• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN KERJA PRAKTEK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "LAPORAN KERJA PRAKTEK"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN KERJA PRAKTEK

REWINDING MOTOR INDUKSI 3 PHASE

DI PT PERTAMINA (PERSERO) RU II – PRODUCTON SUNGAI PAKNING – RIAU

Hadi Putra 3204181197 Dosen Pembimbng :

Zulkifli, S.Si.,M.Sc

PROGRAM STUDI D-IV TEKNIK LISTRIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI BENGKALIS-RIAU

2021

(2)

ii

(3)

iii

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, dan juga dukungan dari orang tua sehingga penulisan LAPORAN KERJA PRAKTEK dapat terselesaikan dengan baik.

Laporan ini dapat terselesaikan atas bantuan dan bimbingan dari semua pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang ikut membantu dalam penyelesaian laporan ini, terutama kepada:

1. Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya yang tak terhingga banyaknya.

2. Keluarga yang telah memberikan bantuan dan dukungan sampai laporan kerja praktek terselesaikan.

3. Bapak Johny Custer, S.T., M.T, selaku Direktur Politeknik Negeri Bengkalis.

4. Bapak Wan M Faizal, S.T., M.T, selaku kepala jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Bengkalis.

5. Ibu Muharnis, S.T., M.T, selaku ketua dari program studi Teknik Listrik Politeknik Negeri Bengkalis.

6. Bapak Zulkifli, S.Si.,M.Sc selaku dosen pembimbing kerja praktek.

7. Bapak Rudi Hartono, selaku Manager Production PT PERTAMINA (Persero) RU II PRODUCTION SEI PAKNING.

8. Bapak Randi, Kosasih, Suranto dan Afrizal selaku Karyawan yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada kami selama melaksanakan Kerja Praktek.

9. Seluruh staf workshop PT. Pertamina (Persero) RU II Production Sungai Pakning yang telah banyak memberikan ilmu dan dukungan selama kerja praktek.

10. Bapak/Ibu dosen jurusan teknik elektro Politeknik Negeri Bengkalis serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

(4)

iv

Penulis juga meminta maaf kepada semua pihak yang merasa dirugikan atas kehadiran kami selama mengikuti kerja praktek dilapangan, baik dari sikap, perkataan, dan tingkah laku penulis yang kurang berkenan di hati bapak dan ibu pembimbing.

Penyusunan laporan ini sebagai salah satu syarat untuk mengikuti tahap berikutnya yaitu penyusunan tugas akhir serta sebagai bukti bahwa telah melaksanakan Kerja Praktek. Mudah-mudahan laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan, sehingga penulis dengan senang hati menerima saran maupun kritikan yang bersifat membangun dari pembaca untuk menjadi bahan evaluasi penulis untuk lebih baik lagi di masa mendatang. Dan juga diharapkan laporan ini dapat menjadi panduan ataupun referensi bagi penulis lainnya yang akan membuat laporan kerja praktek nantinya.

Akhir kata penulis berpesan kepada pembaca agar dapat membaca dan memperhatikan dengan seksama terhadap penulisan yang ada.

Bengkalis, 31 Agustus 2021

Penulis,

Hadi Putra

(5)

v

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

BAB I GAMBARAN UMUM TENTANG PERUSAHAAN 1.1 Sejarah Singkat Perusahaan ... 1

1. CDU (crude destilation unit) ... 1

2. ITP (Instalasi tangki dan pengapalan) ... 1

3. Laboratorium ... 2

4. Utilities ... 2

1.2 Kilang Produksi BBM RU II SEI PAKNING ... 3

1.3 Bahan baku PT. PERTAMINA RU II SEI PAKNING ... 4

1.4 Proses Pengolahan ... 5

1.5 Visi dan Misi ... 6

1.6 Struktur Organisasi PT. PERTAMINA RU II Sei Pakning ... 7

1.7 Ruang Lingkup PT. PERTAMINA RU II Sei Pakning ... 11

BAB II DESKRIPSI KEGIATAN SELAMA KERJA PRAKTEK 2.1 Kegiatan kerja praktek ... 13

2.2 Target yang diharapkan ... 17

2.3 Kesehatan dan keselamatan kerja ... 17

2.4 Kendala – kendala yang dihadapi ... 18

(6)

vi

BAB III MOTOR INDUKSI 3 FASA 380 V 1,1 Kw

3.1 Pengenalan motor induksi 3 fasa ... 19

3.2 Name plate motor ... 20

3.3 Konstruksi motor ... 20

1. Stator ... 21

2. Rotor ... 22

3. Celah udara ... 24

3.4 Prinsip kerja motor induksi 3 fasa ... 25

3.5 Keuntungan dan kerugian motor induksi 3 fasa ... 28

1. Keuntungan ... 28

2. Kerugian ... 29

3.6 Faktor kerusakan motor... 29

1. Di bagi menurut asal sebab munculnya faktor kerusakan ... 29

2. Di bagi menurut jenis faktor kerusakan ... 29

3.7 Prosedur dalam melilit motor induksi 3 fasa ... 31

1. Mengidentifikasi motor yang sudah rusak (name plate) ... 31

2. Memerlukan sebuah konsep untuk melilit motor induksi 3 fasa ... 31

3.8 Proses rewinding motor induksi 3 fasa ... 32

1. Perancangan langkah dan jumlah kutub ... 32

2. Memasang prespan ... 33

3. Pengulungan kawat dengan mal ... 34

4. Pemasangan kawat pada alur ... 35

5. Seri-paralel ... 36

6. Finishing ... 37

BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan ... 38

4.2 Saran ... 38

DAFTAR PUSTAKA ... 39

(7)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Komposisi Crude Oil dan Produk ... 1 Tabel 2.1 Waktu Kerja Praktek ... 13 Tabel 2.2 Spesifikasi Kegiatan Kerja Praktek yang Dilaksanakan selama dua Bulan ... 13

(8)

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kilang Produksi PT. PERTAMINA RU II Sei Pakning Bulan ... 4

Gambar 1.2 Struktur Organisasi PT. PERTAMINA RU II Sei Pakning Bulan 8 Gambar 3.1 motor induksi 3 fasa 1,1 Kw ... 19

Gambar 3.2 name plate motor 1.1 Kw ... 20

Gambar 3.3 konstruksi motor induksi rotor sangkar tupai ... 20

Gambar 3.4 stator yang telah di pasang prespan ... 21

Gambar 3.5 Rotor Sangkar (Squirel Cage Rotor) ... 22

Gambar 3.6 Skema Motor Induksi Rotor Belitan ... 23

Gambar 3.7 Rotor Lilit dan Konstruksi Motor Induksi Rotor Lilit ... 24

Gambar 3.8 Gambar Nyata Celah Udara ... 24

Gambar 3.9 Skema Celah Udara ... 25

Gambar 3.10 Kumparan Tembaga (Belitan) ... 25

Gambar 3.11 Medan Putar Motor 3 Fasa ... 27

Gambar 3.12 Perancangan Langkah Rewinding ... 33

Gambar 3.13 pemasangan prespan ... 34

Gambar 3.14 motor untuk mal ... 35

Gambar 3.15 pemasangan kawat pada stator ... 35

Gambar 3.16 bentuk-bentuk kumparan ... 36

Gambar 3.17 Pemanasan stator ... 37

(9)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 :

Lembar evaluasi pelaksanaan KP ... 40

Lampiran 2 :

Lembar konsultasi

... 41

Lampiran 3 :

Form penilaian kerja praktek ... 42

Lampiran 4 :

Surat keterangan ... 43

Lampiran 5 :

Surat keterangan ... 44

Lampiran 6 :

Daftar hadir kerja praktek ... 45

Lampiran 7 :

Daftar hadir kerja praktek ... 46

(10)

1

BAB I

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

1.1 Sejarah Singkat Perusahaan

PT. PERTAMINA (Persero) RU II PRODUCTION Sei Pakning mulai dibangun tahun 1968 oleh Refening Associates Canada ltd (reficen), mulai beroperasi pada bulan Desember 1969, dan kemudian pada tahun 1975 seluruh operasi kilang dialihkan dari REFICAN ke PERTAMINA hingga kini. Kapasitas operasi kilang rata-rata saat ini mencapai 50.000 barel perhari.

Pengolahan minyak mentah (crude oil) dioperasikan oleh 4 fungsi operasi, yaitu:

1. CDU (Crude DistilatingUnit)

Pada CDU dilakukan proses distilasi atmosferik, yaitu proses pemisahan fraksi-fraksi dari minyak bumi secara fisika berdasarkan perbedaan titik didihnya pada tekanan satu atmosfer atau sedikit diatasnya. Komposisi dari crude oil yang diolah dan produk yang dihasilkan adalah sebagai berikut:

Tabel 1.1 Komposisi Crude oil dan Produk 2. ITP (Instalasi Tangki dan Pengapalan)

Secara umum tugas dari ITP Kilang PT. PERTAMINA Sei Pakning adalah:

a. Menangani pengoperasian tangki crude dan produk.

b. Proses bongkar (unloading) minyak mentah muat (loading) produk.

c. Pengelolaan seperator (penampung sementara buangan minyak).

Crude oil Produk

SLC (Sumatra Light Crude) 83% Vol Naptah 8% V LCO (Lirik Crude oil)15% Vol Kerosen 13% V

SPC (Selat Panjang Crude) ADO (diesel) 19% V LLC (Lalang Light Crude) 1% Vol LSWR (residue) 60% V

Injeksi Slop Oil

(11)

2 3. Laboratorium

Laboratorium kilang berfungsi untuk mengawasi mutu minyak mentah sebagai umpan CDU (crude oil), steam, dan air melalui proses analisa untuk menjamin sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan.

4. Utilities

Keberadaan unit utilities dimaksudkan dengan sebagai unit yang memproduksi dan mendistribusikan kebutuhan-kebutuhan vital unit operasi yang berupa: air, udara bertekanan, listrik, steam dan fuel oil. Fungsi unit utilities di Kilang PT. PERTAMINA Sei Pakning adalah:

a. Mengelolah WTP (Water Treatment Plant) sejangat dan Water Intake Sungai Dayang.

b. Pengoperasian Boiler (penghasil steam).

c. Pengoperasian WDcP (Water Decolorizing Plant) dan RO (Reverse Osmosis).

d. Pengoperasian Pembangkit Listrik (Power Plant).

e. Pengoperasian Udara Bertekanan (Compression Air).

Pengoperasian Pembangkit Listrik (Power Plant) berfungsi mencatu tenaga listrik untuk kebutuhan kilang, Perkantoran, Balai Pengobatan, Rumah Bersalin, Perumahan sarana lainnya, WIS Sungai Dayang, WTP, serta area NDB dengan pembangkit berupa Gas Turbin Generator dan Diesel Genset.

Jika kilang mengolah minyak mentah sebanyak 50 MBSD, pembangkitan daya listrik di Power Station rata-rata sebesar kurang lebih 1800 KW, yaitu untuk memenuhi kebutuhan daya listrik diarea kilang kurang lebih 1200 KW dan untuk diluar kilang kurang lebih 600 KW.

(12)

3 Untuk menjamin kehandalan catu daya listrik, pada kondisi normal dioperasikan beberapa unit Gas Turbin Generator untuk mencukupi kebutuhan daya listrik tersebut. Sebagai contoh, jika mengoperasikan 4 unit Gas Turbin Generator, besarnya daya yang dibangkitkan masing-masing Gas Turbin Generaor adalah sebagai berikut:

a. 900-06-GE-1 = 200 KW.

b. 900-06-GE-3 = 200 KW.

c. 900-06-GE-5 = 200 KW.

d. 900-06-GE-6 = 1200 KW.

Output tegangan 3,3 kV 3 fasa dengan Frekuensi 50 Hz dari masing-masing generator disatukan dalam Synchronizing Bus, yang kemudian dibagi 13 Outgoing Feeder untuk masing-masing beban termasuk motor penggerak pompa-pompa vital berdaya besar, yaitu 946-P1 A/B (pompa feed), 946-P2 A/B (pompa loading)m dan 101-P6 B/C (pompa residu).

Sistem penyaluran daya listrik menggunakan kabel bawah tanah (underground cable) pada tegangan menengah sebesar 3,3 kV 3 fasa. Untuk kebutuhan tegangan rendah 380 V 3 fasa, digunakan transformator penurun tegangan sebanyak 12 trafo di area kilang dan 8 trafo di area perumahan.

Untuk mencegah dan membatasi kerusakan pada jaringan distribusi listrik beserta peralatan yang dicatu, diperlukan suatu sistem perlindungan (proteksi).

Alat pengaman dalam sistem perlindungan mendeteksi keadaan gangguan dan mengirimkan sinyal ke pemutus tenaga untuk mengisolasi atau memisahkan sistem yang terganggu terhadap sumber tegangan secara cepat dan tepat. Oleh karena itu sangat diperlukan kehandalan dari alat pengaman, yaitu dalam keadaan normal harus menjamin kelancaran operasi, dan dalam keadaan tidak normal harus dapat memutus rangkaian dengan cepat dan tepat.

1.2 Kilang Produksi BBM RU II Sei Pakning

Kilang produksi BBM RU II Sei Pakning adalah bagian dari PERTAMINA RU II Dumai yang merupakan kilang minyak dari Business Group (BG) pengolahan pertamina.

(13)

4 Kilang Produksi BBM Sei Pakning dengan kapasitas terpasang 50.000 perhari dibangun pada tahnun 1968 oleh Refining Associates canada Ltd (Reficen) diatas tanah seluas 280 H. Selesai tahun 1969 dan beroperasi pada bulan Desember 1969.

Pada awal operasi kilang, kapasitas pengolahannya, baru mencapai 25.000 barel perhari. Pada bulan September 1975, seluruh operasi kilang beralih dari Reficen kepada pihak pertamina. Semenjak itu kilang mulai menjalani penyempurnaan secara bertahap sehingga, produk dan kapasitasnya dapat ditingkatkan lagi.

Menjelang akhir tahun 1977, kapasitas kilang meningkat menjadi 35.000 barel perhari. Mencapai 40.000 barel pada tahun April 1980. Dan sejak tahun 1982, kapasitas kilang menjadi 50.000 barel perhari, sesuai kapasitas terpasang.

Gambar 1.1 Kilang Produksi PT. PERTAMINA RU II Sei Pakning 1.3 Bahan Baku PT. PERTAMINA RU II Sei Pakning

Bahan baku adalah minyak mentah (Crude Oil) yang terdiri dari:

1. SLC (Sumatera Light Crude) 2. LCO (Liric Crude Oil) 3. SPC (Selat Panjang Crude)

(14)

5 Asal bahan baku yaitu:

1. SLC (Sumatera Light Crude) berasal dari lapangan Minas dan Duri. Yang dihasilkan PT. Caltex Pacific Indonesia (CPI), dikirim ke sei pakning menggunakan kapal laut yang berboobot 17.000-35.000 dwt dari Dumai.

2. LCO (Liric Crude Oil) berasal dari lapangan lirik yang dihasilkan pertamina, dengan kapal laut dikirim ke Sei Pakning.

3. SPC (Selat Panjang Crude) berasal dari selat panjang yang dihasilkan kontaktor bagi hasil (Petro Nusa Bumi Bhakti), dikirim dengan kapal laut Sei Pakning

Minyak mentah (Crude Oil) yang diterima dari kapal tampung dalam 7 buah tangki penimbun yang dilengkapi dengan fasilitas pemanas. Dalam tangki penimbun terjadi proses pengendapan secara gravitasi sehingga kandungan air yang mempunyai berat jenis yang lebih besar akan mengendap pada dasar tangki, dan dibuang (di Drain) keadaan parit yang dihubungkan dengan bak penampung (Sperator).

1.4 Proses Pengolahan

Proses pengolahan minyak di PT. PERTAMINA (Persero) RU II Sei Pakning terdiri dari :

1. Pemanasan Tahap Pertama

2. Minyak mentah dengan temperatur 45-500C, dipompakan dari tangki penampung melalui pipa, dialirkan kedalam pre-heater, sehingga dicapai temperatur kurang lebih 140-1450C, kemudian dimasukan ke Desalter untuk mengurangi dan menghilangkan garam-garam yang terbawa minyak mentah (Crude Oil).

3. Pemanasan Tahap Kedua

4. Setelah melalui pemanasan tahap pertama, minyak dialirkan kedalam Heater, sehingga mencapai temperatur 325-3300C. Pada temperatur tersebut minyak akan berbentuk uap dan cairan panas, kemudian dimasukan kedalam kolom fraksinasi (Bejana Distilasi T-1) untuk proses pemisahan fraksi minyak.

(15)

6 5. Pemisahan Fraksi-Fraksi

6. Didalam kolom fraksinasi terjadi proses distilasi, yaitu pemisahan fraksi yang satu dengan yang lainnya berdasarkan perbedaan titik didih (Boilding rangenya). Fraksi-fraksi minyak akan terpisah dengan sendirinya pada tray- tray yang tersusun secara bertingkat-tingkat didalam kolom Fraksinasinya tabel 1.1.

1.5 Visi dan Misi Perusahaan

Kilang pertamina Sei Pakning bercahaya bersih, cantik, handal dan terpercaya.

Visi : 1. Bersih

a. Terciptanya budaya kerja yang dilandasi oleh nilai-nilai spiritual.

b. Mempunyai citra yang baik kedalam maupun keluar perusahan.

c. Peduli terhadap lingkungan dan kualitas hidup.

2. Cantik

a. Selaras, serasi, dan seimbang serta tertera dan tersistem.

b. Mempunyai etika yang tinggi, baik secara individu maupun perusahaan.

c. Dicintai baik oleh pekerja dan keluarga maupun masyarakat.

3. Handal

a. Mampu memberi jaminan terhadap pelanggan melalui kualitas pelayan yang prima.

b. Meningkatkan kualitas proses, sistem, produk, dan pelayanan secara terus menerus.

c. Terciptanya lingkungan kerja yang menumbuh kembangkan kreativitas pekerja.

(16)

7 4. Terpercaya

a. Konsisten melakukan tata nilai dan etika bisnis perusahaan.

b. Melaksanakan good corporate governance yang akan menumbuhkan kepercayaan dari stake holder dan akan meningkatkan upaya penciptaan nilai (valve).

Misi :

a. Melakukan usaha dibidang energi dan petrokimia.

b. Merupakan entitas bisnis yang dikelola secara profesional, kompetitif, dan berdasarkan tata nilai unggulan.

c. Memberikan nilai tambah lebih bagi pemegang saham, pelanggan, pekerja dan masyarakat secara mendukung pertambahan ekonomi nasional.

1.6 Struktur Organisasi PT. PERTAMINA RU II Sei Pakning

Untuk memperlancar kegiatan perusahaan, maka dibutuhkan Struktur Organisasi guna untuk mengetahui dan menempatkan para personal di bidang tugasnya masing-masing. Pertamina RU II Sungai Pakning dalam menjalankan operasi menggunakan line on-staff organization yang terdiri dari beberapa staff dengan tugas yang berbeda- beda dan bertanggung jawab dalam koordinasi stu pimpinan.

(17)

8

Struktur Organisasi Pertamina RU II Sei Pakning

Gambar 1.2 Struktur Organisasi PT. PERTAMINA RU II Sei Pakning

Setiap kepala bagian mempunyai tugas dan wewenang yang menjadi tanggung jawabnya. Berikut adalah penjelasan dari struktur diatas :

1. Manager Produksi

Manager adalah seseorang yang berwenang memimpin karyawan disebuah perusahaan, Tugas pokoknya adalah :

a. Memimpin dan mendorong upaya untuk mencapai visi dan misi perusahaan BBM Sei Pakning.

b. Mengendalikan dan memantau pengolahan dan pengembangan SDM.

Manager RU II Production Sei Pakning

Realiability SR Enginer Plant Engineer SPV

Secretary Distributor BBM SPV

Production Section

Head

HSE Section

Head

Sr. Spv Finance

Sr. SPV General Affair

Maintenance Section Head

Procurement Section Head

SPR Workshop

SPV, Tech II Public &

Facility

Sr.SPV Planning

Sr.SPV Mech

& Civil

SPV Electrical

& Instrument

(18)

9 c. Merencanakan, meneliti, menyetujui dan realisasi rencana kerja, rencana anggaran operasi, rencana anggaran investasi jangka pendek, menengah dan panjang pengolahaan lingkungan keselamatan dan kesehatan kerja, operasi kilang, pemeliharaan kilang dan fungsi penunjang lainnya.

2. Group leader reliability Tugas pokoknya adalah :

a. Merekomendasikan tindakan pemeliharaan listrik, mekanik dan instrument.

b. Mengelola dan mengembangkan database pemeliharaan untuk keperluan analisa , evaluasi dan pelaporan .

3. Plant engineer supervisor Tugas pokoknya adalah :

a. Melakukan pemantauan terhadap kualitas produk

b. Melakukan upaya penghematan dengan memperhatikan kehandalan operasi.

c. Mengawal jalannya operasi agar berbeda di bawah baku mutu lingkungan yang telah di tetapkan oleh pemerintah.

4. Distribution BBM supervisor

Mengatur, mengawasi dan bertanggung jawab atas perencanaan pengolahan harian, penyediaan Crude Oil serta penyaluran produksi sesuai rencana yang telah ditentukan guna mencapai target operasi kilang secara optimal.

5. Secretary

Secretary adalah seseorang yang dipercayai atasan atau menejer untuk mengerjakan suatu perkerjaan .tugas pokok adalah :

a. Menerima, menyampaikan informasi baik lisan maupun tulisan kepada manajer produksi produksi BBm Sungai Pakning.

b. Menerima perintah langsung dari menajer produksi BBM Sungai Pakning untuk kepentingan perusahaan sehari-hari.

(19)

10 6. Section head production

Mengkoordinir, merencanakan, mengevaluasi pelaksanaan pengoperasian utilities dan laboratorium serta segala kebutuhan, kelengkapan yang berkaitan dengan kegiatan operasi kilang secara aman, efektif dan efesien sesuai dengan target yang ditetapkan.

7. Section head HSE

Mengkoordinasikan, merencanakan, meneliti analisa, menyetujui dan mengawasi pelaksanaan pencegahan, penanggulangan, pemantauan terjadinya kebakaran, kurikulum pelatihan, pengadaan peralatan serta administrasi lingkungan keselamatan dan kesehatan kerja.

8. Section Head Maintenance

Sebagai jasa pemeliharaan kilang agar semua peralatan kilang berfungsi dengan baik. Menyelenggarakan pekerjaan jasa dan kontruksi sipil, mekanik dan listrik.

9. Section heat procurement

Menjamin stok minimum material perusahaan , mengatur proses pelelangan dan tender perusahaan, menjamin tersedianya transportasi perusahaan.

10. Senior supervisor general affairs

Dalam general affair sini memproses kegiatan yang berkaitan dengan pelayanan dan kesejahteraan serta pengembangan sumber daya manusia.

11. Senior supervisor finance refinery

Mengkoordinir, merencanakan, mengevaluasi dan mengawasi serta menyelenggarakan kegiatan fungsi keuangan yang meliputi penyusunan, pelaksanaan dan pelaporan anggaran, pengolahan, penerimaan dan pengeluaran dana seta pelaksanaan akutansi keuangan sesuai dengan standard akutansi keuangan yang berlaku.

12. Asisten operasional data dan system

Menyediakan sarana komunikasi , sarana fasilitas administrasi PC dan laptop dan menjamin operasional internet.

(20)

11 13. Senior supervisor gen del poly/ rumah sakit

Berupaya menjaga kesehatan pekerja, pengaturan secara berkala medical check kesehatan pekerja, menyelenggarakan perawatan awat inap dan emergency.

14. Head of marine

Pengaturan proses muat dan sandar kapal, penanggulangan pencemaran perairan berkoordinasi dengan pemerintah/direktur hubungan laut dalam penanggulangan bersama.

1.7 Ruang Lingkup PT. Pertamina RU II Sei Pakning

PT. Pertamina (persero) RU II Sei Pakning merupakan bagian dari Pertamina RU II Dumai yang merupakan kilang minyak dari Business Group,(BG) pengolahan Pertamina. Kilang Pertamina Sei Pakning terletak di tepi pantai Sungai Pakning dengan areal seluas 40 hektare. Kilang minyak ini dibangun pada November 1968 oleh Kontraktor Refican Ltd. (Refining Associates Canada Limited). Selesai dibangun dan mulai berproduksi pada bulan Desember 1969.

Pada awal beroperasi kapasitas produksi 25.000 barel per hari. Pada September 1975 seluruh operasi Kilang Pertamina Sei Pakning beralih dari Refican kepada Pertamina.

Selanjutnya kilang ini mulai mengalami penyempurnaan secara bertahap sehingga kapasitas produksinya dapat lebih ditingkatkan. Pada akhir 1977 kapasitas produksi meningkat menjadi 35.000 barel per hari dan April 1980 naik menjadi 40 barel per hari. Kemudian mulai 1982 kapasitas produksi sesuai dengan design, yaitu 50.000 barel per hari. Bagian operasi Kilang Sungai Pakning terdiri atas: CDU, ITP (Instalasi Tanki dan Pengapalan), utilities, dan laboratorium.

Berbagai produk Bahan Bakar Minyak (BBM) telah dihasilkan oleh PT.

Pertamina (persero) RU II Sei Pakning,baik memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun luar negeri. Salah satu komitmen menjadi kilang minyak kebangga nasional terus berupaya meningkatkan program kehandalan kilang dan kualitas dalam mengelolah minyak mentah yang berwawasan lingkungan, diantaranya yaitu pertamina telah berhasil mendapatkan penghargaan proper biru dari

(21)

12 kementrian lingkungan hidup, dan sertifikat ISO-14001 (SGS_UKAS) serta ISO- 17025 (KAN).

(22)

13

BAB II

DESKRIPSI KEGIATAN SELAMA KERJA PRAKTEK (KP)

2.1 Kegiatan Kerja Praktek

Kegiatan kerja praktek (KP) dilaksanakan pada tanggal 5 Juli 2021 sampai dengan tanggal 31 September 2021 di PT. PERTAMINA (Persero) RU II PRODUCTION SEI PAKNING dan ditempatkan pada bagian Electrical dan Instrument Maintenance. Pada bagian ini memiliki tugas untuk memelihara dan menjaga semua peralatan listrik dan instrumen agar dapat berjalan dengan normal sehingga tidak menyebabkan gangguan pada sistem produksi.

Adapun untuk waktu kegiatan selama kerja praktek adalah sebagai berikut :

Tabel 2.1 Waktu Kerja Praktek

NO Hari Jam Kerja Istirahat

1 Senin s/d kamis 07.00 s/d 16.00 12.00 s/d 13.00

2 Jumat 07.00 s/d 16.00 11.30 s/d 13.30

3 Sabtu Libur Libur

4 Minggu Libur Libur

Tabel 2.2 Spesifikasi Kegiatan Kerja Praktek yang Dilaksanakan selama dua Bulan

NO Hari/Tanggal Nama Kegiatan Paraf

1 Senin, 5 Juli 2021 Mengurus administrasi seputar magang.

2 Selasa, 6 Juli 2021 Melengkapi perlengkapan kerja praktek.

3 Rabu, 7 Junl 2021 Pengarahan dari security 4 Kamis, 8 Juli 2021 Pengambilan name tag 5 Jumat, 9 Juli 2021 Pengenalan dengan pembimbing

(23)

14

NO Hari/Tanggal Nama Kegiatan Paraf

1 Senin, 12 Juli 2021 Pengarahan dari security dan pengenalan tempat kerja 2 Selasa, 13 Juli 2021

Perbaikan keranga 3 Rabu, 14 Juli 2021

4 Kamis, 15 Juli 2021 Pembongkaran motor induksi 3 phasa

5 Jumat, 16 Juli 2021

Pembongkaraan bekas lilitan motor induksi 3 phasa yang

rusak .

NO Hari/Tanggal Nama Kegiatan Paraf

1 Senin, 19 Juli 2021 Perencanaan lilitan yang baru pada motor induksi 3 phasa

2 Selasa, 20 Juli 2021 Libur

3 Rabu 21 Juli 2021 Mulai melakukan pelilitan dan pemasangan prespan pada motor 4 Kamis 22 Juli 2021 Pemasangan lilitan dan pemanasan

lilitan pada motor 5 Jumat 23 Juli 2021

NO Hari/Tanggal Nama Kegiatan Paraf

1 Senin, 26 Juli 2021 Pemasanggan rotor, stator, bodi motor dan pengujian.

2 Selasa, 27 Juli 2021 Pemasangan ATG pada tangki minyak .

3 Rabu, 28 Juli 2021 Pemasangan thermometer 4 Kamis, 29 Juli 2021 Pemasangan grounding di main

power.

(24)

15

NO Hari/Tanggal Nama Kegiatan Paraf

1 Senin, 9 Agustus 2021 Pemasangan ATG pada 3 tangki minyak di kilang

2 Selasa, 10 Agustus 2021

Libur 3 Rabu, 11 Agustus 2021

4 Kamis, 12 Agustus 2021 Pemasangan ATG pada 2 tangki minyak di kilang

5 Jumat, 13 Agustus 2021 Pemasangan ATG pada 3 tangki minyak di kilang

5 Jumat, 30 Juli 2021 Pengalian dan pemasangan kabel bawah tanah.

NO Hari/Tanggal Nama Kegiatan Paraf

1 Senin, 2 Agustus 2021 Pengantaran ATG dan pemasanggan ATG.

2 Selasa, 3 Agustus 2021 Pengantaran baterai aki di bagian IT.

3 Rabu, 4 Agustus 2021 Pengenalan area kilang di pusat pengendali operasi 4 Kamis, 5 Agustus 2021

Perbaikan dan perawatan AC 5 Jumat, 6 Agustus 2021

(25)

16

NO Hari/Tanggal Nama Kegiatan Paraf

1 Senin, 16 Agustus 2021

Pemasangan box panel dan penarikan kabel power untuk kafe

apung telaga suri perdana.

2 Selasa, 17 Agustus 2021 Libur

3 Rabu, 18 Agustus 2021

Pemasangan kabel power untuk pengerjaan menggunakan jack

hummer.

4 Kamis, 19 Agustus 2021 Libur Natal 5 Jumat, 20 Agustus 2021 Libur Natal

NO Hari/Tanggal Nama Kegiatan Paraf

1 Senin, 23 Agustus 2021

Pemasangan box panel dan penarikan kabel power untuk kafe

apung telaga suri perdana.

2 Selasa, 24 Agustus 2021

Melanjutkan pekerjaan di hari sebelumnya dan pemasangan lampu

untuk penerangan jalan.

3 Rabu, 25 Agustus 2021

Mengganti press gauge dan pemasangan kabel power untuk

pengerjaan menggunakan jack hummer

4 Kamis, 26 Agustus 2021 Libur Natal 5 Jumat, 27 Agustus 2021 Libur Natal

NO Hari/Tanggal Nama Kegiatan Paraf

1 Senin, 30 Agustus 2021 Pembimbingan judul laporan kp dan pengumpulan bahan-bahan

laporan berupa foto.

2 Selasa, 31 Agustus 2021

(26)

17 2.2 Target yang Diharapkan

Setelah melaksanakan kerja praktek selama dua bulan terhitung dari tanggal 5 Juli sampai dengan 31 Agustus 2021, begitu banyak ilmu dan pengalaman baru yang di dapatkan serta suasana dan momen yang menarik untuk di ingat dan di ceritakan ke teman ataupun keluarga. Semua yang telah di dapatkan ketika melaksanakan kerja praktek merupakan bekal yang harus di pelajari dan di dalami lagi sehingga apa yang telah kita ketahui secara umum dapat di pahami dengan baik. Berbicara mengenai Target yang sangat di harapakan agar bisa tercapai adalah menjadi karyawan di PT. PERTAMINA.

2.3 Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Kesehatan dan keselamatan kerja atau yang dikenal juga dengan Health, Safety, and the Environment (HSE) menjadi satu bagian penting yang tidak pernah luput dari perhatian Perusahaan. Bidang usaha Perusahaan sangat erat kaitannya dengan risiko yang mengancam para pekerjanya mengingat sifat gas alam yang disalurkan tersebut sangat mudah terbakar. Pertamina sangat peduli terhadap keselamatan para pekerjanya, oleh karena itu kewajiban yang di amanatkan kepada perusahaan telah berkembang menjadi komitmen kuat yang membuat kami senantiasa melakukan upaya peningkatan HSE.

Penerapan HSE tidak hanya dilaksanakan oleh Perusahaan semata, namun juga seluruh pekerja, tanpa terkecuali. Koordinasi yang baik antar karyawan dan petugas lapangan diyakini mampu membuat semua pihak sadar akan risiko bahaya yang senantiasa mengancam di setiap proses operasional. Penyebaran informasi dan juga pelatihan aspek-aspek HSE telah dilakukan secara sistematis dan berkala kepada setiap pekerja melalui media internal yang dapat dijangkau dan di pahami dengan baik oleh seluruh pekerja. Melalui penerapan HSE yang optimal, kesehatan dan keselamatan pekerja akan terjamin, begitu juga dengan seluruh aset perusahaan yang pada akhirnya berdampak secara positif dalam menjaga kelestarian dan keharmonisan lingkungan baik fisik maupun sosial. Pembinaan tenaga kerja tentang kesehatan dan keselamatan kerja bertujuan:

1. Melindungi setiap tenaga kerja dari segala bahaya.

2. Melindungi setiap orang yang berada ditempat kerja atas keselamatan.

(27)

18 3. Meningkatkan produktivitas kerja.

4. Setiap sumber produksi perlu dipakai dan dipergunakan secara aman dan efesien.

2.4 Kendala – kendala yang Dihadapi

Berikut adalah kendala – kendala yang dihadapi dalam menyelesaikan tugas- tugas yang ada dilapangan:

1. Keterbatasan dalam bertindak.

2. Pemahaman yang masih belum begitu paham.

3. Kekhawatiran dan keraguan terhadap kondisi di lapangan dan tindakan yang akan dilakukan.

4. Kondisi lapangan yang kurang mendukung atau tidak memungkinkan.

5. Fasilitas keamanan dalam bekerja yang kurang memadai.

(28)

19

BAB III

MOTOR INDUKSI 3 FASA 380 V 1,1 Kw

3.1 Pengenalan motor induksi 3 fasa

Motor induksi merupakan motor listrik arus bolak balik (AC) yang paling luas di gunakan. Penamaannya berasal dari kenyataan bahwa motor ini bekerja berdasarkan induksi medan magnet stator ke rotornya, dimana arus rotor motor ini bukan diperoleh dari sumber tertentu, tetapi merupakan arus yang terinduksi sebagai akibat adanya perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar (rotating magnetic field) yang di hasilkan oleh arus stator. Motor induksi sangat banyak digunakan di dalam kehidupan sehari-hari baik di industri maupun di rumah tangga. Hal ini disebabkan karena motor induksi memiliki berbagai keunggulan dibanding dengan motor listrik yang lain, yaitu di antaranya karena harga yang relatif murah, konstruksinya yang sederhana dan kuat serta karakteristik kerja yang baik. Motor induksi rotor sangkar tupai 3 fasa banyak di gunakan di dalam dunia.

Gambar 3.1 motor induksi 3 fasa 1,1 KW

(29)

20 3.2 Name plate motor

Name plate merupakan sfesifikasi yang di keluarkan oleh pabrik secara resmi.

Motor induksi yang di gunakan memiliki name plate yang berguna untuk memudahkan konsumen mengetahui spesifikasi dari motor tersebut. Berikut adalah gambar name plate pada motor yang akan di rewinding :

Gambar 3.2 name plate motor 1.1 Kw 3.3 Konstruksi motor

Gambar 3.3 konstruksi motor induksi rotor sangkar tupai

(30)

21 Motor induksi terdiri atas 2 bagian utama yaitu stator dan rotor. Ada 2 jenis rotor yaitu rotor sangkar dan belitan.

1. Stator

Stator merupakan bagian yang diam dari motor induksi 3 fasa, pada bagian stator terdapat beberapa slot yang merupakan tempat kawat (konduktor) dari 3 kumparan tiga fasa yang di sebut kumparan stator, yang masing-masing kumparan mendapatkan suplai arus 3 fasa, maka pada kumparan tersebut segera timbul medan putar. Dengan adanya medan magnet putar pada kumparan stator akan mengakibatkan rotor berputar, hal ini terjadi karena adanya induksi magnet dengan kecepatan putar rotor sinkron dan kecepatan putar stator. Kontruksi stator motor induksi pada dasarnya terdiri dari bagian- bagian sebagai berikut ;

1 Rumah stator (rangka stator) dari besi tuang 2 Inti stator dari besi lunak atau baja silicon

3 Alur, bahannya sama dengan inti di mana alur ini merupakan tempat meletakkan belitan (kumparan stator).

4 Belitan (kumparan) stator dari tembaga.

Gambar 3.4 stator yang telah di pasang prespan

(31)

22 Rangka stator motor induksi di desain dengan baik dengan 4 tujuan yaitu :

1 Menutupi inti dan kumparannya.

2 Melindungi bagian-bagian mesin yang bergerak dari kontak langsung dengan manusia dan dari goresan yang di sebabkan oleh gangguan objek atau

gangguan udara terbuka (cuaca luar).

3 Menyalurkan torsi ke bagian peralatan pendukung mesin dan oleh karena itu stator di desain untuk tahan terhadap gaya putar dan goncangan.

4 Berguna sebagai sarana rumahan ventilasi udara sehingga pendinginan lebih efektif.

2. Rotor

Rotor merupakan bagian yang bergerak akibat adanya induksi magnet dari kumparan stator yang diinduksikan kepada kumparan rotor. Rotor dari motor induksi dapat dibedakan menjadi dua yaitu:

a. Rotor sangkar (squirel cage rotor)

Hampir 90% dari motor induksi banyak menggunakan rotor dengan jenis ini. Rotor jenis ini banyak digunakan pada motor induksi 3 fasa yang berdaya relatif kecil, Karena rotor jenis ini, pada motor induksi adalah paling sederhana dan kuat rotor jenis ini dibuat dari baja silicon dan terdiri dari inti yang berbentuk silinder yang sejajar dengan alur/slot dan diisi dengan tembaga atau alumunium yang berbentuk batangan. Berikut ini adalah gambar dari rotor sangkar (squirel cage rotor) yang di tunjukkan oleh Gambar di bawah ini.

Gambar 3.5 Rotor Sangkar (Squirel Cage Rotor)

(32)

23 b. Rotor belit

Rotor ini memiliki belitan–belitan kawat jadi jika di distribusikan maka motor jenis ini juga dapat kita fungsikan sebagai alternator (generator) dengan demikian pada rotor ini akan memiliki kutub–kutub pada stator belitan internal rotor dari motor ini dihubungkan secara bintang (tiga fasa) kemudian terminal belitan tersebut dikeluarkan dan disambungkan ke tiga buah slip ring terisolasi yang diletakkan pada poros motor dengan sikat diatasnya. Ketiga sikat ini secara eksternal dihubungkan ke suatu reostat yang membentuk bintang. Reostat pada motor ini berfungsi untuk meningkatkan torsi asut motor pada saat periode pengusutan. Apabila motor ini bekerja pada kondisi normal, maka slip ring secara otomatis terhubung pendek. Sehingga ring diatas tangkai terhubung bersama oleh suatu logam yang tertekan selanjutnya secara otomatis sikat tersebut terangkat dari slip ring yang berfungsi untuk mengurangi rugi–rugi gesekan. Selain dua bagian utama tersebut motor induksi juga mempunyai konsturksi tambahan antara lain rumah stator, tutup stator, kipas dan terminal hubung.

Gambar 3.6 Skematik Motor Induksi Rotor Belitan

(33)

24 Selama pengasutan, penambahan tahanan eksternal pada rangkaian rotor belitan menghasilkan torsi pengasutan yang lebih besar dengan arus pengasutan yang lebih kecil dibanding dengan rotor sangkar. Konstruksi motor tiga phasa rotor belitan ditunjukkan pada Gambar 3.3.5.

Gambar 3.7 Rotor Lilit dan Konstruksi Motor Induksi Rotor Lilit 3. Celah Udara

Di antara stator dan rotor terdapat celah udara yang merupakan ruangan antara stator dan rotor. Pada selah udara ini lewat fluks induksi stator yang memotong kumparan rotor sehingga menyebabkan rotor berputar. Selah udara yang terdapat antara stator dan rotor di atur sedemikian rupa sehingga di dapatkan hasil kerja motor yang optimum. Bila celah udara antara stator dan rotor terlalu besar akan mengakibatkan efisiensi motor induksi rendah, sebaliknya bila jarak antara celah terlalu kecil atau sempit akan menimbulkan kesukaran mekanis pada mesin. Berikut ini adalah gambar dari celah udara:

Gambar 3.8 Gambar Nyata Celah Udara

(34)

25 Gambar 3.9 Skema Celah Udara

Celah udara tidak bisa dipisahkan dengan belitan, sedangkan belitan (kumparan) yang terbuat dari tembaga yang sudah disusun sedemikian rupa dengan hitungan tertentu. Celah udara itulah terletak diantara rotor dan stator diatas belitan (kumparan) tersebut. Berikut ini adalah gambar belitan:

Gambar 3.10 Kumparan Tembaga (Belitan)

3.4 Prinsip kerja motor induksi 3 fasa

Motor induksi bekerja berdasarkan induksi elektromagnetik dari kumparan stator kepada kumparan rotornya. Bila kumparan stator motor induksi 3 fasa dihubungkan dengan suatu sumber tegangan 3 fasa, maka kumparan stator akan menghasilkan gaya gerak magnet yang berputar. Garis-garis gaya magnet yang diinduksikan dari kumparan stator akan memotong kumparan rotornya sehingga timbul emf (ggl) atau tegangan induksi. Karena penghantar (kumparan) rotor

(35)

26 merupakan rangkaian yang tertutup, maka akan mengalir arus pada kumparan rotor.

Penghantar (kumparan) rotor yang dialiri arus ini berada dalam garis gaya magnet yang berasal dari kumparan stator sehingga kumparan rotor akan mengalami gaya Lorentz yang menimbulkan torsi yang cenderung menggerakkan rotor sesuai dengan arah pergerakan medan induksi stator.

Medan magnet putar pada stator tersebut akan memotong konduktor- konduktor pada rotor, sehingga terinduksi arus dan sesuai dengan Hukum Lentz, rotor pun akan turut berputar mengikuti medan putar stator. Perbedaan putaran relatif antara stator dan 66 rotor disebut slip. Bertambahnya beban, akan memperbesar kopel motor yang oleh karenanya akan memperbesar pula arus induksi pada rotor, sehingga slip antara medan putar stator dan putaran rotor pun akan bertambah besar. Jadi, bila beban motor bertambah putaran rotor cenderung menurun.

Pada rangka stator terdapat kumparan stator yang ditempatkan pada slot-slotnya yang dililitkan pada sejumlah kutub tertentu. Jumlah kutub ini menentukan kecepatan berputarnya medan stator yang terjadi yang di induksikan ke rotornya.

Makin besar jumlah kutub akan mengakibatkan makin kecilnya kecepatan putar medan stator dan sebaliknya. Kecepatan berputarnya medan putar ini disebut kecepatan sinkron. Besarnya kecepatan sinkron ini adalah sebagai berikut.

Bila pada ke-3 fasa belitan stator di berikan tegangan 3 fasa seimbang maka pada inti stator akan terjadi medan putar, yang berputar sesuai dengan kecepatan sinkron.

𝑁𝑠 = 120𝑥𝑓 𝑝

(36)

27 Ns : kecepatan putaran sinkron

F : frekuensi tegangan stator P : jumlah kutub motor

Fluks yang berputar di sepanjang inti stator itu akan memotong batang-batang konduktor rotor, sehingga terimbas suatu tegangan imbas di rotor. Karena batang rotor terhubung singkat maka akan mengalir arus rotor pada batang-batang rotor tersebut, yang merupakan gaya putar rotor. Motor berputar dengan kopel putar sebesar gaya tersebut kali jari-jari (jarak batang konduktor – as)

Gambar 3.11 medan putar pada motor 3 fasa

Bila salah satu fasa masukan terputus, jadi motor hsnya mendapat masukan 2 fasa maka tidak akan terjadi medan putar sehingga kopel motor tidak terbangkitkan dan motor gagal start. Pada kondisi motor tanpa beban maka putaran motor mendekati Ns.

SLIP = 𝑆 = 𝑁𝑠−𝑁

𝑁𝑠

Pada beban mekanis motor makin besar, S akan makin besar pula. Saat itu kopel motor akan mengimbangi kopel beban. Beban yang besar akan menarik arus motor yang besar sehingga kopel motor sama dengan kopel beban dan terjadi pada putaran kerja sistem motor beban. Arus pada rotor motor ini bukan di peroleh dari

(37)

28 sumber tertentu, tetapi merupakan arus yang terinduksi sebagai akibat adanya perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar (rotating magnetic field) yang di hasilkan oleh arus stator. Belitan stator yang di hubungkan dengan suatu sumber tegangan tiga fasa akan menghasilkan medan magnet yang berputar dengan kecepatan sinkron. Pada rotor terdapat lilitan, sehingga pada lilitan rotor tersebut terbentuk ggl induksi. Lilitan rotor motor induksi biasanya di hubung singkat untuk rotor sangkar, maka pada rotor tersebut akan mengalir arus yang cukup tinggi yaitu arus starting. Lalu pada lilitan rotor terbentuk suatu gaya yang dapat memutar rotor mengikuti medan putar stator. Putaran rotor selalu mempunyai arus yang sama dengan arah putaran medan magnet stator.

Di dalam kenyataannya bahwa putaran rotor lebih rendah dari putaran medan statornya. Selisih putaran rotor dengan jumlah medan statornya di sebut slip (S).

Jika 2 belitan pada masing-masing fasa di lilitkan dalam arah yang sama.

Sepanjang waktu, medan magnet yang di hasilkan oleh setiap fasa akan tergantung kepada arus yang mengalir melalui fasa tersebut. Jika arus listrik yang melalui fasa tersebut adalah nol, maka medan magnet yang di hasilkan akan nol pula. Jika arus mengalir dengan harga maksimum, maka medan magnet berada pada harga maksimum pula. Karena arus yang mengalir pada sistem 3 fasa mempunyai perbedaan 1200, maka medan magnet yang di hasilkan juga akan mempunyai perbedaan sudut sebesar 1200 pula. Ketiga medan magnet yang di hasilkan akan membentuk satu medan, yang akan beraksi terhadap rotor. Untuk motor induksi, sebuah medan magnet di induksikan kepada rotor sesuai dengan polaritas medan magnet pada stator. Begitu medan magnet stator berputar, maka rotor juga berputar agar bersesuaian dengan medan magnet stator.

3.5 Keuntungan dan kerugian motor induksi 3 fasa 1. Keuntungan

a. Sangat sederhana dan daya tahan kuat (konstruksi hampir tidak pernah terjadi kerusakan, khususnya tipe squirel cage).

(38)

29 b. Relatif lebih murah harganya bila di bandingkan dengan jenis motor yang

lainnya.

c. Menghasilkan putaran yang konstan d. Mudah perawatannya

e. Untuk pengasutan tidak memerlukan motor lain sebagai penggerak mula.

f. Efisiensi tinggi. Pada kondisi berputar normal, tidak dibutuhkan sikat dan karenanya rugi daya yang diakibatkannya dapat dikurangi.

2. Kerugian

a. Putarannya sulit di atur.

b. Kecepatannya menurun seiring dengan pertambahan beban.

c. Arus asut yang cukup tinggi, berkisar antara 5 hingga 7 kali arus nominal.

d. Kopel awal mutunya rendah di banding dengan motor DC shunt.

3.6 Faktor kerusakan motor

Faktor kerusakan dapat di bagi menurut beberapa faktor 1. Di bagi menurut asal sebab munculnya faktor kerusakan

a. Kerusakan dari luar motor

Kualitas sumber tenaga listrik, kondisi lingkungan panas, lembab, tidak ada ventilasi dan kondisi beban.

b. Kerusakan dari dalam motor Penuaan, bearing, rotor dan stator

2. Di bagi menurut jenis faktor kerusakan a. Kerusakan karena listrik (kualitas listrik)

1 Hilangnya salah satu tegangan mengakibatkan tidak balance, kebanyakan lilitan motor akan terbakar karena motor akan mengalami panas yang berlebihan (over heating) yang di sebabkan oleh over current karena hilangnya salah satu tegangan fasa.

2 Under dan over voltage dapat menimbulkan heating di dalam winding, berakibat umur motor menjadi pendek. Voltage spike akibat power

(39)

30 switching atau serangan petir (lightning strikes) juga menyebabkan kerusakan isolasi winding. Kualitas suplai tenaga sangat menentukan umur motor listrik, maka hal-hal di atas memang harus di hindari dengan cara menjaga kualitas listrik atau mematikan sistem dari motor listrik tersebut.

b. Kerusakan mekanis 1 Panas (over heating)

Penyebab terbesar kerusakan motor sehingga motor tidak dapat mencapai umur pakai yang seharusnya ialah over heating. Setiap mengalami kenaikan temperatur 10 derajat, dari temperatur normalnya, berakibat memototng umur motor 50%, meskipun kenaikan terjadi hanya sementara.

Penyebab terjadinya over heating di antaranya adalah :

1) Sistem starting, kebanyakan motor di pasang dengan direct on line starting. Sistem ini menimbulkan arus start terlampau besar (hingga 7 kali), sehingga menimbulkan panas yang besar.

2) Start-stop terlalu sering tanpa memperhatikan jeda antar waktu start sangat menimbulkan kerusakan.

3) Environment

ambient temperature tinggi mengakibatkan operating temperature motor lebih tinggi dari seharusnya. Ventilasi ruang kurang bagus menimbulkan system pendinginan motor tidak baik. Mengakibatkan operating temperature motor naik.

4) Ventilasi ruang kurang bagus menimbulkan sistem pendinginan motor tidak baik. Mengakibatkan operating temperature motor naik.

5) Kondisi motor : fan rusak, bodi motor kotor, saluran pendingin buntu atau kotor sehingga menganggu pendinginan.

6) Vibrasi

Merupakan indikasi bahwa kondisi motor sedang mengalami masalah. Vibrasi yang berlebihan dapat menyebabkan kerusakan yang

(40)

31 lebih parah. Sumber vibrasi dapat dari motor atau dari mesin yang di gerakan (load) bahkan mungkin juga dari keduanya.

Penyebab terjadinya vibrasi antara lain : a. Rotor unbalance (motor atau load)

b. Bearing aus atau rusak menyebabkan poros berputar tidak sintris.

c. Akumulasi karat atau kotoran pada rotor.

Setelah mengetahui beberapa sebab kerusakan, kita dapat merencanakan program pemeliharaan dan langkah pelaksanaan yang sesuai dan terjadwal untuk menambah umur dari motor listrik tersebut.

3.7 Prosedur dalam melilit motor induksi 3 fasa

1. Mengidentifikasi motor yang sudah rusak (name plate)

Identifikasi merupakan tahapan pertama dalam perencanaan untuk membuat lilitan pada motor induksi 3 fasa, untuk yang pertama di identifikasi adalah name plate yang tertera pada badan (body) motor induksi 3 fasa tersebut. Hal itu bertujuan untuk mengetahui batasan-batasan atau perhitungan yang akan direncanakan seperti halnya rpm, tegangan, arus, banyaknya kutub.

Pada gambar 19 bisa dilihat disana tertera plat dengan banyak tulisan sesuai kemampuan dari motor induksi 3 fasa tersebut,dengan membaca pada name plate tersebut dapat memperkirakan perhitungan lilitannya.

2. Memerlukan sebuah konsep untuk melilit motor induksi 3 fasa

Motor induksi 3 fasa yang lilitannya sudah terbakar/rusak untuk merencanakan melilit lagi memerlukan banyak konsep, dari konsep tersebut sehingga dapat memperkirakan kemampuan motor induksi 3 fasa yang akan dililit kembali, konsep tersebut meliputi prosedur/tahapan-tahapan langkah yang akan kita ambil sebelum melakukan eksekusi.

(41)

32 Tahapan-tahapan tersebut diantaranya meliputi :

a. Menghitung jumlah slot stator

b. Menghitung langkah lilitan tiap grup perfasa/alur c. Langkah menghitung jumlah kutub perfasa d. Menghitung langkah pergeseran fasa e. Menghitung jumlah kawat tiap slot

f. Menghitung luas penampang kawat yang digunakan g. Menggambar atau mendesain bentuk belitan (alur) h. Menguji hasil dari perencanaan

3.8 Proses rewinding motor induksi 3 fasa 1. Perancangan langkah dan jumlah kutub

Jumlah alur motor adalah 24 alur(slot) yang akan di buat menjadi 4 kutub dengan perhitungan :

a. Jumlah pole (kutub)

𝑅𝑃𝑀 = 𝐹 × 120 𝑃𝑜𝑙𝑒 𝑃𝑜𝑙𝑒 = 𝐹 × 120

𝑅𝑃𝑀

= 50 𝐻𝑧 × 120 1400

= 4,28 di bulatkan menjadi = 4 Pole.

b. Jarak kutub

𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑘𝑢𝑡𝑢𝑏 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑎𝑙𝑢𝑟 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑢𝑡𝑢𝑏

= 24 4 = 6

c. Jarak phase

(42)

33 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑝ℎ𝑎𝑠𝑒 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑎𝑙𝑢𝑟

3 × 𝑝𝑎𝑠𝑎𝑛𝑔 𝑘𝑢𝑡𝑢𝑏

= 24

3 × 2= 4

d. Jumlah alur perkutub

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑎𝑙𝑢𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑘𝑢𝑡𝑢𝑏 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑎𝑙𝑢𝑟 6 × 𝑝𝑎𝑠𝑎𝑛𝑔 𝑘𝑢𝑡𝑢𝑏

= 24

6 × 2= 2

Berikut adalah perancangan langkah yang akan di gunakan untuk rewinding motor:

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 1 2 3 4

9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 1 2 3 4 5 6 7 8

U1 U2

V1 V2

W1 W2

Gambar 3.12 perancangan langkah rewinding

Kutub 1 Kutub 2 Kutub 3 Kutub 4

Kutub 1

Kutub 1 Kutub 2 Kutub 3 Kutub 4

Kutub 2 Kutub 3 Kutub 4

(43)

34 2. Memasang prespan

Pada saat pemasangan di gunakan prespan atau kertas mika yang berfungsi sebagai isolasi untuk menghindari short antara kawat dan bodi stator. Ukuran prespan di sesuaikan dengan alur pada stator.

Ada 2 buah prespan yang di gunakan dalam 1 alur, pertama untuk celah bawah dan samping sebagai dasar letak kawat agar tidak terjadi short dengan bodi. Dan yang kedua di gunakan untuk menutup celah atas alur ketika telah di isi dengan kawat agar lebih padat dan menghindari gesekan dengan rotor maupun short dengan bodi stator dan rotor.

Gambar 3.13 pemasangan prespan 3. Pengulungan kawat dengan mal

Pengulungan dengan mal jauh lebih mempermudah kerja, lebih rapi dan efisien waktu. Panjang untuk satu gulungan di rancang melebihi panjang alur agar lebih mudah untuk memasukkan ke alur stator tersebut. Berikut adalah gambar motor yang di rancang mal :

(44)

35 Gambar 3.14 motor untuk mal

4. Pemasangan kawat pada alur

Sesuai dengan rancangan, langkah kunparan kawat di susun rapi pada alur dan membentuk kutub.

Gambar 3.15 pemasangan kawat pada stator

Pada proses pemasangan di usahakan rapi dan padat. Pemasangan di lakukan berdasarkan urutan P1 U1, kemudian di lanjutkan urutan P2 U2 hingga P12 U12. Bentuk kumparan yang di gunakan adalah bentuk jerat, terlihat pada gambar 1. Bentuk ini di gunakan karena mengikuti bentuk kumparan motor waktu sebelum di lakukan pembongkaran. Berikut adalah jenis pemasangan kawat yaitu :

(45)

36 Gambar 3.16 bentuk-bentuk kumparan

Dari gambar kumparan diperoleh macam-macam bentangan/kumparan yaitu:

1. Bentuk kumparan jerat 2. Bentuk kumparan sepusat 3. Bentuk kumparan gelombang.

Fungsi dari ketiga jenis kumparan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Kumparan jerat (spiral) benyak digunakan untuk motor–motor (generator) dengan kapasitas yang relatif besar. Umumnya untuk kelas menengah keatas, walaupun secara khusus ada mesin listrik dengan kapasitas yang lebih besar, kumparan statornya menggunakan sistem kosentris.

2. Kumparan sepusat (concentric) pada umumnya sistem ini banyak digunakan untuk motor dan generator dengan kapasitas kecil. Walaupun ada juga secara khusus motor-motor dengan kapasitas kecil menggunakan kumparan dengan tipe spesial.

3. Kumparan gelombang/wave winding untuk motor dengan belitan sistem ini banyak digunakan kapasitor besar.

5. Seri-paralel

Setelah selesai di lakukan pemasangan pada alur stator, kemudian di lakukan penyolderan antara pangkal dan ujung kawat untuk membentuk kutub. Setelah selesai di solder, di lakukan pengecekan sambungan. Jika

(46)

37 sudah terhubung sesuai dengan gambar, maka stator sudah dapat di lakukan tahap selanjutnya yaitu finishing.

6. Finishing

Setiap belitan di ikat rapi dan padat agar tidak terjadi gesekan dengan cover maupun rotor pada saat motor di jalankan. Kawat kemudian di sirlak.

Sirlak berfungsi menutupi kawat email yang tergores sehingga tidak mengalami short. Kemudian untuk mempercepat proses, stator di panaskan agar sirlak meresap dan cepat kering. Waktu pemanasan membutuhkan waktu setengah hari.

Gambar 3.17 Pemanasan stator

Setelah pemanasan selesai, di lakukan pemasangan rotor, bearing dan cover motor. Ukuran bearing di sesuaikan dengan tipe pada name plate motor yang terpasang. Pemasangan cover harus presisi agar rotor tidak baik atau timpang karena akan mengakibatkan gesekan yang membuat panas motor dan vibrasi yang besar, kemungkinan akan terjadi lagi kerusakan motor.

(47)

38

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan

a. motor induksi bekerja berdasarkan induksi medan magnet stator ke rotornya, dimana arus rotor motor ini bukan diperoleh dari sumber tertentu, tetapi merupakan arus yang terinduksi sebagai akibat adanya perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar (rotating magnetic field) yang di hasilkan oleh arus stator.

b. Pemasangan kawat pada alur stator harus rapi dan padat agar tidak terjadi gesekan yang menimbulkan panas.

c. Perhitungan langkah harus di perhatikan agar dapat membuat kutub yang seimbang. Rumus : 𝑌𝑠 = 𝐺

2𝑃

d. Arus akan semakin bertambah jika beban motor semakin bertambah.

e. Arus yang terlalu besar dapat merusak winding motor, dan mengakibatkan motor terbakar.

4.2 Saran

a. Agar memiliki manual book untuk setiap instrument yang masih berfungsi untuk memudahkan perbaikan dan penggunaan instrument.

b. Memiliki peralatan untuk menganalisa menggunakan grafik seperti osiloscope.

c. Waktu pelaksanaan kerja praktek/magang yang terlalu singkat, sehingga ilmu dan pengalaman yang di dapat dari perusahaan sangat sedikit.

d. Di harapkan dari pihak politeknik melakukan kerja sama terhadap perusahan-perusahaan untuk melakukan transfer ilmu tentang perkembangan teknologi industri.

e. Diharapkan pengetahuan akan rewinding bisa digunakan sebagai modal untuk membuka usaha sendiri.

(48)

39

DAFTAR PUSTAKA

http://elektrikbank.blogspot.com/2013/05/motor-induksi-tiga-fasa.html http://noviamalinda.blogspot.com/2011/12/makalah-motor-induksi.html https://www.google.com/search?q=bab+III+motor+induksi&ie=utf-8&oe=utf- 8

https://www.google.com/search?q=motor+induksi+tiga+fasa&ie=utf- 8&oe=utf-8

http://electro-creations.blogspot.co.id/2014/04/motor-induksi-asinkron.html http://slideplayer.info/slide/2421866/

https://www.slideshare.net/kriskambing/6-motorinduksi http://dekiadiputra.blogspot.com/2012/12/motor-lisrik.html

https://rikikhomarudin09.wordpress.com/2019/08/31/rewinding-1-phase-electric- machines/

Buku catatan staf bengkel pertamina sungai pakning

(49)

40

(50)

41

(51)

42

Lampiran 3 : Form penilaian kerja praktek

(52)

43

Lampiran 4 : Surat keterangan

(53)

44

Lampiran 5 : surat keterangan

(54)

45

Lampiran 6 : Daftar hadir kerja praktek

(55)

46

Lampiran 7 : Daftar hadir kerja praktek

Gambar

Tabel 1.1 Komposisi Crude Oil dan Produk  ..................................................
Tabel 1.1 Komposisi Crude oil dan Produk 2.  ITP (Instalasi Tangki dan Pengapalan)
Gambar 1.1 Kilang Produksi PT. PERTAMINA RU II Sei Pakning  1.3  Bahan Baku PT. PERTAMINA RU II Sei Pakning
Gambar 1.2 Struktur Organisasi PT. PERTAMINA RU II Sei Pakning
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Prinsip kerja generator induksi ini kebalikan dari motor listrik, dimana apabila motor listrik induksi diberi tegangan tiga fasa ataupun satu fasa pada kumparan stator motor

Konstruksi dari motor induksi satu fasa ini hanya memiliki 1 gulungan kumparan stator, jika kumparan stator dihubungkan dengan sumber jala – jala listrik tidak menimbulkan

Pada bagian yang diam (stator) merupakan tempat diletakkannya kumparan medan yang berfungsi untuk menghasilkan fluksi magnet diletakkannya kumparan medan yang

Stator generator adalah bagian dari generator berupa kumparan kawat tembaga yang dirancang berbentuk silindris dan akan menerima induksi magnet dari rotor sehingga

Stator dari motor tiga fasa di desain mempunyai tiga bagian besar kumparan yang sama, baik jumlah kumparan, jumlah lilitan perkumparan, diameter kawat , jumlah alur yang

c Kawat stator elektro motor terbakar, begitu banyak penyebab dari terbakar gulungan kawat stator elektro motor ini diantaranya sebagai berikut:  Kerusakan pada bearing/bantalan dapat

Pada dasarnya motor induksi memiliki prinsip kerja yang sederhana yaitu jika sumber tegangan sumber 3 fasa disatukan pada kumparan stator, maka akan sering muncul di medan putar dengan

Kontruksi Motor Induksi Motor induksi 3 fasa memiliki konstruksi yang hampir sama dengan motor listrik jenis lainnya, terdiri atas dua bagian utama yaitu stator yang merupakan bagian