• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN KP FIX PRINT BISMILLAH ttd

N/A
N/A
Viona Vastricia

Academic year: 2025

Membagikan "LAPORAN KP FIX PRINT BISMILLAH ttd"

Copied!
100
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN KERJA PRAKTIK

PEKERJAAN PENINGKATAN JEMBATAN KERETA API BH NO. 8 ANTARA STASIUN BUKIT PUTUS - STASIUN PADANG

MENGGUNAKAN METODE PENGGESERAN

Disusun Oleh : VIONA VASTRICIA

121460124

PROGRAM STUDI TEKNIK PERKERETAAPIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI INFRASTRUKTUR DAN KEWILAYAHAN INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

2024

(2)

i

LEMBAR PENGESAHAN

Sehubungan dengan kegiatan kerja praktik mahasiswa yang dilaksanakan pada tanggal 03 Juni 2024 - 26 Juli 2024 di lingkungan kerja Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II Padang, maka saya:

Nama : Viona Vastricia

Nomor Induk Mahasiswa : 121460124

Program Studi / Fakultas : Teknik Perkeretaapian / Fakultas Teknologi Infrastruktur dan Kewilayahan

Judul Kerja Praktik : Pekerjaan Peningkatan Jembatan Kereta Api BH No. 8 Antara Stasiun Bukit Putus-Stasiun Padang Menggunakan Metode Penggeseran

Dengan ini telah menyelesaikan kegiatan Kerja Praktik di Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II Padang, sebagai syarat kelulusan mata kuliah Kerja Praktik (KP) dan disetujui oleh dosen pembimbing.

Padang, 26 Juli 2024

Mengetahui, Mengetahui,

Pembimbing Lapangan Dosen Pembimbing

Aslinawani Sirait, S.Sos,MM Ir. Meutia Nadia Karunia, S.T.,M.T.

NIP.197105111993032002 NRK.1994011720202185

Menyetujui,

Koordinator Program Studi

Nurwanda Sari, S.T.,M.T.

NIP.199308022022032011

(3)

ii

LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Pekerjaan Peningkatan Jembatan Kereta Api BH No. 8 Antara Stasiun Bukit Putus-Stasiun Padang Menggunakan Metode Penggeseran

Nama : Viona Vastricia

Nomor Induk Mahasiswa : 121460124

Tanggal Kerja Praktik : 03 Juni 2024 – 26 Juli 2024

Tempat Kerja Praktik : Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II Padang

Padang, 26 Juli 2024

Mengetahui, Mengetahui,

Pembimbing Lapangan Kepala Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II Padang

Aslinawani Sirait, S.Sos.,MM. Ir. Hendrialdi, A.T.D., M.T.

NIP.197105111993032002 NIP.197007291994031003

(4)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT. Atas ridho dan keberkahan-Nya, penulis dapat menyelesaikan kegiatan Kerja Praktik di Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II Padang dengan baik. Laporan Kerja Praktik ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan mata kuliah Kerja Praktik. Tidak dapat dipungkuri bahwa butuh usaha yang keras dalam penyelesaian laporan Kerja Praktik ini. Terimakasih penulis ucapkan kepada :

1. Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Akhir Kerja Praktik ini dengan baik.

2. Orang tua dan keluarga yang senantiasa memberikan dukungan, nasihat, dan doa terbaik.

3. Bapak Arif Rohman, S.T., M.T., Ph.D selaku Dekan Fakultas Teknologi Infrastruktur dan Kewilayahan Institut Teknologi Sumatera.

4. Ibu Nurwanda Sari, S.T.,M.T. selaku Koordinator Program Studi S1 Teknik Perkeretaapian Institut Teknologi Sumatera.

5. Ibu Ir. Meutia Nadia Karunia, S.T.,M.T. selaku dosen pembimbing kerja praktik Institut Teknologi Sumatera.

6. Bapak Ir. Hendrialdi, A.T.D.,M.T. selaku Kepala Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II Padang.

7. Ibu Aslinawani Sirait, S.Sos.,MM. selaku Kepala Sub Bagian Tata Usaha Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II Padang sekaligus pembimbing lapangan kerja praktik.

8. Bapak Bernardi Armisetyo,ST.,M.M.Tr. selaku Kepala Seksi Prasarana Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II Padang.

9. Bapak Teguh Ilman Santoso,ST.,M.Sc. selaku Kepala Seksi Lalu Lintas, Sarana, dan Keselamatan Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II Padang.

(5)

iv 10. Seluruh pegawai Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II Padang yang telah membantu dan mengajarkan terkait hal yang penulis perlukan selama pelaksanaan Kerja Praktik.

11. Seluruh teman teman seperjuangan Prodi Teknik Perkeretaapian angkatan 2021 Institut Teknologi Sumatera.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan kerja praktik ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis berharap bisa mendapatkan kritik serta saran yang membangun dari pembaca, agar laporan ini dapat disempurnakan.

Padang, 26 Juli 2024

Penulis

(6)

v

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN... i

LEMBAR PENGESAHAN... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Tujuan dan Manfaat Kerja Praktik ... 2

1.3. Tema yang diajukan ... 3

1.4. Lingkup Kerja ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 4

2.1. Perkeretaapian ... 4

2.2. Prasarana Perkeretaapian ... 6

2.2.1. Jalur dan Bangunan ... 8

2.3. Rencana Kerja ... 10

2.4. Jembatan ... 11

2.4.1. Pengertian Jembatan ... 11

2.4.2. Jenis Jembatan ... 13

2.5. Pembangunan Jembatan ... 17

2.5.1. Penggantian Jembatan dengan Metode Penggeseran ... 17

2.5.2. Penggantian Jembatan dengan Metode Tumbak Soyang ... 19

2.6. Sarana Perkeretaapian... 20

2.6.1. Lokomotif ... 20

2.6.2. Kereta dan Gerbong ... 23

2.6.3. Peralatan Khusus ... 24

BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN ... 25

3.1. Waktu dan Tempat Kerja Praktik ... 25

3.2. Jadwal Pengamatan Kerja Praktik ... 25

(7)

vi

3.3 Metode Pengamatan Kerja Praktik ... 26

3.3.1. Diskusi ... 26

3.3.2. Observasi ... 26

3.4. Diagram Alur Pelaksanaan Kerja Praktik ... 27

BAB IV GAMBARAN UMUM ... 28

4.1. Sejarah dan Perkembangan Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II Padang 28 4.2. Profil Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II Padang ... 28

4.3. Visi dan Misi Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II Padang ... 30

4.3.1. Visi Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II Padang ... 30

4.3.2. Misi Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II Padang ... 30

4.4. Struktur Organisasi Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II Padang ... 30

4.5. Filosofi Logo Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II Padang ... 33

4.6. Nilai-nilai Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II Padang ... 34

BAB V PEMBAHASAN ... 36

5.1. Bangunan Hikmat No.8... 36

5.2. Metode Pelaksanaan Pengerjaan Peningkatan Jembatan ... 37

5.3. Pengaruh Status Warisan Dunia UNESCO pada Jembatan BH No.8 Terhadap Perubahan Desain ... 51

BAB VI PENUTUP ... 54

6.1. Kesimpulan ... 54

6.2. Saran ... 54

DAFTAR PUSTAKA ... 56

LAMPIRAN ... 58

(8)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1. Tipe Jembatan Baja ... 14 Tabel 3. 1. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Kerja Praktik...25

(9)

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1. Kereta Api Minangkabau Ekspress Di Stasiun BIM... 5

Gambar 2. 2. Kereta Api Lembah Anai Di Stasiun Kayu Tanam ... 5

Gambar 2. 3. Kereta Api Pariaman Ekspress Di Shelter Alai ... 5

Gambar 2. 4. Kereta Barang Semen Padang Menuju Stasiun Bukit Putus ... 6

Gambar 2. 5. Gerbong Kereta Api Semen Padang ... 6

Gambar 2. 6. Jalur Kereta Api ( Track, Jembatan. dan Terowongan) ... 9

Gambar 2. 7. Bangunan Kereta Api (Stasiun, Pos PJL, dan Shelter) ... 10

Gambar 2. 8. Bangunan Hikmat No. 183 Antara Stasiun Kandang Ampat - Stasiun Padang Panjang ... 12

Gambar 2. 9. Rangkaian Kereta Api yang Melintas di atas Jembatan ... 12

Gambar 2. 10. Jembatan Siap Untuk Digeser ... 18

Gambar 2. 11. Jembatan Telah Digeser ... 18

Gambar 2. 12. Tampak Atas ... 19

Gambar 2. 13. Pengangkatan Jembatan dengan Alat Berat ... 19

Gambar 2. 14. Lokomotif Mak Itam ... 21

Gambar 2. 15. Lokomotif Diesel Hidraulik BB303 ... 22

Gambar 2. 16. Kereta Penumpang KA Mineks, KA Lembah Anai, dan KA Parameks ... 23

Gambar 2. 17. Gerbong Tangki Kereta Semen Padang ... 24

Gambar 2. 18. Kereta Inspeksi di Stasiun Pariaman ... 24

Gambar 3. 1. Diagram Alur Kerja Praktik...27

Gambar 4. 1. Peta Lintas Kereta Api Wilayah Sumatera Bagian Barat...29

Gambar 4. 2. Kantor Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II Padang...29

Gambar 4. 3. Struktur Organisasi Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II Padang31 Gambar 4. 4. Logo Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II Padang...33

Gambar 5. 1. Beton ready mix...38

Gambar 5. 2. Baja Tulangan...38

Gambar 5. 3. Kawat Bendrat...39

Gambar 5. 4 Balok Kayu...39

Gambar 5. 5. Multipleks Biasa...40

(10)

ix

Gambar 5. 6. H Beam...40

Gambar 5. 7. Concrete mixer truck...41

Gambar 5. 8. Soil drilling...41

Gambar 5. 9. Mobile crane...41

Gambar 5. 10. Concrete pump truck...42

Gambar 5. 11. Trailer...42

Gambar 5. 12. Dump truck...43

Gambar 5. 13. Hammer...43

Gambar 5. 14. Theodolite...43

Gambar 5. 15. Foto Alat Barbender tipe Orimas HBB38...44

Gambar 5. 16. Pemotong tulangan...44

Gambar 5. 17. Perancah...45

Gambar 5. 18. Mesin las dan blender...45

Gambar 5. 19. Pemasangan H beam geseran...46

Gambar 5. 20. Pemasangan Perancah...47

Gambar 5. 21. Pelepasan rel bendel...47

Gambar 5. 22. Derek...48

Gambar 5. 23. Balas...49

Gambar 5. 24. BH No.8 yang Akan Ditingkatkan Dengan Metode Penggeseran50 Gambar 5. 25. BH No.8 Setelah Dirakit dan Akan Digeser...50

Gambar 5.26. Skema Manpower Penggeseran...51

(11)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kereta api merupakan salah satu transportasi yang ada di darat, yang pengoperasiannya menggunakan jalur khusus, yakni rel kereta api. Jalan rel terdiri dari konstruksi baja, beton, atau bahan lain yang disatukan kemudian dipasang di atas, di bawah, atau menggantung di atas , dan memiliki perangkat yang mengarahkan laju kereta api (Indonesia P. , Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.56 Tentang Penyelenggaraan Perkeretaapian, 2009). Perkeretaapian merupakan satu kesatuan sistem yang terdiri atas prasarana, sarana, dan sumber daya manusia, serta norma, kriteria, persyaratan, dan prosedur untuk penyelenggaraan transportasi kereta api. Hal ini bertujuan untuk menyelenggarakan transportasi kereta api dalam memperlancar perpindahan orang dan/atau barang secara massal dengan aman, nyaman, serta selamat sampai tujuan. Dengan kereta api, pemerataan, pertumbuhan, kestabilitasan, pendorong dan pergerakan pembangunan dapat berjalan dengan lancar (Indonesia P. , Undang Undang No. 23 Tahun 2007 Tentang Perkeretaapian, 2007).

Salah satu prasarana penting di bidang perkeretaapian adalah jembatan.

Prasarana merupakan bagian dari bangunan hikmat. Bangunan Hikmat merupakan sebuah bangunan yang memotong jalur kereta api serupa dengan jembatan atau gorong-gorong, sehingga air dapat mengalir di bawah jalur kereta api (Sentot Purboseno, 2023). Bangunan hikmat termasuk bangunan jembatan, terowongan, viaduk, sifon, serta saluran air di bawah jalur kereta api. Berdasarkan data dari Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II Padang tahun 2024, pada lintas Teluk Bayur – Sawahlunto, terdapat total 612 unit bangunan hikmat. Pada 6 Juli 2019, Ombilin Coal Mining Heritage of Sawahlunto ditetapkan sebagai situs warisan dunia, termasuk infrastruktur perkeretaapian yang digunakan

(12)

2 sebagai tempat beroperasinya moda transportasi kereta api yang digunakan untuk mengirimkan hasil tambang dari Kota Sawahlunto menuju Pelabuhan Teluk Bayur. Jembatan yang berada di jalur kereta api yang berada di lintas Teluk Bayur – Sawahlunto merupakan objek diduga cagar budaya oleh Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Sumatera Barat. Saat ini, Lintas Teluk Bayur – Sawahlunto memerlukan peningkatan untuk menunjang operasi kereta api di jalur tersebut. Pada jalur ini terdapat bangunan hikmat berupa jembatan BH No.8 antara Stasiun Bukit Putus-Stasiun Padang Lintas Teluk Bayur-Sawahlunto yang sedang dilakukan pengerjaan berupa penggeseran jembatan. Penggeseran jembatan merupakan salah satu metode kerja yang digunakan dalam pengerjaan peningkatan dan perbaikan jembatan agar tonase jembatan pada kereta api dapat ditingkatkan. Pada pengerjaan peningkatan jembatan ini, hal penting yang perlu diperhatikan yakni desain pada jembatan tidak boleh dirubah dikarenakan lintas ini merupakan bagian dari infrastruktur perkeretaapian Ombilin Coal Mining Heritage of Sawahlunto yang telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai warisan dunia dan diduga sebagai objek cagar budaya oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Sumatera Barat. Oleh karena itu, pada kegiatan kerja praktik ini dilakukan pengamatan penggeseran jembatan dalam pengerjaan peningkatan jembatan kereta api pada BH No.8 antara Stasiun Bukit Putus – Stasiun Padang Lintas Teluk Bayur- Sawahlunto.

1.2. Tujuan dan Manfaat Kerja Praktik

Adapun tujuan dari pengambilan tema yang diangkat saat kerja praktik di Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II Padang, yaitu :

1. Untuk mengetahui pengerjaan peningkatan jembatan dengan metode penggeseran.

2. Untuk mengetahui sistematika pergantian jembatan dengan metode penggeseran.

(13)

3 Adapun manfaat pengambilan tema yang diangkat saat kerja praktik di Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II Padang, yaitu :

1. Dapat memperoleh pengetahuan tentang pentingnya peningkatan jembatan.

2. Dapat memperkaya ilmu dan pengetahuan mengenai proses penggeseran jembatan.

1.3. Tema yang diajukan

Tema yang diajukan pada kerja praktik ini yakni mengenai pengerjaan bangunan hikmat (BH) berupa jembatan yang merupakan bagian dari prasarana perkeretaapian sebagai upaya peningkatan kapasitas beban gandar pada jembatan kereta api.

1.4. Lingkup Kerja

Adapun lingkup kerja penulis selama pelaksanaan kerja praktik di Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II Padang yakni menelaah dan mempelajari mengenai penggeseran jembatan pada pekerjaan peningkatan jembatan kereta api di bangunan hikmat no. 8, antara Stasiun Bukit Putus – Stasiun Padang, lintas Teluk Bayur – Sawahlunto hingga jembatan lama tersebut digeser dan diganti menjadi jembatan yang baru.

(14)

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Perkeretaapian

Perkeretaapian merupakan salah satu moda transportasi darat yang mempunyai karakter dan kelebihan tersendiri, terutama dalam kapasitasnya untuk membawa penumpang dan atau barang secara menyeluruh, minim energi, memiliki unsur keamanan dan keselamatan yang baik, dan kualitas polusi yang rendah serta lebih efektif dibanding dengan moda transportasi jalan raya (Dwiatmiko, 2016). Salah satu tujuan penyelenggaraan perkeretaapian adalah untuk mendorong pertumbuhan, stabilitas, dan pemerataan pembangunan negara. Kereta api dirancang untuk memungkinkan orang dan barang berpindah dengan aman, nyaman, cepat, tepat, tertib, teratur, dan efisien. Salah satu tujuan penyelenggaraan perkeretaapian adalah untuk mendorong pertumbuhan, stabilitas, dan pemerataan pembangunan nasional (Indonesia P. , Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.56 Tentang Penyelenggaraan Perkeretaapian, 2009).

Menurut fungsinya, perkeretaapian terdiri dari perkeretapian umum dan perkeretaapian khusus.

a. Perkeretaapian umum

Perkeretaapian umum adalah jenis kereta api yang melayani transportasi orang dan/atau barang dengan pemungutan biaya kepada penggunanya. Penyelenggaraan perkeretaapian umum terdiri dari penyelenggaraan prasarana perkeretaapian dan/atau sarana perkeretaapian. Penyelenggaraan ini dilakukan oleh badan usaha, baik secara mandiri maupun dalam kolaborasi. Badan Usaha dapat berupa Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah, atau Badan Usaha Hukum Indonesia yang didirikan khusus untuk mengoperasikan perkeretaapian.

(15)

5 Gambar 2. 1. Kereta Api Minangkabau Ekspress Di Stasiun BIM

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar 2. 2. Kereta Api Lembah Anai Di Stasiun Kayu Tanam

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar 2. 3. Kereta Api Pariaman Ekspress Di Shelter Alai

Sumber : Dokumentasi Pribadi

(16)

6 b. Perkeretaapian Khusus

Sebagai contoh, PT. Semen Padang di Provinsi Sumatera Barat menggunakan kereta api untuk mengangkut semen curah dan klinker dari pabriknya di Indarung ke Teluk Bayur. Ini adalah jenis perkeretaapian yang hanya digunakan untuk menunjang kegiatan bisnis tertentu daripada melayani masyarakat umum. Penyelenggaraan perkeretaapian khusus mencakup pengelolaan sarana dan prasarana perkeretaapian.

Gambar 2. 4. Kereta Barang Semen Padang Menuju Stasiun Bukit Putus

Sumber : Wikipedia-Kereta Api Semen Padang

Gambar 2. 5. Gerbong Kereta Api Semen Padang

Sumber : Dokumentasi Pribadi

2.2. Prasarana Perkeretaapian

Untuk mendukung operasi sarana perkeretaapian, diperlukan dukungan infrastruktur yang memadai. Untuk memastikan operasi sarana

(17)

7 perkeretaapian berjalan dengan baik, infrastruktur seperti rel, bantalan rel, persinyalan, dan fasilitas lainnya sangat penting (Kemenhub, 2021).

Prasarana perkeretaapian terdiri dari jalur kereta api, bangunan kereta api, dan fasilitas operasi kereta api agar kereta api dapat dioperasikan. Jalur kereta api adalah jalur yang terdiri atas rangkaian petak jalan rel yang meliputi ruang manfaat jalur kereta api, ruang milik jalur kereta api, dan ruang pengawasan jalur kereta api, termasuk bagian atas dan bawahnya yang diperuntukkan bagi lalu lintas kereta api (Indonesia P. , Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.56 Tentang Penyelenggaraan Perkeretaapian, 2009). Bangunan kereta api terdiri dari stasiun, depo (kereta, gerbong), balaiyasa, dan lainnya. Fasilitas operasi (fasop) terdiri atas sinyal dan telekomunikasi serta elektrifikasi.

Kegiatan penyelenggaraan prasarana perkeretaapian meliputi kegiatan (Indonesia P. , Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.56 Tentang Penyelenggaraan Perkeretaapian, 2009):

a. Pembangunan prasarana

Pembangunan prasarana pada perkeretaapian merupakan kegiatan yang meliputi pembangunan jalur kereta api, pembangunan stasiun kereta api, dan pembangunan fasilitas pengoperasian kereta api. Pada pembangunan jalur kereta api umumnya digunakan rel dengan lebar 1067 mm dan 1435 mm. Pada rel dengan lebar 1067 mm menggunakan beban gandar maksimum 18 ton, dan pada rel dengan lebar 1435 mm menggunakan beban gandar maksimum 22,5 ton. Beban gandar merupakan beban yang diterima oleh jalan rel dari satu gandar.

b. Pengoperasian prasarana

Orang yang ditunjuk oleh penyelenggara prasarana untuk menjalankan prasarana perkeretaapian disebut petugas pengoperasian prasarana perkeretaapian. Petugas pengoperasian prasarana perkeretaapian terdiri dari pengatur perjalanan kereta api, pengendali perjalanan kereta api, penjaga perlintasan kereta api, dan pengendali distribusi listrik. Dalam pengoperasian prasarana memiliki kriteria

(18)

8 wajib yang harus dipenuhi yaitu kelaikan teknis dan kelaikan operasional .

c. Perawatan prasarana

Perawatan prasarana merupakan kegiatan yang berlandaskan pada standar dan tata cara perawatan perkeretaapian. Pekerja perawatan prasarana harus menggunakan peralatan perawatan menurut jenis prasarana perkeretaapian. Kegiatan perawatan prasarana terdiri dari perawatan berkala dan perbaikan untuk mengembalikan fungsinya.

d. Pengusahaan prasarana

Pengusahaan prasarana yakni kegiatan yang dikerjakan sesuai dengan norma, standar, serta kriteria prasarana perkeretaapian yang ditetapkan oleh Menteri. Pengusahaan prasarana perkeretaapian menunjuk badan usaha yang memiliki maksud dan tujuan kegiatan usahanya di bidang pengusahaan prasarana perkeretaapian.

2.2.1. Jalur dan Bangunan

Salah satu bagian penting dari sistem perkeretaapian adalah jalur kereta api, yang merupakan prasarana jalur yang dilalui oleh kereta api. Jalur kereta api adalah jalur yang terdiri atas rangkaian petak jalan rel yang meliputi ruang manfaat jalur kereta api, ruang milik jalur kereta api, dan ruang pengawasan jalur kereta api, termasuk bagian atas dan bawahnya yang diperuntukkan bagi lalu lintas kereta api. Jalur kereta api meliputi track, jembatan, terowongan, dan lainnya. Track digunakan sebagai tempat jalannya kereta api, jembatan digunakan sebagai penghubung antara sungai atau lembah agar kereta api bisa lewat dan melanjutkan perjalanannya, terowongan digunakan sebagai tempat lewatnya kereta api yang biasanya dibangun untuk melewati pegunungan yang dapat mempersingkat perjalanan.

Diperlukan untuk membangun jalur kereta api yang memenuhi standar keselamatan dan keamanan dalam penyelenggaraan perkeretaapian. Secara khusus, jalur kereta api yang dibangun harus

(19)

9 dapat digunakan sesuai peruntukannya, memiliki tingkat keandalan yang tinggi, mudah dirawat, dan dapat dioperasikan (Tim Forum Studi Transportasi Antar Perguruan Tinggi (Prof.Dr.Ir. Danang Parikesit, 2021).

Gambar 2. 6. Jalur Kereta Api ( Track, Jembatan. dan Terowongan)

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Bangunan mencakup berbagai jenis infrastruktur yang mendukung pengoperasian kereta api, diantaranya stasiun kereta api, depo kereta, menara sinyal, pos penjaga lintasan, gudang terminal dan kargo, serta fasilitas pendukung lainnya. Bangunan bangunan tersebut dirancang dengan standar keselamatan untuk memastikan pengoperasian kereta api yang aman serta efisien.

Pembangunan perkeretaapian biasanya melewati tiga tahapan yakni perencanaan, pembangunan, serta pengoperasian. Pada tahap perencanaan terdiri dari rencana induk (master plan), studi kelayakan (feasibility study), perencanaan trase (basic desain), detail engineering desain (DED), serta analisis dampak lingkungan (AMDAL). Pada tahap pembangunan, terdiri dari pembebasan lahan dan kontruksi jalur dan bangunan.

(20)

10 Pada tahap pengoperasian terdiri dari perawatan, pengelolaan, pengawasan, serta pemeriksaan (Tim Forum Studi Transportasi Antar Perguruan Tinggi (Prof.Dr.Ir. Danang Parikesit, 2021).

Gambar 2. 7. Bangunan Kereta Api (Stasiun, Pos PJL, dan Shelter)

Sumber : Dokumentasi Pribadi

2.3. Rencana Kerja

Rencana kerja merupakan hasil dari proses perencanaan dan terdiri dari daftar tindakan yang akan dilakukan di masa depan, termasuk kegiatan apa, siapa yang akan melakukannya, di mana, kapan, dan berapa banyak sumber daya yang akan digunakan. Rencana kerja juga mencakup berbagai informasi tentang tolak ukur untuk mencapai hasil (Ramlah, 2022).

Sumber daya tenaga kerja, peralatan, dan bahan diperlukan untuk setiap jenis pekerjaan.

a. Tenaga Kerja

Tenaga kerja merupakan setiap individu yang dapat melakukan pekerjaan untuk menghasilkan barang dan/atau produk serta jasa untuk

(21)

11 memenuhi kebutuhan sendiri dan orang lain. Faktor tenaga kerja yang tersedia atau harus disediakan di tempat kerja sangat berpengaruh pada proses pembuatan rencana kerja.

b. Peralatan

Pertimbangkan dengan teliti kemampuan peralatan yang tersedia di termpat kerja untuk proyek atau pekerjaan yang memerlukan banyak alat, terutama alat berat. Jadwal waktu kapan peralatan yang bersangkutan harus disediakan dalam berbagai keadaan, harus disediakan. Peralatan dapat disusun dari urutan bagian atau jenis pekerjaan yang telah diatur dalam rencana kerja.

c. Bahan

Saat menghitung jumlah dari setiap tipe pekerjaan dalam penyusunan strategi anggaran biaya bisa diketahui juga macam dan jumlah dari bahan-bahan. Bangunan yang akan dipakai untuk kepentingan penyelesaian projek. Penyediaan bahan bangunan biasanya dikerjakan secara sedikit demi sedikit, ini karna penyediaan tempat penyimpanan bahan bangunan dan pendanaan yang terbatas.

Yang perlu dicermati ialah untuk selalu menjaga kelancaran tugas yang tidak terhambat oleh keterlambatan penyediaan bahan bangunan.

2.4. Jembatan

2.4.1. Pengertian Jembatan

Jembatan merupakan struktur yang dibuat untuk menghubungkan dua lokasi melalui sungai, lembah, atau jalan raya. Ini memungkinkan orang dan kendaraan untuk melewati hambatan.

Jembatan dapat dibuat dari berbagai bahan seperti beton, kayu, baja, atau batu, hal ini disesuaikan dengan kondisi lingkungan dan kondisi geografis tempat dibangunnya jembatan. Dalam perencanaan dan perancangan jembatan perlu mempertimbangkan fungsi kebutuhan transportasi, persyaratan teknis, dan estetika-arsitektural yang terdiri

(22)

12 dari : aspek lalu lintas, unsur teknis, dan unsur estetika (Herarkhi, 2017).

Gambar 2. 8. Bangunan Hikmat No. 183 Antara Stasiun Kandang Ampat - Stasiun Padang Panjang

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar 2. 9. Rangkaian Kereta Api yang Melintas di atas Jembatan

Sumber : Kompas.com

Umumnya, jembatan terdiri dari tiga bagian yang membentuk struktur jembatan.

a. Struktur atas yang berupa lantai jembatan, gelagar, rangka (untuk jembatan rangka / truss bridge) ataupun kabel baja (untuk jembatan suspension atau cable stayed bridge).

b. Struktur bawah jembatan yang berupa pilar jembatan (pada bentang pendek tidak diperlukan) yang berfungsi mengurangi

(23)

13 bentang efektif jembatan dalam menahan beban dan abutment yang berfungsi menahan pergerakan lateral keseluruhan struktur jembatan.

c. Struktur pondasi jembatan yang berfungsi mendistribusikan beban yang diterima dari struktur atas ke pilar kemudian menuju ke pondasi. Pondasi berfungsi menahan penurunan struktur jembatan, pergerakan lateral dan puntir pada jembatan (Dr. Ir. Nico D. Djajasinga, 2018)

Jembatan kereta api adalah satu kesatuan konstruksi yang terbuat dari baja, beton, dan konstruksi lain yang menghubungkan tepi sungai, jurang dan lain-lain untuk keperluan lalu lintas kereta api.

Jembatan kereta api merupakan bagian dari suatu sistem operasi yang utuh di bidang prasarana kereta api yang mendukung langsung moda transportasi jalan rel. Jembatan rangka merupakan jembatan yang dibuat dari struktur rangka yang berbahan baja dan dibuat dengan menyambung beberapa batang dengan las atau baut yang membentuk pola pola segitiga. Jembatan kereta api rangka baja merupakan jembatan baja yang difungsikan untuk mengakomodir beban lalu lintas kereta api yang melintasi permukaan lantai jembatan.

2.4.2. Jenis Jembatan

Ada banyak jenis jembatan yang dapat disesuaikan tujuan pengunaannya, meliputi medan dimana jembatan dibuat, bahan yang digunakan, dan juga dana yang tersedia (Herarkhi, 2017).

Jembatan rangka, biasanya terdiri dari lebih dari 180 kaki atau 55 meter panjang. dari elemen batang yang berfungsi sebagai flens pada gelagar yang terhubung dengan elemen batang diagonal dan vertikal, juga dikenal sebagai batang penggantung. Elemen batang biasanya dihubungkan dengan baut, las, atau paku keling untuk menyangga jembatan rangka karena susunan mereka yang membentuk bidang segitiga atau kombinasi segitiga.

(24)

14 Jembatan rangka memiliki kemampuan untuk menahan beban berat. Salah satu jenis jembatan rangka adalah warren. Jembatan yang terbuat dari baja dapat mencakup seluruh jembatan, atau jembatan gelagar dengan bentang yang lebih panjang yang menggunakan rangka baja (trusses). Namun, sebagian besar jembatan yang terbuat dari baja dibangun dengan bentang sederhana, terlepas dari jenis bentang yang dipilih. Ini dilakukan untuk mempermudah pelaksanaan konstruksi dan pemeliharaan. Pada kereta api, jembatan dengan rangka baja difungsikan untuk mengakomodir beban lalu lintas kereta api yang melintasi jembatan (Badriana Nuranita, 2020). ASTM A709 adalah spesifikasi standar untuk baja struktural pada jembatan. Baja untuk jembatan tersedia dalam berbagai tingkat kekuatan (Wiradarma, 2022).

Struktur jembatan pada perancangan jalan rel dibedakan atas materialnya yaitu jembatan baja, jembatan beton, dan jembatan komposit (material gabungan dari baja dan beton) (Tim Forum Studi Transportasi Antar Perguruan Tinggi (Prof.Dr.Ir. Danang Parikesit, 2021).

a. Jembatan Baja

Secara umum, jembatan kereta api rangka baja dapat dibedakan seperti yang tertera dalam tabel berikut:

Tabel 2. 1. Tipe Jembatan Baja

Tipe Gelagar Rangka

Dinding Gelagar Dinding Rangka Dinding Rasuk / Dek Gelagar Rasuk /

Dek

Rangka Rasuk / Dek

Sumber: PM 60 Tahun 2012

1) Jembatan rasuk merupakan jembatan di mana gelagar induk menerima gaya beban di atasnya secara langsung dan mengalir ke andas baja yang terletak pada base (abutment)

(25)

15 dan pilar (pier). Jenis jembatan rasuk berbeda-beda tergantung pada jenis gelagar induk yang digunakan.

2) Jembatan dinding merupakan jembatan yang dimana memungkinkan gelagar induk untuk menerima gaya timbul dari beban di atasnya melalui perantaraan pemikul memanjang dan pemikul melintang. Jenis konstruksi gelagar induk menentukan jenis jembatan dinding (Indonesia P. , Peraturan Menteri Perhubungan No. 7 Tentang Penyelenggaraan Kereta Api Kecepatan Tinggi, 2022).

b. Jembatan Beton

Jembatan beton terdiri dari beberapa tipe, yaitu :

1) Jembatan Pelat Beton (Slab Bridge): pada bentang pendek, dibuat dari pelat beton bertulang yang padat atau berongga, yang biasanya dibuat in-situ.

2) Jembatan Pile Slab (Slab on Pile atau Pile Supported Slab):

pelat beton akan dijadikan titik tumpu oleh tiang pancang.

Hal ini terjadi jika tanah untuk tumpuan pelat beton terlalu lunak. Jembatan ini tersusun atas pelat beton, pile head, serta tiang pancang.

3) Jembatan gelagar balok (beam and slab bridge): Jenis jembatan beton yang paling umum digunakan, jembatan ini terdiri dari pelat dan balok beton yang digabungkan.

4) Jembatan gelagar boks (box girder bridge) : Gelagar boks beton pratekan adalah metode jembatan beton yang paling umum untuk bentang yang lebih besar. Gelagar bentang utamanya berongga dan berpenampang segi empat atau trapesium, bervariasi dari jembatan ke jembatan dan sepanjang bentang.

5) Jembatan pelengkung (arch bridge) merupakan jembatan dengan bentangannya panjang dapat menimbulkan beban

(26)

16 vertikal pada lengkungan, menyebabkan gaya tekan, dibuat dari bahan yang mampu menahan gaya beban yang berbeda.

6) Box Culvert merupakan jembatan dengan bentuk kotak (box) yang dibuat dari beton yang bertulang.

7) Gorong-gorong merupakan sebuah lubang atau pipa pembuangan air yang memungkinkan air mengalir di bawah jalan kereta api. Gorong-gorong biasanya lebih kecil daripada jembatan dan mulai dari pipa 0,3 meter hingga struktur beton bertulang. Biasanya, gorong-gorong dikelilingi tanah. Gorong-gorong dapat terbuat dari beton, baja galvanis, atau material lain yang memenuhi persyaratan (Indonesia P. , Peraturan Menteri Perhubungan No. 7 Tentang Penyelenggaraan Kereta Api Kecepatan Tinggi, 2022).

c. Jembatan Komposit

Jembatan komposit merupakan jembatan yang menggabungkan dua atau lebih bahan dengan sifat yang berbeda untuk menghasilkan sifat gabungan yang lebih baik.

Untuk membentuk jembatan komposit, baja digunakan sebagai gelagar dan beton bertulang sebagai lantainya. Untuk membuat jembatan komposit, penghubung geser (shear connector), digunakan untuk melekat kedua bahan secara menyeluruh di seluruh bentang (Indonesia P. , Peraturan Menteri Perhubungan No. 7 Tentang Penyelenggaraan Kereta Api Kecepatan Tinggi, 2022). Jembatan komposit yang terbuat dari baja dan beton memiliki gelagar memanjang yang terdiri dari perpaduan material beton dan baja yang kuat, yang masing-masing menahan gaya desak dan gaya tarik pada sisi atas profil komposit. Kedua jenis bahan yang berbeda tersebut

(27)

17 dihubungkan melalui pengikat shank (Cahya Witriyatna, 2018).

2.5. Pembangunan Jembatan

Dalam melaksanakan pembangunan jembatan kereta api, dapat dibedakan atas dua langkah, yakni (Taufik Gunawan, 1995) :

a. Pembuatan jembatan baru

Untuk jembatan baru, pemasangan dan perakitannya dilakukan di lokasi aslinya.

b. Penggantian jembatan lama

Lalu lintas kereta api tidak boleh terganggu selama penggantian jembatan lama. Kereta api tersebut harus terus beroperasi seperti biasa. Penggantian jembatan tidak memerlukan waktu yang cukup lama karena lalu lintas kereta api tidak boleh terganggu. Jika penggantian jembatan diperlukan waktu yang cukup lama, perjalanan kereta api yang tidak penting pada hari itu juga dapat dihapus. Pada proses penggantian jembatan lama, pembuatan jembatan baru dilakukan disebelah jembatan lama, setelah itu baru dilaksanakan penggeseran. Jembatan lama digeser ke sisi lain dan jembatan baru diposisikan di lokasi jembatan yang lama (lokasi seharusnya / jalur eksisting).

2.5.1. Penggantian Jembatan dengan Metode Penggeseran

Metode geser merupakan kegiatan menggeser rakitan jembatan dari suatu posisi ke posisi sebelahnya. Penggeseran dikerjakan di atas landasan geser dengan memakai derek. Karena itu, kontruksi landasan geser harus kuat dan stabil agar penggeseran bisa terlaksana (Taufik Gunawan, 1995).

Aspek-aspek yang harus dicermati dalam melaksanakan proyek ini yaitu :

(28)

18 a. Kontruksi perancah tidak diperkenankan terjadinya gerakan atau penurunan karna beban jembatan yang digeser di atas landasan geser.

b. Jembatan baru dan jembatan yang lama harus diposisikan di atas roller yang terdapat stopper untuk laju penggeseran jembatan dapat dikendalikan.

c. Di ujung landasan geser digunakan kontruksi penahan atau stopblock agar jembatan tidak terlepas saat penggeseran dilaksanakan.

d. Penggeseran dilaksanakan tahap demi tahap dengan kecepatan yang sama antara kedua ujung sisi ujung supaya posisi jembatan tidak membelok.

Gambar 2. 10. Jembatan Siap Untuk Digeser

Sumber : Tugas Akhir Taufik Gunawan, 1995

Gambar 2. 11. Jembatan Telah Digeser

Sumber : Tugas Akhir Taufik Gunawan, 1995

(29)

19 2.5.2. Penggantian Jembatan dengan Metode Tumbak Soyang

Metode tumbak soyang merupakan sebuah cara yang digunakan untuk memindahkan jembatan rangka baja yang telah selesai dilakukan perakitan dengan cara mengangkat jembatan dengan memakai alat berat berupa crane yang disebut tumbak soyang.

Tempat merakit dan tempat membuat jembatan yang baru ini umumnya dekat dari jalur kereta api, agar alat berat dapat mengaksesnya. Dikarenakan sistem pemindahan jembatan dengan metode diangkat, kegiatan merakit jembatan dilakukan di daratan agar pelaksanaannya lebih mudah (Taufik Gunawan, 1995).

Gambar 2. 12. Tampak Atas

Sumber : Tugas Akhir Taufik Gunawan, 1995

Gambar 2. 13. Pengangkatan Jembatan dengan Alat Berat

Sumber : Tugas Akhir Taufik Gunawan, 1995

(30)

20 2.6. Sarana Perkeretaapian

Kereta api merupakan sarana perkeretaapian yang menggunakan tenaga gerak yang beroperasi sendiri ataupun disambungkan dengan sarana perkeretaapian lain, yang akan beroperasi ataupun yang sedang beroperasi di jalan rel yang terkait dengan perjalanan kereta api (Indonesia P. , PM No.54 Tahun 2016 Tentang Standar Spesifikasi Teknis Identitas Sarana Perkeretaapian, 2016). Sarana merupakan alat yang dapat digunakan untuk membantu orang mencapai tujuan tertentu. Sarana dapat berbentuk benda bergerak atau tidak bergerak, biasanya kecil, dan dapat dipindah-pindah, dan berfungsi sebagai penunjang utama dalam suatu aktivitas. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, sarana merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk mencapai maksud tertentu.

Sarana perkeretaapian merupakan kendaraan yang bisa berjalan di jalan rel kereta api. Awak Sarana Perkeretaapian merupakan petugas yang ditempatkan di dalam kereta api oleh pihak penyelenggara sarana perkeretaapian saat perjalanan kereta api berlangsung (Indonesia P. , Undang Undang No. 23 Tahun 2007 Tentang Perkeretaapian, 2007).

Berdasarkan jenisnya, sarana perkeretaapian terbagi atas (Indonesia P. , PM No. 18 Tahun 2019 Tentang Standar Tempat dan Peralatan Perawatan Sarana Perkeretaapian, 2019) :

a. Lokomotif b. Kereta c. Gerbong

d. Peralatan Khusus 2.6.1. Lokomotif

Lokomotif merupakan jenis sarana perkeretaapian yang digerakkan oleh motor sendiri dan digunakan untuk menarik dan/atau mendorong kereta, gerbong, dan/atau peralatan khusus.

Lokomotif terbagi atas:

(31)

21 a. lokomotif elektrik, merupakan lokomotif yang menggunakan peralatan penggerak dengan sumber tenaga listrik dari luar lokomotif.

b. lokomotif diesel, merupakan lokomotif yang menggunakan peralatan penggerak dengan sumber tenaga motor diesel. Untuk lokomotif diesel, terdiri dari dua macam yaitu lokomotif diesel elektrik dan lokomotif diesel hidrolik (Indonesia P. , PM No.54 Tahun 2016 Tentang Standar Spesifikasi Teknis Identitas Sarana Perkeretaapian, 2016). Lokomotif diesel hidrolik merupakan lokomotif diesel yang menggunakan peralatan penerus daya hidrolik, sedangkan lokomotif diesel elektrik merupakan lokomotif yang menggunakan peralatan penerus daya elektrik (Indonesia P. , PM No.14 Tahun 2011 Tentang Standar, Tata Cara Pengujian, dan Sertifikasi Kelaikan Lokomotif, 2011).

Berdasarkan sumber tenaganya, lokomotif umumnya meliputi lokomotif uap, lokomotif diesel, dan lokomotif listrik.

1. Lokomotif uap merupakan jenis lokomotif dengan tenaga uap, dilengkapi dengan ketel untuk menghasilkan uap yang digunakan oleh mesin. Lokomotif uap yang pernah dipakai di Indonesia diantaranya B10;B11;B12;C13;C14;D50; E10;F10 dan lainnya. Lokomotif uap yang pernah digunakan di Sumatera Barat diantaranya yakni E1060 (Mak Itam).

Gambar 2. 14. Lokomotif Mak Itam

Sumber : Kabar Penumpang.com

(32)

22 2. Lokomotif Diesel merupakan lokomotif yang digerakkan oleh mesin diesel. Lokomotif diesel terdiri dari lokomotif diesel mekanik yang menggunakan transmisi mekanik untuk mentransfer tenaga ke roda, lokomotif diesel elektrik yang menggunakan transmisi listrik seperti BB200;BB201;BB204;CC203;CC204 dan lainnya, lokomotif diesel hidraulik yang menggunakan transmisi hidraulik seperti BB300;BB301;CC300;DD5512 dan lainnya , serta lokomotif turbin gas yang menggunakan tenaga turbin gas.

Gambar 2. 15. Lokomotif Diesel Hidraulik BB303

Sumber : Dokumentasi Pribadi

3. Lokomotif listrik merupakan lokomotif yang digerakkan oleh tenaga listrik. Lokomotif Listrik yang digunakan seperti ESS 3000; ESS3100;ESS3200 dan lainnya.

Berdasarkan jumlah gandarnya, lokomotif dibedakan berdasarkan :

1. Lokomotif BB merupakan lokomotif yang memiliki dua bogie yang masing-masing bogie terdiri dari dua gandar penggerak.

2. Lokomotif CC merupakan lokomotif yang memiliki dua bogie yang masing masing bogie terdiri dari tiga gandar penggerak (Indonesia P. , PM No.54 Tahun 2016 Tentang Standar Spesifikasi Teknis Identitas Sarana Perkeretaapian, 2016).

3. Lokomotif D merupakan lokomotif tanpa bogie yang terdiri dari empat gandar penggerak (Indonesia P. , PM No.54 Tahun

(33)

23 2016 Tentang Standar Spesifikasi Teknis Identitas Sarana Perkeretaapian, 2016).

2.6.2. Kereta dan Gerbong

Kereta merupakan sarana perkeretaapian yang ditarik menggunakan lokomotif atau digerakkan sendiri yang berfungsi untuk mengangkut penumpang. Kereta terdiri dari kereta dengan penggerak sendiri dan kereta yang ditarik oleh lokomotif. Kereta yang menggunakan penggerak sendiri dibedakan menjadi kereta rel Listrik (KRL), kereta rel diesel elektrik (KRDE), dan kereta rel diesel hidrolik (KRDH). Kereta yang ditarik menggunakan lokomotif dapat dibedakan atas, kereta penumpang, kereta makan, kereta pembangkit,kereta bagasi, dan kereta tidur (Indonesia P. , PM No.54 Tahun 2016 Tentang Standar Spesifikasi Teknis Identitas Sarana Perkeretaapian, 2016).

Gambar 2. 16. Kereta Penumpang KA Mineks, KA Lembah Anai, dan KA Parameks

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gerbong merupakan sarana perkeretaapian yang ditarik menggunakan lokomotif yang difungsikan untuk mengangkut barang. Gerbong mempunyai beberapa tipe, yakni gerbong datar (GD), gerbong terbuka (GB), gerbong tertutup (GT), dan gerbong tangki (GK) (Indonesia P. , PM No.54 Tahun 2016 Tentang Standar Spesifikasi Teknis Identitas Sarana Perkeretaapian, 2016).

(34)

24 Gambar 2. 17. Gerbong Tangki Kereta Semen Padang

Sumber : News Republika.co.id

2.6.3. Peralatan Khusus

Peralatan khusus merupakan sarana perkeretaapian tidak difungsikan untuk mengangkut penumpang maupun barang, namun difungsikan untuk keperluan tertentu. Peralatan khusus terdiri atas peralatan khusus dengan penggerak sendiri dan peralatan khusus yang ditarik oleh lokomotif. Peralatan khusus dapat dibedakan atas kereta inspeksi (lori), kereta penolong, kereta ukur, kereta derek, kereta Pembangunan dan perawatan jalan rel, dan kereta khusus (Indonesia P. , PM No.54 Tahun 2016 Tentang Standar Spesifikasi Teknis Identitas Sarana Perkeretaapian, 2016).

Gambar 2. 18. Kereta Inspeksi di Stasiun Pariaman

Sumber : Dokumentasi Pribadi

(35)

25

BAB III

METODOLOGI PELAKSANAAN

3.1. Waktu dan Tempat Kerja Praktik

Pelaksanaan kegiatan kerja praktik (KP) dilaksanakan selama delapan minggu, terhitung mulai dari tanggal 03 Juni 2024 - 26 Juli 2024. Tempat pelaksanaan kerja praktik berlokasi di Kantor Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II Padang, yang beralamat di Jl. Kartini, No.19, Kelurahan Padang Pasir, Kecamatan Padang Barat, Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat.

3.2. Jadwal Pengamatan Kerja Praktik

Adapun jadwal pengamatan pelaksanaan kerja praktik di Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II Padang, dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3. 1. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Kerja Praktik

No. Kegiatan Minggu Ke

1 2 3 4 5 6 7 8 1. Pelaksanaan Kegiatan Kerja

Praktik

2. Pengenalan Instansi dan Lingkungan Kerja

3. Penempatan pada Seksi Prasarana 4. Penempatan di Satuan Kerja

(SATKER) Kartini

5. Pengamatan dan pengumpulan data terkait dengan topik yang ingin dibahas di Kerja Praktik 6. Penempatan pada Seksi Lalu

Lintas, Sarana, dan Keselamatan (Seksi LSK)

7. Pengerjaan Laporan Kerja Praktik

(36)

26 3.3 Metode Pengamatan Kerja Praktik

Metode pengamatan kerja praktik yang digunakan harus sesuai dengan bidang yang ingin di dalami. Dalam hal ini, penulis mempelajari mengenai jalur kereta api terutama jembatan.

Kegiatan Kerja Praktik (KP) dipandu oleh pembimbing lapangan (supervisor) yang berperan dalam membimbing, mengarahkan, dan mengawasi penulis pada saat di lapangan.

Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis pada saat pelaksanaan kegiatan kerja praktik (KP) di Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II Padang.

3.3.1. Diskusi

Dalam pelaksanaan kegiatan kerja praktik, penulis menggunakan metode diskusi dalam pengumpulan data, dimana informasi yang penulis dapatkan diperoleh dari interaksi antara penulis dengan para pegawai yang bekerja di Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II Padang dan juga para kontraktor saat di lapangan. Metode diskusi ini dilakukan dengan penulis diminta untuk mempelajari peraturan yang berkaitan dengan jembatan terlebih dahulu, setelah itu penulis mengajukan pertanyaan kepada pegawai yang bekerja di Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II Padang lalu dijawab oleh pegawai tersebut, dan saat dilapangan bisa didiskusikan kembali dengan kontraktor yang bertugas di lapangan.

Metode ini sangat bagus digunakan karena dengan diskusi dapat memunculkan ide atau pandangan baru dari masing-masing pihak, penulis selaku partisipan juga dapat memahami secara lebih dalam menafsirkan topik yang sedang dibahas.

3.3.2. Observasi

Metode observasi merupakan teknik yang digunakan dalam mengumpulkan informasi dengan cara mengamati langsung kegiatan yang sedang terjadi dilapangan. Dengan metode observasi, penulis selaku partisipan dapat mengamati secara langsung situasi

(37)

27 dan kondisi yang ada dilapangan, serta data yang di dapat lebih nyata. Terdapat beberapa jenis observasi, seperti observasi partisipatif, observasi non partisipatif, observasi terstruktur, dan lain lainnya. Pada kegiatan pengumpulan data ini, penulis menggunakan jenis observasi non partisipatif yaitu jenis metode observasi yang dimana penulis hanya mengamati dan tidak terlibat dalam aktivitas subjek. Penulis hanya mencatat apa yang didengar dan dilihat tanpa mempengaruhi situasi di lapangan.

3.4. Diagram Alur Pelaksanaan Kerja Praktik

Gambar 3. 1. Diagram Alur Kerja Praktik

Sumber : Dokumen Pribadi

(38)

28

BAB IV

GAMBARAN UMUM

4.1. Sejarah dan Perkembangan Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II Padang

Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II Padang mulai berdiri pada tahun 2015. Hal ini sesuai dengan PM 63 Tahun 2014 yang kemudian diubah menjadi PM 36 Tahun 2022 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Teknik Perkeretaapian menjadi Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II Padang. Sesuai PM 36 Tahun 2022, tugas Balai Teknik Perkeretaapian yaitu melaksanakan peningkatan, pengembangan, pengelolaan, pemeliharaan, pemanfaatan prasarana perkeretaapian dan pengawasan penyelenggaraan sarana, dan keselamatan perkeretaapian yang bertanggung jawab langsung kepada Direktur Jenderal Perkeretaapian (Indonesia P. , PM 36 Tahun 2022 Organisasi dan Tata Kerja Balai Teknik Perkeretaapian, 2022). Untuk mengakomodir luasnya cakupan wilayah kerja dibentuk satuan pelayanan.

4.2. Profil Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II Padang

Balai Teknik Perkeretaapian adalah unit pelaksana teknis di lingkungan Kementrian Perhubungan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Perkeretaapian. Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II Padang merupakan balai teknik perkeretaapian yang memimpin wilayah Sumatera Bagian Barat dan juga Bengkulu, yang melakukan fungsi pengawasan terhadap pengoperasian perkeretaapian yang dilakukan oleh Divisi Regional II Sumatera Barat (DIVRE II SUMBAR). Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II Padang bertempat di Jl.Kartini No.19, Kelurahan Padang Pasir, Kecamatan Padang Barat, Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat, 13420. Dalam menjalankan tugasnya Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II Padang mewadahi Divisi Regional II Sumatera Barat ( DIVRE II SUMBAR ) yang bertugas untuk mengoperasikan kereta

(39)

29 api yang dibawahi oleh PT. Kereta Api Indonesia (Persero). Wilayah kerja Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II Padang mencakup seluruh jalur aktif dan nonaktif yang ada di Wilayah Sumatera Bagian Barat dan Provinsi Bengkulu.

Gambar 4. 1. Peta Lintas Kereta Api Wilayah Sumatera Bagian Barat

Sumber : Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II Padang

Gambar 4. 2. Kantor Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II Padang

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II Padang menyelenggarakan tugasnya yakni melaksanakan peningkatan, pengembangan, pengelolaan,

(40)

30 pemeliharaan, pemanfaatan prasarana perkeretaapian, dan pengawasan penyelenggaraan sarana, dan keselamatan perkeretaapian.

4.3. Visi dan Misi Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II Padang

Berikut dijabarkan mengenai Visi dan Misi Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II Padang (Kemenhub, 2021).

4.3.1. Visi Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II Padang

Dalam rangka mendukung visi Direktorat Jenderal Perkeretaapian “Mewujudkan Perkeretaapian yang Andal, Berdaya Saing, Berintegrasi, Berteknologi, dan Terjangkau”, maka Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II Padang menetapkan visi yang selaras dan sejalan dengan visi Direktorat Jenderal Perkeretaapian yakni

“Mewujudkan penyelenggaraan perkeretaapian Wilayah Sumatera Bagian Barat menjadi handal dan memberikan nilai tambah”.

4.3.2. Misi Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II Padang

Dalam rangka mewujudkan visi Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II Padang, maka dirumuskan sejumlah misi yang akan dilaksanakan pada tahun 2020-2024 sebagai berikut :

a. Meningkatkan konektivitas jaringan perkeretaapian di wilayah kerja Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II Padang.

b. Meningkatkan kinerja pelayanan transportasi perkeretaapian di wilayah kerja Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II Padang.

c. Meningkatkan keselamatan transportasi perkeretaapian di wilayah kerja Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II Padang.

d. Menyelenggarakan pembinaan, pengendalian, dan pengawasan perkeretaapian secara akuntable dan transparan di lingkungan Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II Padang.

4.4. Struktur Organisasi Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II Padang Dalam menjalankan tugasnya, Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II Padang mengacu pada suatu struktur organisasi yang dikepalai oleh Kepala

(41)

31 Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II Padang. Berikut merupakan struktur organisasi Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II Padang :

Gambar 4. 3. Struktur Organisasi Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II Padang

Sumber : Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II Padang

Tugas dari masing-masing bagian di lingkup Balai Teknik Perkeretaapian, yaitu :

a. Kepala Balai

Melaksanakan peningkatan dan pengawasan prasarana, serta pengawasan dan penyelenggaraan sarana lalu lintas, angkutan, dan keselamatan perkeretaapian.

b. Seksi Prasarana Perkeretaapian

Melakukan kegiatan pengawasan dan peningkatan di bidang prasarana yang meliputi:

1) Bahan pelaksanaan pembangunan prasarana perkeretaapian.

2) Mengkoordinasikan bahan pelaksanaan kelaikan prasarana perkeretaapian.

3) Mengkoordinasikan bahan pengawasan prasarana perkeretaapian.

(42)

32 4) Mengkoordinasikan bahan pengawasan pelaksanaan pembangunan

prasarana perkeretaapian.

5) Mengkoordinasikan bahan rehabilitasi dan perbaikan prasarana perkeretaapian.

6) Mengkoordinasikan bahan pengelolaan logistic material dan peralatan kerja.

7) Mengkoordinasikan bahan pengawasan sertifikasi kelaikan prasarana perkeretaapian.

8) Mengkoordinasikan bahan pengawasan pemanfaatan aset prasarana perkeretaapian.

c. Seksi Lalu Lintas, Sarana, dan Keselamatan Perkeretaapian

Rincian kegiatan pengawasan terhadap penyelenggaraan Lalu Lintas, Sarana, dan Keselamatan Perkeretaapian meliputi:

1) Mengawasi penyusunan bahan pengawasan kelaikan sarana.

2) Mengawasi penyusunan bahan pengawasan sertifikasi kelaikan sarana perkeretaapian.

3) Mengawasi penyusunan bahan pengawasan penataan jaringan jalur kereta api.

4) Mengawasi penyusunan bahan pengawasan jaringan jalur kereta api aktif dan nonaktif.

5) Mengawasi penyusunan bahan pengawasan pengoperasian sarana.

6) Mengawasi penyusunan bahan pengembangan usaha.

7) Mengawasi penyusunan bahan kegiatan analisis dan penelaahan permasalahan-permasalahan hukum serta dasar legalitas kebijakan pembangunan perkeretaapian.

8) Mengawasi penyusunan bahan pengawasan pelaksanaan analisis dan penanganan kecelakaan.

9) Mengawasi penyusunan bahan pengawasan pelaksanaan kegiatan peningkatan keselamatan perkeretaapian.

10) Mengawasi penyusunan bahan pengawasan pelaksanaan identifikasi daerah rawan kecelakaan dan bencana alam.

(43)

33 d. Sub Bagian Tata Usaha

Melakukan rincian, tanggapan, dan kehumasan yang meliputi:

1) Mengkoordinasikan kegiatan ketatausahaan dan kesekretariatan di lingkungan Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II Padang.

2) Mengkoordinasikan kegiatan kerumah-tanggaan di lingkungan Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II Padang.

3) Mengkoordinasikan kegiatan pengelolaan keuangan di lingkungan Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II Padang.

4) Mengkoordinasikan kegiatan kehumasan di lingkungan Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II Padang.

4.5. Filosofi Logo Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II Padang

Gambar 4. 4. Logo Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II Padang

Sumber : Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II Padang

Makna logo Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II Padang diambil dari perpaduan antara Kementrian Perhubungan dalam hal ini Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II Padang sebagai perpanjangan tangan dengan adat budaya Minangkabau yang hidup di Sumatera Barat. Bentuk tipografi dari kalimat “RANCAK” sendiri juga diambil dari bahasa Minang yang berarti

(44)

34

“bagus” yang merupakan identitas dari Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II Padang yang berada di Kota Padang. Berikut uraian logo :

a. Logo perhubungan

Memiliki arti bahwa Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II Padang adalah bagian yang tak terpisahkan dari Kementrian Perhubungan yang mempunyai tugas fungsi pembangunan perkeretaapian di Provinsi Sumatera Barat.

b. Rumah Bagonjong

Memiliki arti bahwa ini merupakan ciri khas dari bangunan yang ada di Provinsi Sumatera Barat. Artinya, Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II Padang dalam membangun perkeretaapian selalu memperhatikan kearifan lokal dan mengedepankan koordinasi dengan pemerintah Provinsi Sumatera Barat.

c. Sarana Kereta Api

Memiliki arti bahwa pembangunan yang dilakukan oleh Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II Padang untuk meningkatkan layanan angkutan kereta api di wilayah kerja balai.

d. Rel Kereta Api

Memiliki arti bahwa, Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II Padang selaku regulator mempunyai tugas dan fungsi dalam rangka pembangunan prasarana perkeretaapian agar pelayanan kereta api semakin aman, nyaman, baik, dan terjamin keselamatan penumpangnya sampai ke tujuan.

4.6. Nilai-nilai Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II Padang

Nilai-nilai yang diterapkan oleh Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II Padang yakni :

a. Responsif

Memiliki arti bahwa cepat tanggap dalam melakukan tugas dan memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat.

b. Akuntabel

(45)

35 Memiliki arti bahwa transparansi dalam bekerja dan dapat dipertanggungjawabkan.

c. Cakap

Memiliki arti bahwa kemampuan yang kompeten dibidang perkeretaapian.

(46)

36

BAB V PEMBAHASAN

5.1. Bangunan Hikmat No.8

Bangunan Hikmat (BH) No.8 merupakan salah satu prasarana perkeretaapian berupa jembatan kereta api yang bangunan atasnya bertipe dinding rangka terbuka, dengan bentang 25 m yang terletak di Jalan Pampangan, Kelurahan Pampangan Nan XX, Kecamatan Lubuk Begalung, Km 2+772 antara Stasiun Bukit Putus-Stasiun Padang, Lintas Teluk Bayur-Sawahlunto, Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat. Berdasarkan koordinat, BH No.8 terletak di titik 0°58'42"S 100°23'09"E.

Jembatan kereta api ini telah dibangun sejak zaman era penjajahan Belanda dan telah dilakukan perbaikan sekitar tahun 2001. Jembatan kereta api ini merupakan salah satu jembatan yang digunakan sebagai penghubung jalur yang terpisah oleh sungai dengan nama Sungai Jirek yang dilalui oleh rangkaian kereta api pembawa batu bara dari Kota Sawahlunto menuju Emmahaven atau Pelabuhan Teluk Bayur pada zaman dulunya. Jembatan ini diperkirakan selesai dibangun pada tahun 1891.

Jembatan kereta api BH No.8 antara Stasiun Bukit Putus-Stasiun Padang Lintas Teluk Bayur-Sawahlunto ini pada awalnya memiliki kapasitas beban gandar sebesar 9 ton dengan ruang bebas yang sempit dan hanya dapat dilalui oleh lokomotif berjenis BB, yaitu lokomotif yang memiliki dua bogie dengan masing-masing bogie terdiri dari dua gandar penggerak. Karena itu, dilakukan peningkatan jalur kereta api dengan melaksanakan penggantian jembatan dengan metode penggeseran. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas atau spesifikasi teknis jalur kereta api dan kelas jalan kereta api antara Stasiun Bukit Putus-Stasiun Padang sehingga terciptanya perjalanan kereta api yang aman dan handal serta memberikan kenyamanan bagi masyarakat pengguna transportasi kereta api.

(47)

37 Proses penggeseran jembatan merupakan salah satu metode kerja yang digunakan dalam pelaksanaan proyek peningkatan jembatan. Peningkatan yang dilaksanakan pada jembatan kereta api BH No.8 antara Stasiun Bukit Putus-Stasiun Padang Lintas Teluk Bayur-Sawahlunto dilakukan untuk meningkatkan kapasitas daya tampung beban gandar kereta api yang dapat dilayani oleh jembatan. Peningkatan ini dilakukan dengan mengganti struktur bawah maupun struktur atas jembatan lama dengan struktur yang baru. Setelah dilaksanakan peningkatan, saat ini jembatan BH No.8 antara Stasiun Bukit Putus-Stasiun Padang Lintas Teluk Bayur-Sawahlunto dapat menahan beban gandar hingga 18 ton dan dapat dilalui oleh lokomotif berjenis CC, yaitu lokomotif yang memiliki dua bogie dengan masing masing bogienya memiliki tiga gandar.

5.2. Metode Pelaksanaan Pengerjaan Peningkatan Jembatan

Pekerjaan penggantian jembatan BH No. 8 antara Stasiun Bukit Putus- Stasiun Padang, Lintas Teluk Bayur-Sawahlunto meliputi beberapa pekerjaan, yakni :

a. Pekerjaan struktur bawah

1. Jembatan BH No.8 abutment 1 menggunakan pondasi boredpile dengan diameter 80 cm banyaknya 6 titik dengan panjang boredpile 24 m.

2. Jembatan BH No.8 abutment 2 menggunakan pondasi boredpile dengan diameter 80 cm banyaknya 6 titik dengan panjang boredpile 24 m.

b. Pekerjaan struktur atas

Jembatan baja type WPT 26 bentang 25 m dan pemasangan andas baru.

c. Pekerjaan track

Berupa pemasangan bantalan beton dan penambatnya serta pengelasan rel R.54.

d. Pekerjaan sipil

Berupa pengerjaan Dinding Penahan Tanah (DPT) dengan batu kali.

(48)

38 Bahan dan peralatan yang digunakan pada proyek peningkatan jembatan BH No.8 antara Stasiun Bukit Putus-Stasiun Padang Lintas Teluk Bayur-Sawahlunto yakni:

a. Bahan Bangunan

1. Beton ready mix, yakni adukan beton segar yang siap dicor yang telah dibuat diluar lokasi proyek oleh pabrik dengan mutu yang sesuai pesanan pada proyek ini yakni K-300, serta harus memenuhi persyaratan ASTM C 94-81.

Gambar 5. 1. Beton ready mix

Sumber : Kontraktor

2. Baja tulangan atau besi beton, dikarenakan beton kuat terhadap tekan tetapi lemah terhadap tarik, maka digunakan baja tulangan agar struktur mampu menahan gaya tarik yang bekerja. Tulangan dipakai untuk memikul gaya lentur yang bekerja pada pondasi boredpile dan abutment. Baja yang dipakai pada pengerjaan ini yakni baja tulangan D 39 Ulir.

Gambar 5. 2. Baja Tulangan

Sumber : Kontraktor

(49)

39 3. Kawat bendrat, yakni kawat yang terbuat dari baja lunak berdiameter minimum 1 mm dan memiliki fungsi untuk mengikat rangkaian baja tulangan agar kedudukannya tidak berubah dan bendrat juga berfungsi sebagai memperkuat hubungan antar sambungan tulangan sehingga sambungan dapat bekerja sama menahan beban yang bekerja.

Gambar 5. 3. Kawat Bendrat

Sumber : Kontraktor

4. Balok kayu, yaitu balok kayu 5/7 untuk pengunci/stopper atau penguat rusuk bekisting dan balok 7/10 untuk support bekisting landasan balok.

Gambar 5. 4 Balok Kayu

Sumber : Kontraktor

5. Multipleks biasa, digunakan sebagai dinding bekisting dengan tebal 12 mm.

(50)

40 Gambar 5. 5. Multipleks Biasa

Sumber : Kontraktor

6. H beam, untuk penyangga jembatan selama proses pelaksanaan perkerjaan berlangsung. Pada proyek ini, H beam yang digunakan yakni H beam 300, H Beam 400, dan IWF 600.

Gambar 5. 6. H Beam

Sumber : Kontraktor

b. Peralatan Proyek

1. Concrete mixer truck, untuk mengangkut adukan beton segar ke tempat pengerjaan royek. Mesin ini ada yang memiliki kapasitas 5m3 dan ada juga yang berkapasitas 7m3.

(51)

41 Gambar 5. 7.Concrete mixer truck

Sumber : Kontraktor

2. Soil drilling (alat bored pile), untuk membuat lubang yang akan digunakan untuk pondasi bored pile dengan cara mengebor tanah.

Gambar 5. 8. Soil drilling

Sumber : Kontraktor

3. Mobile crane, untuk memindahkan peralatan yang tidak dapat dipindahkan dengan tenaga manusia, seperti memindahkan plat baja, mengangkat H beam, memasukkan tulangan bored pile, dan lainnya.

Gambar 5. 9. Mobile crane

Sumber : Kontraktor

(52)

42 4. Concrete pump truck, alat bantu untuk memompa dan mengalirkan adukan beton ready mix concrete mixer truck ke titik pengecoran.

Gambar 5. 10. Concrete pump truck

Sumber : Kontraktor

5. Trailer, unuk mengangkut H beam yang akan digunakan sebagai penyangga jembatan baru dan juga untuk mengangkut rangka jembatan dari pabrik menuju lokasi pekerjaan.

Gambar 5. 11. Trailer

Sumber : Kontraktor

6. Dump truck, untuk mengangkut material dari gudang ke lokasi pengerjaan proyek.

(53)

43 Gambar 5. 12. Dump truck

Sumber : Kontraktor

7. Hammer, untuk memancang sheet pile maupun H beam.

Gambar 5. 13. Hammer

Sumber : Kontraktor

8. Theodolite, untuk menghitung pengukuran dan pematokan sehingga kebenaran setting out pekerjaan diperoleh kebenaran posisi dan koordinat bagian pekerjaan.

Gambar 5. 14. Theodolite

Sumber : Kontraktor

(54)

44 9. Pembengkok tulangan (Bar Bender), untuk menekuk baja tulangan sesuai dengan desain rencana perencanaan. Pembengkok tulangan yang digunakan yakni tipe Orimas HBB38.

Gambar 5. 15. Foto Alat Barbender tipe Orimas HBB38

Sumber : Kontraktor

10. Pemotong tulangan (Bar Cutter), untuk mempermudah pekerjaan pemotongan baja tulangan sesuai ukuran yang telah direncanakan.

Pada proyek ini, digunakan pemotong tulangan mekanis. Tulangan yang dapat menggunakan alat ini tidak hanya yang berdiameter besar saja, namun juga bisa tulangan berdiameter kecil.

Gambar 5. 16. Pemotong tulangan

Sumber : Kontraktor

11. Perancah (penyanggan jembatan baru), untuk menahan jembatan lama serta penyangga pada saat perakitan jembatan baru.

(55)

45 Gambar 5. 17. Perancah

Sumber : Kontraktor

12. Mesin las dan blender, mesin las untuk merangkai H beam perancah penahan jembatan, gas acitilin dicampur oksigen yang dicampur dengan oksigen (disebut blender) untuk memotong besi.

Gambar 5. 18. Mesin las dan blender

Sumber : Kontraktor

13. Peralatan bantu, seperti benang, cangkul dan sekop, ember dan gerobak dorong, dolak, linggis, meteran, catut dan tang, palu, martil, gergaji, dan lainnya.

Pekerjaan persiapan geseran BH No.8 antara Stasiun Bukit Putus- Stasiun Padang Lintas Teluk Bayur-Sawahlunto meliputi :

a. Pemasangan H beam geseran

Referensi

Dokumen terkait