Laporan Praktikum
Laboratorium Air dan Persampahan IL 3103
Modul 07 dan 08 Kesadahan dan Besi
Nama Praktikan : Anggita Laksmi Prameswari
NIM : 15718008
Tanggal Praktikum : 7 Oktober 2020 Tanggal Penyerahan : 7 Oktober 2020
PJ Modul : Ramandini Eka Saputri (1517025) Asisten Yang Bertugas : Selvi Yolanda
Roselina Yolana Dwilestari Lilih Muflihah
Program Studi Rekayasa Infrastruktur Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan
Institut Teknologi Bandung 2020
7 Oktober 2020 MODUL 07
KESADAHAN
I. Tujuan
1. Menenentukan konsentrasi kesadahan total 2. Menentukan konsentrasi kesadahan kalsium 3. Menentukan kesadahan magnesium
II. Landasan Teori
Kesadahan dalam air disebabkan oleh kation logam bervalensi dua seperti kalsium (Ca+2), magnesium (Mg+2), stronsium (Sr+2), ferro (Fe+2) dan mangan (Mn+2) yang bereaksi dengan berbagai anion membentuk senyawa dalam air. Kesadahan yang tinggi disebabkan oleh Ca+2 dan Mg+2 sehingga kedua kation ini sering dikatakan sebagai penyebab kesadahan dalam air. Berikut adalah kation penyebab kesadahan dengan anion yang berperan sebagai pasangannya :
Kation Anion
Ca+2 HCO2-
Mg+2 SO4-2
Sr+2 Cl-
Fe+2 NO3-
Mn+2 SiO3-2
Ditinjau dari anion yang berkaitan dengan ion logam, kesadahan diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Kesadahan karbonat
Kesadahan karbonat adalah kesadahan yang disebabkan oleh kation Ca dan Mg yang berikatan dengan anion bikarbonat atau HCO3. Kesadahan karbonat sering disebut sebagai kesadahan sementara karena senyawa tersebut yang tidak stabil dan mudah berubah menjadi kalsium karbonat yang akan mengendap apabila dilakukan pemanasan. Berikut adalah reaksi yang terjadi :
Ca(HCO3)2 -> CaCO3 + H2O + CO2
b. Kesadahan non-karbonat
Kesadahan non-karbonat disebut juga sebagai kesadahan tetap, kesadahan ini disebabkan oleh kation kalsium dan magnesium yang berikatan dengan anion selain bikarbonat, seperti klorida, sulfat, fosfat, dan silikat.
c. Kesadahan total
Kesadahan total merupakan jumlah dari kesadahan sementara dan kesadahan tetap.
III. Prinsip Praktikum
Dalam mengukur kesadahan total, contoh air dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer dan ditambahkan 5 ml larutan buffer pH 10. Apabila cairan menjadi keruh maka ditambahkan 1 ml larutan KCN 10%. Selanjutnya, 50mg indicator EBT ditambahkan sebanyak 50 mg dan dilanjutkan dengan titrasi menggunakan larutan EDTA 0,01 N sampai cairan berubah warna menjadi biru laut. Volume EDT yang diperlukan dicatat.
Sedangkan dalam mengukur kesadahan kalsium, dilakukan dengan langkah yang sama namun larutan buffer yang digunakan adalah pH 12 dan indikator Murexida. Warna cairan setelah dititrasi dengan EDTA 0,01N akan berubah menjadi warna ungu. Volume EDT yang diperlukan dicatat.
IV. Alat dan Bahan 4.1 Alat
1. Labu Erlenmeyer 2. Buret
3. Statis 4.2 Bahan
1. Contoh air
2. 1 ml Buffer pH 10 3. 1 ml Buffer pH 12 4. KCN 10%
5. Indikator EBT 6. Indikator Murexida 7. EDTA 0,01 N V. Cara Kerja
VI. Tabel Data Hasil Praktikum
No. Dokumentasi Keterangan
VII. Pengolahan Data a. Kesadahan total
1000
100
x ml EDTA x N EDTA
−BT x100 2 =mg
l CaC O
3 b. Kesadahan kalsium1000
100
x ml EDTA x N EDTA
−Murexida x
100 2 =mg
l CaC O
3 c. Kesadahan magnesiumKesadahan total
−kesadahan kalsium7 Oktober 2020 MODUL 08
BESI
I. Tujuan
1. Menentukan besar absorbansi
2. Menentukan slope kemiringan dari kurva kalibrasi 3. Menentukan konsentrasi besi
II. Landasan Teori
Besi dalam air dapat dalam bentuk valensi +2 dan +3, hal ini bergantung dengan pH dan kondisi potensial redoks dalam air. Pada kondisi lingkungan reduktor (potensial electrode negative), besi yang terlarut dalam air adalah Fe+2. Apabila potensial redoks di dalam air naik, maka Fe+2 akan teroksidasi menjadi Fe+3 yang membentuk Fe(OH)3 dengan kelarutan yang kecil. Hal ini menyebabkan adanya besi yang tersuspensi di dalam air yang ditunjukkan dengan kekeruhan berwarna kuning kecoklatan.
Fe+2 yang terlarut biasanya dapat ditemukan pada air tanah atau sumur, apabila sumur tersebut memiliki kontak dengan oksigen yang ada di atmosfer maka potensial electrode dalam air akan meningkat dan menyebabkan Fe+2 teroksidasi menjadi Fe+3 dan akan membentuk Fe(OH)3 yang tersuspensi dalam air dan akan menyebabkan kekeruhan dalam sumur. Selain itu, besi juga dapat bereaksi dengan senyawa organic dalam air contohnya adalah asam humat yang membentuk senyawa Fe-organik yang sulit teroksidasi sehingga air gambut yang mengandung asam humat akan mengandung besi yang relatif tinggi.
III. Prinsip Praktikum
Besi di dalam air akan direduksi dengan hidroksilamin sehingga membentuk ion ferro yang akan direaksikan dengan senyawa 1-1,0-phenanthroline membentuk senyawa kompleks yang berwarna merah. Warna merah yang dihasilkan akan diukur intensitasnya dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 510 nm.
IV. Alat dan Bahan 4.1 Alat
1. Labu Erlenmeyer 2. Pemanas air 3. Spektrofotometer 4. Labu ukur 4.2 Bahan
1. Contoh air 2. HCl pekat
3. Larutan hidroksilamin 4. Batu didih
5. Larutan buffer ammonium asetat 6. Larutan phenathroline
7. Aquadest
8. Larutan standar besi V. Cara Kerja
VI. Tabel Data Hasil Praktikum
No. Dokumentasi Keterangan
VII. Pengolahan Data