GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Sejarah Singkat Perusahaan
Sebuah laboratorium kilang bekerja untuk memantau kualitas minyak mentah sebagai CDU (minyak mentah), uap dan air umpan melalui proses analisis untuk memastikan kesesuaian dengan spesifikasi yang diinginkan. Keberadaan unit komunal dimaksudkan sebagai unit yang memproduksi dan mendistribusikan kebutuhan vital unit operasi berupa: air, udara tekan, listrik, uap dan minyak pemanas. Pengoperasian pembangkit listrik berfungsi untuk memasok listrik untuk kebutuhan kilang, perkantoran, puskesmas, rumah bersalin, perumahan sarana lainnya, WIS Sungai Dayang, WTP dan kawasan NDB dengan pembangkit berupa genset turbin gas dan genset solar. .
Jika kilang memproses minyak mentah sebesar 50 MBSD, rata-rata pembangkit listrik di pembangkit listrik tersebut kira-kira. 1800 KW, artinya kebutuhan tenaga listrik di area kilang sekitar. 1200 KW dan di luar kilang kira-kira. 600KW. 3 Untuk menjamin kehandalan pasokan tenaga listrik, pada kondisi normal dioperasikan beberapa unit generator turbin gas untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik. Tegangan keluaran 3,3 kV 3 fasa dengan frekuensi 50 Hz dari masing-masing generator disatukan dalam Bus Sinkronisasi yang kemudian dibagi menjadi 13 penyulang keluaran untuk setiap beban termasuk motor penggerak pompa vital berdaya besar yaitu 946-P1 A/B (pompa umpan), 946-P2 A/B (pompa beban) dan 101-P6 B/C (pompa sisa).
Sistem penyaluran tenaga listrik menggunakan kabel bawah tanah dengan tegangan menengah 3,3 kV 3 fasa. Untuk permintaan tegangan rendah 380 V 3 fasa 11 trafo digunakan di area pabrik dan 8 trafo di area perumahan.
Kilang Produksi BBM RU II Sei Pakning
Untuk mencegah dan membatasi kerusakan pada jaringan distribusi tenaga listrik dan peralatan yang disuplai, diperlukan sistem proteksi.Alat pengaman pada sistem proteksi mendeteksi status gangguan dan mengirimkan sinyal ke pemutus tenaga untuk mengisolasi atau memutuskan sistem yang terganggu dari tegangan. Oleh karena itu sangat diperlukan kehandalan suatu alat pengaman yaitu pada kondisi normal harus menjamin kelancaran operasional dan pada kondisi tidak normal harus dapat memutus rangkaian dengan cepat dan akurat. Sejak saat itu, kilang tersebut mulai mengalami perbaikan secara bertahap sehingga produk dan kapasitas dapat ditingkatkan kembali pada akhir tahun 1977. Kapasitas kilang meningkat menjadi 35.000 barel per hari.
Bahan Baku PT. Pertamina (persero) RU II Sei Pakning
Caltex Pacific Indonesia (CPI), dikirim ke bagian packing menggunakan kapal dwt dari Dumai. LCO (Liric Crude Oil) berasal dari lapangan Liric yang diproduksi oleh Pertamina, dengan kapal yang dikirim ke Sei. SPC (Long Strait Crude) berasal dari selat panjang yang diproduksi oleh kontaktor separasi produksi (Petro Nusa Bumi Bhakti) yang dikirim oleh kapal Sei.
Minyak mentah yang diterima dari kapal disimpan dalam 7 tangki penyimpanan yang dilengkapi dengan fasilitas pemanas. Di dalam storage tank terjadi proses pengendapan secara gravitasi, sehingga kandungan air yang memiliki berat jenis lebih tinggi mengendap di dasar tangki dan dibuang (ke saluran pembuangan) ke dalam parit yang terhubung dengan Separator.
Proses Pengolahan
Pada kolom fraksinasi terjadi proses distilasi yaitu pemisahan fraksi yang satu dengan fraksi yang lain berdasarkan perbedaan titik didih (rentang didih). Fraksi minyak akan memisahkan diri dalam tray yang disusun secara bertahap dalam kolom fraksinasi.
Visi dan Misi PT. Pertamina (persero) RU II Sei Pakning
Struktur Organisasi PT. Pertamina (persero) RU II Sei Pakning
Merencanakan, memeriksa, menyetujui dan melaksanakan rencana kerja, rencana anggaran operasional, rencana anggaran investasi jangka pendek, pengelolaan lingkungan keselamatan dan kesehatan kerja jangka menengah dan panjang, operasi kilang, pemeliharaan kilang dan fungsi pendukung lainnya. Mengatur, mengawasi dan bertanggung jawab untuk penjadwalan harian pengolahan, pengiriman minyak mentah dan distribusi produksi sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan operasi kilang secara optimal. Mengkoordinasikan, merencanakan dan mengevaluasi pengoperasian utilitas dan laboratorium serta semua kebutuhan dan peralatan yang terkait dengan operasi kilang secara aman, efektif dan efisien sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Koordinasi, perencanaan, analisis penelitian, persetujuan dan pengawasan pelaksanaan pencegahan, pengendalian, pemantauan terjadinya kebakaran, program pelatihan, pengadaan peralatan dan administrasi lingkungan kesehatan dan keselamatan kerja. Secara umum, ini berkaitan dengan layanan dan kegiatan sosial dan pengembangan personel. Mengkoordinasikan, merencanakan, mengevaluasi dan mengendalikan serta melaksanakan kegiatan fungsi keuangan yang meliputi penyusunan, pelaksanaan dan pelaporan anggaran, pengolahan, penerimaan dan pengeluaran dana serta pelaksanaan akuntansi keuangan sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku.
Upaya menjaga kesehatan pekerja, mengatur pemeriksaan kesehatan pekerja secara berkala, menyelenggarakan rawat inap dan perawatan darurat.
Ruang Lingkup PT. Pertamina (persero) RU II Sei Pakning
DESKRIPSI KEGIATAN SELAMA
- Kegiatan Kerja Praktek
- Target Yang Diharapkan
- Perangkat Lunak /Keras yang digunakan
- Kendala Yang Dihadapi Dalam Menyelesaikan Tugas Tersebut
Kontrol flow meter di WTP dan kontrol garis las di air di Jetty II Marine. Setelah melakukan kerja praktek selama tiga bulan dari tanggal 2 Juni hingga 31 Agustus 2022, banyak sekali ilmu dan pengalaman baru yang didapatkan, serta suasana dan momen yang menarik. Segala sesuatu yang diperoleh selama pelaksanaan kerja praktek merupakan tawaran dan ilmu yang luar biasa yang perlu dipelajari dan digali lebih jauh agar apa yang telah kita ketahui secara umum dapat benar-benar dipahami dan dapat diterapkan dalam dunia pendidikan dan dunia kerja.
CIRCUIT BREAKER)
- Pengertian Circuit Breaker (pemutus sirkuit)
- Proses Terjadinya Busur Api
- Fungsi, Tujuan dan Hal-Hal Dari Circuit Breaker
- Syarat-syarat Circuit Breaker (pemutus sirkuit)
- Klasifikasi Circuit Breaker (pemutus sirkuit)
- Jenis – jenis Circuit Breaker (pemutus sirkuit)
- SF6 Circuit Breaker (Sulfur Hexafluoride Circuit Breaker)
- OCB (Oil circuit breakers)
- ACB (Air Circuit Breaker)
Berbagai jenis pemutus arus seperti Miniature Circuit Breaker (MCB) memiliki fungsi memutus aliran listrik dengan segera untuk mencegah terjadinya ledakan dan kebakaran. Jika pada suatu gedung dipasang pemutus arus dengan kapasitas maksimal 30 ampere, maka jika listrik yang masuk melebihi nilai yang telah ditentukan maka pemutus arus tersebut akan memutus aliran listrik secara otomatis. Pada kondisi ini juga terdapat circuit breaker yang dapat mendeteksi kebocoran arus, salah satunya adalah Molded Case Circuit Breaker (MCCB).
Klasifikasi pemutus tenaga ditentukan oleh aksi trip dari CB itu sendiri, yaitu; Termal, magnetik, dan termomagnetik. Saklar memiliki beberapa jenis yang jenisnya tergantung dari bentuk, nama, dan fungsinya. Pemutus sirkuit di mana kontak busur beroperasi dalam sulfur heksafluorida atau gas SF6 dikenal sebagai pemutus sirkuit SF6.
Karena fitur unik ini, pemutus sirkuit gas SF6 ini digunakan di seluruh jajaran sistem tenaga tegangan menengah dan tegangan tinggi. Pemilihan lokasi pemasangan Pemutus sirkuit SF6 modular dapat dibuat khusus untuk memenuhi kebutuhan lokasi tertentu. Pemutus arus oli adalah alat pengaman pada instalasi listrik yang menggunakan oli atau oli sebagai media pemadam busur api.
Setelah pengembangan pemutus sirkuit oli, pemutus sirkuit udara tegangan menengah (ACB) sepenuhnya digantikan oleh pemutus sirkuit oli di berbagai negara. ACB atau Air Circuit Breaker ini penjelasan, jenis-jenis dan cara kerjanya akan dibahas tuntas pada artikel kali ini. Sebelum melanjutkan pengoperasian ACB, mari kita lihat jenis pemutus sirkuit apa yang ada.
Prinsip pengoperasian Pemutus Sirkuit Udara agak berbeda dengan jenis pemutus sirkuit lainnya. Inilah prinsip kerja pemutus sirkuit udara, sekarang kita akan membahas secara rinci pengoperasian ACB dalam praktiknya. Pemutus sirkuit udara jenis ini digunakan untuk voltase sistem 245KV, 420KV dan bahkan lebih, terutama di mana operasi pemutus yang lebih cepat diperlukan.
Pemutus Sirkuit Ledakan Udara memiliki beberapa keunggulan khusus dibandingkan pemutus sirkuit oli yang tercantum sebagai berikut. Seperti yang kami katakan sebelumnya, terutama ada dua jenis ACB, Pemutus Sirkuit Udara Biasa dan Pemutus Sirkuit Ledakan Udara.
PENUTUP
Kesimpulan
Kerja Praktek (KP) merupakan salah satu kegiatan yang wajib dilakukan oleh seluruh mahasiswa Politeknik Negeri Bengal yang meliputi pengalaman kerja dan tugas-tugas lain yang sesuai dengan program keahlian masing-masing, serta wadah yang bertujuan untuk menciptakan potensi dan kemauan. . - menggunakan sumber daya manusia. Oleh karena itu, tidak jarang hampir semua kampus di Indonesia bekerjasama dengan perusahaan untuk menempatkan mahasiswanya Setelah penulis melakukan kerja praktek di PT. PERTAMINA (Persero) RU II PRODUKSI SEI PAKNING dan pembuatan laporan ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
Kerja Praktek (KP) dilaksanakan dengan tujuan untuk memperoleh gambaran tentang keadaan di lapangan kerja industri, guna mempersiapkan seseorang agar tidak kaku ketika nantinya memasuki dunia industri. Kerja praktek (KP) dilakukan untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam setiap praktek dan menerapkan langsung teori-teori yang diperoleh pada mata pelajaran. Kerja praktek di industri ini dapat menambah pengalaman baru dan memungkinkan mahasiswa berbaur dengan lingkungan sekitar.
Dalam kerja praktek (KP) ini, mahasiswa dituntut untuk dapat bekerja sama dan peka terhadap pekerjaan yang dilakukannya. Kerja Praktek (KP) merupakan tingkat adaptasi mahasiswa yang baik terhadap dunia kerja yang sebenarnya. PERTAMINA (Persero) RU II PRODUKSI SEI PAKNING, antara lain penulis mendapat ilmu dan pengetahuan yang sangat bermanfaat tentang judul yang penulis ambil.
Saran
Agar industri mampu menghasilkan karya yang lebih bermanfaat bagi mahasiswa, sehingga jam kerja dapat terisi penuh tanpa membuang waktu luang. Pihak kampus agar dapat memantau kegiatan mahasiswa yang melakukan kerja praktek (KP) secara intensif sehingga setiap kesulitan yang timbul dapat diselesaikan bersama. Kampus harus memiliki relasi yang luas dengan industri untuk memudahkan mahasiswa mendapatkan tempat untuk melakukan kerja praktek (KP).
Guru mata pelajaran justru memberikan fasilitas bagi siswa yang akan melaksanakan kerja praktek (CP) agar bisa menjawab permintaan pembimbing.