• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Kegiatan Pemantauan Debit Banjir Sungai di Desa Seberang Cengar

N/A
N/A
Rezi Oktarianto

Academic year: 2025

Membagikan "Laporan Kegiatan Pemantauan Debit Banjir Sungai di Desa Seberang Cengar"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN KEGIATAN

PEMANTAUAN DEBIT BANJIR SUNGAI NAPAGH KUNIANG DESA SEBERANG CENGAR

Disusun Oleh :

1. Rezi Oktarianto (210204006) 2. Fangky Wiliam. P (210204004) 3. Pini Elpionita (210204005)

FAKULTAS TEKNIK

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS ISLAM KUANTAN SINGINGI 2024

BAB I

(2)

PENDAHULUAN 1.2 Tujuan Kegiatan 1.3 Manfaat Kegiatan BAB II

LAPORAN

2.1 Waktu Kegiatan 2.2 Tempat

2.3 Dokumentasi Pemantauan BAB III

PENUTUP 3.1 Kesimpulan 3.2 Saran

(3)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Banjir merupakan peristiwa terjadinya aliran air yang berlebihan merendam daratan.Pengelolaan sumber daya air selalu mengkhawatikan masyarakat serta pemerintah saat musim hujan datang. Banjir dapat menimbulkan beberapa kerugian jiwa, harta dan benda. Bencana banjir tidak bisa di cegah tetapi bisa dikendalikan.Perubahan tata guna lahan, semakin terbatasnya kemampuan saluran drainase kota dalam menerima limpasan air hujan ditambah dengan prilaku masyarakat yang menjadikan saluran air atau sungai sebagai tempat pembuangan sampah serta akibat dampak dari perubahan iklim global semakin memperberat upaya pengendalian banjir di suatu wilayah (Harsoyo,2010).

Banjir sebagai fenomena alam terkait dengan ulah manusia terjadi sebagai akibat akumulasi beberapa faktor yaitu: hujan, kondisi sungai, kondisi daerah hulu, kondisi daerah budidaya dan pasang surut air laut. Potensi terjadinya ancaman bencana banjir saat ini disebabkan keadaan badan sungai rusak, kerusakan daerah tangkapan air, pelanggaran tata- ruang wilayah, pelanggaran hukum meningkat, perencanaan pembangunan kurang terpadu, dan disiplin masyarakat yang rendah. Bencana banjir termasuk bencana alam yang hampir pasti terjadi pada setiap datangnya musim penghujan. Bencana banjir disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu faktor hujan, faktor hancurnya retensi Daerah Aliran Sungai (DAS), faktor kesalahan perencanaan pembangunan alur sungai, faktor pendangkalan sungai dan faktor kesalahan tata wilayah dan pembangunan sarana dan prasarana

Desa Seberang Cengar memiliki anak sungai yang sering terkena banjir, kronologi bencana banjir yang terjadi di desa seberang cengar terjadi akibat limpasan dari sungai kuantan dan curah hujan tinggi.

Banjir yang terjadi menimbulkan banyak kerugian ,dan juga menimbulkan berbagai penyakit dimasyarakat desa seberang cengar. Kerugian tersebut umumnya disebabkan karena tidak ada persiapan menghadapi banjir, sehingga perlu menanamkan kesadaran kepada masyarakat mengenai persiapan mitigasi pengurangan bencana banjir dengan memberikan penyuluhan pengetahuan kepada masyarakat desa seberang cengar mengenai bencana banjir, serta pentingnya guna mengurangi kerugian akibat banjir.

1.2 Tujuan Kegiatan

Secara umum kegiatan ini bertujuan untuk

1. Meningkatkan kepedulian masyarakat dalam upaya penanggulangan bencana banjir.

2. Mengetahui sejauh mana pengaruh musibah banjir terhadap penduduk yang tertimpa musibah tersebut.

3. Untuk mengantisipasi lambatnya informasi tentang naiknya debit air agar masyarakat bisa lebih cepat evakuasi.

1.3 Manfaat Kegiatan

(4)

Dengan adanya musibah banjir diharapkan penduduk Indonesia dapat mengetahui dampak atas, perencanaan pembangunan yang kurang terpadu dan pelanggaran tata-ruang wilayah yang menyebabkan terjadinya musibah banjir. Dan mencegah musibah banjir agar keesokan harinya tidak terkena musibah banjir lagi. Dan juga dengan adanya musibah banjir yang terjadi saat ini kita dapat belajar dari musibah ter sebut untuk menjaga alam semesta ini dan melestarikan alam semesta ini, bukannya malah merusaknya.

a. Bagi Peneliti

Untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan dan melatih menerapkan ilmu yang telah di dipelajari selama ini.

b. Bagi Pemerintah Kota

Guna Memberi masukan kepada pemerintah daerah dalam usaha mencegah maupun mengurangi risiko bahaya bencana banjir di daerah masing- masing.

c. Bagi Masyarakat

Guna Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk melibatkan diri secara aktif dalam melakukan mitigasi kebencanaan banjir secara terencana, terpadu, terkoordinasi, dan menyeluruh.

(5)

BAB II LAPORAN 2.1 Waktu Kegiatan

Kegiatan dilakukan mulai awal desember hingga pertengahan januari, dokumentasi pemantauan debit air diambil setiap 1 kali 3 hari untuk hari normal, dan setiap hari jika musim hujan.

2.2 Tempat

Pemantauan ini dilakukan di desa seberang cengar, karena sungai yang ada di dusun 3 tersebut debit airnya mudah naik turun.

2.3 Dokumentasi Pemantauan

Berikut tabel kegiatan pemantauan debit air sungau di desa seberang cengar.

Sabtu, 02 Desember

2023(Pengukuran tinggi normal sungai)

Minggu, 03 Desember 2023(Pemantauan rutin)

Jum’at, 08Desember 2023(Debit air mulai naik kezona kuning)

(6)

Minggu, 10 Desember 2023(Debit air masih dizona kuning)

Kamis, 14 Desember 2023(Debit air juga masih masih dizona kuning)

Sabtu, 23 Desember 2023(Debit air juga masih masih dizona kuning)

Senin, 25 Desember 2023(Debit air masih naik)

Kamis, 28 Desember 2023(Debit air sudah turun dizona hijau)

(7)

Sabtu, 30 Desember 2023(Debit air berada pada zona hijau)

Selasa, 2 Januari 2024(Debit air sudah masuk zona kuning)

Minggu, 07 Januari 2024(Debit air naik beberapa cm, dizona kuning)

(8)

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari kegiatan tersebut dapat disimpulkan bahwa pada saat mendekati musim hujan, kita khususnya warga Cengar mulai dihantui rasa was-was akan datangnya banjir.

Banjir yang pada hakekatnya proses alamiah dapat menjadi bencana bagi manusia bila proses itu mengenai manusia dan menyebabkan kerugian jiwa maupun materi. Dalam konteks sistem alam, banjir terjadi pada tempatnya. Banjir akan mengenai manusia jika mereka mendiami daerah yang secara alamiah merupakan dataran banjir. Jadi, bukan banjir yang datang, justru manusia yang mendatangi banjir.

Apabila hal tersebut dapat kita terima, maka bencana banjir yang dialami manusia sebenarnya adalah buah dari kegagalan manusia dalam membaca karakter alam.

Kegagalan manusia membaca apakah suatu daerah aman atau tidak untuk didiami.

Misalnya, kegagalan manusia membaca karakter suatu daerah sehingga tidak mengetahui daerah tersebut merupakan daerah banjir. Atau, sudah mengetahui daerah tersebut daerah banjir tetapi tidak peduli. Contoh ini bisa kita lihat dari orang-orang yang memilih tinggal di tepi aliran sungai atau di lembah- lembah sungai.

Menghadapi masalah banjir, setidaknya kita memiliki tiga pilihan, yaitu: jangan mendiami daerah aliran banjir, beradaptasi dengan membuat rumah panggung berkaki tinggi, atau membuat pengendali banjir berupa tanggul, kanal, atau mengalihkan aliran air.

3.2 Saran

Tips menghadapi banjir adalah : 1. Siapkan keadaan terburuk

2. Selalu siap persediaan makanan cadangan di rumah

3. Pindahlah dari daerah pemukiman yang memang rawan banjir Siapkan selalu alat transportasi seperti perahu

4. Memaksimalkan peringatan banjir melalui RT-RT

Referensi

Dokumen terkait

Dikarenakan perubahan fungsi lahan tersebut, yang mana mengakibatkan rusaknya Daerah Aliran Sungai (DAS), Sungai Babura menjadi langganan banjir pada saat curah hujan tinggi.

Data curah hujan yang dipakai untuk perhitungan dalam debit banjir adalah hujan yang terjadi pada Daerah Aliran Sungai (DAS) pada waktu yang sama (Sosrodarsono, 1989).. Data

Studi ini bertujuan untuk mengetahui besar curah hujan dan debit yang ada pada Daerah Aliran Sungai (DAS) hilir Kali Angke sesuai dengan periode ulang, debit banjir existing

Dari hasil kalibrasi curah hujan maksimum tahun 2007 terhadap debit banjir lapangan disimpulkan metode yang mendekati/sesuai dengan kondisi DAS Molompar adalah HSS

Dalam studi model hidrologi untuk penentuan indeks banjir berdasarkan analisa debit banjir sebagai pengelolaan Sungai Asahan maka perlu data curah hujan, data iklim, data debit

Penelitian ini menggunakan metode studi pustaka dan melakukan analisis terhadap data curah hujan untuk mendapatkan debit banjir pada daerah aliran Sungai Negara dengan

Oleh karena itu penelitian ini mengambil judul Identifkasi Tingkat Kerawanan Bencana Banjir di Daerah Aliran Sungai (Das) Dodokan Kabupaten Lombok Barat dengan tujuan

Papua Barat merupakan daerah rawan bencana alam seperti banjir. Sungai Ransiki, Manokwari, Papua Barat adalah jenis sungai berjalin. Aliran sungai berjalin bisa