• Tidak ada hasil yang ditemukan

laporan kinerja instansi pemerintah (lkip) tahun 201

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "laporan kinerja instansi pemerintah (lkip) tahun 201"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA DINAS PENDIDIKAN KOTA YOGYAKARTA

Jl. Hayamwuruk no. 11 Yogyakarta, Telp. (0274) 512956 Fax. (0274) 512956

LAPORAN KINERJA INSTANSI

PEMERINTAH

(LKIP) TAHUN 201

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA DINAS PENDIDIKAN KOTA YOGYAKARTA

Jl. Hayamwuruk no. 11 Yogyakarta, Telp. (0274) 512956 Fax. (0274) 512956 Email :pendidikan@jogjakota.go.id

Website : http//pendidikan.jogjakota.go.id

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH

(LKIP) TAHUN 2018

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA DINAS PENDIDIKAN KOTA YOGYAKARTA

Jl. Hayamwuruk no. 11 Yogyakarta, Telp. (0274) 512956 Fax. (0274) 512956 pendidikan@jogjakota.go.id

Website : http//pendidikan.jogjakota.go.id

(2)
(3)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. GAMBARAN UMUM DINAS PENDIDKAN

KOTA YOGYAKARTA 1

B. PERMASALAHAN UTAMA BERDASARKAN TUGAS

DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN KOTA YOGYAKARTA 2

BAB II PERENCANAAN KINERJA 3

A. PERENCANAAN STRATEGIS 3

B. PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2018 5

BAB III AKUTANBILITAS KINERJA 6

A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI 6

1. PENGUKURAN KINERJA 6

i. Metode Pengukuran Kinerja 6

ii. Metode Penyimpulan Capaian Kinerja Sasaran 7 2. PENGUKURAN TINGKAT PENCAPAIAN SASARAN 8

i. Rerata UASDA dan UN 8

ii. ANGKA PARTISIPASI KASAR (APK) 10

a) APK SD 10

b) APK SMP 10

iii. ANGKA PARTISIPASI MURNI (APM) 12

a) APM SD 12

b) APM SMP 13

iv. ANGKA PARTISIPASI SEKOLAH 14

3. PENYIMPULAN CAPAIAN KINERJA SASARAN 17

B. REALISASI ANGGARAN 18

1. Anggaran dan Realisasi APBD 18

2. Anggaran dan Realisasi Per Kegiatan 19

BAB IV PENUTUP 21

LAMPIRAN

Lampiran I PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2018

Lampiran II PENGUKURAN KINERJA KEGIATAN (PKK) TAHUN 2018

(4)

A. GAMBARAN UMUM DINAS PENDIDIKAN KOTA YOGYAKARTA

Berdasarkan Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 78 Tahun 2016 tentang Susunan Organisasi, Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta, maka struktur organisasi Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta terdiri dari :

a) Kepala Dinas;

b) Sekretariat, terdiri dari :

i. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;

ii. Sub Bagian Keuangan; dan

iii. Sub Bagian Perencanaan, Eavaluasi dan pelaporan.

c) Bidang Pembinaan Pendidikan Dasar terdiri dari:

i. Seksi Kurikulum dan Penilaian Sekolah Dasar;

ii. Seksi Kelembagaan dan Sarana Prasarana Sekolah Dasar; dan iii. Seksi Kesiswaan Sekolah Dasar.

d) Bidang Pembinaan Sekolah Menengah Pertama terdiri dari:

i. Seksi Kurikulum dan Penilaian Sekolah Menengah Pertama;

ii. Seksi Kelembagaan dan Sarana Prasarana Sekolah Menengah Pertama; dan

iii. Seksi Kesiswaan Sekolah Menengah Pertama.

e) Bidang Pendidikan Non Formal dan Pendidikan Anak Usia Dini terdiri dari terdiri dari:

i. Seksi Pendidikan Masyarakat dan Kesetaraan;

ii. Seksi Pendidikan Anak Usia Dini; dan iii. Seksi Lembaga Pendidikan Keterampilan.

f) Bidang Pendidik, Tenaga Kependidikan, Data dan Sistem Informasi terdiri dari:

i. Seksi Pengembangan Kapasitas Pendidik dan Tenaga Kependidikan;

ii. Seksi Kesejahteraan Pendidik dan Tenaga Kependidikan; dan iii. Seksi Data dan Sistem Informasi Pendidikan

Dinas Pendidikan memiliki peran strategis dalam mendukung predikat Kota Yogyakarta sebagai Kota Pelajar. Dalam melaksanakan tugasnya Dinas Pendidikan juga bersinergi dengan stakeholder lain seperti Legislatif, Dewan Pendidikan, dinas terkait di tingkat Daerah Istimewa Yogyakarta sampai dengan Kementerian Agama dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

(5)

Dukungan masyarakat pada umumnya dan dukungan yayasan-yayasan yang menyelenggarakan satuan pendidikan di Kota Yogyakarta pada khususnya juga diperlukan sebagai mitra strategis untuk mewujudkan hal tersebut.

B. PERMASALAHAN UTAMA BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN KOTA YOGYAKARTA

Berikut adalah identifikasi permasalahan yang dihadapi Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta:

1. Akses

a. Masih terdapat anak putus sekolah karena alasan pendanaan dan non pendanaan;

b. Jumlah siswa kota yang sekolah di luar kota masih cukup tinggi;

c. Sistem zonasi akan mengurangi capaian APK APM.

2. Mutu

a. Belum semua sekolah memenuhi Standar Nasional Pendidikan;

b. Kesenjangan mutu sekolah antara sekolah negeri, antara sekolah swasta, antara sekolah negeri dan swasta.

c. Kesenjangan kompetensi siswa antar sekolah;

d. Kekurangan jumlah pendidik dan tenaga kependidikan;

e. Persebaran pendidik belum proporsional;

f. Masih ada pendidik dan tenaga kependidikan yang belum memenuhi kualifikasi;

g. Tuntutan kesetaraan mutu lembaga pendidikan non formal;

h. Adanya kasus kenakalan pelajar;

i. Masih sering terjadi perundungan pada pelajar.

3. Tata kelola

a. Tidak konsisten dan benturan antar regulasi pendidikan;

b. Lemahnya manajemen sekolah;

c. Kurangnya kuantitas dan kualitas SDM pengelola sekolah;

d. Kompetisi antar kabupaten/kota dalam pengelolaan pendidikan.

(6)

A. PERENCANAAN STRATEGIS

Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang sesuai dengan amanat UUD 1945, maka pemerintahan daerah diharapkan dapat mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan, sebagai upaya untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan rakyat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan peran serta masyarakat, serta peningkatan daya saing daerah dengan memperhatikan prinsip-prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan dan kekhususan suatu daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Dalam kerangka besar itulah, visi, misi dan program kerja walikota terpilih untuk lima tahun ke depan merupakan tahap kedua Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005 – 2025, diarahkan untuk membawa masyarakat Kota Yogyakarta menuju suatu kehidupan masyarakat yang sejahtera, berakhlak, bermartabat, berkarakter dan bermakna. Maka visi pembangunan Kota Yogyakarta tahun 2017 – 2022 adalah :

“Meneguhkan Kota Yogyakarta Sebagai Kota Nyaman Huni dan Pusat Pelayanan Jasa yang Berdaya Saing Kuat

untuk Keberdayaan Masyarakat dengan Berpijak Pada Nilai Keistimewaan”

Dalam mewujudkan visi pembangunan Kota Yogyakarta tahun 2017 – 2022 tersebut dirumuskan melalui tujuh misi pembangunan yaitu:

1. Meningkatkan kesejahteraan dan keberdayaan masyarakat

2. Memperkuat ekonomi kerakyatan dan daya saing Kota Yogyakarta 3. Memperkuat moral, etika dan budaya masyarakat Kota Yogyakarta 4. Meningkatkan kualitas pendidikan, kesehatan, sosial dan budaya 5. Memperkuat tata kota dan kelestarian lingkungan

6. Membangun sarana prasarana publik dan permukiman 7. Meningkatkan tatakelola pemerintah yang baik dan bersih

Berdasarkan pada visi dan misi pembangunan daerah Kota Yogyakarta tahun 2017 – 2022 maka disusun tujuan pembangunan selama lima tahun kedepan sebagai berikut:

1. Meningkatkan kesejahteraan dan keberdayaan masyarakat dengan sasaran:

a. Kemiskinan masyarakat menurun;

(7)

b. Keberdayaan masyarakat meningkat;

c. Ketahanan pangan masyarakat meningkat;

2. Memperkuat ekonomi kerakyatan dan daya saing Kota Yogyakarta dengan sasaran:

a. Ketimpangan pendapatan antar penduduk menurun;

b. Pertumbuhan ekonomi meningkat;

c. Investasi di Kota Yogyakarta meningkat;

3. Memperkuat moral, etika dan budaya masyarakat Kota Yogyakarta dengan sasaran:

a. Gangguan ketentraman dan ketertiban masyarakat menurun;

4. Meningkatkan kualitas pendidikan, kesehatan, sosial dan budaya dengan sasaran:

a. Kualitas pendidikan meningkat;

b. Harapan hidup masyarakat meningkat;

c. Peran serta masyarakat dalam pengembangan dan pelestarian budaya meningkat.

5. Memperkuat tata kota dan kelestarian lingkungan dengan sasaran:

a. Kualitas penyelenggaraan penataan ruang meningkat;

b. Kualitas lingkungan hidup meningkat.

6. Membangun sarana prasarana publik dan permukiman dengan sasaran:

a. Infrastruktur wilayah meningkat;

7. Meningkatkan tatakelola pemerintah yang baik dan bersih dengan sasaran : a. Kapasitas tata kelola pemerintahan meningkat.

Berdasarkan visi dan misi pembangunan Kota Yogyakarta, Dinas Pendidikan menunjang ketercapaian misi keempat yaitu meningkatkan kualitas pendidikan, kesehatan, sosial dan budaya dengan sasaran kualitas pendidikan meningkat. Berikut adalah tujuan dan sasaran jangka menengah Dinas Pendidikan setelah review renstra:

Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dinas Pendidikan

NO TU JUAN SASARAN

INDIKA TOR SASA

RAN

TARGET KINERJA SASARAN PADA TAHUN KE

2017 2018 2019 2020 2021 2022

1 Meningkatkan Kualitas dan Aksesibilitas Pendidikan

Kualitas lulusan pendidikan dasar meningkat

Rerata UASDA SD/MI se- Kota

67 68 69 70 71 72

Rerata UN SMP/MTs se-Kota

65 66 67 68 69 70

(8)

NO TU JUAN SASARAN

INDIKA TOR SASA

RAN

TARGET KINERJA SASARAN PADA TAHUN KE

2017 2018 2019 2020 2021 2022

2 Meningkatkan Kualitas dan Aksesibilitas Pendidikan

Aksesibilitas pendidikan meningkat

Angka partisipasi kasar SD

142,61

%

136,38

%

136,40

%

136,42

%

136,44

%

136,46

% Angka

partisipasi kasar SMP

141,11

%

139,13

%

139,15

%

139,17

%

139,19

%

139,21

% Angka

partisipasi murni SD

128,98

%

120,34

%

120,36

%

120,38

%

120,40

%

120,42

% Angka

partisipasi murni SMP

105,97

%

111,83

%

111,84

%

111,85

%

111,86

%

111,87

% Angka

partisipasi sekolah

95% 95.05% 95.10% 95.10% 95.15% 95.15%

B. PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2018

Sebagai tindak lanjut komitmen Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta untuk melaksnakan visi dan misi Pemerintah Kota Yogyakarta yang tertuang dalam RPJMD dan dijabarkan dalam Rencana Strategis Dinas Pendidikan tahun 2017-2022, maka disusunlah Perjanjian Kinerja antara Kepala Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta dengan Walikota Yogyakarta dalam bentuk Perjanjian Kinerja tahun 2018:

Perubahan Perjanjian Kinerja Dinas Pendidikan Tahun 2018 No Sasaran Indikator

Sasaran Target Program Pendukung Anggaran

1 Kualitas lulusan pendidikan dasar meningkat

Rerata UASDA SD/MI se- Kota

68 Program peningkatan dan pemerataan kualitas pendidikan Sekolah Dasar

Rp25.900.818.266,00-

Rerata UN SMP/MTs se-Kota

66 Program peningkatan dan pemerataan kualitas

pendidikan Sekolah Menengah Pertama

Rp23.489.467.153,00-

2 Aksesibilitas pendidikan meningkat

Angka partisipasi kasar SD

136,38% Program Peningkatan dan Pemerataan Kualitas Pendidikan Non Formal dan Informal

Rp4.707.969.493,00-

Angka partisipasi kasar SMP

139,13 % Program Pengembangan Pendidikan

Rp86.499.606.994,00-

Angka partisipasi murni SD

120,34 %

Angka partisipasi murni SMP

111,83%

Angka partisipasi sekolah

95,05%

Gambaran secara utuh bagaimana Perjanjian Kinerja Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta Tahun 2018 tercantum pada lampiran Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ini.

(9)

A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI 1. PENGUKURAN KINERJA

Banyak metode atau cara yang dapat digunakan dalam mengukur sejauhmana capaian kinerja OPD, salah satunya dengan membandingkan antara realisasi dan target yang tertuang dalam indikator kinerja sasaran. Semakin tinggi persentase perbandingan antara realisasi dengan target, maka semakin tinggi pula capaian kinerjanya. Seberapa besar capaian indikator sasaran Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta, akan dapat dilihat dari seberapa persen rasio antara realisasi dan target yang terdapat pada masing-masing indikator sasaran yang telah ditetapkan.

i. Metode Pengukuran Kinerja

Pengukuran kinerja dilakukan dengan membandingkan rencana dan realisasi sebagai berikut :

a) Semakin tinggi realisasi menunjukkan semakin tingginya kinerja atau semakin rendah realisasi menunjukkan semakin rendahnya kinerja, digunakan rumus:

Realisasi

Capaian indikator kinerja = x 100%

Rencana

b) Semakin tinggi realisasi menunjukkan semakin rendahnya kinerja atau semakin rendah realisasi menunjukkan semakin tingginya kinerja, digunakan rumus:

Rencana – (Realisasi – Rencana)

Capaian indikator kinerja = x100%

Rencana

atau:

(2 x Rencana) – Realisasi

Capaian indikator kinerja = x100%

Rencana

(10)

Pengukuran kinerja tahun 2018 dilakukan dengan melihat indikator kinerja pada level sasaran tahun 2018. Pengukuran dengan menggunakan indikator kinerja pada level sasaran digunakan untuk menunjukkan secara langsung kaitan antara sasaran dengan indikator kinerjanya, sehingga keberhasilan sasaran berdasarkan rencana kinerja tahunan yang ditetapkan dapat dilihat dengan jelas. Selain itu, untuk memberikan penilaian yang lebih independen melalui indikator-indikator outcomesatau minimaloutputs dari kegiatan yang terkait langsung dengan sasaran yang diinginkan. Dalam rangka pengukuran dan evaluasi atas kinerja, beberapa program atau kegiatan ditetapkan indikator kinerja outcomes yang lebih tinggi (ultimate outcomes) serta disajikan perbandingan dengan capain kinerja pada tahun sebelumnya.

Untuk dapat mengetahui tingkat capaian kinerja, Pengukuran kinerja tahun 2018 dilakukan melalui tahapan yang mencakup:

a) Pengukuran kinerja kegiatan yang merupakan tingkat pencapaian target dari masing-masing kelompok indikator kegiatan. Pengukuran kinerja kegiatan ini menggunakan formulir Pengukuran Kinerja Kegiatan (PKK).

b) Pengukuran tingkat pencapaian sasaran yang merupakan tingkat pencapaian target dari masing-masing indikator sasaran yang telah ditetapkan, sebagaimana dituangkan dalam Rencana Kinerja Tahunan (RKT), di mana tingkat pencapaian sasaran didasarkan pada data hasil pengukuran kinerja kegiatan dan indikator makro yang berhubungan dengan sasaran tersebut. Pengukuran pencapaian sasaran ini menggunakan formulir Pengukuran Kinerja (PK) .

ii. Metode Penyimpulan Capaian Kinerja Sasaran

Hasil pengukuran capaian kinerja disimpulkan baik untuk masing-masing indikator kinerjanya maupun untuk capaian pada tingkat sasaran.

Penyimpulan dilakukan dengan menggunakan skala pengukuran ordinal sebagai berikut :

> 85 = Sangat Berhasil 70 < X≤85 = Berhasil

55 < X≤70 = Cukup Berhasil

≤55 = Tidak Berhasil

Untuk capaian masing-masing indikator kinerja sasaran disimpulkan berdasarkan “Metode Rata-Rata Data Kelompok”. Penyimpulan capaian sasaran tersebut dijelaskan berikut ini.

Penyimpulan pada tingkat sasaran dilakukan dengan mengalikan jumlah indikator untuk setiap kategori (sangat berhasil, berhasil, cukup berhasil dan tidak berhasil) yang ada di setiap kelompok sasaran dengan nilai mean

(11)

(rata-rata) skala ordinal dari setiap kategori, dibagi dengan jumlah indikator kinerja sasaran yang ada di kelompok sasaran tersebut.

Jumlah indikator untuk setiap kategori x Nilaimeansetiap kategori Capaian Sasaran =

Jumlah indikator kinerja sasaran

Nilaimeansetiap kategori ditetapkan sebagai berikut:

Sangat Berhasil : 92,5

Berhasil : 77,5

Cukup Berhasil : 62,5 Tidak Berhasil : 27,5

Hasil perkalian tersebut disimpulkan kembali berdasarkan skala pengukuran ordinal dengan katagori sangat berhasil, berhasil, cukup berhasil, dan tidak berhasil.

2. PENGUKURAN TINGKAT PENCAPAIAN SASARAN

Pengukuran capaian kinerja Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta terlihat dari sejauh mana pelaksanaan strategi dalam rangka pencapaian sasaran yang telah ditetapkan dan dikomitmenkan, dengan capaian kinerja sasaran sebagaimana tertera di atas. Uraian dan analisis capaian kinerja masing-masing sasaran adalah sebagai berikut:

i. Rerata UASDA dan UN

Pengukuran capaian kinerja sasaran 1: “Kualitas Lulusan Pendidikan Dasar Meningkat“ dengan indikator sasaran Rerata Ujian Sekolah Daerah (UASDA) SD/MI dan Rerata Ujian Nasional (UN) SMP/MTs, dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Jumlah Nilai UASDA RERATA UASDA = ---

Jumlah Peserta UASDA

Jumlah Nilai UN

Sasaran 1: Kualitas Lulusan Pendidikan Dasar Meningkat

(12)

Hasil capaian kinerja pada Sasaran 1 dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut:

Tabel 3.1 Hasil Rerata UASDA dan UN Tahun 2018

Indikator Kinerja

Capaian tahun

2017

Capaian Kinerja Tahun 2018

Capaian Kinerja terhadap Target Akhir Renstra

Target Realisasi % Target %

Rerata UASDA SD/MI 69,91 68 70,92 104,29 72 98,5

Rerata UN SMP/MTs 67,75 66 68,39 103,62 70 97,7

Capaian kinerja untuk indikator rerata UASDA menunjukkan realisasi 104,29%, sedangkan rerata UN realisasinya 103,62%. Capaian kedua indikator ini melebihi target yang ditetapkan. Capaian kinerja tersebut jika kita nilai dengan skala ordinal pada pengukuran kinerja masuk pada kategori “SANGAT BERHASIL”. Keberhasilan ini tercapai karena Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Dinas Pendidikan menyiapkan siswa untuk siap UN melalui kegiatan pendalaman materi yang dilaksanakan serentak di semua jenjang. Faktor penyebab lain karena adanya kegiatan pelatihan bagi guru untuk meningkatkan kompetensinya sehingga berdampak pada siswa.

Capaian kinerja tahun 2018 terhadap target akhir renstra 2022 mencapai 98,5% untuk rerata UASDA SD/MI, dan 97,7% untuk rerata UN SMP/MTs.

Capaian ini sesuai dengan target awal selama lima tahun kedepan dimana laju peningkatan rerata UN diharapkan stabil selama lima tahun kedepan.

Pada tahun 2017 capaian rerata UASDA SD/MI ialah 69,91 dan rerata UN SMP/MTs ialah 67,75, sehingga kinerja tahun 2018 menunjukkan peningkatan dibanding kinerja tahun 2017. Nilai rerata UASDA dan UN Kota Yogyakarta tahun 2018 secara keseluruhan lebih tinggi dibanding nilai rerata UASDA dan UN di tingkat DIY. Sebagai perbandingan dapat disajikan dalam Tabel 3.2 di bawah.

Tabel 3.2 Perbandingan Rerata UASDA dan UN di Kota Yogyakarta dengan DIY

No Rerata UASDA dan UN Kota Yk DIY

1 SD 70,92 67,98

2 SMP 68,39 62,46

Sumber: Dikpora DIY

Pengukuran capaian kinerja sasaran 2 “Aksesibilitas Pendidikan Meningkat“ menggunakan indikator sasaran Angka Partisipasi Kasar SD dan SMP, Angka Partisipasi Murni SD dan SMP, serta Angka Partisipasi Sekolah yang dijabarkan sebagai berikut:

Sasaran 2 : Aksesibilitas Pendidikan Meningkat

(13)

ii. ANGKA PARTISIPASI KASAR (APK)

Angka Partisipasi Kasar (APK) merupakan ukuran yang menunjukkan tingginya tingkat partisipasi sekolah tanpa memperhatikan ketepatan usia sekolah pada jenjang pendidikannya. Jika nilai APK mendekati atau lebih dari 100 persen menunjukkan bahwa ada penduduk yang sekolah belum mencukupi umur dan atau melebihi umur yang seharusnya. Hal ini juga dapat menunjukkan bahwa wilayah tersebut mampu menampung penduduk usia sekolah lebih dari target yang sesungguhnya. APK juga merupakan salah satu indikator dasar yang biasa digunakan untuk melihat sejauh mana pemerintah memberi akses kepada warganya khususnya usia sekolah mengenyam pendidikan, baik formal maupun non formal.

a) APK SD

Capaian indikator sasaran Angka Partisipasi Kasar (APK) SD dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Jumlah siswa SD/sederajat

APK SD = --- x 100%

Jumlah penduduk usia 7 – 12 tahun

Jumlah siswa yang menempuh pendidikan formal jenjang SD/MI di Kota Yogyakarta sebanyak 44524 orang, ditambah siswa Paket A sebanyak 311 orang. Maka jumlah total siswa yang mengenyam pendidikan setingkat SD sederajat di Kota Yogyakarta sebanyak 44835 orang.

Berdasarkan data BPS tahun 2018, jumlah penduduk Kota Yogyakarta usia SD (7-12 tahun) adalah 31648 orang, sehingga Angka Partisipasi Kasar (APK) SD tahun 2018 di Kota Yogyakarta dapat dihitung sebagai berikut:

44835

APK SD = --- x 100%

31648

= 141,67 % b) APK SMP

Capaian indikator sasaran Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Jumlah siswa SMP/sederajat

APK SMP = --- x 100%

Jumlah penduduk usia 13 – 15 tahun

Jumlah siswa yang menempuh pendidikan formal jenjang SMP/MTs di

(14)

pendidikan setingkat SMP sederajat di Kota Yogyakarta sebanyak 23611 orang.

Berdasarkan data BPS tahun 2018, jumlah penduduk Kota Yogyakarta usia SMP (13-15 tahun) adalah 17632 orang, sehingga Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP tahun 2018 di Kota Yogyakarta dapat dihitung sebagai berikut:

23611

APK SMP = --- x 100%

17632

= 133,91 %

Hasil kinerja Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta pada indikator APK SD dan SMP dapat ditunjukkan pada Tabel 3.3 berikut:

Tabel 3.3 APK SD dan SMP Tahun 2018

Indikator Kinerja

Capaian tahun

2017

Capaian Kinerja 2018

Capaian Kinerja terhadap Target Akhir

Renstra

Target Realisasi % Target %

APK SD 136,36% 136,38% 141,67% 103,88 136,46% 104

APK SMP 139,11% 139,13% 133,91% 96,25 139,21% 96,19

Tabel 3.3 menunjukkan bahwa capaian kinerja tahun 2018 sebesar 103,88% untuk APK SD dan 96,25% untuk APK SMP. Capaian kinerja ini jika kita nilai dengan skala ordinal pada pengukuran kinerja masuk pada kategori “SANGAT BERHASIL”. Beberapa faktor pendukung keberhasilan capaian APK ini terjadi karena tingginya daya tampung sekolah di Kota Yogyakarta dan rata-rata mutu sekolah yang baik di Kota Yogyakarta sehingga menjadi pilihan masyarakat dari berbagai daerah.

Jika dibandingkan dengan capaian kinerja tahun lalu mengalami penurunan 5,2% untuk APK SMP. Penurunan ini terjadi karena faktor eksternal yaitu semakin meratanya mutu pendidikan di Kabupaten lain di DIY seperti pesatnya perkembangan sekolah swasta di Kabupaten lain. Selain itu kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten di DIY yang tidak membiayai warganya jika bersekolah di luar daerahnya juga turut andil terhadap penurunan capaian APK ini. Kemudian penurunan ini juga diduga disebabkan Permendikbud nomor 14 tahun 2018 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) pada Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, atau Bentuk Lain yang Sederajat. Dalam permendikbud tersebut,

(15)

menerima calon peserta didik baru, sehingga peserta didik dari luar Kota Yogyakarta lebih memilih dan berpeluang diterima bersekolah di daerah tempat tinggal asalnya.

Capaian kinerja Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta terkait dengan APK SD dan APK SMP pada tahun 2018 terhadap target diakhir Renstra tahun 2022 ditunjukkan pada Tabel 3.3 sebesar 104% untuk APK SD dan 96,19% untuk APK SMP. Angka ini menunjukkan bahwa program wajar 12 tahun dilaksanakan secara sunggung-sungguh dansustainable.

APK SD dan SMP kota Yogyakarta tahun 2018 secara keseluruhan lebih tinggi dibanding dengan APK SD dan SMP di tingkat DIY maupun tingkat nasional. Sebagai perbandingan dapat disajikan dalam Table 3.4 di bawah.

Tabel 3.4 Perbandingan APK di Kota Yogyakarta dengan DIY dan Nasional No Angka Partisipasi Kasar Kota Yk DIY Nasional

1 SD 141,67% 99% 105,9%

2 SMP 133,91% 100,9% 102,1%

Sumber: Neraca Pendidikan Daerah, Kemdikbud 2018

iii. ANGKA PARTISIPASI MURNI (APM)

Angka Partisipasi Murni (APM) merupakan ukuran untuk mengukur daya serap sistem pendidikan terhadap penduduk usia sekolah serta menunjukkan seberapa banyak penduduk usia sekolah yang sudah dapat memanfaatkan fasilitas pendidikan sesuai pada jenjang pendidikannya. Jika APM= 100, berarti seluruh anak usia sekolah dapat bersekolah tepat waktu.

a) APM SD

Capaian indikator Sasaran Angka Partisipasi Murni (APM) SD dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Jumlah siswa SD/sederajat usia 7 – 12 tahun

APM SD = --- x 100%

Jumlah penduduk usia 7 – 12 tahun

Jumlah siswa SD/MI usia 7-12 tahun di Kota Yogyakarta sebanyak 41732 orang, ditambah siswa Paket A usia 7-12 tahun sebanyak 158 orang. Maka jumlah total siswa yang mengenyam pendidikan setingkat SD sederajat dengan usia 7-12 tahun di Kota Yogyakarta sebanyak 41890 orang.

Berdasarkan data BPS tahun 2018, jumlah penduduk Kota Yogyakarta usia SD (7-12 tahun) adalah 31648 orang, sehingga Angka Partisipasi Murni (APM) SD tahun 2018 di Kota Yogyakarta dapat dihitung sebagai berikut:

(16)

41890

APM SD = --- x 100%

31648

= 132,36 % b) APM SMP

Capaian indikator Sasaran Angka Partisipasi Murni (APM) SMP dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Jumlah siswa SMP/sederajat usia 13 – 15 tahun APM SMP = --- x 100%

Jumlah penduduk usia 13 – 15 tahun

Jumlah siswa SMP/MTs usia 13-15 tahun di Kota Yogyakarta sebanyak 18681 orang, ditambah siswa Paket B usia 13-15 tahun sebanyak 246 orang. Maka jumlah total siswa yang mengenyam pendidikan setingkat SMP sederajat dengan usia 13-15 tahun di Kota Yogyakarta sebanyak 18927 orang.

Berdasarkan data BPS tahun 2018, jumlah penduduk Kota Yogyakarta usia SMP (13-15 tahun) adalah 17632 orang, sehingga Angka Partisipasi Murni (APM) SMP tahun 2018 di Kota Yogyakarta dapat dihitung sebagai berikut:

18927

APM SMP = --- x 100%

17632

= 107,34 %

Hasil kinerja Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta pada indikator APM SD dan SMP dapat ditunjukkan pada Tabel 3.5 berikut:

Tabel 3.5 APM SD dan SMP Tahun 2018

Indikator Kinerja

Capaian tahun

2017

Capaian Kinerja 2018

Capaian Kinerja terhadap Target Akhir

Renstra

Target Realisasi % Target %

APM SD 120,32% 120,34% 132,36% 109,99 120,42% 109,92

APM SMP 111,82% 111,83% 107,34% 95,98 111,87% 95,95

Tabel 3.5 menunjukkan bahwa capaian kinerja tahun 2018 sebesar 109,99% untuk APM SD dan 95,98% untuk APM SMP. Capaian kinerja ini jika kita nilai dengan skala ordinal pada pengukuran kinerja masuk pada kategori “SANGAT BERHASIL”. Beberapa faktor pendukung keberhasilan

(17)

capaian APM ini terjadi karena tingginya daya tampung sekolah di Kota Yogyakarta dan rata-rata mutu sekolah yang baik di Kota Yogyakarta sehingga menjadi pilihan masyarakat dari berbagai daerah.

Jika dibandingkan dengan capaian kinerja tahun lalu mengalami penurunan 4.48% untuk APM SMP. Permendikbud nomor 14 tahun 2018 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) pada Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, atau Bentuk Lain yang Sederajat. Dalam permendikbud tersebut, diatur mengenai sistem zonasi yang harus diterapkan sekolah dalam menerima calon peserta didik baru, sehingga peserta didik dari luar Kota Yogyakarta lebih memilih dan berpeluang diterima bersekolah di daerah tempat tinggal asalnya.

Capaian kinerja Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta terkait dengan APM SD dan APM SMP pada tahun 2017 terhadap target diakhir Renstra tahun 2022 ditunjukkan pada Tabel 3.5 sebesar 109,92% untuk APM SD dan 95,95%

untuk APM SMP. Angka ini menunjukkan bahwa program wajar 12 tahun dilaksanakan secara sunggung-sungguh dansustainable.

APM SD dan SMP kota Yogyakarta tahun 2018 secara keseluruhan lebih tinggi dibanding dengan APM SD dan SMP di tingkat DIY maupun tingkat nasional. Sebagai perbandingan dapat disajikan dalam Table 3.6 di bawah.

Tabel 3.6 Perbandingan APM di Kota Yogyakarta dengan DIY dan Nasional No Angka Partisipasi Murni Kota Yk DIY Nasional

1 SD 132,36% 91,2% 93%

2 SMP 107,34% 79,2% 77%

Sumber: Neraca Pendidikan Daerah, Kemdikbud 2018

iv. ANGKA PARTISIPASI SEKOLAH

Angka Partisipasi Sekolah (APS) merupakan ukuran daya serap sistem pendidikan terhadap usia sekolah, dalam hal ini dibatasi pada usia 7-12 tahun dan usia 13-15 tahun. APS juga merupakan salah satu indikator dasar yang biasa digunakan untuk melihat sejauh mana pemerintah memberi akses kepada warganya, khususnya warga usia sekolah dalam mengenyam pendidikan formal maupun non formal.

Angka partisipasi Sekolah (APS) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Jumlah penduduk usia sekolah yang bersekolah

APS = --- x 100%

Jumlah penduduk usia sekolah

(18)

luar kota sebanyak 31607 orang. Berdasarkan data BPS tahun 2018, jumlah penduduk Kota Yogyakarta usia 7-12 tahun adalah 31648 orang, sehingga Angka Partisipasi Sekolah (APS) usia 7-12 tahun di Kota Yogyakarta dapat dihitung sebagai berikut:

31607

APS 7-12 tahun = --- x 100%

31648

= 99,87 %

Jumlah siswa penduduk Kota Yogyakarta usia 13-15 tahun yang bersekolah di pendidikan formal maupun non formal baik di Kota Yogyakarta maupun di luar kota sebanyak 15243 orang. Berdasarkan data BPS tahun 2018, jumlah penduduk Kota Yogyakarta usia 13-15 tahun adalah 17632 orang, sehingga Angka Partisipasi Sekolah (APS) usia 13-15 tahun di Kota Yogyakarta dapat dihitung sebagai berikut:

15243

APS 13-15 tahun = --- x 100%

17632

= 86,45 %

Jika dihitung keseluruhan usia sekolah SD dan SMP yaitu 7-15 tahun maka jumlah siswa penduduk Kota Yogyakarta usia 7-15 tahun yang bersekolah di pendidikan formal maupun non formal baik di Kota Yogyakarta maupun di luar kota sebanyak 46851 orang. Berdasarkan data BPS tahun 2018, jumlah penduduk Kota Yogyakarta usia 7-15 tahun adalah 49280 orang, sehingga Angka Partisipasi Sekolah (APS) usia 7-15 tahun di Kota Yogyakarta dapat dihitung sebagai berikut:

46851

APS 7-15 = --- x 100%

49280

= 95,07 %

Hasil kinerja Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta pada indikator APS ditunjukkan pada Tabel 3.7 berikut:

(19)

Tabel 3.7 APS usia 7-15 tahun Kota Yogyakarta Tahun 2018

Indikator Kinerja

Capaian tahun

2017

Capaian Kinerja 2018

Capaian Kinerja terhadap Target Akhir

Renstra

Target Realisasi % Target %

APS 95,01% 95,05% 95,07% 100,02 95,15% 99,92

Tabel 3.7 menunjukkan bahwa capaian kinerja tahun 2018 sebesar 100,02%. Capaian kinerja ini jika kita nilai dengan skala ordinal pada pengukuran kinerja masuk pada kategori “SANGAT BERHASIL”.

Selanjutnya, capaian tersebut jika kita bandingkan dengan capaian kinerja tahun lalu mengalami peningkatan sebesar 0,06% seperti pada Tabel 3.7 di atas.

Capaian kinerja Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta terkait dengan APS pada tahun 2018 terhadap target diakhir Renstra tahun 2022 sebesar 99,92%. Angka capaian ini menunjukkan bahwa program wajar 12 tahun dilaksanakan secara sunggung-sungguh dansustainable.

APS Kota Yogyakarta tahun 2018 secara keseluruhan lebih rendah dibanding dengan APS di tingkat DIY maupun tingkat nasional. Hal ini dimungkinkan terjadi karena belum terdatanya warga Kota Yogyakarta yang sekolah di luar Kota Yogyakarta, sedangkan yang sudah terdata masih terbatas pada warga Kota Yogyakarta yang sekolah di luar Kota Yogyakarta yang mendapat KMS. Selain itu masih adanya warga Kota Yogyakarta berkebutuhan khusus yang belum mengakses pendidikan juga menjadi salah satu penyebabnya. Permasalahan anak tidak sekolah karena putus sekolah yang disebabkan karena faktor non pembiayaan juga menjadi penyebab lain yang perlu diselesaikan dengan pendekatan non pembiayaan juga.

Sebagai perbandingan dapat disajikan dalam Tabel 3.8 di bawah.

Tabel 3.8 Perbandingan APS di Kota Yogyakarta dengan DIY dan Nasional No Angka Partisipasi Sekolah Kota Yk DIY Nasional

1 7-12 tahun 99,87% 99,87%* 99,14%*

2 13-15 tahun 86,45% 99,63%* 95,08%*

Sumber: BPS *)data sementara

(20)

3. PENYIMPULAN CAPAIAN KINERJA SASARAN

Pencapaian kinerja sasaran Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta Tahun 2018 ditampilkan pada Tabel 3.9 berikut:

Tabel 3.9 Capaian Tujuan dan Sasaran Dinas Pendidikan Tahun 2018

NO TUJUAN SASARAN INDIKATOR

SASARAN

2018

Capaian Target Realisasi %

1 Meningkatkan Kualitas dan Aksesibilitas Pendidikan

Kualitas lulusan pendidikan dasar meningkat

Rerata UASDA SD/MI se- Kota

68 70,92 104,29 Sangat

Berhasil

Rerata UN SMP/MTs se- Kota

66 68,39 103,62 Sangat

Berhasil Aksesibilitas

pendidikan meningkat

Angka partisipasi kasar SD

136,38% 141,67% 103,88 Sangat Berhasil Angka

partisipasi kasar SMP

139,13% 133,91% 96,25 Sangat Berhasil Angka

partisipasi murni SD

120,34% 132,36% 109,99 Sangat Berhasil Angka

partisipasi murni SMP

111,83% 107,34% 95,98 Sangat Berhasil Angka

partisipasi sekolah

95,05% 95,07% 100,02 Sangat Berhasil

Untuk capaian masing-masing indikator kinerja sasaran disimpulkan:

a) Sasaran 1, “Kualitas Lulusan Pendidikan Dasar Meningkat”

Terdapat 2 indikator sasaran dengan capaian sangat berhasil sehingga capaian sasaran 1 ialah:

2 x 92,5

Capaian Sasaran = = 92,5 = SANGAT BERHASIL 2

b) Sasaran 2, “Aksesibilitas Pendidikan Meningkat”

Terdapat 5 indikator sasaran dengan capaian sangat berhasil sehingga capaian sasaran 2 ialah:

5 x 92,5

Capaian Sasaran = = 92,5 = SANGAT BERHASIL 5

Sehingga bisa disimpulkan berdasarkan skala pengukuran ordinal bahwa capaian kinerja sasaran Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta pada tahun 2018 pada kedua sasaran ialah “SANGAT BERHASIL”.

(21)

B. REALISASI ANGGARAN

Dalam melaksanakan kegiatan yang merupakan tugas pokok dan fungsi Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta pada tahun anggaran 2018, Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta memperoleh sumber dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dalam bentuk DPPA-SKPD tahun 2018 dengan rencana dan realisasi anggaran sebagai berikut:

1. Anggaran dan Realisasi APBD

Anggaran Belanja dari DPPA-SKPD Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta tahun anggaran 2018 sebesar Rp406.392.307.612,00 turun 9,95% dibanding anggaran yang dikelola Dinas Pendidikan tahun 2017 sebesar Rp451.291.242.649,00. Belanja Langsung yang dikelola Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta dari APBD Perubahan pada tahun anggaran 2018 sebesar Rp153.652.369.274,00 turun 1,51% dibanding anggaran tahun 2017 yang sebesar Rp156.003.269.143,00.

Jumlah anggaran Belanja Tidak Langsung yang dikelola Dinas Pendidikan dari APBD kota Yogyakarta tahun 2018 sebesar Rp252.739.938.338,00 atau turun sebesar 14,41% dibanding anggaran belanja tidak langsung tahun 2017 yang lalu sebesar Rp295.287.973.506,00.

Realisasi Belanja Tidak Langsung pada Tahun Anggaran 2018 mencapai 94,04%. Realisasi ini lebih tinggi dari capaian tahun lalu yang mencapai 86,62%. Sedangkan untuk realisasi Belanja Langsung pada Tahun Anggaran 2018 mencapai 93,52%. Capaian ini lebih baik dari capaian tahun lalu yang mencapai 91,75%.

Perbandingan realisasi anggaran APBD Kota Yogyakarta tahun 2017 dan tahun 2018 dapat dilihat pada Tabel 3.10 di bawah :

Tabel 3.10 Perbandingan Capaian Anggaran Tahun 2017 dan Tahun 2018 Jenis belanja

2017 2018

Target (Rp)

Realisasi (Rp)

Capa- ian (%)

Target (Rp)

Realisasi (Rp)

Capa- ian (%) Belanja Tidak

Langsung 295.287.973.506 255.768.459.196 86,62 252.739.938.338 237.678.726.396 94,04 Belanja

Langsung 156.003.269.143 143.130.272.125 91,75 153.652.369.274 143.696.182.593 93,52 Jumlah 451.291.242.649 398.898.731.321 88,39 406.392.307.612 381.374.908.989 93,84

(22)

2. Anggaran dan Realisasi Per Kegiatan

Capaian kinerja pada realisasi anggaran untuk masing-masing program/kegiatan ditunjukkan seperti pada Tabel 3.11 di bawah:

Tabel 3.11 Realisasi Anggaran Program dan Kegiatan

No Kegiatan Capaian Realisasi anggaran Tahun 2018

Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) % Program Pelayanan Adminsitrasi

perkantoran

11.928.345.588,00 11.800.031.884,98 98,92 Program Peningkatan Sarana dan

Prasaran aparatur

1.070.529.500,00 1.015.446.095,00 94,85 Program Peningkatan system

Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan

55.632.280,00 55.632.280,00 100,00

Program Peningkatan dan Pemerataan Kualitas Pendidikan Sekolah Dasar

25.900.818.266,00 22.126.458.244,55 85,43

1 Pembinaan dan Pengembangan Pembelajaran SD

755.662.100,00 740.436.803,00 97,99 2 Pengelolaan Kelembagaan dan Sarana

Prasarana SD

23.704.941.166,00 20.045.183.441,55 84,56 3 Pengelolaan Kesiswaan SD 1.440.215.000,00 1.340.838.000,00 93,10

Program Peningkatan dan Pemerataan Kualitas Pendidikan Sekolah Menengah Pertama

23.489.467.153,00 20.477.655.086,01 87,18

4 Pembinaan dan Pengembangan Pembelajaran SMP

1.529.366.000,00 1.513.108.000,00 98,94 5 Pengelolaan Kelembagaan dan Sarana

Prasarana SMP

20.686.508.493,00 18.056.604.166,01 87,29 6 Pengelolaan Kesiswaan SMP 1.273.592.660,00 907.942.920,00 71,29

Program Peningkatan dan

Pemerataan Kualitas Pendidikan Non Formal dan PAUD

4.707.969.493,00 4.410.969.570,00 93,69

7 Pengelolaan Pendidikan Masyarakat dan Kesetaraan

1.969.074.240,00 1.721.270.588,00 87,42 8 Pengelolaan Pendidikan Anak Usia Dini 2.167.352.293,00 2.121.456.022,00 97,88 9 Pembinaan Lembaga Pendidikan

Ketrampilan

571.542.960,00 568.242.960,00 99,42 Program Pengembangan Pendidikan 86.499.606.994,00 83.809.989.433,00 96,89 10 Pembinaan dan Pengembangan

Kapasitas Pendidikan dan Tenaga Kependidikan

1.001.677.900,00 947.077.900,00 94,55

11 Pengelolaan Kesejahteraan Pendidik dan Tenaga Kependidikan

10.770.097.417,00 10.600.859.006,00 98,43 12 Pengelolaan Data dan Sistem Informasi

Pendidikan

1.126.536.350,00 1.036.827.045,00 92,04

13

Pengelolaan Jaminan Pendidikan Daerah

31.969.252.104,00 31.830.356.765,00 99,57 14 Pengelolaan Dana BOS dan BOSDA 40.725.322.163,00 38.511.486.957,00 94,56 15 Pengelolaan Pendidikan Inklusi 906.721.060,00 883.381.760,00 97,43 JUMLAH 153.652.369.274,00 143.696.182.593,54 93,52

Beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan capaian realisasi kinerja keuangan antara lain:

i. Kegiatan atau sub kegiatan yang diprediksi tidak dapat terlaksana dilakukan pengurangan atau penyesuaian melalui perubahan anggaran.

(23)

ii. Beberapa rekening seperti narasumber, hibah barang atau jasa yang diserahkan kepada masyarakat tidak optimal terealisasi karena perubahan regulasi.

iii. Adanya perubahan regulasi dari kementerian terkait jumlah jenis kejuaraan yang dilombakan berbeda dengan perencanaan semula.

iv. Realisasi dana BOS dan BOP di TK, SD dan SMP menyesuaikan dengan realisasi jumlah siswa dan realisasi penggunaan dana di masing-masing sekolah.

v. Realisasi dana BOSDA di TK, SD dan SMP menyesuaikan dengan realisasi jumlah siswa dan realisasi penggunaan dana di masing-masing sekolah.

vi. Adanya efisiensi anggaran seperti sisa lelang dan pengadaan langsung atau selisih HPS dan penawaran dengan tidak mengurangi target fisik kegiatan.

(24)

Laporan Kinerja Instansi Pemerintahan Daerah (LKIP) merupakan pertanggungjawaban serta sarana penyampaian informasi tentang sejauh mana capaian kinerja tahunan yang tertuang dalam Perjanjian Kinerja Tahun 2018 maupun di dalam RENSTRA Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta 2017-2022 yang diamanahkan masyarakat, stakeholder, dan pimpinan di atasnya.

A. TINJAUAN UMUM

Berdasarkan capaian kinerja organisasi pada Bab III di atas dapat disimpulkan bahwa capaian kinerja sasaran Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta pada tahun 2018 pada kedua sasaran ialah Sangat Berhasil. Sedangkan untuk realisasi anggaran Dinas Pendidikan tahun 2018 mencapai 93,84%, dengan realisasi belanja tidak langsung sebesar 94,04% dan realisasi belanja langsung sebesar 93,52%.

B. PERMASALAHAN DAN STRATEGI PEMECAHANNYA

Meskipun secara umum capaian kinerja sasaran ialah Sangat Berhasil, akan tetapi secara indikator sasaran khususnya pada capaian angka partisipasi kasar (APK) dan angka partisipasi murni (APM) belum semuanya memenuhi target 100%. Hal ini terjadi karena semakin meratanya mutu pendidikan di Kabupaten lain di DIY seperti pesatnya perkembangan sekolah swasta di Kabupaten lain.

Selain itu kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten di DIY yang tidak membiayai warganya jika bersekolah di luar daerahnya juga turut andil terhadap penurunan capaian APK ini. Penyebab lainnya karena Permendikbud nomor 14 tahun 2018 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) pada Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, atau Bentuk Lain yang Sederajat. Dalam permendikbud tersebut, diatur mengenai sistem zonasi yang harus diterapkan sekolah dalam menerima calon peserta didik baru, sehingga peserta didik dari luar Kota Yogyakarta lebih memilih dan berpeluang diterima bersekolah di daerah tempat tinggal asalnya. Sistem ini diduga mengakibatkan penurunan jumlah siswa yang berasal dari penduduk luar Kota Yogyakarta untuk bersekolah di Kota Yogyakarta. Padahal daya tampung sekolah di Kota Yogyakarta sudah melebihi jumlah penduduk Kota Yogyakarta usia sekolah, sehingga siswa penduduk luar Kota Yogyakarta yang bersekolah di Kota Yogyakarta akan berpengaruh signifikan terhadap capaian APK dan APM Kota Yogyakarta.

Untuk indikator sasaran angka partisipasi sekolah (APS), meskipun capaian tahun 2018 sudah melebihi target, akan tetapi belum berada pada kondisi yang ideal. Capaian APS tahun 2018 ialah 95,07%, hal ini menunjukkan bahwa masih

(25)

terdapat penduduk Kota Yogyakarta usia sekolah yang belum mengenyam pendidikan baik di sekolah formal maupun non formal sebesar 4,93%. Hal ini diduga disebabkan karena faktor sosial budaya seperti kenakalan remaja, penyalahgunaan narkoba, dan pergaulan bebas yang menyebabkan anak tidak sekolah. Selain faktor sosial budaya, faktor kurangnya data pendukung berbasis wilayah menjadi kendala untuk menghitung penduduk Kota Yogyakarta yang bersekolah di daerah lain sehingga tidak terdata dalam perhitungan APS. Selain itu adanya warga yang secara administrasi merupakan penduduk Kota Yogyakarta akan tetapi berdomisili di luar Kota Yogyakarta sehingga bersekolah di luar Kota Yogyakarta juga menjadi salah satu penyebab belum idealnya capaian APS.

Untuk mengatasi hal tersebut, perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Peningkatan mutu sebagai daya tarik bagi calon peserta didik.

2. Pemerataan Akses Pendidikan di Kota Yogyakarta wilayah timur.

3. Kerjasama dengan sekolah swasta dan untuk meningkatkan APK APM.

4. Pengembangan pendidikan non formal dan pengembangan PKBM negeri (SKB).

5. Perbaikan data khususnya data kewilayahan, dengan memanfaatkan data dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil.

6. Membangun kerjasama dengan DIY dan Kabupaten se-DIY dalam pengelolaan data siswa.

7. Peningkatan kuantitas dan kualitas satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusi untuk memfasilitasi penduduk usia sekolah yang berkebutuhan khusus.

8. Pendataan dan tindak lanjut bagi anak tidak sekolah melalui pendampingan anak tidak sekolah dengan bekerjasama dengan pihak lain.

Dengan dilakukannya langkah-langkah perbaikan diatas, diharapkan kedepannya akan berdampak pada tercapainya semua sasaran yang tertuang dalam Perjanjian Kinerja maupun Renstra Dinas Pendidikan tahun 2017-2022.

Referensi

Dokumen terkait

2.6.5 Evaluasi Hasil Studi Evaluasi hasil studi mahasiswa dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1 Evaluasi hasil studi semester dilakukan pada tiap akhir semester untuk mata kuliah