Kasuari RSUD R.A.A.

Tjokronegoro Purworejo.

(35)

memanfaatkan sumber daya atau fasilitas yang ada. Di era digital ini seharusnya

perawat mampu

menggunakan media digital dalam setiap penyelesaian masalah yang dihadapi seperti membuat label/etiket pada infus menggunakan media digital yang ada (digital skill)

b. Banyak infus ditulis

menggunakan spidol mengenai kandungannya

3 Masih rendahnya edukasi pencegahan resiko jatuh oleh petugas pemberi asuhan kepada pasien di ruang Kasuari RSUD R.A.A.

Tjokronegoro Purworejo

Manajemen ASN

Edukasi pencegahan terhadap resiko jatuh belum

Data/fakta:

Bedasarkan hasil observasi pula sering dijumpai sekitar 7 dari 10 side rail yang tidak terpasang pada pasien dengan resiko jatuh.

Berdasarkan hasil observasi, kancing kuning dan gelang identitas yang seharusnya diberikan pada beberapa pasien dengan resiko jatuh tinggi sering terlewatkan.

Peningkatan edukasi pencegahan resiko jatuh kepada pasien di ruang Kasuari RSUD R.A.A.

Tjokronegoro Purworejo

a. Meningkatkan resiko jatuh pada pasien

b. Mengurangi mutu pelayanan pasien

c. Semakin banyak pasien dan keluarga yang belum paham terkait pencegahan jatuh

(36)

dilaksanakan secara professional, disiplin dan cermat oleh petugas pemberi asuhan di ruang Kasuari RSUD R.A.A.

Tjokronegoro Purworejo sehingga memiliki resiko kejadian jatuh yang dapat menurunkan kualitas pelayanan.

Edukasi yang dilakukan oleh perawat sebagai pemberi asuhan belum dilaksanakan dengan baik, belum memanfaatkan fasilitas yang ada guna meningkatkan inovasi dan kreativitas agar terus berkembang lebih baik.

Smart ASN

Fasilitas yang ada di

lingkungan kerja

Gambar 2.3 Belum Ada Kancing Resiko Jatuh

Penyebab:

a. Pencegahan resiko jatuh selama ini menggunakan kancing kuning pada gelang, yang pada

(37)

diperuntukkan untuk mengembangkan kreativitas guna menunjang pelayanan.

Bahan edukasi dan pengingat dibutuhkan agar pelayanan dapat dilakukan

dengan optimal.

Pemanfaatan media digital cocok digunakan di era

sekarang untuk

meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, disertai dengan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar sehingga mudah diterima oleh pasien dan keluarga (digital skill & digital culture).

beberapa pasien sering terlewatkan

b. Edukasi mengenai resiko jatuh masih sering lupa diberikan c. Banyak pasien dengan resiko

jatuh tinggi

d. Belum ada media edukasi pencegahan resiko jatuh, edukasi masih dilakukan secara verbal

e. Kurangnya evaluasi dan monitoring terkait pelaksanaan pencegahan resiko jatuh

(38)

4 Kurang optimalnya orientasi pada pasien baru di ruang Kasuari RSUD R.A.A.

Tjokronegoro Purworejo

Manajemen ASN

Orientasi pasien baru sering dilakukan secara terburu- buru, sehingga beberapa poin sering terlewatkan dan membuat waktu bekerja kurang efektif karena banyak hal yang haru sdisampaikan secara berulang. Orientasi pasien baru menjadi tidak berjalan dengan begitu baik karena informasi tidak tersampaikan secara optimal.

Smart ASN

Data/fakta:

Gambar 2.4 Belum Ada Media Informasi Pasien Baru

Penyebab:

a. Beberapa informasi sering terlupa diberikan

b. Kurangnya pemahaman petugas terkait edukasi orientasi pasien baru

Optimalnya edukasi orientasi pada pasien baru di ruang Kasuari

RSUD R.A.A.

Tjokronegoro Purworejo

Pasien dan keluarga kebingungan atas informasi yang seharusnya didapatkan

(39)

Pemanfaatan media digital dengan baik, menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dapat menunjang kegiatan pelayanan.

Informasi menjadi lebih mudah diterima oleh pasien dan keluarga (digital culture).

5 Belum optimalnya edukasi penggunaan masker yang baik dan benar pada pasien dan keluarga di bangsal Kasuari RSUD R.A.A Tjokronegoro

Manajemen ASN

Edukasi pemakaian masker pada pasien dan keluarga belum dilaksanakan secara profesional dan cermat oleh petugas pemberi

Data/ fakta:

Berdasarkan observasi yang dilakukan, sekitar 5 dari 10 orang penunggu pasien, tidak

menggunakan masker dengan baik dan benar.

Optimalnya edukasi penggunaan masker yang baik dan benar pada pasien dan keluarga di bangsal Kasuari RSUD R.A.A Tjokronegoro Purworejo

a. Meningkatkan resiko infeksi nosokomial di rumah sakit

b. Meningkatkan resiko penularan penyakit

(40)

asuhan di ruang Kasuari RSUD R.A.A. Tjokronegoro Purworejo sehingga menimbulkan resiko terhadap penyebaran penyakit kepada ibu dan bayi.

Smart ASN

Pemanfaatan media digital dengan baik, menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dapat menunjang kegiatan pelayanan.

Pemahaman terkait

penggunaan masker menjadi lebih mudah diterima oleh pasien dan keluarga (digital culture).

Gambar 2.5 Belum Optimalnya penggunaan masker pada pasien

dan keluarga Penyebab:

a. Belum adanya komunikasi yang efektif antar petugas untuk selalu mengingatkan pasien dan keluarga terkait penggunaan masker.

(41)

b. Belum optimalnya penerapan aturan penggunaan masker di lingkungan rumah sakit.

(42)

B. Analisis Isu

Penetapan Isu dilakukan melalui analisis isu dengan menggunakan alat bantu penetapan kriteria kualitas isu. Analisis isu ini bertujuan untuk menetapkan kualitas isu dan menentukan prioritas isu yang perlu diangkat untuk diselesaikan melalui gagasan kegiatan yang akan dilakukan.

Analisis isu dilakukan dengan menggunakan alat bantu APKL (Aktual, Problematik, Kelayakan, Kekhalayakan) dan USG (Urgency, Seriousness, dan Growth).

Analisis Kriteria Isu menggunakan APKL (Aktual, Problematik, Kekhalayakan, Kelayakan). Analisis APKL merupakan alat bantu untuk menganalisis ketepatan dan kualitas isu dengan memperhatikan tingkat aktual, problematik, kekhalayakan, dan kelayakan dari isu-isu yang ditemukan di RSUD R.A.A. Tjokronegoro Kabupaten Purworejo. Aktual artinya benar- benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan masyarakat.

Problematik artinya isu yang memiliki masalah yang kompleks sehingga perlu segera dicarikan solusinya. Kekhalayakan artinya isu menyangkut hajat hidup orang banyak. Kelayakan artinya isu yang masuk akal dan realistis serta relevan untuk dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya.

Adapun kriteria untuk masing-masing kata kunci APKL yaitu:

1. Aktual artinya isu tersebut benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan dalam masyarakat.

2. Problematik artinya isu tersebut memiliki dimensi masalah yang komplek sehingga perlu dicarikan segera solusinya secara komprehensif.

3. Kekhalayakan artinya isu tersebut menyangkut hajat hidup orang banyak.

4. KeLayakan artinya isu tersebut masuk akal realistis, relevan, dan dapat dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya.

(43)

Tabel 2. 2 Skor Kriteria APKL

Skor Kriteria

Aktual Problematik Kekhalayakan Kelayakan 5 Sangat Aktual Sangat

Problematik

Sangat

Kekhalayakan

Sangat Kelayakan 4 Aktual Problematik Kekhalayakan Kelayakan

3 Cukup Aktual Cukup Problematik

Cukup

Kekhalayakan

Cukup Kelayakan 2 Kurang Aktual Kurang

Problematik

Kurang Kekhalayakan

Kurang Kelayakan 1 Tidak Aktual Tidak

Problematik

Tidak

Kekhalayakan

Tidak Kelayakan

Berdasarkan hal tersebut, hasil analisis APKL terkait isu-isu di ruang Kasuari RSUD R.A.A. Tjokronegoro Kabupaten Purworejo adalah sebagai berikut:

Tabel 2. 3 Analisis Isu APKL

No Isu Kriteria (Skor) Jumlah Peringkat

A P K L

1. Kurang optimalnya label/etiket pemberian obat injeksi di ruang Kasuari

RSUD R.A.A.

Tjokronegoro Purworejo

5 4 4 5 18 II

2. Belum tersedianya label/etiket pada plabot infus di ruang Kasuari

RSUD R.A.A.

Tjokronegoro Purworejo

5 4 4 3 16 III

3. Masih rendahnya edukasi pencegahan resiko jatuh oleh petugas pemberi asuhan kepada pasien di ruang Kasuari RSUD R.A.A. Tjokronegoro Purworejo

5 5 5 5 20 I

4. Kurang optimalnya orientasi pada pasien baru di ruang Kasuari RSUD R.A.A. Tjokronegoro Purworejo

5 4 3 3 15 IV

5. Belum optimalnya edukasi penggunaan masker yang

5 3 3 3 14 V

(44)

baik dan benar pada pasien dan keluarga di bangsal Kasuari RSUD R.A.A. Tjokronegoro Purworejo

Berdasarkan hasil analisis APKL didapatkan 3 isu prioritas yang dinyatakan memenuhi kriteria, yang kemudian isu-isu tersebut dianalisis lebih lanjut dengan menggunakan analisis USG. Isu Prioritas tersebut diantaranya:

1. Masih rendahnya edukasi pencegahan resiko jatuh oleh petugas pemberi asuhan kepada pasien di ruang Kasuari RSUD R.A.A.

Tjokronegoro Purworejo

2. Kurang optimalnya label/etiket pemberian obat injeksi di ruang Kasuari RSUD R.A.A. Tjokronegoro Purworejo

3. Belum tersedianya label/etiket pada plabot infus di ruang Kasuari RSUD R.A.A. Tjokronegoro Purworejo

Setelah mendapatkan peringkat dengan indikator APKL, kemudian di ranking untuk selanjutnya dilakukan penapisan isu dengan menggunakan teknik USG untuk mendapatkan isu inti (core issue).

Analisis Isu Menggunakan Kriteria USG (Urgency, Seriousness, dan Growth):

1. Urgency yaitu seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas dan dihubungkan dengan waktu yang tersedia serta seberapa keras tekanan waktu untuk memecahkan masalah yang menyebabkan isu tadi.

2. Seriousness yaitu yaitu seberapa serius isu perlu dibahas dan dihubungkan dengan akibat yang timbul dengan penundaan pemecahan masalah yang menimbulkan isu tersebut atau akibat yang menimbulkan masalah lain kalau masalah penyebab isu tidak dipecahkan. Perlu dimengerti bahwa dalam keadaan yang sama, suatu masalah yang dapat menimbulkan masalah lain adalah lebih serius bila dibandingkan dengan suatu masalah lain yang berdiri sendiri.

(45)

3. Growth yaitu seberapa kemungkinan-kemungkinannya isu tersebut menjadi berkembang dikaitkan kemungkinan masalah penyebab isu akan makin memburuk kalau dibiarkan.

Tabel 2. 4 Skala Likert USG

Skor Kriteria

Urgency Seriousness Growth

5 Isu yang sangat mendesak untuk segera diselesaikan

Isu sangat serius untuk segera dibahas karena akan berdampak ke hal yang lain

Isu sangat cepat berkembang untuk segera dicegah

4 Isu yang mendesak untuk diselesaikan

Isu serius untuk segera dibahas karena akan berdampak ke hal yang lain

Isu cepat

berkembang untuk segera dicegah

3 Isu yang cukup mendesak untuk diselesaikan

Isu cukup serius untuk segera dibahas karena akan berdampak ke hal yang lain

Isu cukup cepat berkembang

2 Isu yang kurang mendesak untuk diselesaikan

Isu kurang serius untuk segera dibahas karena akan berdampak ke hal yang lain

Isu kurang cepat berkembang

1 Isu yang tidak mendesak untuk diselesaikan

Isu tidak serius untuk dibahas

Isu lamban berkembang

Berikut ini merupakan hasil analisis isu dengan Teknik USG di ruang Kasuari RSUD R.A.A. Tjokronegoro Kabupaten Purworejo:

Tabel 2. 5 Analisis Isu dengan USG

No. Isu U S G Jumlah Peringkat

1. Masih rendahnya edukasi pencegahan resiko jatuh oleh petugas pemberi asuhan kepada pasien dan keluarga di ruang Kasuari RSUD R.A.A.

Tjokronegoro Purworejo

5 5 4 14 I

2. Belum tersedianya label/etiket pemberian

5 5 3 13 II

(46)

obat injeksi di ruang Kasuari RSUD R.A.A.

Tjokronegoro Purworejo

3. Belum tersedianya label/etiket pada plabot infus di ruang Kasuari RSUD R.A.A.

Tjokronegoro Purworejo

4 4 3 11 III

Berdasarkan hasil analisis APKL dan USG, maka isu prioritas yang harus diselesaikan adalah Masih rendahnya edukasi pencegahan resiko jatuh oleh petugas pemberi asuhan kepada pasien di ruang Kasuari RSUD R.A.A. Tjokronegoro Kabupaten Purworejo.

C. Analisis Penyebab

Berdasarkan hasil analisis menggunakan pendekatan USG, maka isu strategis yang harus diselesaikan adalah “Masih rendahnya edukasi pencegahan resiko jatuh oleh petugas pemberi asuhan kepada pasien di ruang Kasuari RSUD R.A.A. Tjokronegoro Kabupaten Purworejo.”.

Kemudian penyebab masalah didiagnosis menggunakan fishbone diagram. Fishbone diagram adalah alat untuk mengidentifikasi, mengeksplorasi dan menggambarkan secara detail semua penyebab yang berhubungan dengan permasalahan.

Kategori penyebab permasalahan yang digunakan sebagai start awal meliputi manpower (sumber daya manusia), material (bahan baku), method (metode), dan milieu (lingkungan) atau melalui pendekatan lain yang dimantapkan melalui braistorming bersama rekan kerja di instansi, sehingga hasilnya dirumuskan sebagai berikut (analog):

(47)

Edukasi masih dilakukan secara verbal

Kurangnya

pemenuhan standar keselamatan pasien tentang resiko jatuh

Masih rendahnya edukasi pencegahan resiko jatuh oleh petugas pemberi asuhan kepada pasien di ruang Kasuari RSUD R.A.A.

Tjokronegoro

Kabupaten Purworejo.

Gambar 2.6 Diagram fishbone

Setelah dilakukan analisis penyebab terhadap isu prioritas dengan menggunakan fishbone, diperoleh penyebab-penyebab prioritas yang perlu diselesaikan, yaitu:

1. Man

Power/Mind Power

: Edukasi mengenai resiko jatuh masih sering lupa diberikan oleh petugas

2. Material : Kancing kuning pada gelang identitas beberapa pasien masih sering terlewatkan

Belum ada media edukasi pencegahan resiko jatuh MATERIAL

MILIEU

MAN

Edukasi mengenai resiko jatuh masih sering lupa diberikan oleh petugas

Kurangnya evaluasi dan monitoring terkait pelaksanaan pencegahan resiko jatuh

Kancing kuning pada gelang identitas beberapa pasien masih sering terlewatkan

METHOD

Belum ada media edukasi

pencegahan resiko jatuh

Gambar

Gambar 1.1 RSUD R.A.A. Tjokronegoro Kabupaten Purworejo  1.  Dasar Hukum Organisasi
Gambar 1.2 Struktur Organisasi RSUD R.A.A. Tjokronegoro
Gambar 1.3  Role Model Ibu Ika Pratiwi, S.ST., M.Tr. Keb.
Gambar 2.1 Belum Ada Etiket Obat  Penyebab:
+7

Referensi

Dokumen terkait

PERCEPTIONS OF MASS COMMUNICATION STUDENTS OF CENTRAL PHILIPPINE UNIVERSITY ON WEIGHT LOSS ADVERTISEMENT A Research Report Presented to The Department of Languages, Mass Communication